Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

"Hubungan dan Interaksi Sel-Sel Tubuh dengan Sisitem-Sistem Fisiologi untuk


Mempertahankan Homeostasis"

Oleh:
ALVIN STEINJANIE
18089023

Dosen Pengampu:
dr. Arif Fadli Muchlis, S.Ked,M.Biomed

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

DEPARTEMEN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Penulis
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Mekanisme Pernafasan ini.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah Mekanisme Pernafasan ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 22 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Homeostasis……………………....................................................................................

2.2 Hubungan dan interaksi sel-sel tubuh.....................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Makalah ..............................................................................................................

3.2 Saran Makalah ........................................................................................................................

DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam Bab 1 ini berisi tentang latar belakang, tujuan, rumusan masalah, dan manfaat. Keempat

hal tersebut dibahas sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Homeostasis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap hidup dan dapat
berfungsi secara efisien ketika kondisi internal ini dipertahankan dengan baik. Semua sistem organ
bekerja dengan cara saling bergantung untuk mempertahankan homeostasis. Sebagai contoh perubahan
pada satu sistem cenderung untuk mempengaruhi satu sistem atau lebih sistem tubuh lainnya.

Dalam bab 1 ini Anda akan mempelajari tentang tubuh manusia terdiri dari sel, jaringan, organ,
dan sistem organ. Organ-organ tubuh diatur dalam kelompok fungsional sehingga fungsi mereka
dikoordinasi untuk melakukan fungsi sistem tertentu. Bentuk yang terkoordinasi ini, kelompok
fungsional disebut sebagai sistem organ. Sistem saraf dan pencernaan adalah contoh dari sistem organ.

Dalam bab 1 ini terdapat 2 topik yang akan dibahas, yaitu: Konsep homeostasis dan aplikasinya
dalam farmasi, serta Anatomi fisiologi sel sel, jaringan, organ, dan sistem organ.

Setelah Anda mempelajari materi dalam bab 1 ini dengan sungguh-sungguh, di akhir proses
pembelajaran, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang: Konsep homeostasis dan aplikasinya
dalam farmasi, Anatomi fisiologi sel, jaringan, organ, dan sistem organ.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan kami angkat adalah sebagai berikut.

1.2.1 Apa yang dimaksud Homeostasis

1.2.2 Bagaimanakah Hubungan dan Interaksi Sel-sel Tubuh dengan Sisitem-sistem Fisiologi?

1.2.3 Apa saja Hubungan dan Interaksi Sel-sel Tubuh dengan Sisitem-sistem Fisiologi.
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam Bab 2 ini berisikan jawaban dari rumusan masalah. Adapun diantaranya akan dipaparkan sebagai
berikut.

Tubuh kita merupakan suatu sistem yang terorganisir dan memiliki sistem pengaturan yang
selalu saling berkoordinasi untuk mempertahankan kondisi tubuh agar selalu dalam keadaan stabil
secara fisiologi. Jika terjadi gangguan secara fisiologi maka tubuh akan selalu merespon dan berusaha
untuk dapat mengembalikan ke keaadaan normal melalui suatu mekanisme umpan balik negatif dan
positif. Sebagai contoh jika tekanan darah kita turun, maka reseptor sensorik akan mengirimkan sinyal
ke pusat kontrol di otak. Pusat kontrol ini akan mengirikan sinyal saraf ke dinding arteri untuk
berkontriksi. Ketika tekanan darah naik sistem ini diaktivasi. Konsep ini dikenal dengan istilah
homeostasis. Anda sudah mempunyai sedikit gambaran bukan? Untuk lebih jelasnya mari mempelajari
uraian materi di bawah ini

A. HOMEOSTASIS

Agar tubuh dapat berfungsi secara optimal, kondisi di dalam tubuh yang disebut sebagai
lingkungan internal (CES; cairan ekstrasel) harus diatur dengan sangat hati-hati. Oleh karena itu
beberapa variabel penting, seperti suhu tubuh, tekanan darah, kandungan oksigen dan karbon dioksida
dari darah, juga keseimbangan elektrolit secara aktif dipertahankan dalam batas fisiologi yang sempit.
Kemampuan sistem fisiologi tubuh untuk mempertahankan keadaan di dalam tubuh yang relatif konstan
disebut homeostatis. Homeostatis (homeo artinya “yang sama”; statis artinya “berdiri atau diam”).
Istilah homeostatis diperkenalkan pertama kali oleh W.B.Cannon untuk menjelaskan berbagai proses
fisiologik yang berfungsi untuk memulihkan keadaan normal setelah terjadi gangguan. Homeostasis ini
sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap hidup dan dapat berfungsi secara efisien
ketika kondisi internal ini dipertahankan dengan baik. Ini tidak dapat dikatakan bahwa lingkungan
internal bersifat tetap dan tidak berubah.

Tubuh selalu dihadapkan dengan perubahan lingkungan eksternal serta kegiatan dan aktivitas
yang terjadi di dalam tubuh yang dapat merubah keseimbangan dari beberapa varibel penting. Sebagai
contoh, sebagian besar reaksi metabolik di dalam sel kita membutuhkan oksigen dan glukosa. Senyawa
ini kemudian harus diganti. Selain itu, reaksi ini menghasilkan limbah metabolik termasuk
karbondioksida dan urea yang kemudian harus dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu, lebih tepat
dikatakan bahwa lingkungan internal dalam keadaan dinamis yang stabil, yang terus berubah, tetapi
dimana kondisi optimal dipertahankan secara fisiologis. Semua sistem organ dalam tubuh, kecuali sistem
reproduksi, berkontribusi dalam mempertahankan homeostasis. Sebagai contoh, saluran pencernaan
mencerna makanan untuk memberikan nutrisi bagi tubuh. Sistem pernapasan memperoleh oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida. Sistem sirkulasi mengangkut semua zat-zat satu bagian ke bagian tubuh
lainnya. Sistem renal menegeluarkan limbah dan berperan dalam mengatur volume dan tekanan darah.

Homeostasis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap hidup dan dapat
berfungsi secara efisien ketika kondisi internal ini dipertahankan dengan baik. Proses dan aktivitas yang
membantu untuk mempertahankan homeostasis disebut mekanisme homeostatik. Sel bekerja dengan
baik ketika lingkungan di dalamnya tetap dalam keadaan stabil. Jika keseimbangan tidak dapat
dipertahankan maka tubuh tidak akan dapat berfungsi secara efektif dan dapat mengalami gannguan
atau sakit. Mekanisme kontrol homeostatik bekerja berdasarkan prinsip umpan balik. Ada dua jenis
umpan balik yaitu negatif dan positif.

B. Hubungan dan interaksi sel-sel tubuh dengan sistem-sistem fisiologi untuk mempertahankan
homeostasis

1. Mekanisme homeostatis mengurangi perubahan lingkungan internal

Lebih dari seabad yang lalu, ahli fisiologi Perancis Claude Bernard mengetengahkan perbedaan
antara lingkungan eksternal yang mengelilingi seekor hewan dan lingkungan internal di mana sel-sel
hewan tersebut sesungguhnya hidup. Lingkungan internal vetebrata disebut cairan interstisial
(interstitial fluid). Cairan yang mengisi ruangan antara sel-sel kita tersebut mempertukarkan nutrien dan
buangan dengan darah yang terdapat dalam pembuluh mikroskopis yang disebut kapiler. Bernard juga
mengamati bahwa banyak hewan cenderung mempertahankan kondisi yang relatif konstan dalam
lingkungan internalnya, meskipun lingkungan eksternalnya berubah. Hidra yang mendiami kolam tidak
berdaya untuk mempengaruhi suhu cairan yang menggenangi sel-selnya, tetapi tubuh manusia dapat
mempertahankan “kolaminternalnya” pada suhu yang kurang lebih konstan sekitar 37°C.

Tubuh kita juga dapat mengontrol pH darah kita dan pH cairan interstisial sehingga tetap
berada dalam kisaran perubahan sepersepuluhsatuan dari pH 7,4 dan mengatur jumlah gula dalam
darah kita sehingga tidak berfluktuasi dari konsentrasi 0,1% dalam jangka waktu yang lama. Tentunya
ada waktu-waktu tertentu dalam perkembangan seekor hewan, dimana perubahan besar dalam
lingkungan internal diprogram untuk terjadi. Misalnya, keseimbangan hormon dalam darah manusia
diubah secara radikal selama masa pubertas. Akan tetapi, stabilitas lingkungan internal masih dapat
dikatakan sebagai hal yang sungguh luar biasa. Saat ini, konsep “keseimbangan internal yang konstan”
yang diajukan oleh Bernard digabungkan ke dalam konsep homeostatis, yang berarti “keadaan yang
tunak (steady state).” Salah satu tujuan utama fisiologi modern, dan sebuah tema dari unit ini, adalah
mempelajari bagaimana seekor hewan mempertahankan homeostatis. Sesungguhnya, lingkungan
internal seekor hewan selalu berfluktuasi sedikit. Homeostatis adalah suatu keadaan dinamis, suatu
keterkaitan diantara gaya luar yang cenderung mengubah lingkungan internal dan mekanisme kontrol
internal yang melawan perubahan tersebut (Campbell Reece Mitchell, 2004)

2. Homeostatis : Keseimbangan yang Halus dan Dinamis

Organisme unisel tidak dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang berubah- ubah karena
memiliki sedikit atau hampir tidak memiliki mekanisme perlindungan terhadap lingkungannya. Namun
organisme multisel yang kompleks, seperti manusia, dapat hidup di lingkungan yang berubah-ubah
karena mempunyai kemampuan mempertahankan keadaan lingkungan dalamnya (milieu interieur). Hal
ini akan melindungi sel-sel yang letaknya di dalam tubuh dari perubahan lingkungan luar (milieu
exterieur) sehingga menjamin kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Pentingnya lingkungan dalam yang
stabil telah dikemukakan oleh (Claude Bernard), seorang ahli ilmu faal Perancis pada tahun 1859.
Dengan mempertahankan lingkungan dalam yang relatif stabil, organisme multisel yang kompleks dapat
hidup bebas di lingkungan luar yang sangat bervariasi. Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter

3. Homeostatis Sel : Sebuah keadaan yang Tetap

Kelangsungan hidup sel terutama tergantung pada kemampuannya untuk mencapai


homeostatis. Kemampuan sebuah sel untuk mengatur lingkungan internal yang stabil dilakukan melalui
pengendalian perpindahan materi melalui membran sel. Jika keseimbangan yang mudah terpengaruh ini
hilang, sel dapat terluka bahkan mati. Homeostatis sel adalah kemampuan sel untuk memperoleh
lingkungan internal yang stabil melalui pengaturan lintasan zat cair melalui membran sel.
Menghilangkan cangkang telur membuat membran sel semiparmeabel (telur merupakan sel tunggal)
menjadi terbuka. Membran semiparmeabel adalah membran yang hanya dapat dilewati beberapa zat
tertentu tetapi zat lain tidak dapat. Molekul air cukup kecil untuk bergerak melewati membran, tetapi
molekul-molekul di dalam sel terlalu besar untuk keluar dari sel.

Gerakan air yang melalui membran disebut osmosis (Janice VanCleave, 2004). E. Homeostatis :
Mempertahankan Kondisi Seimbang Tubuh Sebagai manusia, keadaan tubuh kita akan selalu berubah-
ubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Lingkungan ini dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan di luar
dan lingkungan di dalam tubuh kita. Keadaan di luar tubuh misalnya cuaca yang panas, sedangkan
keadaan di dalam tubuh misalnya penurunan kadar glukosa dalamdarah jika kita melewatkan sarapan.
Lingkungan di dalam dan di luar tubuh tersebut dapat mempengaruhi perilaku kita demi mendapatkan
kondisi tubuh yang nyaman. Homeostatis adalah sistem yang mengatur keseimbangan dalam tubuh.

Proses homeostatis ini dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kondisi psikologis serta sosial.
Kebanyakan gangguan homeostatis bersifat ringan dan hanya sementara karena sel- sel dalam tubuh
akan segera membaca perubahan yang terjadi dan segera menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.
Namun bisa juga homeostatis terganggu dalam waktu yang cukup lama, misalnya ketika tubuh terkena
infeksi yang menyebabkan tubuh menjadi lemah dan sakit. Tubuh kita memiliki sistem pengaturan yang
selalu membawa kondisi di dalamtubuh ini menuju ke arah seimbang. Sistem pengaturan ini terutama
dikerjakan oleh sistem saraf dan sistem hormon. Sistem saraf menyampaikan pesan yang terjadi dalam
tubuh serta meresponnya dengan cara menghantarkan sinyal-sinyal listrik antar serabut saraf,
sedangkan sistem hormon dengan cara mengeluarkan molekul pembawa pesan dari kelenjar-kelenjar
hormon yang ikut aliran darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf bekerja lebih cepat, sedangkan sistem
hormon bekerja lebih lambat. Keduanya dapat bekerja sendiri-sendiri atau bersamaan dan ini telah
diatur oleh sistem didalam tubuh manusia untuk mencapai tujuan akhir yang sama, yaitu kondisi
homeostatis.

Tubuh kita melakukan sistem pengaturan dengan sistem umpan balik. Sistemumpan balik adalah
suatu siklus yang memantau tubuh kita, mengevaluasi, mangubah, memantau kembali, mengevaluasi
kembali, demikian seterusnya sampai tercapai kondisi homeostatis.

4. Mekanisme Homeostatis

Perubahan kondisi lingkungan internal dapat timbul karena 2 hal, yaitu adanya perubahan
aktifitas sel tubuh dan perubahan lingkungan eksternal yang berlangsung terus- menerus. Untuk
menyelenggarakan seluruh aktifitas sel dalam tubuhnya, hewan selalu memerlukan pasokan berbagai
bahan dari lingkungan luar secara konstan, misalnya oksigen, nutrient dan garam. Sementara itu,
aktivitas sel juga menghasilkan bermacam – macam hasil sekresi sel yang bermanfaat dan berbagai zat
sisa, yang di alirkan ke lingkungan internal yaitu cairan ekstraseluler (CES). Apabila aktifitas sel berubah
pengambilan zat dari lingkungan internal dan pengeluarran berbagai zat dari dalam sel ke lingkungan
internal juga berubah. Perubahan aktifitas sel semacam itu akan mengubah keadaan lingkungan
internal. Perubahan lingkungan internal yang ditimbulkan oleh sebab manapun ( penyebab pertama
atau kedua) harus selalu dikendalikan agar kondisi homeostasis selalu terjaga. Mekanisme pengendalian
kondisi homeostasis pada hewan berlangsung melalui system umpan balik. Akan tetapi, kita tidak boleh
lupa bahwa ada 2 macam systemumpan balik, yaitu umpan balik positif dan negative.

Sistem umpan balik yang berfungsi dalam pengendalian kondisi homeostasis pada tubuh hewan
adalah systemumpan balik negative. Pengaturan umpan balik negatif (negative feedback) merupakan
pengaturan penting dalam homeostatis. Dalam pengaturan umpan balik negatif ini sistempengendali
senantiasa membandingkan parameter yang dikendalikan (misalnya suhu tubuh, atau tekanan darah)
dengan nilai setpoint (misalnya kisaran nilai normalnya). Perubahan-perubahan parameter yang
dikendalikan akan mencetuskan respons yang melawan perubahan sehingga mengembalikan parameter
tersebut pada nilai setpoint. Selain itu, ada juga pengaturan umpan balik yang positif (positive
feedback). pengaturan ini tidak bersifat homeostatis karena akan memperbesar respons, sampai ada
faktor luar yang menghentikan lingkaran setan ini.
BAB III

PENUTUP

Dalam Bab 3 ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran. Kedua hal tersebut dibahas sebagai
berikut.

3.1 Simpulan Makalah

Homeostatis adalah pemeliharaan (melalui mekanisme fisiologis tubuh) kondisi yang relatif
stabil dalam tubuh misalnya kondisi seperti suhu tubuh, tekanan darah, pH, konsentrasi bahan kimia
seperti hormon tertentu dalam darah. Meskipun perubahan yang terjadi baik di dalam dan di luar tubuh
misalnya karena makanan, olahraga, kehamilan, dan variasi kondisi eksternal.

3.2 Saran Penulis

Semoga dengan makalah ini pembaca dapat memahami mengenai system pernapasan pada
manusia dan mengerti tentang gejala-gejala dan penyakit yang terjadi pada sistem pernapasan agar
dapat menjaga pola hidup sehat supaya tidak terserang penyakit pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai