Anda di halaman 1dari 11

AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN

BANGSA INDONESIA DI LINGKUNGAN KAMPUS

DISUSUN OLEH :
HAFRIEL PRYO ATMOJO
03051282328036
Supervisor : MERY YANTI

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada tuhan yang maha Esa, berkat Rahmat dan izinnya, kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai “Aktualisasi Pancasila Sebagai Paradigma
Kehidupan Bangsa Indonesia di Lingkungan Kampus”Terima kasih tak terhingga kami
dedikasikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung terselesaikannya makalah
ini.

Terima kasih tak terhingga kami haturkan kepada Bu Mery Yanti, S.Sos M Si
selaku dosen pembimbing kami yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini.

Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, dan tidak lepas dari kekurangan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
sebagai bahan perbaikan dalam penulisan karyailmiah selanjutnya. Penyusunan
makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan rekan rekan semua, dan dosen mata
kuliah Pancasila,Kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca dan dapat menambah wawasan tentang yang tak lepas dari Biologi sebagai
bidang mata pelajaran.

INDRALAYA, 26 NOVEMBER 2023

HAFRIEL PRYO ATMOJO


II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2

2.1 Pengertian Paradigma ....................................................................................2


2.2 Tri Darma Perguruan Tinggi ......................................................................3
2.3 Kampus sebagai Kekuatan Moral Pengembangan Hukum dan HAM ..........4
BAB III PENUTUP ................................................................................................7

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................7


DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................8

III
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ideologi dasar negara merupakan standar pemikiran bagi seluruh warga negara
Indonesia yang mencakup dalam berbagai bidang kehidupan. Namun faktanya yang
terjadi pada saat ini adalah nilai-nilai luhur Pancasila yang semakin hari semakin
memudar akibat pengaruh dari pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Banyak sekali kasus-kasus yang melibatkan generasi etnis mencerminkan
kelemahan sebagai karakter bangsa Indonesia. Meningkatnya angka kejahatan di
Indonesia semakin banyaknya korupsi yang melanda dan para generasi muda yang
sering melakukan hubungan seks bebas serta SDA yang sangat rendah.

Untuk mengembalikan nilai-nilai Pancasila yang sesuai dengan ketetapan para


leluhur bangsa Indonesia sebelumnya bangsa Indonesia sendiri harus melakukan
upaya-upaya untuk memberantas hal-hal tersebut melalui realisasi sosialisasi nilai-
nilai Pancasila yang diharapkan untuk menjaga nilai Pancasila agar tetap ada pada
masyarakat Indonesia. Hal ini banyak melibatkan beberapa pihak untuk
berpartisipasi secara aktif dalam menjaga nilai-nilai Pancasila dari berbagai aspek
kehidupan. Baik itu pihak yang bersifat formal informal ataupun nonformal. Tujuan
untuk membentuk kembali karakter bangsa Indonesia yang baik dan mampu
menjaga keakredibilitas Pancasila di masyarakat serta meningkatkan kesadaran dan
tanggung jawab sebagai generasi bangsa Indonesia untuk masa depan yang
gemilang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud paradigma?
2. Apa yang dimaksud Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai sarana mencapai
tujuan Perguruan Ttinggi?
3. Mengapa kampus sebagai kekuatan moral pengembangan hukum dan
HAM?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Terkait dari rumusan masalah di atas adapun tujuan dari materi yang akan
disampaikan
1. Memahami dan mengerti apa yang dimaksud dengan paradigma
2. Memahami dan mengerti yang dimaksud dengan Tri Darma Perguruan
Tinggi sebagai sarana menmcapai tujuan Perguruan Tinggi.
3. Memahami dan mengerti kampus sebagai kekuatan moral pengembangan
hukum dan HAM.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paradigma


Istilah “paradigma” pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu
pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan Secara
terminologis tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia ilmu
pengetahuan adalah Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul“The
Structure Of Scientific Revolution”, paradigma adalah suatu asumsi-asumsi
dasar dan teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai) sehingga
merupakan suatu sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu
pengetahuan itu sendiri. Dalam ilmu-ilmu social manakala suatu teori yang
didasarkan pada suatu hasil penelitian ilmiah yang mendasarkan pada metode
kuantitatif yang mengkaji manusia dan masyarakat berdasarkan pada sifat-sifat
yang parsial, terukur, korelatif dan positivistik, maka hasil dari ilmu pengetahuan
tersebut\ secara epistemologis hanya mengkaji satu aspek saja dari obyek ilmu
pengetahuanya itu manusia.

Oleh karena itu kalangan ilmuan social kembali mengkaji paradigm ilmu
tersebut yaitu manusia. Berdasarkan hakikatnyamanusia dalam kenyataan
objektivnya bersifat ganda bahkan multidimensi. Atas dasar kajian paradigma
ilmu pengetahuan social tersebut kemudian dikembangkanlah metode baru
berdasarkan hakikatnya dan sifat paradigma ilmu tersebut yaiyu manusia, yaitu
metode kualatif. Istilah ilmiah tersebut kemudian berkembang dalam berbagai
bidang kehidupan manusia serta ilmu pengetahuan lain misalnya politik, hokum,
ekonomi, budaya dan bidang lainnya. Dalam masalah yang popular istilah
paradigma berkembang menjadi terminology yang mengandung konotasi
pengertian sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar,sumber asas serta
tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses dari suatu bidang
tertentu termasuk dalam bidang pembangunan & Pendidikan.

2
2.2 Tri Darma Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk:
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memilik
kemampuan akademik dan/ atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/ atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,
teknologi dan atau kesenian

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan


atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud


berpedoman pada:
1.Tujuan pendidikan nasional;
2.Kaidah, moral, dan etika ilmu pengetahuan;
3.Kepentingan masyarakat, serta
4.Memperlihatkan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut perguruan tinggi
menyelenggarakan kegiatan yang disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
yakni kegiatan yang terdiri dari:
1. Pendidikan, merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia
terdidik yang memiliki kemampuan akademik dan/ atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan/ atau menciptakan IPTEK dan
seni.
2. Penelitian, merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan
empirik, teori, konsep, metodologi, model, atau informasi baru guna
memperkaya IPTEK dan seni.
3. Pengabdian kepada masyarakat, merupakan kegiatan yang
memanfaatkan IPTEK dalam upaya memberikan sumbangan demi
kemajuan masyarakat.

3
Dengan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi keluaran yang
diharapkan dari kegiatan tersebut adalah:

a) Pendidikan. Lulusan perguruan tinggi, serta peningkatan produktivitas


masyarakat karena keterlibatanya lulusan dalam proses produksi.
b) Penelitian. Pengetahuan, ilmu dan teknologi baru, serta nilai tambah
(dalam arti luas) yang terjadi karena penyebarluasan hasil penelitian.
c) Pengabdian kepada masyarakat. Pengetahuan dan pelaksanaan kegiatan
pembangunan di masyarakat serta peningkatan kepercayaan dan
kehendak masyarakat untuk melibatkan perguruan tinggi dalam masalah
pembangunannya.

2.3 Kampus sebagai Kekuatan Moral Pengembangan Hukum dan HAM


Pembicaraan tentang kampus mengingatkan kita kepada kehidupan
ilmiahdengan ciri utama kebebasan berfikir dan berpendapat, kreativitas,
argumentative, tekun, dan melihat jauh ke depan sambil mencari manfaat praktis
dari suatu ide ataupun penemuan. Perpaduan cirri tersebut di dalam kehidupan
kampus melahirkan gaya hidup tersendiri yang merupakan variasi dari corak
kehidupan yang menjadikan kampus sebagai pedoman dan harapan masyarakat.
Gambaran klasik yang lebih bertumpu kepada kehidupan akademik itu,
sesungguhnya lebih mewakili fokus kehidupan kampus pada abad kesembilan belas
masa colonial dulu. Setelah jatuhnya rezim pemerintahan Orde Baru akibat dari
perbedaan misi dan visi dengan kalangan kampus yang semakin meruncing, maka
kehadiran kampus sebagai usaha meluruskan jalannya kehidupan bernegara tidak
dapat disangkal lagi. Namun, jatuhnya Soeharto kehidupan kenegaraan
meninggalkan setumpuk permasalahan yang tidak mudah diselesaikan dalam waktu
yang sangat singkat. Permasalahan utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam
rangka pendidikan Pancasila ini adalah pembangunan Hukum dan Hak Asasi
Manusia (HAM).

4
Apabila berbagai persoalan utama dalam kehidupan ketatanegaraan kita
semenjak kemerdekaan tidak lepas dari kekuatan moral dari kalangan kampus,
maka reformasi yang menjadi tuntutan utama kalangan kampus tertentu tidak lepas
dari upaya mereka dalam mencari solusi pemecahannya. Reformasi menyeluruh
yang dikehendaki oleh semua lapisan masyarakat dewasa ini adalah tuntutan agar
kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan Republik Indonesia ditegakkan. Oleh
sebab itu, perwujudan Negara berdasarkan kepada hokum dan pemerintahan yang
konstitusional benar-benar dapat diabadikan untuk memenuhi aspirasi dan
kepentingan rakyat sesuai dengan tujuan Negara. Hukum di Indonesia dalam rangka
prakteknya belum mengembirakan, karena kesadaran hokum dikalangan supra-
struktur dan infra-struktur masih memprihatinkan.

Permasalahan yang actual tentang hokum di Indonesia yang mendesak


untuk dicarikan solusinya adalah masalah independensi institusi lembaga peradilan,
law enforcement, dan masalah HAM. Kenyataan bahwa Republik Indonesia adalah
berdasarkan hokum, bukan kekuasaan belaka, hokum menjanjikan untuk menjadi
sarana yang terpercaya guna melakukan usaha rekayasa social. Tugas penting dan
berat yang diterima sarjana hokum termasuk kalangan kampus adalah menciptakan
masyarakat Indonesia baru yang didasarkan pada Pancasila melalui hokum.
Rekayasa social tersebut menurut Satjipto (1991) dimulai dari sumber nilai-nilai
yang merupakan orientasi tertinggi dalam teknik pengaturan hokum.

Penjabaran Pancasila ke dalam postulat hokum terlebih dahulu, sebagai


langkah sistematis memasukan Pancasila ke dalam sistem hokum Indonesia.
Postulat hokum yang diusulkan dan didasarkan pada Pancasila ini dimulai dengan
diinginkan dalam suatu masyarakat yang berdasarkan Pancasila. Dalam
perkembangan penegakan hokum sepangjang masa pemerintahan Indonesia Orde
Lama dan khususnya orde baru banyak kasus hokum menunjukkan gejala kian
dalamnya pengaruh kekuasaan terhadap lembaga peradilan dan aparat penegak
hokum. Masyarakat hampir setiap saat mempersoalkan mental dan etika aparat
penegak hokum dengan terjadinya perlakuan tidak manusiawi (Pelanggaran HAM).

5
Banyak keputusan peradilan bertentangan dengan perasaan keadilan masyarakat,
seperti kasus kerusuhan 27 Juli 1996, kasus santet di Banyuwangi, penembakan
mahasiswa di Universitas Trisakti, semanggi berdarah, Ambon, Ketapang, Sambas,
Kasus Kekayaan mantan Presiden Soeharto, dan lain sebagainya.

Penegakan HAM, khususnya untuk menyatakan untuk menyatakan apa


yang dianggap benar, seharusnya menjamin bahwa kemakmuran yang diperoleh
oleh suatu Negara secara nyata di rakyat kecil dapat menikmatinya. Bagaimanakah
usaha merealisasikan perjuangan menegakkan HAM untuk meningkatkan
kemakmuran rakyat secara merata? Apabila kita memperhatikan peranan kampus
sebagaimana diuraikan di atas jelas peranan kampus memiliki peranan yang sangat
besar. Kampus melalui kajian ilmiah, mimbar akademik yang bebas, budaya
akademik, dan berfikir rasional objektif dengan menggunakan metodologi ilmiah
dalam kerangka pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, akan mempunyai
peluang yang sangat besar untuk berperan serta sebagai kekuatan moral (moral
force) untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara

6
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan merupakan suatu sumber nilai,
kerangka pikir, model, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan
pembangunan. Yang meliputi pembangunan politik, IPTEK, pengembangan bidang
politik, poembangunan ekonomi, pembangunan social budaya, pengembangan
hankam, pembangunan pertahanan keamanan, dan sebagai reformsi, baik itu
reformasi hukum ataupun reformasi politik. Semuanya ditujukan untuk membuat
menjadikan bangsa yang semakin berkembang dan masyarakat yang semakin
mapan.

Pancasila sebagai aktualisasi diri yang berarti betul-betul ada, terjadi atau
sesungguhnya. Sehingga terbentuklah aktualisasi objektif dan subjektif. Aktualisasi
Pancasila yang objektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam bentuk realisasi dalam
setiap aspek penyelenggaraan negara, baik di bidang legislatif, eksekutif, yudikatif
maupun semua bidang kenegaraan lainnya. Aktualisasi Pancasila yang subyektif
adalah pelaksanaan dalam sikap pribadi, perorangan, setiap warga negara, setiap
individu, setiap penduduk, setiap penguasa, dan setiap orang Indonesia.

Aktualisasi diripun meliputi mencakup dalam tridarma perguruan tinggi, budaya


akademik dan lingkungan kampus sebagai moral force pengembangan hukum dan
HAM, yang mencerminkan bahwa aktualisasi diri itupun benar-benar ada dan
terjadi di sekitar kita. Termasuk dalam lingkungan kamp us.

7
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.unikom.ac.id/37866/1/%28Pertemuan%20XII%29%20Aktual
isasi%20Pancasila%20dalam%20Lingkungan%20Perguruan%20Tinggi.pd
f
https://www.scribd.com/document/442986267/AKTUALISASI-PANCASILA-
SEBAGAI-PARADIGMA-KEHIDUPAN-INDONESIA-DI-
LINGKUNGAN-KAMPUS-docx
https://www.scribd.com/doc/250430452/Makalah-Pancasila-Sebagai-
Paradigma-Kehidupan-Kampus
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pancasila++seba
gai+paradigma+kehidupan+berbangsa+dan+bernegara+&btnG=#d=gs_qa
bs&t=1701004632270&u=%23p%3DFydKAJBv50kJ

Anda mungkin juga menyukai