Aktivitas Bersepeda
Dosen : Yeni Vera, SPd, M.Biomed
Disusun Oleh:
EDGAR SITUMEANG
(1711202010)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Hubungan Homesotasis Tubuh Terhadap Aktivitas Bersepeda ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu
Yeni Vera selaku Dosen mata kuliah Biokimia yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Homeostasis, Latihan Fisik dan juga
bagaimana hubugan antara homeostasis dengan latihan bersepeda. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
2
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 4
1.1 Latar Belakang...................................................................... 4
1.2 Manfaat................................................................................. 4
1.3 Tujuan................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 7
2.1 Homeostasis.......................................................................... 7
2.1.1 Proses homeostasis....................................................... 10
2.2 Efek Latihan Pada Homeostasis........................................... 12
2.2.1 Perubahan Sistem Peredaran Darah dan Pernapasan... 14
2.2.2 Perubahan Cairan dan Suhu Tubuh............................. 17
2.2.3 Perubahan Sistem Hormonal....................................... 17
BAB III PENUTUP................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan......................................................................... 19
DAFTAR PUSAKA.................................................................................. 20
4
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam tubuh manusia terdiri dari triliun sel-sel sebagai pengontrol tubuh dalam
melakukan aktivitas (Marieb, 2006). Banyak aktivitas yang dapat merangsang kerja dari
sel-sel tersebut, seperti contoh aktivitas secara fisik yang memiliki keterkaitan dalam
kehidupan individu. Aktivitas secara fisik dapat disebut juga dengan latihan aerobik
seperti berlari, berjalan, berenang, dan bersepeda. Latihan aerobik adalah salah satu
jenis olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dengan kebutuhan oksigen yang
masih dapat dipenuhi oleh tubuh, misalnya jogging, senam, renang, bersepeda, dan lain-
lain (Karim, 2002). Latihan aerobik yaitu suatu latihan ang melibatkan lebih dari 1/6
otot tubuh yang bekerja serta bisa berlangsung lebih dari 3 menit, melakukan gerakan
ritmis secara terus-menerus (Sudarsono, 2008). Agar sel-sel dalam tubuh dapat
berfungsi dengan baik, maka terdapat homeostasis dalam tubuh sebagai mesin yang
1.2 MANFAAT
lingkungan tubuh secara internal yang secara terus-menerus memiliki pengaruh pada
atau keseimbangan tubuh dengan lingkungan, maka terdapat beberapa sistem utama
5
tersebut, seperti: sistem saraf, sistem otot, sistem endokrin, sistem pernapasan, sistem
rangka, dan sistem jantung. Beberapa aktivitas fisik atau disebut juga dengan latihan
aerobik yang dilakukan oleh manusia, misalnya berlari, berjalan, berenang, dan
bersepeda, merupakan suatu kegiatan yang banyak mengeluarkan energi dan memberi
Homeostasis ini pada dasarnya adalah untuk menstabilkan cairan di sekitar sel-sel
organisme multisel yaitu cairan ektrasel (CES), yang merupakan interface antara sel dan
lingkungan luar. Oleh karena itu, yang harus dipertahankan melalui homeostasis dalam
tubuh manusia adalah: kadar nutrien, kadar O2 dan CO2, kadar sisa metabolisme, pH,
kadar air, garam, dan elektrolit lainnya, suhu, volume dan tekanan, sehingga tubuh tidak
lingkungan luar.
Dalam hal ini juga terlihat bagaimana respon tubuh melalui perubahan-perubahan
tubuh yang dikendalikan akan mencetuskan respon yang melawan stimulus dari
lingkungan luar. Respon tubuh yang dicetuskan untuk merespon stimulus terdiri dari
dua bagian yaitu pengaturan umpan balik yang positif (positive feedback) dan umpan
balik negatif (negative feedback). Ketika homeostasis dipertahankan oleh tubuh, maka
pada saat proses pengaturan keseimbangan tubuh melibatkan semua sistem organ tubuh
6
1.3 TUJUAN
Makalah ini ditulis bertujuan untuk menjelaskan secara fisiologis hubungan antara
homesotasis tubuh terhadap salah satu aktivitas fisik yaitu bersepeda dalam
sistem jantung, sistem otot, sistem pernapasan, sistem endokrin, dan juga sistem rangka.
7
BAB II
ISI
A.HOMEOSTATIS
Homeostasis adalah segala upaya yang dilakukan oleh tubuh kita agar
lingkungan hidup sel didalam tubuh kita, yaitu cairan extrasel selalu dalam keadaan
kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam (Guyton et al, 2008).
multisel yang kompleks dapat hidup bebas di lingkungan luar sangat bervariasi
melibatkan semua sistem organ tubuh melalui pengaturan keseimbangan yang sangat
halus namun bersifat dinamis (dynamic steady state) (Minarma Siagian, 2004).
adalah berbagai proses fisiologik yang berfungsi memulihkan keadaan normal setelah
lingkungan internal dalam menjaga fungsi sel. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
tubuh. Perlu diketahui kata stabil dalam homeostasis ini tidak sama dengan kaku namun
8
stabil tersebut dapat bervariasi dalam limit atau batasan tertentu serta merupakan suatu
Keseimbangan air adalah kondisi dimana jumlah air yang masuk ke dalam
tubuh seimbang dengan jumlah air yang keluar (Hegar et al, 2008). Keseimbangan
elektrolit adalah suatu kondisi dimana jumlah masing-masing elektrolit yang masuk
kedalam tubuh setara dengan jumlah masing-masing elektrolit yang keluar (Hegar et al,
2008). Konsep Homeostasis adalah sel tubuh berkontak dengan lingkingan internal yang
dipertahankan sendiri dan bukan dengan lingkungan eksternal yang mengelilingi tubuh
(Setiadi, 2007). Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian homeostasis yaitu upaya yang
dilakukan oleh tubuh dalam mempertahankan keadaan ataupun situasi stabil di dalam
lingkungan tubuh baik itu sel tubuh maupun juga cairan-cairan dalam tubuh manusia
Dalam tubuh manusia banyak sekali faktor-faktor internal tubuh yang harus
konsentrasi O2 dan CO2, konsentrasi zat sisa, kestabilan pH, konsentrasi air garam dan
elektrolit lain, serta konsentrasi suhu, volume, dan tekanan. Konsep dari homeostasis
sendiri adalah sel tubuh berkontak dengan lingkungan internal yang dipertahankan
sendiri dan bukan dengan lingkungan eksternal yang mengelilingi sel. Sel adalah bagian
terkecil dari makhluk hidup. fungsi Dalam proses homeostasis, tubuh harus senantiasa
mengkoordinasikan respons. Sel tubuh harus mampu berkomunikasi satu sama lain.
Karena itu keadaan stabil sangatlah penting bagi setiap manusia karena apabila organ-
9
organ saraf manusia tidak berfungsi dengan baik saat menerima rangsang dari luar, hal
homeostasis dalam tubuh kita seperti misalnya dehidrasi yang artinya ialah keadaan
dimana tubuh manusia mengalami kekurangan cairan tubuh atau lebih lengkapnya
mengalami kekurangan air dan zat natrium. Dehidrasi ini terdapat dalam berbagai
tingkatan baik mulai tingkatan dehidrasi ringan sampai dengan dehidrasi akut.
Kemudian saat tubuh mengalami dehidrasi banyak gejala penunjang yang dirasakan
oleh manusia seperti misalnya rasa haus. Hal ini menunjukkan bahwa organ-organ
homeostasis tubuh masih berfungsi dengan baik. Setelah itu, kita dapat melakukan
pencegahan atau pengobatan dengan cara memberikan tambahan cairan dari luar tubuh
misalnya oralit.
Oralit adalah larutan yang berguna untuk menambah cairan dalam tubuh karena
oralit mengembalikan berbagai ion-ion yang terbuang pada saat tubuh mengalami
homeostasis tetap baik, dan mencegah kematian karena dehidrasi. Selain oralit, dapat
juga digunakan air dengan kandungan sodium rendah, jus apel, jeruk, dan anggur untuk
dan jus tomat untuk mengatasi dehidrasi isotonik, sedangkan untuk dehidrasi hipotonik,
dapat di gunakan obat dengan kadar sodium yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya hubungan antara homeostasis tubuh dengan kandungan cairan dalam tubuh yang
dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu homeostasis merupakan cara sistem tubuh di
10
dalam kegiatannya menyetabilkan keadaan cairan baik intrasel maupun ekstrasel yang
1.PROSES HOMEOSTATIS
Sel tubuh berkontrak dengan lingkungan internal yang dipertahankan sendiri dan
sel-sel tubuh tidak dapat hidup tanpa melakukan tugas-tugas khusus dan terorganisasi
yang esensial agar tubuh keseluruhan dapat bertahan hidup.sel-sel pada organisme multi
sel harus memberi kontribusi bagi kelangsungan hidup organisnme secara keseluruhan
dan tidak dapat hidup dan berfungsi tanpa kontribusi dari sel-sel tubuh lainnya karena
sebagian sel tersebut tidak berkontak langsung dengan lingkungan eksternal tempat
Suatu organisme uni sel, semisal amoeba dapat secara langsung memperoleh zat-zat
gizi dan O2 dari dan mengeluarkan zat-zat sisa kelingkungan eksternal disekitarnya.
Sebuah sel otot atau sel lain pada organisme multi sel juga membutuhkan zat dan O 2 dan
mengeluarkan zat-zat sisa, namun sel otot tidak dapat secara langsung melakukan
pertukaran ini dengan lingkungan di sekitar tubuh karena sel tersebut terisolasi dari
11
adalah adanya suatu lingkungan internal cair yang berkontak langsung dengan sel-sel
tubuh. Lingkungan internal ini terletak di luar sel tetapi di dalam tubuh. Berbagai sistem
Zat-zat sisa yang dihasilkan oleh sel dikeluarkan kedalam cairan inter stitial,
diserap oleh plasma dan dislurkan ke organ-organ yang khusus, berfungsi membuang
zat-zat sisa ini dari lingkungan internal ke lingkungan eksternal. Paru mengeluarkan
CO2 dari plasma, dan ginjal menyerap zat-zat sisa lainnya untuk dikeluarkan melaui
urin.
Homeostasis penting bagi kelangsungan hidup sel, sebagai bagian dari sistem
Sel-sel tubuh dapat hidup dan berfungsi hanya jika dibasuh oleh cairan ekstra sel
yang cocok bagi kelangsungan hidup mereka, dengan demikian komposisi kimiawi dan
yang sempit. Sewaktu sel mengeluarkan zat-zat gizi dan O 2 dari lingkungan internal,
bahan-bahan esensial ini harus secara terus menerus dilengkapi lagi agar proses sel
beberapa kategori, tergantung pada pengaruh yang ditimbulkannya pada tubuh manusia.
12
B.EFEK LATIHAN PADA HOMOESTATIS
Efek latihan pada tubuh adalah semua yang terjadi dalam latihan.
Bagaimanapuun, jika pembebanan latihan terlalu ringan, efek latihan setelah pemulihan
akan menjadi kurang dari yang diharapkan. Jika pembebanan latihan terlalu besar / berat
Konsep efek pelatihan tergantung pada poin kunci. Ketika seorang atlet
melakukan latihan aerobik, jantung dan otot-otot pernafasan menjadi lebih kuat. Juga,
tekanan darah menurunkan atlet, dan jumlah sel darah meningkat. Tubuh menjadi lebih
efisien dan, sebagai hasilnya, latihan yang sebelumnya akan sangat berat menjadi lebih
mudah dan menambah beban sedikit pada tubuh. Latihan menjadi lebih mudah,
kebugaran.
Bersepeda merupakan salah satu jenis olahraga pada latihan aerobik. Selain itu
juga, bersepeda menjadi bagian penting dalam sarana untuk olahraga di tempat-tempat
rekreasi. Bahkan pada zaman saat ini juga bersepeda termasuk sarana transportasi untuk
ke kantor, kampus maupun sekolah. Tentu saja, dengan bersepeda dapat menyehatkan
tubuh, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dapat merangsang kerja jantung,
melancarkan sirkulasi aliran darah dan oksigen ke seluruh tubuh, serta dapat melatih
13
Aktivitas fisik seperti bersepeda merupakan bagian dari olahraga yang dapat
tubuh manusia tidak hanya bekerja di luar tubuh tetapi dapat bekerja di dalam tubuh.
Hal ini terjadi karena di dalam tubuh manusia terdapat trilliun sel yang terdiri dari
komposisi cairan tubuh untuk mempertahankan sistem organ tubuh agar dapat berfungsi
dengan baik (Martini, dkk., 2004). Untuk mengaktifkan sel dalam tubuh, terdapat cairan
intraseluler yang menyumbang dua pertiga kadar air total dan cairan ekstraseluler
seperti gas, nutrisi, plasma dan ion sebagai lingkungan internal tubuh karena bersikulasi
dalam darah dan lymphatic (Tambayong, 2001). Homeostasis dapat menjaga stabilitas
tubuh dan mempertahankannya agar tidak terjadi kerusakan dalam lingkungan internal
tubuh dalam lingkungan internal. Ketika bersepeda, sistem utama sebagai pengatur
homeostasis yaitu sistem saraf dan endokrin yang bekerja bersama dalam mengontrol
2003). Tidak hanya kedua sistem ini, tetapi masih ada sistem-sistem tubuh lain yang
saling berhubungan dan melengkapi seperti sistem otot, sistem rangka, sistem jantung,
dan sistem pernapasan. Sebelum memulai bersepeda, tentu saja sistem belum berfungsi
secara ekstrim.
Pada saat stimulus dari luar datang, maka akan ada reseptor dalam tubuh manusia,
yaitu panca indra sebagai susunan saraf dalam mengkoordinasi gerakan mata dan tubuh
14
Pada saat kita bersepeda maka jantung akan terasa berdetak lebih cepat, pernapasan
juga berjalan dengan cepat. Semakin kencang kita bersepeda maka semakin cepat juga
jantung terasa berdetak dan pernapasan juga terasa semakin terengah-rengah. Oleh
sebab itu terjadi perubahan-perubahan secara signifikan terhadap fisiologis pada tubuh
hanya berlaku jika melibatkan otot-otot besar dan cukup banyak. Oleh
karena itu frekuensi denyut jantung banyak dipakai sebagai tolak ukur
sekitar 70 cc, maka pada saat berlatih dapat meningkat sampai 90 cc per
menit. Bagi orang yang terlatih akan terjadi kenaikan curah jantung akan
jauh lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk membuang CO2 yang terjadi
ketika latihan.
Perubahan Tekanan Darah
15
Saat bersepeda, hormon epinefrin akan meningkat dan menyebabkan
berlebihan. Hal ini terjadi karena banyak otot rangka yan g berkontraksi
normal.
Perubahan Pada Darah
Pada latihan ang cukup lama, jika tidak diimbangi dengan minum yang
dipecah dari sel adiposa menjadi asam lemak dan gliserol dalam plasma
16
Semakin tinggi intensitas latihan maka karbohidrat semakin tinggi agar
gula darah tidak terlalu rendah. Pada saat latihan akan banyak sekali sel-
sel darah yang pecah, baik sel darah merah, sel darah putih, maupun sel
semaki menurunnya kadar Hb, dan imunitas atau daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi menurun. Oleh karena itu setiap minggu perlu
metabolisme seperti air dan CO2. Semakin tinggi intensitas darah yang
pernapasan yang lebih dalam maka tekanan udara dalam paru akan
juga akan semakin tinggi sehingga ventilasi juga akan semakin tinggi.
b. Perubahan Pada Cairan Tubuh dan Suhu
Beberapa saat setelah berolahraga maka suhu akan meningkat, udara lembab,
keringat pun akan terasa banyak keluar membasahi kulit. Banyak keringat ang keluar
adalah salah satunya seiring dengan meningkatnya metabolisme atau terbentuknya air
17
dan CO2. Selain itu juga banyaknya keringat yang keluar adalah untuk menurunkan
suhu tubuh agar tidak meningkat secara berlebihan. Menguapnya keringat dari
permukaan kulit akan mengambil panas sehingga suhu badan menjadi berkurang.
cairan di dalam tubuh. Jika yang berkurang plasma darah akan sangat dirasakan oleh
tubuh, darah akan menjadi pekat, sirkulasi darah menjadi berat kemungkinan naiknya
agar terjadi keseimbangan atau keadaan normal sehingga tidak ada gangguan
tubuh. Ketika kita mendayung sepeda dengan semangat maka perasaan yang
semangat itu akan menjadi stimulus yang dimasukan pada sistem saraf pusat,
sistem saraf simpatik dan kelenjar hipofisis atau pituitari. Dari sistem saraf
18
mempengaruhi korteks adrenal dnegan meningkatkan sekresi aldosteron dan
kortisol. Demikian juga pada otot rangka maupun otot jantung dituntut untuk
glukosa darah akan tetapterjaga kadarnya meskipun banyak digunakan oleh sel-
sel otot rangka. Dengan bertahannya kadar gula darah juga akan tercukupi
kebutuhan energi sel-sel saraf sehingga sistem saraf tidak terganggu. Epinefrin
juga akan mempengaruhi meningkatnya sekresi hormon glukagon dari sel alfa
akan turun, agar gula darah tidak terlalu cepat masuk dalam sel-sel otot yang
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada saat melakukan aktivitas bersepeda, ada beberapa sistem tubuh yang
mengalami perubahan secara ekstrem, seperti contoh sistem jantung, pernapasan, sistem
saraf, sistem otot, sistem endokrin, dan sistem rangka. Perubahan-perubahan yang
19
dialami oleh tubuh bertujuan untuk mmepertahankan, menjaga, dan mengatur sel-sel
tubuh dalam mempertahankan beberapa sistem tubuh bekerja secara optimal dalam
beradaptasi dengan lingkungan seperti suhu, volume, tekanan, dan rangsangan dari luar.
Dalam hal ini, aktivitas bersepeda merupakan aktivitas yang sangat mengeluarkan
dan membutuhkan energi yang begitu banyak, sehingga hampir semua sistem tubuh
mengalmi perubahan secara ekstrem. Setiap sistem tubuh bekerja saling melengkapi.
Apabila ada satu sistem yang tidak bekerja secara optimal, maka sistem tubuh yang
lainnya akan berdampak tidak optimal juga. Hal ini dibuktikan bahwa semua sistem
tubuh bekerja sama dan saling tergantung antara satu sama lain dalam mempertahankan
homeostasis tubuh.
DAFTAR PUSAKA
Baradero Mary., Dayrit Wilfrid Mary., Siswadi Yakobus. ( 2005 ). Klien Gangguan
Endokrin. Jakarta: EGC.
Marieb. E (2006) Essentials of human anatomy & physiology.8 th edition. San Fransisco.
Martini, F. Ober, M. Garisson, C.,et all (2004). Fundamentals of Anatomy &
physiology. 6 th edition. USA.
Tortora, G & Derrickson, B (2011). Principles of Anatomy & Physiology 13 rd
edition. (Vol 1). Asia.
Thomson (2003). Huma Physiologi 4 th edison. USA.
Tambayong, Jan (2001). Anatomi & Fisologi untuk Keperawatan Jakarta : EGC.
Syaifuddin. (2003). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi ke-III.
Jakarta: EGC.
Syaifuddin. (2010). Anatomi Fisiologi Untuk keperawatan dan Kebidanan. Edisi ke-IV.
20
Jakarta:EGC.
staff.ui.ac.id/internal/130683855/material/HOMEOSTASISmsHO.pdf
http://www.blogdokter.net/2009/06/20/dehidrasi
onilyna.blogspot.com/.../blok-2-skenario-1-peranan-homeostasis.htm...
http://penulisani.blogspot.com/2012/03/homeostasis.html
httponlyuse.blogspot.com/2012/04/homeostasis.html
sp4669.wordpress.com/2008/07/24/anatomi-fisiologi-cairan-tubuh
http://w3.ouhsc.edu/histology/Text Sections/Urinary.html
http://www.cccmkc.edu.hk/~sbj-biology/
http://pclab.cataegu.ac.kr/physiology/Kidney.htm
21