Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PANCASILA

Yang Meliputi :

“URGENSI PANCASILA DALAM PERKEMBANGAN ILMU DAN


PENGETAHUAN”

Dosen Pengampuh :
SALMAN, S.H.I,M.H

Yang Disusun Oleh:


Dara Kastiranda : 23042231007
Rismaya Ika Widyana : 23042231019
Nadya Pingkan : 230422310
Anter Kusuma : 23042231004

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MERANGIN
TAHUN 2033
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Dampak
Penggunaan Gawai pada Anak Usia di Bawah Umur".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Bangko, 21 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................................1
2 Tujuan...............................................................................................................................1
3 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu………………………….2
B. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ………………………………………….2
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia………………………..2
D, Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi…….3
E. Contoh Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi……………………………………………………………………………..4
1. Sila pertama ……………………………………………………………………….4
2. Sila keudua…………………………………………………………………………4
3. Sila ketiga…………………………………………………………………………..4
4. Sila keempat………………………………………………………………………..5
5. Sila kelima …………………………………………………………………………5

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN................................................................................................................. .6

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Rumusan Masalah
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama
dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengakomodir
seluruh aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula
halnya dalam aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan Pancasila sebagai paradigma
ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat niscaya. Sebab,
pengembangan ilmu yang terlepas dari nilai ideologi bangsa, justru dapat mengakibatkan
sekularisme, seperti yang terjadi pada zamanRenaissancedi Eropa.Bangsa Indonesia
memiliki akar budaya dan religi yang kuat dan tumbuh sejak lama dalam kehidupan
masyarakat sehingga manakala pengembangan ilmu tidak berakar pada ideologi bangsa,
sama halnya dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa arah dan orientasi yang jelas.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini mencapai kemajuan
pesat sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa. Pengembangan
iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya iptek selalu
berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan
dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat
objektivitas, di pihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama
dalam pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Kuntowijoyo dalam
konteks pengembangan ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang sering
mencampuradukkan antara kebenaran dan kemajuan sehingga pandangan seseorang
tentang kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang dilihatnya. Kuntowijoyo menegaskan
bahwa kebenaran itu bersifatnon-cumulative(tidak bertambah) karena kebenaran itu tidak
makin berkembang dari waktu ke waktu.

2. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini :
1.Mengetahui konsep dan urgensi pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
2.Mengetahui alasan diperlukannya pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
3.Mengetahui sumber historis, sosiologis, politis tentang pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu.

3. Rumusan Masalah
1. Apa alasan diperlukannya pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?
2.Apa sumber historis, sosiologis, politis tentang pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu?
3.Apa argumen tentang dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila adalah ideologi dan dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila yang
saling berkaitan dan berkesinambungan. Pancasila merupakan hasil perjuangan dan
pemikiran para founding fathers bangsa ini yang menggambarkan cita-cita, nilai-nilai, dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga memiliki peran penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia, sebagai dasar nilai
yang memberikan arah, tujuan, dan norma bagi pengembang ilmu.
B. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang sistematis, objektif, dan teruji
yang diperoleh melalui proses observasi, eksperimen, hipotesis, dan generalisasi. Ilmu
pengetahuan bertujuan untuk menjelaskan fenomena alam dan sosial secara rasional dan
empiris. Ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi beberapa cabang, seperti ilmu alam, ilmu
sosial, ilmu humaniora, dan ilmu terapan1.

Teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan dalam bentuk alat, mesin, sistem, atau metode
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, memenuhi kebutuhan, atau meningkatkan
kualitas hidup manusia. Teknologi merupakan hasil kreativitas dan inovasi manusia yang
berdasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah. Teknologi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
seperti teknologi informasi, teknologi komunikasi, teknologi biomedis, teknologi energi,
teknologi pertanian, dan lain-lain2.

C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia


Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tantangan dan peluang dalam
mengembangkan IPTEK. Di satu sisi, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan
manusia yang melimpah, serta kekayaan budaya dan keanekaragaman yang dapat menjadi
inspirasi bagi pengembangan IPTEK. Di sisi lain, Indonesia juga menghadapi berbagai
masalah seperti kemiskinan, ketimpangan, korupsi, bencana alam, ancaman terorisme,
persaingan global, dan perubahan iklim yang membutuhkan solusi dari IPTEK3.

Perkembangan IPTEK di Indonesia dapat ditelusuri sejak masa pra-kolonial hingga masa
kini. Pada masa pra-kolonial, IPTEK di Indonesia berkembang secara lokal dan tradisional
sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah. Contoh IPTEK tradisional Indonesia
antara lain adalah kapal pinisi dari Sulawesi Selatan, keris dari Jawa Tengah, batik dari Jawa
Timur, rumah adat dari berbagai suku bangsa, obat-obatan herbal dari berbagai tanaman
obat4.

Pada masa kolonial Belanda (1602-1942), IPTEK di Indonesia mengalami stagnasi dan
eksploitasi oleh pihak kolonial. IPTEK di Indonesia hanya berfungsi sebagai alat untuk
mendukung kepentingan ekonomi dan politik Belanda. Pendidikan ilmiah hanya diberikan
kepada sebagian kecil orang pribumi yang dianggap loyal kepada Belanda. IPTEK Barat juga
mulai masuk ke Indonesia melalui misi agama Kristen dan lembaga-lembaga pendidikan
Belanda5.

Pada masa revolusi kemerdekaan (1945-1950), IPTEK di Indonesia mulai bangkit sebagai
bagian dari perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari agresi Belanda. IPTEK di
Indonesia digunakan untuk mendukung perang gerilya dengan membuat senjata-senjata
sederhana seperti bambu runcing. Pada masa ini juga lahir tokoh-tokoh IPTEK Indonesia
seperti B.J. Habibie (ilmuwan aeronautika), Sarwono Prawirohardjo (dokter ahli kesehatan
ibu dan anak), Bacharuddin Jusuf Habibie (ilmuwan nuklir), dan lain-lain.

Pada masa orde lama (1950-1966), IPTEK di Indonesia mengalami perkembangan yang
cukup pesat. Pada masa ini, Indonesia berhasil mendirikan berbagai lembaga pendidikan dan
penelitian IPTEK, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Badan Tenaga Atom Nasional, dan lain-lain. IPTEK di Indonesia
juga mulai berorientasi pada pembangunan nasional dengan mengembangkan berbagai
proyek strategis seperti pembangunan jalan raya, bendungan, pabrik-pabrik, dan lain-lain.

Pada masa orde baru (1966-1998), IPTEK di Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan.
Pada masa ini, Indonesia berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
IPTEK melalui program beasiswa dalam dan luar negeri, serta memperluas jaringan
kerjasama IPTEK dengan negara-negara lain. IPTEK di Indonesia juga berhasil mencapai
berbagai prestasi seperti pembuatan pesawat terbang N-250, pengembangan teknologi nuklir,
pengembangan teknologi pertanian, pengembangan teknologi telekomunikasi, dan lain-lain.

Pada masa reformasi (1998-sekarang), IPTEK di Indonesia menghadapi tantangan baru yang
lebih kompleks dan dinamis. Pada masa ini, Indonesia harus beradaptasi dengan
perkembangan IPTEK global yang semakin cepat dan kompetitif. IPTEK di Indonesia juga
harus mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi peningkatan kesejahteraan,
pemerataan, demokratisasi, dan keadilan sosial di Indonesia. IPTEK di Indonesia juga harus
mampu menjawab berbagai isu-isu global seperti perubahan iklim, energi terbarukan,
bioteknologi, nanoteknologi, dan lain-lain.

D. Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi
Pengembangan IPTEK di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi dan dasar negara. Pancasila memiliki urgensi sebagai dasar nilai
pengembangan IPTEK di Indonesia dalam beberapa hal:

 Pertama, Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK di Indonesia dapat


memberikan arah dan tujuan bagi pengembang ilmu. Pancasila dapat menjadi pedoman
bagi pengembang ilmu untuk menghasilkan IPTEK yang sesuai dengan kepentingan
nasional, aspirasi rakyat, dan cita-cita bangsa. Pancasila juga dapat menjadi motivasi
bagi pengembang ilmu untuk mengabdikan diri bagi kemajuan bangsa dan
kemanusiaan.
 Kedua, Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK di Indonesia dapat
memberikan norma dan etika bagi pengembang ilmu. Pancasila dapat menjadi acuan
bagi pengembang ilmu untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moral, religius, humanis,
nasionalis, dan demokratis dalam proses dan hasil pengembangan IPTEK. Pancasila
juga dapat menjadi korektif bagi pengembang ilmu untuk mencegah penyalahgunaan
atau penyelewengan IPTEK yang dapat merugikan diri sendiri, masyarakat, atau
lingkungan.
 Ketiga, Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK di Indonesia dapat
memberikan identitas dan karakteristik bagi pengembang ilmu. Pancasila dapat
menjadi ciri khas bagi pengembang ilmu untuk menghasilkan IPTEK yang memiliki
keunikan dan keunggulan yang berbeda dengan IPTEK negara-negara lain. Pancasila
juga dapat menjadi pembeda bagi pengembang ilmu untuk menghasilkan IPTEK yang
memiliki nilai tambah dan manfaat yang lebih besar bagi bangsa Indonesia.

E. Contoh Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Pengembangan Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi
Berikut adalah beberapa contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan IPTEK
di Indonesia :

Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

 Pengembang ilmu harus memiliki rasa syukur dan tanggung jawab kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas karunia akal dan ilmu yang diberikan. Pengembang ilmu harus
mengembangkan IPTEK yang sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai spiritual yang
dianutnya. Pengembang ilmu juga harus menghormati kepercayaan dan keyakinan
orang lain yang berbeda dengan dirinya.
 Contoh penerapan sila pertama dalam pengembangan IPTEK adalah pengembangan
teknologi halal yang berbasis pada prinsip-prinsip syariah Islam. Teknologi halal
adalah teknologi yang memenuhi syarat-syarat kehalalan, kebersihan, kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan bagi manusia dan lingkungan. Teknologi halal meliputi
berbagai bidang seperti makanan, obat-obatan, kosmetik, tekstil, perbankan, asuransi,
dan lain-lain.
Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

 Pengembang ilmu harus memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi dan berlaku adil dan
beradab dalam mengembangkan IPTEK. Pengembang ilmu harus mengembangkan
IPTEK yang bermanfaat bagi kesejahteraan, kemajuan, dan kebahagiaan manusia tanpa
membedakan suku, ras, agama, jenis kelamin, atau golongan. Pengembang ilmu juga
harus menghargai hak-hak asasi manusia dan martabat manusia dalam proses dan hasil
pengembangan IPTEK.
 Contoh penerapan sila kedua dalam pengembangan IPTEK adalah pengembangan
teknologi sosial yang berorientasi pada pemecahan masalah sosial yang dihadapi oleh
masyarakat. Teknologi sosial adalah teknologi yang dirancang untuk meningkatkan
kualitas hidup, partisipasi, pemberdayaan, dan keadilan sosial bagi masyarakat.
Teknologi sosial meliputi berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan,
ekonomi, budaya, dan lain-lain.
Sila ketiga: Persatuan Indonesia

 Pengembang ilmu harus memiliki rasa persatuan dan nasionalisme yang kuat dalam
mengembangkan IPTEK. Pengembang ilmu harus mengembangkan IPTEK yang
mendukung integrasi nasional, keutuhan wilayah, kedaulatan negara, dan kepentingan
nasional Indonesia. Pengembang ilmu juga harus menjaga kerukunan, kerjasama, dan
toleransi antara sesama warga negara Indonesia dalam pengembangan IPTEK.
 Contoh penerapan sila ketiga dalam pengembangan IPTEK adalah pengembangan
teknologi pertahanan dan keamanan yang bertujuan untuk menjaga kedaulatan dan
keamanan nasional Indonesia. Teknologi pertahanan dan keamanan adalah teknologi
yang digunakan untuk melindungi negara dari ancaman militer maupun non-militer
baik dari dalam maupun dari luar negeri. Teknologi pertahanan dan keamanan meliputi
berbagai bidang seperti senjata, radar, satelit, pesawat tempur, kapal selam, rudal,
nuklir, siber, dan lain-lain.
Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan

 Pengembang ilmu harus memiliki rasa demokrasi dan partisipasi yang tinggi dalam
mengembangkan IPTEK. Pengembang ilmu harus mengembangkan IPTEK yang
berdasarkan pada hikmat kebijaksanaan yang diperoleh dari proses permusyawaratan
atau perwakilan dengan berbagai pihak yang terkait. Pengembang ilmu juga harus
menghormati hak-hak sipil dan politik serta tanggung jawab sosial dalam
pengembangan IPTEK.
 Contoh penerapan sila keempat dalam pengembangan IPTEK adalah pengembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berfungsi sebagai alat untuk
memfasilitasi proses demokrasi dan partisipasi masyarakat. TIK adalah teknologi yang
digunakan untuk mengolah, menyimpan, mengirim, dan menerima informasi dan
komunikasi dalam berbagai bentuk seperti teks, suara, gambar, video, dan lain-lain.
TIK meliputi berbagai bidang seperti internet, media sosial, e-government, e-learning,
e-commerce, e-health, dan lain-lain.
Sila kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 Pengembang ilmu harus memiliki rasa keadilan dan kesejahteraan yang tinggi dalam
mengembangkan IPTEK. Pengembang ilmu harus mengembangkan IPTEK yang
berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, sosial, budaya,
dan politik bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengembang ilmu juga harus menghindari
praktik-praktik yang dapat menimbulkan ketimpangan, diskriminasi, eksploitasi, atau
marginalisasi dalam pengembangan IPTEK.
 Contoh penerapan sila kelima dalam pengembangan IPTEK adalah pengembangan
teknologi ramah lingkungan yang berwawasan pada pelestarian lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan. Teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang tidak
merusak atau mengurangi kualitas lingkungan hidup baik secara fisik maupun biologis.
Teknologi ramah lingkungan meliputi berbagai bidang seperti energi terbarukan,
pengelolaan sampah, penghematan air, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan lain-
lain.

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN

Pada akhirnya, sangatlah krusial menghadirkan peran Pancasila sebagai rambu-rambu


normatif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia pada era Revolusi Industri 4.0.
Pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia
itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat luas. Kelima sila Pancasila merupakan
pedoman yang berisikan nilai-nilai fundamental bangsa dalam penyelenggaran kehidupan
bangsa dalam segala aspek yang salah satunya adalah pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hanyalah sia-sia ketika ilmu dan teknologi dikembangkan tanpa melirik
normanorma yang ada karena justru kerusakan dalam kehidupan bangsalah yang akan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai