Anda di halaman 1dari 6

PERBEDAAN, KESETARAAN, DAN HARMONI SOSIAL

A. PARTIKULARISME KELOMPOK DAN PERBEDAAN SOSIAL DI


MASYARAKAT
 Partikularisme Kelompok Dan Perbedaan Sosial

Menurut Usman Pelly, masyarakat majemuk dikategorikan menjadi dua hal yaitu
masyarakat dengan pembelahan horizontal dan vertikal. secara horizontal struktur masyarakat
ditandai dengan kenyataan adanya kesatuan kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku
bangsa ,adat dan perbedaan kedaerahan lainnya. adapun secara vertikal, struktur masyarakat
ditandai dengan adanya perbedaan antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.

 Struktur Sosial

Individu-individu dalam masyarakat berbeda satu sama lain baik ras, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, maupun pekerjaan. Perbedaan ini didalam sosiologi disebut diferensi
sosial. Diferensi sosial menjadi proses dimana kelompok kelompok sosial terpisah satu sama
lain dengan kegiatan, peran, identitas, dan simbol tertentu. Kelompok kelompok ini kemudian
membangun struktur sosial.

 Hakikat Dan Ciri Struktur Sosial

Para ahlis sosiolog memiliki pendapat yang berbeda beda dalam mendefinisikan
struktur sosial.George C. Homans mengaitkan struktur sosial dengan perilaku sosial
elementer dalam kehidupan sehari hari. Sementara itu,Talcott Parsons berpendapata bahwa
struktur sosial adalah keterkaitan antarmanusia. Sosiolog lainz jamse Samuel Coleman ,
melihat struktur sosial sebagai sebuah pola hubungan antarmanusia dan antarkelompok
manusia. William kornblum menekankan konsep struktur sosial pada pola perilaku individu
dan kelompok, yaitu pola perilaku berulang ulang yang menciptakan hubungan antarindividu
dan antarkelompok dalam masyarakat.

Soerjono Soekanto melihat struktur sosial sebagai sebuah hubungan timbal balik antara
posisi-posisi sosial dan peranan peranan sosial. Sementara itu, Abdul syani melihat struktur
sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Didalam tatanan sosial
tersebut, terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan itu menunjuk pada
suatu keteraturan perilaku yang dapat membentuk suatu masyarakat. Tataran tatanan sosial
dalam kehidupan masyarakat merupakan jaringan dari unsur unsur sosial yang pokok, seperti
kelompok sosial , kebudayaan , lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara
unsur unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah kaidah sosial, lembaga lembaga sosial, kelompok
kelompok sosial, dan lapisan lapisan sosial.

Abdul Syani menyebutkan bahwa lembaga struktur sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang pokok, yang dapat
memberikan bentuk dasar pada masyarakat dan memberikan batas batas pada kegiatan
yang mungkin dilakukan oleh organisasi dalam masyarakat.
2. sosial mencakup semua hubungan sosial antarindividu pada saat tertentu
3. sosial meliputi seluruh kebudaayn dalam masyarakat.
4. Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka
yang membentuk suatu tatanan .
5. Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang
mengandung dua pengertian. Pertama, dalam proses struktur sosial terdapat peranan
yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan perkembangan. Kedua, dalam
setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian dimana terjadi
stabilitas, keteraturan, dan integrasi sosial yang berkesinambungan sebelum kemudia
“terancam” oleh proses ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat

Dalam struktur sosial, dikenal dua konsep penting, yaitu status (role). Ralph Linton
mendefinisikan status sebagai suatu kumpulan hak dan kewajiban , sedangkan peran
merupakan aspek dinamis dari status seseorang.

Menurut Soerjono Soekanto, status dan peran mempunyai arti penting dalam pola hubungan
timbal balik individu dan masyarakat. Status dan peranan merupakan unsur unsur baku dalam
lapisan sosial. Dengan status tertentu, seseorang memiliki sekumpulan hak dan kewajiban
yang mengarahkan perilakunya agar sesuai dengan pola hubungan atau norma yang
ditentukan dari status tersebut.

Robert K. Merton berpendapat bahwa dalam struktur sosial terdapat beberapa peran yang
terkait. Ia menyebutkan hal itu sebagai perangkat peran (role set). Perangkat peran adalah
pelengkap hubungan peran yang dimiliki seseorang karena menduduki status sosial tertentu .

 Fungsi Dan Bentuk Struktur Sosial

Mayor Palok menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai pengawas
sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai, dan peraturan
kelompok atau masyarakat. Struktur sosial juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk
menanamkan disiplin sosial kelompok atau masyarakat. Hal itu dikarenakan struktur sosial
memang berasal dari kelompok atau masyarakat itu sendiri. Dalam proses itu, individu atau
kelompok akan mendapat pengetahuan dan kesadaran tentang sikap, kebiasaan, dan
kepercayaan kelompok atau masyarakatnya.

Peter M. Blau membagi bentuk struktur sosial menjadi dua tipe, yakni :

1. struktur sosial dikatakan intersected jika keanggotaan dalam kelompok kelompok


sosial yang ada bersifat menyilang (berpotong). Artinya, keanggotaan dalam
kelompok sosial tersebut memiliki latar belakang ras , suku bangsa, dan agama yang
berbeda beda .
2. Sebuah struktur sosial dikatakan consolidated jika terjadi tumpang tindih parameter
(tolak ukur) dan mengakibatkan penguatan identitas keanggotaan dalam sebuah
kelompok sosial. Dalam proses tersebut, kelompok sosial berkembang menjadi wadah
bagi individu individu yang memiliki latar belakang ras, suku, kebiasaan, dan
kepercayaan yang sama.

Menurut Nasikun, dalam konteks Indonesia, struktur sosial dapat dilihat secara horizontal dan
vertikal. Secara horizontal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama dan adat. Secara vertikal, struktur sosial ditandai
dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan sosial. dalam banyak literatur,
struktur sosial secara horizontal disebut diferensi sosial, sedangkan struktur sosial
berdasarkan vertikal disebut stratifikasi sosial.

B. DIFERENSIASI SOSIAL

 Hakikat Diferensiasi Sosial

Menurut kamus sosiologi, diferensiasi adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap


perbedaan perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis. Pengertian sama disini
menunjuk pada klasifikasi masyarakat secara horizontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya
adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi dari golongan lainnya,
walaupun dalam kenyataannya terdapat kelompok masyarakat tertentu yang menganggap
golongannya lebih tinggi daripada yang lain.

Didalam masyarakat majemuk (plural society), pengelompokan horizontal yang didasarkan


pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klan, dan agama disebut dengan istilah
kemajemukan sosial. Pengelompokan berdasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin
disebut heterogenitas sosial.

Kemajemukan sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan hal hal berikut.

1. Berdasarkan ciri fisik


Diferensiasi ini timbul karena perbedaan ciri ciri fisik tertentu. Misalnya, warna kulit,
bentuk rambut, bentuk mata, bentuk hidung, dan bentuk rahang. Ciri ciri fisik tersebut
disebut ciri ciri fenotip kuantitatif
2. Berdasarkan ciri sosial
Diferensiasi ini timbul karena adanya perbedaan pekerjaan yang menimbulkan
perbedaan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat. Termasuk didalam
kategori ini adalah perbedaan peran, prestise , dan kekuasaan.
3. Berdasarkan ciri budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat
menyangkut nilai nilai yang dianutnya, seperti religi, sistem kekeluargaan, keuletan,
dan ketangguhan. Hasil dari nilai nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat
dari pakaian, adat istiadat, bahasa, kesenian, arsitektur, dan agama.

C. Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

Ada berbagai bentuk diferensiasi sosial. Diantaranya adalah sebagai berikut.

 Diferensiasi Ras
Ras adalah kelompok manusia yang memiliki ciri ciri fisik bawaan yang sama. Secara
garis besar, manusia dibagi dalam tiga kelompok ras utama berikut.
1. Ras Mongoloid (berkulit kuning dan coklat)
2. Ras Negroid (berkulit hitam)
3. Ras kaukasoid (berkulit putih)
 Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Suku bangsa merupakan hasil dari sistem kekerabatan yang lebih luas. Masyarakat
dalam sistem kekerabatan ini tetap percaya bahwa mereka memiliki ikatan darah dan
berasal dari nenek moyang yang sama.
Suku bangsa di Indonesia , secara garis besar adalah sebagai berikut.
1. Dipulau sumatera ada suku bangsa Aceh, Gayo, Batak, Medan, Padang,
Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Palembang, melayu, Enggano, Mentawai, dan
Nias.
2. Dipulau Jawa ada suku bangsa Sunda, Jawa, tengger, Madura, Bawean, Tambur,
Banten, dan Betawi
3. Dipulau Kalimantan ada suku bangsa Dayak, Bulungin, dan Banjar.
4. Dipulau Sulawesi ada suku bangsa Bugis, Makassar, Luwu, mandar, toseko,
banjau, sangir, Toraja, Toli-toli, Minahasa, Bolaang, Mongondow, dan Gorontalo.
5. Di kepulauan Nusa tenggara ada suku bangsa Bali, Bima, Sasak, Lombok,
Manggarai, Ngada, Ende Lio, Dompu, Timor, dan Rote.
6. Dikepulauan Maluku dan pulau Papua ada suku bangsa Ternate, Tidore, Dani,
Waigeo, biak, Yapen, dan Asmat.

Meskipun suku-suku bangsa ini tinggal berjauhan dan memiliki banyak perbedaan, merek
mempunyai persamaan berikut.

1. Dasar kehidupan sosial yang sama berdasarkan asas kekerabatan (kekeluargaan).


2. Asas yang sama dalam hak atas tanah (hak kepemilikan tanah).
3. Asas persamaan dalam hukum adat
4. Memiliki suatu bentuk perserikatan dan bentuk hubungan yang tidak dibuat tetapi
terjadi, yaitu lembaga adat-istiadat penduduk asli.
 Diferensiasi Klan
Klan sering juga disebut kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas (extended family).
Klan merupakan kesatuan genealogis (kesatuan keturunan), religio magis (kesatuan
kepercayaan) , dan tradisi (kesatuan adat).
Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan utama, yakni klan atau dasar
garis keturunan ibu dan klan atas dasar garis keturunan ayah.
1. Klan atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada
masyarakat Minangkabau. Klannya disebut suku yang merupakan gabungan
dari kampuang-kampuang. Nama-nama klan di Minangkabau misalnya,
Chaniago,Piliang,koto,Sikumbang,Melayu,
Dalimo, kampai, dan solo.
2. Klan atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) antara lain terdapat pada
masyarakat Batak dengan sebutan marga. Marga Batak Karo antara lain adalah
Ginting, Sembiring, Tarigan, perangin-angin, Sinuraya, Barus, dan tambun.
Batak Toba antara lain adalah Siregar, Simatupang, dan Nababan. Batang
Mandailing antara lain adalah nasution, batubara, Harahap, Rangkuti, dan
Daulay. Pada masyarakat Minahasa klas disebut fam, seperti mandaliga ,
Lasut, tombokan, paat, pangkerego, dan Supit.
 Diferensiasi Agama
Manusia pada prinsipnya adalah makhluk yang memiliki rasa kagum terhadap
sesuatu yang dianggap lebih hebat dari dirinya. Adanya petir, banjir, dan gunung
meletus membuat manusia percaya tentang adanya kekuatan di luar dirinya
(supranatural) yang bersifat gaib. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya itu,
manusia kemudia memiliki kepercayaan atau agama yang berbeda beda. Keyakinan
ini berkaitan dengan pengalaman hidupnya.
Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, Kristen, katolik, Hindu, Buddha, dan
Konghucu. Disamping itu, ada pula aneka kepercayaan lain, seperti keharingan,
parmalim, kejawen, dan lain lain.
 Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga menentukan tingkatan seseoran. Misalnya pada masyarakat
patrilineal, laki laki umumnya menduduki posisi lebih tinggi dari perempuan. Hal ini
biasanya berkaitan dengan hak dan kekuasaan. Pada masyarakat Manggarai (Flores) ,
misalnya , pembagian tanah warisan hanya diperuntukkan bagi anak laki laki. Karena
itu anak laki laki sering disebut sebagai ata one (orang dalam). Sementara anak
perempuan dianggap sebagai ata peang (orang luar) yang harus mengikuti suaminya.
 Diferensiasi Profesi
Diferensiasi Profesi merupakan pengelompokan
Masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya
berkaitan dengan keterampilan khusus, seperti membajak dan memilih bibit unggul.
Berdasarkan perbedaan profesi, kita mengenal kelompok masyarakat berprofesi
sebagai guru, dokter, pedagang, tentara, pegawai negeri, buruh, dan sebagainya. Jenis
profesi pada masyarakat pedesaan tentu tidak sekompleks dan sebanyak jenis
pekerjaan pada masyarakat perkotaan. Hal ini tentu berkaitan dengan perkembangan
dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Contohnya, pada masyarakat perkotaan dikenal
adanya profesi pramusiwi (baby sitter) sebagai konsekuensi seorang istri yang
bekerja. Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya.
Contohnya, perilaku seorang tentara akan berbeda dengan seorang guru ketika
keduanya melaksanakan pekerjaannya. Namun apapun profesi seseorang, sikap
profesional lah yang akan dihargai masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai