Anda di halaman 1dari 14

Bab 3.

Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial


“Perbedaan budaya tidak boleh memisahkan kita dari yang lain. Keragaman budaya justru harus
membawa sebuah kekuatan kolektif yang dapat bermanfaat bagi seluruh umat manusia”.
(Robert Alan)

Perbedaan dan keberagaman bukanlah


sumber pemecahbelah. Prinsip kesetaraan
dan harmoni sosial menumbuhkan toleransi
di dalam masyarakat.

Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu :
1. Mendeskripsikan pengertian struktur sosial
2. Mengidentifikasi diferensiasi sosial di masyarakat
3. Membedakan berbagai pengaruh diferensiasi sosial berdasarkan pengamatan atau kasus
yang terdapat di masyarakat
4. Memahami perbedaan nilai yang terdapat pada kelompok sosial yang beragam

PETA KONSEP

Struktur Sosial

Diferensiasi Sosial

Stratifikasi Sosial

Kesetaraan
PERBEDAAN, KESETARAAN, DAN HARMONI
Harmoni Sosial

Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Sosiologi SMAN 1 Cibeber Cikotok

SOSIOLOGI SMAN 1 Cibeber


Mengamati Fakta

Di dalam masyarakat, memang ada


perbedaan atau ketidaksamaan sosial.
Ketidaksamaan sosial terdiri dari ketidaksamaan sosial horizontal dan ketidaksamaan sosial
vertikal. Ketidaksamaan sosial horizontal adalah perbedaan antarindividu atau kelompok yang
tidak menunjukan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah (disebut juga, differensiasi
sosial). Sementara itu, ketidaksamaan sosial vertikal adalah perbedaan antar individu atau
kelompok yang menunjukan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi (disebut juga,
stratifikasi sosial). Dalam interaksi sosial antarindividu yang berbeda tersebut, prinsip
kesetaraan perlu diterapkan. Dengan prinsip ini, harmoni sosial dapat tercipta. Harmoni sosial
merupakan kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dan setiap anggota masyarakat
dapat menjalani secara baik sesuai kodrat dan posisi sosialnya.

A. Struktur Sosial

Pengertian dan Ciri Struktur Sosial

Wiliam Kornblum menekankan konsep struktur sosial pada pola perilaku individu dan
kelompok, yaitu pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antarindividu dan
antarkelompok dalam masyarakat. Soerjono Soekanto melihat struktur sosial sebagai sebuah
hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan antara peranan-peranan sosial. Abdul Syani
melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Didalam
tatanan sosial tersebut terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan (dengan
batas-batas perangkat unsur-unsur sosial tertentu). Status dan peranan tersebut menunjuk
pada suatu keteraturan perilaku yang dapat membentuk suatu masyarakat. Dengan demikian,
secara sederhana dapat kita katakan bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antar
unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-
kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial.

Dalam struktur sosial dikenal dua konsep penting yaitu status dan peran (role). Ralf Linton
mendefinisikan status sebagai suatu kumpulan hak dan kewajiban, sedangkan peran merupakan
aspek dinamis dari status seseorang.
Pengayaan
Cara-cara memperoleh status atau kedudukan :
Ascribed Status adalah kedudukan atau status yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Kedudukan tersebu
Aschieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan usaha atau disengaja. Kedudukan ini be
Assigned Status adalah kombinasi dari kedua cara memperoleh status diatas. Status ini diperoleh melalui peng

Fungsi dan Bentuk Struktur Sosial

Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai pengawas sosial,
yakni sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai dan pelaturan
kelompok atau masyarakat. Struktur sosial juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk
menanamkan disiplin sosial kelompok atau masyarakat.

Menurut Nasikun, dalam konteks Indonesia, struktur sosial dapat dilihat secara horizontal
dan vertikal. Secara horizontal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama dan adat. Secara vertikal, struktur sosial ditandai
dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan sosial. Dalam banyak literature,
struktur sosial horizontal disebut diferensiasi sosial, sedangkan struktur sosial secara vertikal
disebut stratifikasi sosial.

B. Diferensiasi Sosial

Pengertian Diferensiasi Sosial

Salah satu bentuk struktur sosial adalah diferensiasi sosial. Menurut kamus sosiologi
diferensiasi sosial adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu
yang bisaanya sama atau sejenis. Pengertian sama disini menunjuk pada klasifikasi masyarakat
secara horizontal, mendatar atau sejajar.

Dalam masyarakat majemuk (plural society), pengelompokan horizontal yang didasarkan


pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klan dan agama disebut dengan istilah kemajemukan
sosial. Pengelompokan berdasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas
sosial.

Kemajemukan sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan :

1. Berdasarkan ciri fisik

Misalnya, warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, bentuk hidung, dan bentuk rahang.
Ciri-ciri fisik tersebut disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif.
2. Berdasarkan ciri sosial

Timbul karena adanya perbedaan pekerjaan yang menimbulkan perbedaan cara pandang
dan pola perilaku dalam masyarakat. Termasuk dalam kategori ini adalah perbedaan
peran, prestise dan kekuasaan. Contohnya pola perilaku guru akan berbeda dengan pola
perilaku tentara.

3. Berdasarkan ciri budaya


Berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang
dianutnya, seperti religi, sistem kekeluargaan, keuletan, dan ketangguhan. Hasilnya dapat
dilihat dari pakaian, adat istiadat, Bahasa, kesenian, arsitektur dan agama.

Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial

Beberapa bentuk diferensiasi sosial diantaranya


adalah diferensiasi ras, diferensiasi suku bangsa,
diferensiasi klan, diferensiasi agama, diferensiasi profesi,
dan diferensiasi jenis kelamin.

Diferensiasi Ras

Ras adalah kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri


fisik bawaan yang sama. Menurut Ralf Linton secara garis
besar, manusia dibagi dalam tiga kelompok ras utama:

1. Ras Mongoloid memiliki ciri-ciri fisik kulit warna kuning sampai sawo matang, rambut
lurus, bulu badan sedikit, dan mata sipit (terutama Asia Mongoloid). Ras Mongoloid
dibagi menjadi dua yaitu, Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia terdiri dari
subras Tionghoa (Taiwan, Jepang, Vietnam) dan subras melayu (Malaysia, Indonesia,
dan Filipina). Mongoloid Indian terdiri dari orang-orang Indian di Amerika.
2. Ras Negroid memiliki ciri-ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal, dan kelopak
mata lurus. Dibagi menjadi lima subras, yaitu Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro
Oseanis, dan Hontentot-Boysesman.
3. Ras kaukasoid memiliki ciri-ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang
kemerah-merahan sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus. Dibagi
menjadi lima subras, yaitu Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid, dan India.

Indonesia sebagai Negara kepulauan (archipelago) didiami oleh bermacam-macam subras,


yaitu:
1. Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya
2. Vedroid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan Tonum di
Sulawesi
3. Neo Melanosoid, yaitu penduduk di Kepulauan Kei dan Aru
4. Melayu terdiri atas :
a. Melayu tua (Proto Melayu) yaitu suku Batak, Toraja dan Dayak
b. Melayu muda (Deutro Melayu) yaitu Aceh, Minang, Bugis, Makassar, Jawa, dan
Sunda.

Ciri-ciri fisik setiap ras berbeda karena beberapa faktor berikut.


1. Kondisi geografis dan iklim
2. Faktor makanan
3. Faktor perkawinan (amalgamasi)

Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)

Suku bangsa merupakan hasil dari sistem kekerabatan yang lebih luas. Masyarakat dalam
sistem kekerabatan ini tetap percaya bahwa mereka memiliki ikatan darah dan berasal dari
nenek moyang yang sama. Jumlah suku bangsa di Indonesia saat ini sulit diperkirakan. Menurut
C. Van Vollen Houven jumlah suku bangsa di Indonesia adalah 316, sedangkan menurut Prof. Dr.
Konetjaraningrat ada sekitar 119. Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut
keanekaragaman budaya, yang meliputi perbedaan adat istiadat, religi, bahasa dan kesenian.

Diferensiasi Klan

Klan sering juga disebut kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas (extended family).
Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan utama, yakni klan atas dasar garis
keturunan ibu (matrilinier) dan atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal).

Diferensiasi Agama

Diferensiasi Jenis Kelamin

Diferensiasi Profesi

C. Stratifikasi Sosial
Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial
sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu sistem sosial tertentu kedalam lapisan-
lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, hak
istimewa, dan prestise. Pitirim A. Sorokin
mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai pembedaan
penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang
tersusun secara bertingkat (hierarki).

Perwujudan pelapisan didalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas sosial. Kelas sosial
terdiri atas kelas sosial tinggi (upper class), kelas sosial menengah (middle class), dan kelas sosial
rendah (lower class). Kelas sosial tinggi bisaanya diisi oleh para pejabat atau penguasa dan
pengusaha kaya. Kelas sosial menengah bisaanya meliputi kaum intelektual, seperti dosen,
peneliti, mahasiswa, pengusaha kecil dan menengah, serta pegawai negeri. Kelas sosial rendah
bisaanya merupakan kelompok terbesar dalam masyarakat, seperti buruh, petani gurem dan
pedagang kecil. Pengelompokan semacam itu terdapat dalam segala bidang kehidupan.

Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang terjadi dalam
masyarakat. Faktor-faktor penyebabnya adalah kemampuan atau kepandaian, umur, fisik, jenis
kelamin, sifat keaslian keanggotaan masyarakat, dan harta benda. Dalam perkembangan
selanjutnya, stratifikasi sosial sengaja dibentuk sebagai subsistem sosial untuk mewujudkan
tujuan tertentu.

Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat,
menurut Wila Huky adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan ras dan budaya.


2. Pembagian tugas yang terspesialisasi.
3. Kelangkaan.

Dasar Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat

Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat


disebabkan adanya sesuatu yang dihargai lebih.
1. Kekayaan
2. Kekuasaan
3. Keturunan
4. Pendidikan
5. Status atau kedudukan
6. Peran (role)

Sifat Stratifikasi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dibedakan menjadi:

1. Stratifikasi sosial tertutup


Adalah bentuk stratifikasi yang anggota
dari setiap stratanya sulit melakukan
mobilitas vertikal. Karenanya, stratifikasi
sosial jenis ini bersifat diskriminatif,
contohnya sistem kasta, masyarakat
rasialis, dan masyarakat feudal.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitas
sangat besar. Maksudnya, setiap anggota strata
dapat bebas berpindah strata sosial, baik vertikal
maupun horizontal. Walaupun kenyataannya
mobilitas harus melalui perjuangan berat,
kemungkinan untuk berpindah strata slalu ada.
Contoh doktor, pengusaha atau guru.
3. stratifikasi Sosial Campuran
Merupakan kombinasi antara stratifikasi sosial
tertutup dan terbuka. Missal seseorang yang
memiliki kasta Brahmana di Bali pindah ke
Jakarta.

Fungsi Stratifikasi Sosial

1. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif


2. Menjadi sistem pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan kewibawaan dan
penghargaan
3. Kriteria sistem pertentangan dan persaingan
4. Penentu lambing-lambang (simbol status) atau kedudukan
5. Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan
6. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial
yang sama dalam masyarakat
Perwujudan dari stratifikasi sosial adalah kelas-kelas sosial. Hal ini dapat kita lihat dari segi
ekonomi, sosial dan politik

Ekonomi

Pembagian kelas dalam masyarakat dari segi ekonomi akan membedakan masyarakat atas
kepemilikan harta.

1. Kelas atas terdiri dari kelompok orang-orang kaya


2. Kelas menengah terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan
3. Kelas bawah terdiri dari kelompok orang miskin

1
Keterangan: Golongan pertama merupakan kelompok terkecil dalam
masyarakat. Golongan kedua merupakan golongan yang cukup banyak dalam masyarakat. Golongan ketiga merupakan golongan terb
2
3

Sosial

Merupakan sistem penggolongan masyarakat menurut status. Umumnya, nilai status


seseorang dalam masyarakat diukur dari prestise atau gengsi. Contohnya, orang lebih memilih
menjadi pegawai meski gajinya kecil daripada jadi tukang. Pelapisan secara sosial dapat pula
dilihat dari pembagian kasta di Bali.

Politik

Pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang atau kekuasaan. Makin besar


wewenang atau kekuasaan seseorang, makin tinggi lapisan sosialnya. Masyarakat yang memiliki
wewenang atau kuasa umunya ditempatkan pada lapisan masyarakat atas. Kelompok ini
mencakup para pejabat eksekutif, yudikatif dan legislative. Pembagian jenis ini terlihat pula
pada hierarki militer.

Sistem Stratifikasi yang Ada di Indonesia

a. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Pertanian


Pembagian kelas berdasarkan kepemilikan tanah, berikut stratifikasi masyarakat pertanian
di Pulau Jawa

I Cikal Bakal

II Kuli Kenceng

III Kuli Kendo

I Buruh Tani

V
Masyarakat pertanian pada umumnya masih menghargai peran pembuka tanah (cikal
bakal), yaitu orang yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan tempat tinggal dan lahan
pertanian. Bisanya mereka menjadi sesepuh atau golongan yang dituakan. Golongan kedua
diduduki oleh pemilik tanah atau orang kaya, tetapi bukan keturunan cikal bakal. Mereka dapat
memiliki tanah dan kaya karena keuletan dan kemampuan lainnya. Kelompok yang kedua
disebut kuli kenceng. Golongan ketiga adalah golongan petani yang hanya memiliki tanah sedikit
dan hasilnya hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri (kuli kendo). Golongan yang keempat (buruh
tani) adalah orang yang tidak memiliki tanah, namun bekerja disektor pertanian.

b. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Feudal

Pola dasar masyarakat feudal:

1. Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus ditaati dan
dihormati oleh rakyatnya
2. Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum feudal) dan lapisan
dibawahnya, yakni rakyatnya
3. Adanya pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum feudal merupakan
tokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus hidup menghamba dan
selalu dalam posisi dibawah
4. Terdapat pola hubungan antarkelompok yang diskriminatif, yaitu kaum feudal
memperlakukan bawahanya secara tidak adil dan cenderung sewenang-wenang
5. Masyarakat feudal cenderung memiliki sistem stratifikasi tertutup

Lapisan Sosial Pada Masyarakat Feudal Surakarta dan Yogyakarta

1 1. Kaum bangsawan yang terdiri dari raja dan keluarganya, serta kerabatnya
2. Golongan priyayi, yaitu pegawai kerajaan yang terdiri dari orang-orang

2 yang berpendidikan atau memiliki kemampuan khusus untuk kerajaan.


Strata kedua ini berasal dari keturunan raja
3. Golongan wong cilik, yaitu rakyat jelata yang hidup mengabdi untuk raja
3

Lapisan Sosial Masyarakat Feudal di Aceh

1 1. Keturunan raja atau bangsawan sebagai golongan atas. Penghargaan berupa


gelar-gelar tertentu seperti Cut untuk perempuan, Teuku dan Teungku untuk
2 laki-laki
2. Golongan kedua meliputi olee baling (pegawai/pengawal raja)
3 3. Golongan bawah atau rakyat jelata

Lapisan Sosial Masyarakat Feodal di Sulawesi Selatan

1 SOSIOLOGI SMAN 31 Cibeber


2
1. Golongan
bangsawan
atau
keturunan
raja-raja yang
disebut
anakarung
pada lapisan
atas. Gelar
seperti andi
dan karaeng
2. Lapisan
kedua
diduduki
oleh
orang
merdeka
atau
bukan
budak
yang
disebut
to-
maradek
a
3. Golongan ketiga
disebut ata, yang
terdiri dari para
budak
c. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Belanda
1 1. Golongan Eropa.
2 2. Golongan Timur Asing
3 3. Golongan Bumiputera (Inlander)

d. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang

1 1. Bangsa Jepang
2 2. Bangsa Bumiputera
3 3. Bangsa Cina dan Eropa

e. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern

Berdasarkan Kriteria Profesi Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Kelompok Profesional Upper class (gol atas)


1 1
Middle class (gol menengah)
2 Kelompok Semiprofesi
2
3 Buruh Rendahan
3 Lower class (gol Bawah

Konsekuensi Stratifikasi Sosial

Dalam kenyataannya orang tidak memiliki kemampuan yang sama. Ada yang mampu
membayar sekolah yang mahal ada yang tidak. Akibatnya, penghargaan yang diberikan
masyarakatpun akan berbeda-beda. Perbedaan seperti ini akan mempengaruhi gaya hidup (life
style).

 Pakaian : model pakaian dan perlengkapan busana


 Rumah dan Perabot : Tipe rumah dan letak tempat tinggal serta jenis kendaraan dan
perabot rumah tangganya.
 Bahasa dan Gaya Bicara : Pemilihan kata atau Bahasa dan etika sopan santun
 Makanan : Selera dan jenis makanan
 Gelar, Pangkat, atau Jabatan
 Hobi dan Kegemaran

D. Kesetaraan

Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda.

SOSIOLOGI SMAN 1 Cibeber


1. Kesetaraan hukum, kesamaan dihadapan hukumm
2. Kesetaraan politik, kesetaraan dalam bidang pembangunan
3. Kesetaraan sosial, tidak adanya dominasi oleh pihak tertentu
4. Kesetaraan ekonomi, pembagian sumber daya yang dilakukan secara adil
5. Kesetaraan moral, memiliki nilai yang sama

Ada tiga konsep kesetaraan yang berbeda :

a. Kesetaraan kesempatan, akses ke semua posisi sosial harus di atur oleh kriteria universal
b. Kesetaraan sejak awal, kompetisi yang adil dan setara mensyaratkan bahwa semua
peserta mulai dari garis start yang sama
c. Kesetaraan hasil, semua orang harus menikmati standar hidup dan peluang kehidupan
yang setara

E. Harmoni Sosial

Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan tertib, teratur,
aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang penuh harmoni. Harmoni sosial
adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya.

Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas. Secara
etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata solidaritas
menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada
perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.

F. Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat, maka prinsip kesetaraan harus
diterapkan ditengah-tengah diferensiasi dan stratifikasi sosial.

Dinamika Masyarakat Indonesia

Sejarah perkembangan masyarakat Indonesia menunjukan bahwa potensi konflik antar


kelompok masyarakat di Indonesia cukup besar. Konflik tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain:

1. Harga diri dan kebanggaan kelompok terusik


2. Perbedaan pendirian atau sikap
3. Perbedaan kebudayaan yang dimiliki setiap etnis
4. Benturan kepentingan (politik, ekonomi dan kekuasaan)
5. Perubahan yang terlalu cepat sehingga mengganggu keseimbangan sistem dan
kemapanan

Mewujudkan Masyarakat Multikultural

Ditengah pontensi konflik yang memungkinkan bagi bangsa kita, maka usaha untuk
membentuk suatu masyarakat multikultural menjadi sangat penting. Secara sederhana,
masyarakat multikultural dapat dimengerti sebagai masyarakat yang terdiri atas beragam
kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda. Masyarakat
multikultural merupakan bentuk dari masyarakat modern yang anggotanya terdiri atas berbagai
golongan, suku, etnis, ras, agama, dan budaya. Mereka hidup bersama dalam wilayah lokal
maupun nasional. Bahkan, mereka juga berhubungan dengan masyarakat internasional, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

an
gaman dalam masyarakat memiliki beberapa karakteristik. Menurut Pierre L. Van den Berghe, karakteristik keberagaman tersebut adalah
segmentasi atau pembagian kedalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu sama lain
truktur sosial yag terbagi dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer (tidak saling melengkapi)
engembangkan consensus (kesepakatan) diantara anggotanya tentang nilai-nilai yang bersifat dasar
ative, sering terjadi konflik antara kelompok yang satu dan yang lainnya.
ative, integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling tergantung dalam bidang ekonomi
minasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain

Multikulturalisme tidak hanya bermakna keanekaragaman (kemajemukan), tetapi juga


kesederajatan antarperbedaan. Dalam multikulturalisme terkandung pengertian bahwa tidak
ada sistem norma dan budaya yang lebih tinggi daripada budaya lainnya, atau tidak ada sesuatu
yang lebih agung dan luhur daripada yang lain. Semua perbedaan adalah sederajat.
Kesederajatan dalam perbedaan merupakan jantung dari multikulturalisme.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perlunya Masyarakat Multikultural

Menurut Tilaar, sekurang-kurangnya ada tiga hal yang mendorong berkembang pesatnya
pemikiran multikulturalisme, yaitu HAM, globalisme, dan demokratisasi. Namun demikian,
idealism masyarakat multikultural dalam kenyataannya menemui banyak hambatan,
diantaranya:

1. Sikap menganggap budaya sendiri lebih baik


2. Pertentangan antara budaya barat dan timur
3. Plularisme dianggap sebagai sesuatu yang eksotis
4. Pandangan yang paternalistis
5. Mencari apa yang disebut indigenous culture, mencari sesuatu yang dianggap asli
6. Pandangan negative penduduk asli terhadap orang asing yang dapat berbicara
mengenai kebudayaan penduduk asli

Manfaat masyarakat multikultural

a. Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat, dapat digali kearifan budaya


yang dimiliki oleh setiap budaya
b. Memunculkan penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap toleransi
c. Menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya capital
d. Menjadi alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera
e. Mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu
orang atau kelompok saja

Sumber

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 2: Kelompok Pemintan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta.
Esis Erlangga

Anda mungkin juga menyukai