Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Struktur Sosial
Struktur sosial secara sederhana bisa didefinisikan sebagai pola perilaku berulang yang
menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat. Struktur sosial
bersifat abstrak dan tidak dapat terlihat oleh mata. Selain itu, struktur sosial pada masyarakat
bersifat sangat dinamis atau bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi sosial masyarakat. Nah,
kamu harus ingat nih, struktur sosial mencakup dua unsur perbedaan pada masyarakat, baik
perbedaan hierarkis berupa stratifikasi soal dan perbedaan horizontal berupa diferensiasi sosial.
Jangan sampai lupa, ya!
Dalam sebuah struktur sosial, masyarakat akan selalu menyesuaikan perilakunya dengan
kelompoknya. Menurut Nasikun, seorang sosiolog Indonesia, struktur sosial masyarakat
Indonesia membagi masyarakat dalam beberapa kelompok akibat adanya
perbedaan stratifikasi dan diferensiasi sosial. Stratifikasi sosial juga bisa menyebabkan
terbentuknya hierarki dalam bentuk kelas-kelas sosial di masyarakat, lho!
Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah pembedaan masyarakat secara horizontal, sehingga tidak ada kelas
sosial yang timbul akibat diferensiasi sosial. Dalam diferensiasi sosial, masyarakat
dikategorikan berdasarkan perbedaan-perbedaan yang setara, seperti perbedaan berdasarkan
ras, perbedaan suku bangsa, perbedaan klan, dan perbedaan agama. Supaya kamu lebih
gampang mengingat kategori diferensiasi sosial, ingat aja KA SARAS. Apaan tuh, kok KA
SARAS? KA SARAS adalah Klan, Agama, Suku Bangsa, dan Ras. Hahaha jangan lupa, ya
Squad!
Stratifikasi Sosial
Berbeda dengan diferensiasi sosial, stratifikasi sosial adalah perbedaan vertikal yang memicu
munculnya hierarki dan kelas-kelas sosial di masyarakat. Stratifikasi sosial di masyarakat
ditentukan oleh sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Dasar yang digunakan untuk
menggolongkan masyarakat dalam stratifikasi sosial adalah kekayaan, kekuasaan, keturunan,
dan pendidikan. Bisa disingkat menjadi K3P nih, supaya kamu nggak lupa, Squad! Selo
Soemardjan, seorang tokoh sosiologi Indonesia, juga mengemukakan dasar-dasar stratifikasi
sosial
Indonesia adalah negara dengan struktur masyarakat yang majemuk dan memiliki banyak
keragaman dan banyak hal. Keragaman tersebut dapat mempengaruhi kehidupan kita, banyak
pengaruh yang timbul karena adanya keberagaman. Pengaruh keberagaman masyarakat
indonesia terhadap kehidupan bermasyarkat adalah timbulnya beragam tafsir atau pemahaman
terhadapsuatu masalah sosial. Berkaitan dengan pola perilaku bangsa, pengaruh keberagaman
masyarakat indonesia menyebabkan rentan muncul konflik yang berkaitan dengan suku,
agama, ras dan antar golongan.
Kondisi masyarakat yang beragam, sanggat signifikan dimana masyarakat mudah terpecah
dengan isu-isu menyangkut agama, kebudayaan, ras dan lain sebagainya. Oleh sebab itu konflik
rasial dan konflik agama cepat sekali membesar dan membutuhkan penanganan serius dari
pemerintah. Keberagaman di Indonesia dan negara Asia pada umunnya berbeda dengan sejarah
keberagaman di negara barat, yang menghasilkan respon kebijakan yang tidak seluruhnya
sama. Beberap kebijakan mungkin menggunakan nama yang sama, tapi pada praktiknya
melalui proses dan memiliki makna yang berbeda.
Secara umum fungsi kebudayaan adalah sebagai pedoman dan pengarah hidup bagi manusia,
sehingga ia mengerti bagaimana harus bertindak, bersikap, berperilaku, baik secara individu
maupun kelompok.
Pedoman hidup yang di maksud adalah cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya baik
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, maupun kebutuhan psikologis yang berpedoman pada
kebudayaan yang sudah ada
Yang menjadi persoalan manusia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, tidak dapat begitu
saja mencari sampai mendapatkan kebutuhan itu tanpa mengingat tindakan itu merugikan
orang lain atau tidak.
Dengan kata lain, seorang atau sekelompok orang di dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya harus menggunakan pedoman-pedoman tertentu, yang termaksud di dalam
kebudayaan di mana manusia itu tinggal.
Sedangkan kebutuhan psikologis, yakni kebutuhan yang terpadu dari berbagai macam
kebutuhan. Dimana unsur kebudayaan yang dijadikan sebagai pedoman hidup, yaitu agama
atau kepercayaan, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, dan adat istiadat.
Kebutuhan psikologis ini merupakan spirit bagi setiap manusia dalam melakukan aktivitas
sosial kemasyarakatan, maupun dirinya sebagai individu.
Dalam kaitannya dengan kebutuhan psikologis unsur kebudayaan yang meliputi agama, ilmu
pengetahuan, pandangan hidup dan adat istiadat, merupakan penuntun bagi setiap orang dalam
menjalani hidupnya kearah yang lebih baik.
Budaya sejatinya harus menjadi perekat dalam menyatukan keakraban setiap individu dengan
individu maupun dengan kelompok, bahkan dengan alam lingkungannya.