Anda di halaman 1dari 2

Berbagai Dampak Negatif dari Penggunaan Zat Aditif

Dengan diizinkannya penggunaan zat aditif dalam industri makanan oleh pemerintah lewat
BPOM, serta dijual bebas dan digunakan oleh masyarakat secara luas, menjadi satu pertanda
bahwa zat aditif boleh dikonsumsi sepanjang tidak berlebihan atau sesuai dengan aturan yang
tercantum pada etiket penggunaan. Gaya hidup sehat yang dapat kita lakukan paling mudah
adalah menghindari makanan yang mengandung zat aditif.

Namun demikian, sesedikit apapun, yang namanya zat kimia tetap saja memberi dampak negatif
bagi kesehatan tubuh. Dampak negatif dari zat aditif tersebut diantaranya adalah:

 Penggunaan sakarin sebagai pemanis buatan secara berlebihan, dapat merangsang


tumbuhnya sel-sel tumor kandung kemih.
 Penggunaan garam siklamat dapat membuat proses metabolisme tubuh menghasilkan
senyawa sikloheksamina, dimana senyawa ini dapat menjadi penyebab penyakit kanker,
dan mengganggu sistem pencernaan.
 Formalin dan boraks yang sebenarnya merupakan bahan pengawet non-pangan namun
masih sering dipakai untuk mengawetkan makanan, menimbulkan dampak yang
kompleks bagi kesehatan, diantaranya: gangguan sistem syaraf, pendarahan di lambung,
komplikasi pada otak, gagal ginjal, dan berbagai jenis penyakit lainnya yang menyerang
organ otak, hati, ginjal, serta kulit (Bahaya Formalin & Bahaya Boraks).
 Monosodium Glutamat (MSG) atau vetsin dapat menyebabkan “Chinese Restaurant
Syndrome”, yaitu rasa sakit pada bagian kepala, seperti kepala berdenyut serta pusing.
Selain itu juga dapat merusak jaringan syaraf, trauma, stress, hipertensi, depresi, alergi
kulit dan mempercepat penuaan.
 Zat sulfit serta turunannya merupakan pemicu serangan asthma.
 Hampir semua jenis zat aditif pewarna dapat memicu terjadinya reaksi anapilaksis, yakni
reaksi terhadap alergi yang akut dengan disertai shock secara tiba-tiba.
 Zat nitrat dengan berbagai macam variasinya merupakan pemicu terjadinya reaksi gatal-
gatal dan munculnya bilur-bilur pada kulit.
 Natamysin untuk mengawetkan makanan dapat menyebabkan mual dan muntah, diare,
dan menurunnya nafsu makan.
 Kalium Asetat pada zat pengawet dapat menjadi penyebab rusaknya fungsi ginjal.
 Kalsium Benzoat pada zat pengawet dapat memicu serangan asthma.
 Kalsium dan Natrium propionate yang digunakan secara berlebihan, dapat menjadi
peyebab penyakit migren, sulit tidur dan kelelahan.
 Rhodamin B pada zat pewarna dapat menyebabkan kanker, keracunan paru-paru, dan
penyakit pada hidung, tenggorokan, serta usus.
 Sunset Yellow pada zat pewarna dapat merusak kromosom.
 Quinoline Yellow pada pewarna makanan, mengakibatkan hyperplasian, hypertrophy,
dan carcinomas kelenjar tiroid.
 Carmoisine pada zat pewarna, menjadi penyebab kanker hati serta menimbulkan alergi.
 Natrium metasulfat untuk pengawet makanan, dapat menyebabkan alergi kulit.
 Ponceau 4R untuk pewarna makanan bisa menimbulkan anemia serta kepekatan
hemoglobin.
 Nitrit dan Nitrat pada pengawet makanan, dapat menimbulkan keracunan, sulit bernapas,
mengurangi kemampuan sel darah dalam membawa oksigen ke organ-organ tubuh,
anemia, radang ginjal, sakit kepala, dan muntah-muntah.
 Siklamat pada zat pemanis, menjadi penyebab penyakit kanker (karsinogenik).
 Sakarin pada zat pemanis dapat menimbulkan infeksi serta kanker kandung kemih
 Aspartan sebagai pemanis buatan, adalah penyebab gangguan saraf dan tumor otak.
 Sulfur Dioksida pada zat pengawet, dapat mennyebabkan luka lambung, serangan asma,
kanker, alergi, serta mutasi genetic.
 CFC dan Tetrazine pada zat pewarna bisa merusak organ ginjal, hati serta meningkatkan
risiko hiperaktif pada anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai