Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

KEGIATAN SOSIALISASI PENGELOLAAN SAMPAH YANG BAIK DAN

BENAR DI DUSUN BARAT KUBUR DESA SESELA WILAYAH KERJA

PUSKESMAS GUNUNGSARI

OLEH:

KELOMPOK B

PEROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIII-B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

MATARAM

2017/2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN

KEGIATAN SOSIALISASI PENGELOLAAN SAMPAH YANG BAIK DAN BENAR DI

DUSUN BARAT KUBUR DESA SESELA WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNGSARI

telah diperiksa dan disetujui oleh :

Gunungsari, Januari 2018

Mahasiswa

(PJ Program kesling)

Kepala Desa Pembimbing Lahan

(Asmuni AS) (Ns. Hj. Ni Ketut Metri, S.Kep)

pembimbing Akademik

(Sukardin, S.Kep.,Ners.,MNS)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas

manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah,

Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita

terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian

juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material

yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa

lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat. Masalah

sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita. Mulai

dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar. Banyak

hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang

pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.

Indonesia merupakan contoh nyata dalam hal persoalan sampah.

Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin

banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya

tempat sebagai pembuangan sampah, sampah sebagai tempat

berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber

polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara, menjadi sumber dan

tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.

Sampai sekarang, pengelolaan sampah di Indonesia masih

menggunakan paradigma lama: kumpul-angkut-buang. Source reduction

(reduksi mulai dari sumbernya) atau pemilahan sampah tidak pernah


berjalan dengan baik. Meskipun telah ada upaya pengomposan dan

daur ulang, tapi masih terbatas dan tidak sustainable. Sehingga

banyak tejadi pencemaran dimana-mana, hal ini terlebih dalam

kasus sampah, di mana gangguan bau yang menusuk dan pemandangan

(keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera

kita. Begitu dominannya gangguan bau dan pemandangan dari sampah

inilah yang telah mengalihkan kita dari bahaya racun dari sampah,

yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita

baik oleh bentuk, rupa, maupun bau yang di timbulkan.

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai

(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang

cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang

seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Menurut

Gelbert dkk (2013; 46-48) Potensi bahaya kesehatan yang dapat

ditimbulkan adalah Penyakit diare, kolera, tifus Penyakit jamur

dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit, sedangkan untuk dampak

dari segi lingkungan yang diakibatkan oleh sampah yaitu

pencemaran udara,pencemaran air,gangguan estetika, Pengelolaan

sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang

menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan

yang buruk Karena sampah bertebaran dimana-mana, memberikan

dampak negative terhadap kepariwisataan.

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah kami lakukan di

Dusun Brat Kubur Desa Sesela Kecamatan Gunungsari cara pembuangan

sampah sebagian besar diangkut oleh petugas sebanyak 32% dan


masih ada warga yang membuang sampah di suangai sebesar 12%

selain itu ada juga warga yang membuang sampah sembarangan

sebanyak 4%. Kondisi sampah yang ada di dusun barat kubur sangat

memprihatinkan karena sampah yang diangkut oleh petugas di buang

di pinggir jalan yang ada di RT 05.

Sesuai dengan kondisi sampah yang ada di Dusun Barat Kubur

Desa Sesela Kecamatan Gunungsari yang masih seperti itu, kami

tertarik utuk melakukan penyuluhan dan workshop tentang cara

pengolahan sampah, untuk itu kami mengharapkan dukungan dari

pihak-pihak terkait dalam menjalankan kegiatan kami ini.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui cara pengelolaan sampah yang baik dan benar

di Dusun Barat Kubur, Desa Sesela, Kecamatan Gunungsari

2. Tujuan Khusus :

1) Agar masyarakat mengerti tentang sumber sampah.

2) Agar masyarakat mengerti tentang jenis-jenis sampah.

3) Agar masyarakat mengerti tentang dampak kesehatan yang

diakibatkan oleh sampah.

4) Agar masyarakat mengerti dan mampu memilah sampah sesuai

dengan jenisnya.

5) Agar masyarakat mengerti tentang pemanfaatan sampah organik

dan anorganik.

6) Agar masyarakat mengerti dan mampu mendaur ulang sampah

anorganik menjadi benda yang lebih berguna.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. KESEHATAN LINGKUNGAN

A. KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Pengertian Kesehatan Lingkungan

Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian

kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan

sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit

atau kelemahan”.

Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat

penting bagi kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan

adalah tempat dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang

sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-

syarat lingkungan yang sehat.

Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu

kesehatan masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari

hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan

ekologis.Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari

ilmu kesehatan mayarakat

Pengertian kesehatan Lingkungan sebagai Kondisi

dikemukakan oleh Organisasi Kesehatan se Dunia (World

Health Organization). WHO menyatakan Environment health

refers to ecological balance that must exist beetwen man

and his environment in order to ensure his weel being.

Kesehatan Lingkungan merupakan terwujudnya keseimbangan


ekologis antara manusia dan lingkungan harus ada, agar

masyarakat menjadi sehat dan sejahtera.

2. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat

1. Keadaan Air

Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak

tercemar dan dapat dilihat kejernihan air tersebut, kalau

sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C,

sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.

2. Keadaan Udara

Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat

yang diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidak

tercemar oleh zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat

CO2 (zat carbondioksida).

3. Keadaan tanah

Tanah yang sehat adalah tanah yamh baik untuk

penanaman suatu tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat

logam berat.

4. Suara/kebisingan

Yaitu keadaan dimana suatu lingkungan yang kondisinya

tidak bising yang dapat mengganggu aktifitas/alat

pendengaran manusia.

5. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

a. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai

b. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

c. Mengolah tanah sebagaimana mestinya

d. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong


3. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

1. Mengurangi Pemanasan Global. Dengan menanam tumbuhan

sebanyak-banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga ikut

serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2

(okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak

langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkan atmosfer bumi

berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung

zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati oleh

manusia tersebut untuk bernafas.

2. Menjaga Kebersihan LingkunganDengan lingkungan yang sehat

maka kita harus menjaga kebersihannya, karena lingkungan

yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari segala

penyakit dan sampah.Sampah adalah mush kebersihan yang

paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara

sebagai berikut ;

a. Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah

sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat organik di

dalam tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan

dengan mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut,

contoh sampah organik:

1) Daun-daun tumbuhan

2) Ranting-ranting tumbuhan

3) Akar-akar tumbuhan

b. Membersihkan Sampah Non OrganikSampah non organik

adalah sampah yang tidak dapat hancur (dimakan oleh

zat organik) dengan sendirinya, maka sampah non


organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah

tersebut dan lalu menguburnya.

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan

lingkungan dapat dibagi menjadi 2,secara

umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup

kesehatan lingkungan secara umum, antara lain:

1) Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala

bahaya dan ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan

hidup manusia.

2) Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur

sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan

derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.

3) Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu

di antara masyarakat dan institusi pemerintah serta

lembaga non pemerintah dalam menghadapi bencana

alam atau wabah penyakit menular.

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan

secara khusus, antara lain:

1) Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi

persyaratan kesehatan.

2) Makanan dan minuman yang di produksi dalam skala

besar dan di konsumsi secara luas oleh masyarakat.

3) Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batu

bara, kebakaran hutan, dan gas beracun yang


berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan

menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.

4) Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah

tangga, pertanian, peternakan, industri, rumah

sakit, dan lain-lain.

5) Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi

vektor penyakit dan cara memutuskan rantai

penularan penyakitnya.

6) Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi

syarat kesehatan.

7) Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.

8) Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan

evaluasi program kesehatan lingkungan.

4. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat

kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah

perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor

keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar

terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang

lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :

1. Penyediaan Air Minum

2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3. Pembuangan Sampah Padat

4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta

manusia

6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

7. Pengendalian pencemaran udara

8. Pengendalian radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan

11. Perumahan dan pemukiman

12. Aspek kesling dan transportasi udara

13. Perencanaan daerah dan perkotaan

14. Pencegahan kecelakaan

15. Rekreasi umum dan pariwisata

16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan

keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan

penduduk.

17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin

lingkungan.

Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan

diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992

ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :

1. Penyehatan Air dan Udara

2. Pengamanan Limbah padat/sampah

3. Pengamanan Limbah cair

4. Pengamanan limbah gas

5. Pengamanan radiasi

6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit

8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca

bencana

5. MASALAH-MASALAH KESEHTAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah

kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari

berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam

kesehatan lingkungan antara lain :

1. Air Bersih

-Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum

adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum.

Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah

sebagai berikut :

a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak

berwarna

b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang

diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500

mg/l)

c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform

(maks

0 per 100 ml air)


2. Pembuangan Kotoran/Tinja

a. Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban

dengan syarat sebagai berikut :

Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang

mungkin memasuki mata air atau sumur

c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan

lain

e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau,

bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi

seminimal mungkin

f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak

sedap dipandang

g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana

dan tidak mahal.

3. Kesehatan Pemukiman

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila

memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan,

penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari

kebisingan yang mengganggu

b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang

cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga

dan penghuni rumah


c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit

antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih,

pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas

vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang

tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,

terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran,

disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan

baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam

rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,

konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah

terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya

jatuh tergelincir.

4. Pembuangan Sampah

Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus

memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut:6

a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi sampah adalah jumlah penduduk dan

kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk

sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan

kemajuan teknologi

b. Penyimpanan sampah

c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali

d. Pengangkutan

e. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah,

kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-

masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan

masalah-masalah ini secara efisien.

5. Serangga dan Binatang Pengganggu

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit

penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya :

pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles

sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam

Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit

Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari

penyakit tersebut diantaranya dengan merancang

rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat

tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk

mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M

(menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air

untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang

angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah

penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.

Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit

misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing

gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara

perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan

Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang

telah terinfeksi bakteri penyebab.


6. Makanan dan Minuman

Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah

restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan

(diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan

atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual

bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah

makan/restoran, dan hotel).

Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman

tempat pengelolaan makanan meliputi :

a. Persyaratan lokasi dan bangunan

b. Persyaratan fasilitas sanitasi

c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan

d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

e. Persyaratan pengolahan makanan

f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan

jadi

g. Persyaratan peralatan yang digunakan

h. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air,

pencemaran tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara

dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out

door air pollution. Indoor air pollution merupakan

problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis

kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi

masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia

cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di


jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan

bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor

resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak

balita. Mengenai masalah out door pollution atau

pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data

menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko

dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi

penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif

tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi

jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk

di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan

pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa

dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut,

iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan,

terganggunya ekologi hutan.

II. SAMPAH

1. Pengertian Sampah

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang

dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum

memiliki nilai ekonomis. Sampah merupakan material sisa

yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.

Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat

keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak

ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang

dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut


berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia

didefinisikan konseplingkungan maka Sampah dapat dibagi

menurut jenis-jenisnya (Anonim:2012).

Setiap tahun jumlah sampah di Indonesia pada umumnya

selalu bertambah, seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk serta penggunaan bahan-bahan yang menghasilkan

banyak sampah secara berlebihan.

Jenis-jenis sampah berdasarkan sifatnya.

a. Sampah organik.

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk

seperti sisa makanan,sayuran, daun-daun kering, dan

sebagainya.

b. Sampah anorganik

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah

membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,

kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,

kayu, dan sebagainya.

2. Pengertian Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat

diuraikan oleh mikroorganisme di dalam tanah hingga

menyebabkan proses penghancuran yang berlangsung sangat

lama. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak

terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari

proses industri.
Beberapa dari bahan ini tidakterdapat di alam seperti

plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara

keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang

sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang

sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga

misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan

kaleng.

3. Pemanfaatan Limbah Anorganik

Limbah atau sampah merupakan bahan buangan sebagai

dampak dari eksploitasi lingkungan oleh manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut golongannya sampah

terbagi empat kelompok, yaitu:

a. Human secreta, yaitu bahan buangan yang dikeluarkan dari

dalam tubuh manusia dan hewan, seperti keringat, feses (

kotoran zat padat ), dan urine ( kotoran zat cair).

b. Sawage, yaitu air limbah cair yang dibuang oleh industri

atau rumah tangga, seperti detergen.

c. Refuse, yaitu bahan sisa proses industri atau hasil

sampingan kegiatan rumah tangga, misalnya plastik,

logam, botol, kayu bangunan, sisa sayuran, nasi bekas,

daun tanaman atau barang-barang buangan.

d. Industri waste, merupakan bahan buangan dari sisa-sisa

proses industri seperti zat pewarna, pelarut, limbah

injeksi, dan lain-lain.

Sampah atau limbah yang kita hasilkan setiap hari,

biasanya kita buang begitu saja tanpa kita pilah-pilah.


Hal ini mungkin karena kita tidak tahu atau mungkin tidak

mau tahu bahwa sampah tersebut dapat kita pilah-pilahkan

menjadi limbah organik dan anorganik yang dapat kita

manfaatkan menjadi barang yang berguna.

Limbah anorganik adalah limbah yang berasal bukan

dari makhluk hidup. Limbah anorganik ini memerlukan waktu

yang lama atau bahkan tidak dapat terdegradasi secara

alami. Beberapa limbah anorganik diantaranya styrofoam,

plastik, kaleng, dan bahan gelas atau beling. Salah satu

pemanfaatan limbah anorganik adalah dengan cara proses

daur ulang (recycle). Daur ulang merupakan upaya untuk

mengolah barang atau benda yang sudah tidak dipakai agar

dapat dipakai kembali. Beberapa limbah anorganik yang

dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang, misalnya

plastik, gelas, logam, dan kertas.

1) plastik

Limbah plastik biasanya digunakan sebagai

pembungkus barang. Plastik juga digunakan sebagai

perabotan rumah tangga seperti ember, piring, gelas,

dan lain sebagainya. Keunggulan barang-barang yang

terbuat dari plastik yaitu tidak berkarat dan tahan

lama. Banyaknya pemanfaatan plastik berdampak pada

banyaknya sampah plastik. Padahal untuk hancur

secara alami jika dikubur dalam tanah memerlukan

waktu yang sangat lama. Cobalah kalian kubur sampah

plastik selama beberapa bulan, kemudian gali lagi


penutup tanahnya dapat dipastikan bahwa plastik

tersebut akan tetap utuh.

Karena itu, upaya yang dapat dilakukan adalah

memanfaatkan limbah plastik untuk didaur ulang

menjadi barang yang sama fungsinya dengan fungsi

semula maupun digunakan untuk fungsi yang berbeda.

Misalnya ember plastik bekas dapat didaur ulang dan

hasil daur ulangnya setelah dihancurkan dapat berupa

ember kembali atau dibuat produk lain seperti sendok

plastik, tempat sampah, atau pot bunga. Plastik dari

bekas makanan ringan atau sabun deterjen dapat

didaur ulang menjdai kerajinan misalnya kantong,

dompet, tas laptop, tas belanja, sandal, atau

payung. Botol bekas minuman bisa dimanfaatkan untuk

membuat mainan anak-anak. Sedotan minuman dapat

dibuat bunga-bungaan, bingkai foto, taplak meja,

hiasan dinding atau hiasan-hiasan lainnya.

2) Limbah logam

Sampah atau limbah dari bahan logam seperti besi,

kaleng, alumunium, timah, dan lain sebagainya dapat

dengan mudah ditemukan di lingkungan sekitar kita.

Sampah dari bahan kaleng biasanya yang paling banyak

kita temukan dan yang paling mudah kita manfaatkan

menjadi barang lain yang bermanfaat. Sampah dari

bahan kaleng dapat dijadikan berbagai jenis barang

kerajinan yang bermanfaat. Berbagai produk yang


dapat dihasilkan dari limbah kaleng di antaranya

tempat sampah, vas bunga, gantungan kunci, celengan,

gift box, dan lain-lain.

3) Limbah Gelas atau Kaca

Limbah gelas atau kaca yang sudah pecah dapat

didaur ulang menjadi barang-barang sama seperti

barang semula atau menjadi barang lainseperti botol

yang baru, vas bunga, cindera mata, atau hiasan-

hiasan lainnya yang mempunyai nilai artistik dan

ekonomis.

4) Limbah kertas

Sampah kertas kelihatannya memang mudah hancur

dan tidak berbahaya seperti sampah plastik. Namun

walau bagaimanapun yang namanya sampah pasti

menimbulkan masalah jika berserakan begitu saja.

Sampah dari kertas dapat didaur ulang baik secara

langsung ataupun tak langsung. Secara langsung

artinya kertas tersebut langsung dibuat kerajinan

atau barang yang berguna lainnya. Sedangkan secara

tak langsung artinya kertas tersebut dapat dilebur

terlebih dahulu menjadi kertas bubur, kemudian

dibuat berbagai kerajinan. Hasil daur ulang kertas

banyak sekali ragamnya seperti kotak hiasan, sampul

buku, bingkai photo, tempat pinsil, dan lain

sebagainya.

4. Proses atau Tahapan Daur Ulang


Berikut ini merupakan tahap-tahap dari kegiatan daur

ulang yang dapatsobat lakukan:

a. Mengumpulkan; yakni mencari barang-barang yang telah di

buang seperti kertas,botol air mineral, dus susu, kaleng

dan lain-lainya.

b. Memilah; yakni mengelompokkan sampah yang telah

dikumpulkanberdasarkan jenisnya, seperti kaca, kertas,

danplastik.

c. Menggunakan Kembali; Setelah dipilah, carilah barang yang

masih bisadigunakan kembali secara langsung. Bersihkan

terlebih dahulu sebelumdigunakan.

d. Mengirim; Kirim sampah yang telah dipilah ke tempat daur

ulang sampah,atau menunggu pengumpul barang bekas

keliling yang akan dengan senang hati membeli barang

tersebut.

e. Lakukan Daur Ulang Sendiri; Jika mempunyai waktu dan

ketrampilan kenapatidak melakukan proses daur ulang

sendiri. Dengan kreatifitas berbagaisampah yang telah

terkumpul dan dipilah dapat disulap menjadi barang-barang

baru yang bermanfaat.


5. Keuntungan Daur Ulang Sampah Anorganik

a. Aspek Lingkungan

1) Penghematan Sumber Daya Alam

Pemenuhan bahan baku pabrik dari hasil pemulungan

sampah menyebabkan penggunaan bahan baku yang berasal

dari alam menjadi berkurang dan dapat ditekan.

Selanjutnya bahan baku dari alam dapat digunakan untuk

proses produksi yang memiliki nilai tambah lebih

tinggi. Sebagai contoh, setiap ton daur-ulang baja

dapat menghemat 1,5 ton biji besi dan 3,6 barel minyak

atau menghemat 67% energi.

2) Pengurangan Pencemaran Lingkungan

Beberapa keunggulan daur-ulang sampah anorganik

yang berkaitan dengan penanggulangan pencemaran

lingkungan antara lain adalah sebagai berikut: a.

Mendaur-ulang 1 ton kertas koran akan menyelamatkan 17

pohon dan menggunakan kertas daur-ulang dapat

mengurangi 74% pencemaran udara, 34% pencemaran air,

dan menghemat energi hingga 67%. b. Usaha daur-ulang

sampah anorganik seperti kaca, plastik, kertas koran,

kaleng, besi, dapat mengurangi tumpukan sampah kota

hingga 25%.

b. Aspek Ekonomi

1) Menghemat Biaya Operasional Pengelolaan Sampah

Daur-ulang sampah anorganik telah terbukti dapat

mereduksi biaya pengangkutan dan pembuangan akhir.


Sebagai contoh, di Bandung laju daur-ulang sampah

anorganik di 38 TPS yang ada adalah sekitar 37.204 kg

per minggu atau 1.939.923 kg per tahun. Biaya satuan

pengangkutan dan pembuangan akhir untuk setiap ton

sampah di Kota Bandung adalah sebesar Rp.58.540,- dan

Rp.17.700,-, maka biaya pengelolaan sampah yang dapat

dihemat bisa mencapai Rp. 147 juta setiap tahun. Bila

diasumsikan laju daur-ulang sampah anorganik meningkat

sampai 20% dari total sampah anorganik yang masuk ke

TPS, maka biaya yang dapat dihemat mencapai Rp. 379

juta per tahun.

2) Menciptakan Lapangan Kerja Hasil

Studi CPIS (1988) menyebutkan bahwa seorang

pemulung di Jakarta mampu mengumpulkan rata-rata 35 kg

sampah per hari. Apabila penyerapan pemulung terhadap

total produksi sampah kota sebesar 25%, maka di

Jakarta saja yang menghasilkan sekitar 6.000 ton

sampah per hari mampu menciptakan lapangan kerja di

sektor informal bagi Kurang lebih 40.000 pemulung.

Selain itu kegiatan daur-ulang sampah anorganik

mampu menciptakan usaha bagi pelapak, bandar dan

pemasok. Dengan asumsi dasar bahwa seorang pelapak

membeli dari 15,5% pemulung setiap harinya (CPIS,

1988), maka kegiatan daur-ulang sampah mampu

menciptakan usaha bagi sekitar 2.500 pelapak di


Jakarta, dengan keuntungan bersih yang relatif cukup

besar, yaitu Rp.32.445,- setiap hari.

c. Menyediakan Bahan Baku Bagi Industri Daur-Ulang

Sampah Hasil penyortiran sampah oleh pemulung

akhirnya akan disetorkan ke pabrik pengolah bahan

sampah sebagai bahan baku kelas dua. Sebagai contoh

di Indonesia terdapat dua pabrik kertas berskala besar

yang membutuhkan bahan baku dari sampah kertas sebesar

50 ton per hari (PT. Gunung Jaya Agung) dan 1.000

ton/hari (PT. Sinar Dunia Makmur).


BAB III

LAPORAN KEGIATAN

A. HASIL KEGIATAN

Kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah yang baik dan benar

di Dusun Barat Kubur Desa Gunungsari Kecamatan Gununungsari

dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Desember 2017 jam 16.00 di

Masjid Al-Mabrur Barat Kubur. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan

dengan memberikan penyuluhan kepada warga tentang pengelolaan

sampah dan dilakukan demonstrasi atau percontohan langsung oleh

narasumber tentang pemanfaatan sampah anorganik. Pada kegiatan

dicontohkan untuk pemanfaatan sampah plastik/ekobrik dan

pembuatan kerajinan seperti membuat tas, gantungan kunci dll.

Sasaran dalam kegiatan ini yaitu warga Dusun Barat Kubur,

warga yang datang pada saat sosialisasi sebanyak 41 orang yang

terdiri dari remaja, dewasa, dan lansia. Sosialisasi berjalan

dengan lancar dan warga sangat antusias dalam mengikuti

sosialisasi. Ada 2 warga yang bertanya saat penyuluhan tentang

bagaimana mengolah sampah menjadi pupuk dan apakah semua sampah

bisa di olah. Setelah dilakukan demonstarasi pemanfaatan sampah

oleh narasumber dan warga sangat memperhatikan, narasumber

meminta warga untuk meredemonstrasi cara pemanfaatan sampah yang

sudah dicontohkan. Warga mau meredemonstrasi pemanfaatan sampah

dan sangat kooperatif. Ada salah satu remaja yang hadir bisa

membuat kerajinan gantungan kunci dari sampah bekas bungkus jajan

dan hasilnya sangat bagus sekali.


B. Susunan Acara

Susunan Acara
Hari/Tanggal/ Jenis Acara Penanggung
Waktu Jawab

21 Desember
2017

15.30 – 16.00 Registrasi Peserta


Panitia

16.00 – 16.15 Sambutan sambutan :

1. Ketua Panitia
MC
2. Kepala Desa
3. Kepala Dusun

16.15 - 16.45 Penyuluhan tentang kesehatan


lingkungan
Moderator
Percontohan pemanfaatan sampah
anorganik oleh narasumber dan
mahasiswa

16.45 – 17.00 Sesi Tanya Jawab+ doorprize I Moderator

10.20 – 11.30 Foto bersama


Moderator
Penutupan
C. Anggaran atau Pendanaan

No Nama alat Kuantitas anggaran

1. Spanduk 1 Rp.80.000

2. Percontohan pemanfaatan Plastik, sampah


plasik bungkus
sampah (ekobrik dan jajan
membuat pot tanaman

3. Snack 100 buah Rp.800.000

Total Rp.800.000

N
o SUMBER PEMASUKAN Jumlah
1 STIKES Mataram
2 UPT BLUD Puskesmas Gunungsari
3 Swadaya Mahasiswa Rp. 800.000
4 Sponsor-sponsor
TOTAL Rp. 800.000

D. Kepanitiaan

Ketua : Muhsan Haris


Sekertaris : Siti Zuraidatil Apriani
Bendahara : Linda Widiawati

Seksi Acara : Rauhil Harfiana, S.Kep


a. Okky Savitri Lestari, S.Kep
b. Siti Akmasari, S.Kep
c. M. Azmi, S.Kep
d. Iranadi, S.Kep
e. Putri Juniasti, S.Kep
Seksi Perlengkapan : Syarif Rahman Hakim, S.Kep
a. M. Adi Saputra, S.Kep
b. Bambang Fardiman, S.Kep

Seksi Dokumentasi: Zulfahmi, S.Kep


a. Bq. Nuzulia Rahmadiyana, S.Kep
b. Yeti Rosimiati, S.Kep

Seksi Konsumsi : Endang Karniwati S.Kep


a. Nurjanah Khaeriah, S.Kep
b. Windrawati, S.Kep
c. Inggrit Ary Vani, S.Kep
d. Dwi Aisyah, S.Kep

Seksi Keamanan : Rian Wahyu Pratama, S.Kep


a. Taufiq Hidayat, S.Kep
b. M. Muslihuddin, S.Kep
c. Wan Gunawan, S.Kep
Seksi Kesehatan : Neni Hidayati, S.Kep
a. Mutmainnah, S.Kep
b. Winda Andriana, S.Kep
c. Cahyati Alkhaeratun, S.Kep
d. Nurhayati, S.Kep
e. Zakiah Derajat, S.Kep
Evaluator :
a. Irene Stannes Kaviyose, S.Kep
b. Muh. Faisal

1. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Menyiapkan proposal kegiatan sosialisasi pengelolaan
sampah yang baik dan benar
2) Waktu pelaksanaan sosialisasi telah disepakati dan
ditetapkan bersama pembimbing akademik, lahan dan pihak
pemegang program promosi kesehatan di puskesmas
3) Tempat dan perlengkapan acara telah dipersiapkan
4) Materi dan media yang akan digunakan dalam kegiatan
sosialisasi telah dipersiapkan
5) Telah terbentuk struktur pengorganisasian sosialisasi
pengelolaan sampah yang baik dan benar
b. Evaluasi proses
1) Sebelum melakukan sosialisasi, dilakukan persiapan dan
beberapa pengarahan dari pak kadus untuk kelangsungan
acara
2) Sasaran dalam sosialisasi ini yaitu semua warga yang ada
di dusun barat kubur Desa Sesela
3) Peserta aktif mengikuti kelangsungan acara
4) Ada dua peserta yang menanyakan bagaimana mengolah sampah
menjadi pupuk dan apakah semua sampah bisa di olah.
5) Masyarakat berpartisipasi untuk belajar membuat kerajinan
langsung pada saat acara
6) Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
7) Acara dapat berjalan sesuai rencana
c. Evaluasi hasil
1) Peserta/masyarakat sosialisasi mengetahui cara
pengelolaan sampah yang baik dan benar
2) Masyarakat mengerti tentang sumber sampah
3) Masyarakat mengerti tentang jenis-jenis sampah
4) Masyarakat mengerti tentang dampak kesehatan yang
diakibatkan oleh sampah
5) Masyarakat mengerti dan mampu memilah sampah sesuai
dengan jenisnya
6) Masyarakat mengerti tentang pemanfaatan sampah
anorganik
7) Masyarakat mengerti dan mampu mendaur ulang sampah
anorganik menjadi benda yang lebih berguna
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sosialisasi merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk

mengubah suatu milik individu menjadi milik orang ramai (milik

negara) atau bisa juga disebut sebagai proses belajar seseorang

sebagai anggota masyarakat dalam mengenal dan menghayati

kebudayaan di lingkungannya atau sebuah usaha untuk

memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal, dipahami,

dihayati oleh khalayak umum atau masyarakat luas. Kesehatan

lingkungan

Diharapkan dalam sosialisasi pengelolaan sampah ini, dapat

membekali masyarakat untuk bisa memanfaatkan sampah disekitarnya

dijadikan barang lain yang memiliki fungsi dan manfaat yang lebih

lagi.

Tidak ada kendala yang ditemui dalam kegiatan sosialisasi

pemanfaatan sampah yang baik dan benar karena mendapat dukungan

dan bantuan dari semua pihak, yaitu pihak puskesmas Gunungsari,

pemerintah desa Sesela, akademik Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan(Stikes) Mataram dan masyarakat Dusun Barat Kubur Desa

Sesela Kecamatan Gunungsari.

B. SARAN

Diharapkan UPT BLUD Puskesmas Gunungsari rutin mengadakan

posyandu lansia setiap bulannya, dan diharapkan kader lebih


berperan aktif lagi dalam pemberian informasi prihal posyandu

lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Artiningsih, NKA, 2008. Peran Serta Masyarakat Dalam


Pengeloaan Sampah Rumah Tangga. Semarang: Universitas Diponegoro.

Cristian. H. 2008. Modifikasi Sistem Burner. Jakarta:


Universitas Indonesia.
Darto, K. A. 2007. Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di
Berbagai Wilayah di Indonesia. Jakarta: Departemen Pekerjaan
Umum.
Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Sulistyawati E dan Ridwan N. Efektivitas Kompos Sampah
Perkotaan sebagai Pupuk Organik dalam Meningkatkan Produktivitas
dan Menurunkan Biaya Produksi Budidaya Padi. Bandung: ITB.
Anonim. 2011. Pengelolaan sampah.
http://www4.justnet.ne.ip/offifour/smoky.htm. Di akses tanggal 13
oktober 2011.
Anonim. 2011. Peran Serta Masyarakat Dalam Penanganan.
http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/02
/tgl/14/time/065945/idnews/538401/idkanal/131. Di akses tanggal
12 oktober 2011.
Anonim. 2009. Sampah dan Pengelolaannya.
http://www.dephut.go.id/INFORMASI
/SETJEN/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_4.htm. Di akses tanggal 13
oktober 2011.
Anonim. 2010. Sampah. http://www.jala-
sampah.or.id/index.htm. Di akses tanggal 13 oktober 2011.
Anonim. 2008. Pencemaran Sampah.
http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/ sampah/peng_sampah_info/.
Di akses tanggal 15 oktober 2011.

·
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai