Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan, kesetaraan dan harmoni

sosial

Indonesia merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa pulau dengan karateristik yang berbeda-
beda disetiap daerahnya. Perbedaan tersebut dapat meliputi perbedaan ras, agama, mata
pencaharian, suku, adat istiadat, norma, dan lain sebagainya. Keberagaman yang ada di
Indonesia menjadikan setiap individu yang berasal dari setiap daerah memiliki tingkah laku dan
aktivitas yang berbeda-beda.

Keberagaman Manusia

Keberagaman manusia yaitu manusia yang memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut ditinjau dari
sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat. Selain individu,
terdapat juga keragaman sosial. Jika keragaman individu terletak pada perbedaan secara individu
atau perorangan, sedangkan keragaman sosial terletak pada keragaman dari masyarakat satu
dengan masyarakat lainnya.

Kesetaraan Manusia

Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi
atau tidak lebih rendah antara satu sama lain. Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia
sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki tingkat atau kedudukan yang sama.
Tingkatan atau kedudukan tersebut bersumber dari adanya pandangan bahwa semua manusia
diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya
dibanding makhluk lain.
Kesetaraan Sosial adalah tata politik sosial yang mana semua orang yang berada dalam suatu
masyarakat atau kelompok tertentu memiliki status yang sama. Kesetaraan mencangkup hak
yang sama di bawah hukum, merasakan keamanan, memperoleh hak suara, memiliki kebebasan
dalam berbicara, dan hak lainnya yang sifatnya personal.

Faktor Penyebab Keberagaman Sosial

Indonesia memiliki perbedaan suku bangsa, etnis, agama, bahasa, kesenian, dan kedaerahan yang
dianggap sebagai karakteristik dalam kehidupan sosial. Meskipun masyarakat Indonesia bersifat
majemuk, namun manusia pada hakekatnya adalah sama dan sederajat. Keberagaman yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia tidak terlepas dari faktor penyebabnya. Adapun faktor penyebab
keberagaman sosial, yaitu sejarah dan geografis.

Keberagaman dalam dinamika Sosial

Struktur masyarakat Indonesia yang beragam ditandai oleh ciri-ciri yang unik. Secara horizontal,
mereka ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku
bangsa, perbedaan agama, perbedaan adat, serta perbedaan kedaerahan. Sedangkan secara
vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan vertikal antara lapisan
atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Berikut akan diuraikan tentang keberagaman yang ada
di Indonesia yang meliputi ras, etnik (suku bangsa), agama, mata pencaharian, jenis kelamin, dan
norma sosial.

Keberagaman dan Kesetaraan sebagai Kekayaan Sosial

Setiap manusia dilahirkan sama atau setara antara satu dengan lainnya, meskipun dalam
masyarakat, terdapat keragaman identitas. Kesetaraan dan keberagaman yang ada di masyarakat
menunjukkan tingkatan yang sama, kedudukan yang sama meskipun dalam masyarakat yang
majemuk. Adanya kesetaraan dan keberagaman sosial di masyarakat dapat memberikan
kekayaan sosial.

1. Keberagaman sebagai Kekayaan Sosial

Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan masyarakat majemuk.
Seperti di Indonesia, adanya masyarakat majemuk dapat dikarenakan kemajemukan etnik atau
suku bangsa. Beragamnya etnik di Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki ragam budaya,
tradisi, kepercayaan, dan pranata. Etnik atau suku bangsa menjadi identitas sosial budaya
seseorang. Artinya, identifikasi seseorang dapat dikenali dari Bahasa, tradisi, budaya, dan
kepercayaan yang bersumber dari etnik di mana ia berasal.

2. Kesetaraan sebagai Kekayaan Sosial

Hubungan antarmanusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya memiliki sifat timbal-balik.
Artinya, individu yang menjadi anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban. Beberapa hak
dan kewajiban telah ditetapkan dalam undang-undang (konstitusi) dan telah menjadi hak dan
kewajiban asasi, seperti yang tercantum dalam Pasal 27 ayat 1 UUD 1945. Pada pasal tersebut
jelas mengakui adanya kesetaraan dan kesederajatan yang diakui oleh Negara melalui UUD
1945. Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud dalam praktik nyata dengan adanya
pranata-pranata sosial.

Masalah Keberagaman

Indonesia yang terdiri dari beberapa daerah dapat memberikan keberagaman, baik dalam
kehidupan sosial maupun budaya. Adanya keberagaman ini juga dapat memicu munculnya
konflik. Oleh karena itu, kita harus selalu menghormati dan menghargai perbedaan yang ada
dalam masyarakat agar dapat mencegah munculnya konflik.

Keberagaman bangsa Indonesia yang terdiri dari adanya perbedaan suku bangsa, bahasa, status
sosial; mata pencaharian dapat berpontensi negatif terhadap munculnya masalah. Keberagaman
yang ada di masyarakat dapat berpotensi menimbulkan, seperti:

1. Segmentasi kelompok.
2. Konsesus yang lemah.
3. Munculnya konflik.
4. Integrasi yang dipaksakan.

II.

Di dalam masyarakat, memang ada perbedaan atau ketidaksamaan sosial. Ketidaksamaan sosial
terdiri dari ketidaksamaan sosial horizontal dan ketidaksamaan sosial vertikal. Ketidaksamaan
sosial horizontal adalah perbedaan antarindividu atau kelompok yang tidak menunjukan adanya
tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah (disebut juga, differensiasi sosial). Sementara itu,
ketidaksamaan sosial vertikal adalah perbedaan antar individu atau kelompok yang menunjukan
adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi (disebut juga, stratifikasi sosial). Dalam interaksi
sosial antarindividu yang berbeda tersebut, prinsip kesetaraan perlu diterapkan. Dengan prinsip
ini, harmoni sosial dapat tercipta. Harmoni sosial merupakan kondisi dimana individu hidup
sejalan dan serasi dan setiap anggota masyarakat dapat menjalani secara baik sesuai kodrat dan
posisi sosialnya.

A.    Struktur Sosial


Soerjono Soekanto melihat struktur sosial sebagai sebuah hubungan timbal balik antara posisi-
posisi sosial dan antara peranan-peranan sosial. Didalam tatanan sosial tersebut terkandung
hubungan timbal balik antara status dan peranan (dengan batas-batas perangkat unsur-unsur
sosial tertentu). Status dan peranan tersebut menunjuk pada suatu keteraturan perilaku yang
dapat membentuk suatu masyarakat. Dengan demikian, secara sederhana dapat kita katakan
bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antar unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu
kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan
sosial.

Fungsi dan Bentuk Struktur Sosial


Menurut Nasikun, dalam konteks Indonesia, struktur sosial dapat dilihat secara horizontal dan
vertikal. Secara horizontal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan suku bangsa, agama dan adat. Secara vertikal, struktur sosial ditandai dengan adanya
kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan sosial. Dalam banyak literature, struktur sosial
horizontal disebut diferensiasi sosial, sedangkan struktur sosial secara vertikal disebut stratifikasi
sosial.

B.    Diferensiasi Sosial


Salah satu bentuk struktur sosial adalah diferensiasi sosial. Menurut kamus sosiologi diferensiasi
sosial adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang
bisaanya sama atau sejenis. Pengertian sama disini menunjuk pada klasifikasi masyarakat secara
horizontal, mendatar atau sejajar.  Dalam masyarakat majemuk (plural society), pengelompokan
horizontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klan dan agama disebut
dengan istilah kemajemukan sosial. Pengelompokan berdasarkan perbedaan profesi dan jenis
kelamin disebut heterogenitas sosial.
C.    Stratifikasi Sosial
Perwujudan pelapisan didalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas sosial. Kelas sosial terdiri
atas kelas sosial tinggi (upper class), kelas sosial menengah (middle class), dan kelas sosial
rendah (lower class). Kelas sosial tinggi bisaanya diisi oleh para pejabat atau penguasa dan
pengusaha kaya. Kelas sosial menengah bisaanya meliputi kaum intelektual, seperti dosen,
peneliti, mahasiswa, pengusaha kecil dan menengah, serta pegawai negeri. Kelas sosial rendah
bisaanya merupakan kelompok terbesar dalam masyarakat, seperti buruh, petani gurem dan
pedagang kecil. Pengelompokan semacam itu terdapat dalam segala bidang kehidupan.
Stratifikasi sosial muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang terjadi dalam
masyarakat. Faktor-faktor penyebabnya adalah kemampuan atau kepandaian, umur, fisik, jenis
kelamin, sifat keaslian keanggotaan masyarakat, dan harta benda. Dalam perkembangan
selanjutnya, stratifikasi sosial sengaja dibentuk sebagai subsistem sosial untuk mewujudkan
tujuan tertentu. Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat disebabkan adanya sesuatu yang
dihargai lebih.
1. Kekayaan
2. Kekuasaan
3. Keturunan
4. Pendidikan
5. Status atau kedudukan
6. Peran (role)
D.    kesetaraan
Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda.
1.    Kesetaraan hukum, kesamaan dihadapan hukum.
2.    Kesetaraan politik, kesetaraan dalam bidang pembangunan
3.    Kesetaraan sosial, tidak adanya dominasi oleh pihak tertentu
4.    Kesetaraan ekonomi, pembagian sumber daya yang dilakukan secara adil
5.    Kesetaraan moral, memiliki nilai yang sama
Ada tiga konsep kesetaraan yang berbeda :
a.    Kesetaraan kesempatan, akses ke semua posisi sosial harus di atur oleh kriteria universal.
b.    Kesetaraan sejak awal, kompetisi yang adil dan setara mensyaratkan bahwa semua peserta
mulai dari garis start yang sama.
c.    Kesetaraan hasil, semua orang harus menikmati standar hidup dan peluang kehidupan yang
setara.
E.    Harmoni Sosial
Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan tertib, teratur, aman
dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang penuh harmoni. Harmoni sosial adalah
kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya. Harmoni sosial
juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas. Secara etimologis, solidaritas
adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan keadaan hubungan
antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang
dianut bersama.

F.    Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural


Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat, maka prinsip kesetaraan harus diterapkan
ditengah-tengah diferensiasi dan stratifikasi sosial. Ditengah pontensi konflik yang
memungkinkan bagi bangsa kita, maka usaha untuk membentuk suatu masyarakat multikultural
menjadi sangat penting. Secara sederhana, masyarakat multikultural dapat dimengerti sebagai
masyarakat yang terdiri atas beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan
yang berbeda-beda. Masyarakat multikultural merupakan bentuk dari masyarakat modern yang
anggotanya terdiri atas berbagai golongan, suku, etnis, ras, agama, dan budaya. Mereka hidup
bersama dalam wilayah local maupun nasional. Bahkan, mereka juga berhubungan dengan
masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Multikulturalisme tidak hanya bermakna keanekaragaman (kemajemukan), tetapi juga


kesederajatan antarperbedaan. Dalam multikulturalisme terkandung pengertian bahwa tidak ada
sistem norma dan budaya yang lebih tinggi daripada budaya lainnya, atau tidak ada sesuatu yang
lebih agung dan luhur daripada yang lain. Semua perbedaan adalah sederajat. Kesederajatan
dalam perbedaan merupakan jantung dari multikulturalisme.

Anda mungkin juga menyukai