Disusun Oleh :
Wini Ananda Utamy 170110180051
Nabila Audira 170110180071
Thasya Pratiwi 170110180079
Shafyra Amani 170110180087
Tarisa Aliffia 170110180089
Zahra Aulia Rahma 170110180091
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini hingga selesai.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-
Dasar Ilmu Sosial dengan judul makalah “ Membangun Masyarakat Ilmiah Dalam
Dunia Kampus”
Makalah ini sudah kami susun dengan semaksimal mungkin, namun dalam
proses penyusunan makalah ini kami mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, kami sangat menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I : PENDAHULUAN…………….................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………..3
3.1 Kesimpulan………...……..…………………………………………………12
3.2 Saran………………………………..………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA………...…………………………………………………13
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh
semua orang. Karena, pendidikan merupakan salah satu proses usaha dalam
meningkatkan kualitas kehidupan seseorang dan mengembangkan potensi yang
ada di dalam diri yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat dan orang orang
disekitarnya. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Pasal 4 menjelaskan bahwa
setiap peserta didik adalah masyarakat yang berusaha untuk mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang ada pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Segala proses yang ada di dalam dunia pendidikan tidak hanya bertujuan
untuk menambah ilmu pengetahuan, lebih dari itu pendidikan juga memiliki
fungsi sebagai pembentuk kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial dan
pembentukan karakter seseorang. Maka dari itu, sudah seharusnya lembaga
pendidikan khususnya perguruan tinggi harus berkomitmen dalam melaksanakan
dan mengawal proses pembentukan karakter anak bangsa. Dan pengembangan
budaya akademik akan menjadi titik temu antara upaya pembinaan karakter
dengan peningkatan kualitas sebagai hasil dari proses pendidikan tinggi. Karakter
merupakan bagian integral dari budaya akademik, mengingat karakter diperlukan
dan berpotensi dikembangkan dari setiap aktivitas akademik.
5
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang makalah ini, kami mengambil beberapa rumusan masalah:
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
b. Kreatif dan konstruktif
c. Objektif
Objektif adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap masyarakat ilmiah
yang melakukan kegiatan ilmiah berdasarkan suatu kebenaran ilmiah bukan karna
intervensi kekuasaan,uang, atau kepentingan pribadi. Kebenaran ilmiah adalah
kebenaran yang diperoleh berdasarkan analisa secara benar, jujur dan transparan.
d. Analitis
8
menjalankan program pemerintah kita harus mampu membuat analitis apakah
program itu akan mampu berjalan dengan baik atau tidak, oleh karena itu
dibutuhkan pemikiran yang maju dan luas
i. Memiliki dan menjunjung tinggi norma dan susila akademik serta tradisi
ilmiah
9
Setiap kehidupan kampus memiliki tradisi dan peraturan masing-msing
sesuai dengan sejarahnya sebagai masyarakat akademik. Hal ini membuktikan
bahwa tradisi lebih berkaitan dengan nilai, norma serta etika yang mengatur sikap
dan perilaku warga, misalnya :
Tidak pernah merasa dirinya sebagai orang paling benar,
Selalu membuka diri terhadap kritik dan penelitian lebih lanjut.
Di dalam proses belajar mengajar, seorang dosen dengan mahasiswa,
selalu dalam suasana dialogis (discourses) dan tidak hanya courses (searah).
Sedangkan setiap peraturan selalu menuntut agar warga dari suatu
komunitas yang terikat untuk mematuhi dan mengikutinya secara cermat,
misalnya:
Mahasiswa baru harus mendaftar ulang
Dalam mengikuti sistem semester, dapat mengatur dengan ketentuan
alokasi bebas dan waktu.
Dalam mengikuti ujian semester, dituntut kehadiran mahasiswa minimal
70%, wajib mengikuti kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur dan lain-lain
Demikian pula dosen akan melakukan hal yang sama dengan mahasiswa,
sebagaimana di atas.
Disinilah terdapat interaksi untuk peningkatan kualitas hasil belajar dan
mengajar. Sebagaimana pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 Bab
VI Pasal 19 dan 20, pada garis besarnya kebebasan akademik mengandung
pengertian:
Kebebasan menyatakan pemikiran dan pendapat sesuai dengan norma dan
kaidah keilmuan.
Kebebasan seorang anggota sivitas akademika untuk melakukan kegiatan
belajar dan dosen dalam mengajar dalam proses belajar mengajar di
perguruan tinggi.
Kebebasan dosen dan mahasiswa untuk melakukan penelitian dalam
rangka mengembangkan ilmu pengetahuan.
Kebebasan akademik maupun kebebasan mimbar akademik mengandung
arti kebebasan untuk sesuatu, maka merupakan modus kebebasan yang
mempunyai kaidah-kaidah dan norma-norma atau terikat pada etika tertentu.
10
(Fuad Hasan. Beberapa Catatan Perihal Kemitraan dan Kebebasan serta
kebebasan Akademik, Jakarta 9 – 13 April 1989).
11
Selain itu, hakekat dari sebuah perguruan tinggi yakni alat pelaksana
program pemerintah, pengembang kebudayaan dengan cara ilmiah sesuai aturan
yang berlaku, menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi dan menyelenggarakan
pembinaan sivitas akademika. Dari beberapa poin hakekat tersebut terdapat
beberapa poin pesan penting kepada kita yaitu para masarakat ilmiah harus
menjadi abdi kemanusiaan yang baik melalui erbagai kreatifitas dan
pengembangan ipteknya, masyarakat iliah harus menjadi pekerja ilmiah
(masyarakat ilmiah) demi kemajuan bangsa dan terakhir masyarakat ilmiah harus
menjadi warga negara yang bijaksana.Demi terwujudnya ketiga pesan pokok
tersebut, masyarakat dalam perguruan tinggi dituntut untuk menjadi masyarakat
ilmiah yang memiliki karakter, sifat, sikap dan kemampuan ilmiah yang
dikemudian hari sangat berguna dan bermanfaat untuk membangun indonesia
lebih maju lagi.
12
Oleh karena itu perlu adanya suatu pengembangan dan upaya peningkatan
masyarakat ilmiah terutama di perguruan tinggi. Dalam membangun masyarakat
ilmiah itu sendiri sangat dibutuhkan dukungan dari semua pihak serta
diperlukannya suatu konsep dan juga teknis yang baik.Pemikiran atau pandangan
masyarakat ilmiah tidak hanya sekedar dalam memandang sebuah kebenaran,
tetapi lebih pada bagaimana cara kita untuk menempatkan sebuah pandangan atau
pemikiran tersebut yang orisinil.
13
Ada beberapa jenis karya ilmiah dalam dunia pendidikan, yaitu karya
ilmiah berdasarkan hasil penelitian berupa laporan penelitian (skripsi, tesis, dan
disertasi) atatupun buku dan makalah. Yang kedua karya ilmiah berdasarkan
tinjauan atau usulan / gagasan sendiri berupa buku ( buku pelajaran,diklat dan
modul ) ataupun makalah
Dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah kita akan menemui rangkaian
penelitian, beberapa rangkain penelitian ini membuat terciptanya masyarakat
ilmiah salah satunya dengan sering melakukan wawancara terhadap narasumber.
Dalam kegiatan wawancara ini juga mahasiswa dituntut untuk dapat memahami,
menerima dan menghargai pendapat orang lain, memilih hal-hal yang baik serta
mahasiswa juga harus membuat kesimpulan yang isinya mencakup hal-hal
penting yang dibicarakan oleh narasumber-narasumber itu berkaitan dengan tema
dari karya ilmiah.
14
dijadikan sebagai perlombaan antar Universitas se-Indonesia yaitu PIMNAS.
PIMNAS adalah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional itu merupakan sebuah ajang
kompetisi karya kreatif atau yang disebut PKM antar mahasiswa Diploma dan S1
tingkat nasional yang diadakan oleh Dikti.
Topik kegiatan PIMNAS itu merupakan jenis dari PKM. Jenis-jenis PKM
itu adalah :
15
5. Meningkatkan etika dan moral mahasiswa dalam kehidupan
bermasyarakat
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penting untuk setiap perguruan tinggi, sivitas akademika dan semua orang
yang berhubungan dengan dunia pendidikan khususnya masyarakat sekitar
perguruan tingi yang merupakan jenjang pendidikan tertinggi untuk mulai
membangun karakter diri dan menyiapkan pribadi menjadi masyarakat ilmiah
16
yang terbuka pada perubahan dan perkembangan zaman juga sebagai masyarakat
yang peka terhadap ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Ilham.B .(2016). Penerapan Budaya Ilmiah dalam Kampus. Cerdas Sifa (1).
http://oldsite.ub.ac.id/id/9_publication/probinmaba/bab6.php
https://sarahwibowo.wordpress.com/2012/09/16/ciri-ciri-masyarakat-ilmiah/
http://oldsite.ub.ac.id/id/9_publication/probinmaba/bab6.php
17