Diferensiasi Ras, dilihat dari perbedaan ciri-ciri fisik suatu kelompok masyarakat
tertentu.
Diferensiasi Suku Bangsa, merupakan sistem kekerabatan luas yang percaya bahwa
mereka memiliki ikatan darah dan nenek moyang yang sama.
Diferensiasi Klan, kesatuan genealogis yang bersifat religio magis dan memiliki
hubungan kekeluargaan yang sakral.
Diferensiasi Agama, agama adalah pedoman hidup yang senantiasa dimiliki oleh
masing-masing individu berdasarkan kepercayaan mereka terhadap suatu hal yang
dianggap tertinggi.
Diferensiasi Jenis Kelamin, meskipun tidak diatur secara nyata namun dalam beberapa
masyarakat jenis kelamin mempengaruhi tingkatan sosial mereka dalam masyarakat.
Diferensiasi Profesi, berkaitan dengan perebedaan keahlian seseorang dalam
masyarakat yang pada akhirnya menyebabkan perbedaan jenis pekerjaan yang mereka
jalankan
Misalnya, warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, bentuk hidung, dan bentuk rahang.
Ciri-ciri fisik tersebut disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif.
Struktur Sosial
Menurut August Comte sosiologi mengkaji masyarakat dari sisi social statics (statika
sosial atau struktur sosial) dan social dynamics (dinamika sosial atau perubahan
sosial). Comte berpendapat bahwa setiap masyarakat memiliki dua sistem kehidupan
yang berbeda sebagaimana yang dipelajari oleh sosiologi itu. Walaupun memiliki sisi
yang berbeda, keduanya menjadi sistem yang tak terpisahkan dari sebuah masyarakat
secara umum. Dalam hal ini penulis akan mencoba menjelaskan mengenai struktur
sosial, struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam
hubungan-hubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku berulang antar
individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut. Struktur sosial dapat diartikan
sebagai jalinan antara struktur-struktur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah / norma-
norma sosial, lembaga-lembaga sosial dan lapisan-lapisan sosial.
Suatu struktur sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Muncul pada kelompok
masyarakat, Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki
status dan peran masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada
dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat dimana status yang berbeda-beda itu
merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula. Berkaitan erat dengan
kebudayaan, kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu
kebudayaan yang memiliki struktur sosialnya sendiri dan menyebabkan beraneka
ragam struktur sosial. Dapat berubah dan berkembang, masyarakat tidak statis karena
terdiri dari kumpulan individu yang dapat berubah dan berkembang sesuai dengan
tuntutan zaman sehingga struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai
dengan perkembangannya.
Sebuah struktur memiliki fungsi sebagai pengawasan sosial yang menekankan pada
kemungkinan pelanggaran yang terjadi pada nilai, norma, dan peraturan kelompok atau
masyarakat. Stuktur sosial merupakan bagaian dari landasan hidup suatu masyarakat
karena asal mula struktur tersebut juga digali dari dalam diri masyarakat yang unik.
.
Stratifikasi Sosial
Kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam suatu
lapisan adalah sebagai berikut. Kekayaan, kekayaan paling banyak, termasuk dalam
lapisan teratas.Kekuasaan, kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar,
menempati lapisan atas.Kehormatan, Orang yang paling disegani dan dihormati,
mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat
tradisional. Ilmu Pengetahuan, Ilmu pengetahuan sebagai alat ukur, dipakai oleh
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
Stratifikasi sosial muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang terjadi
dalam masyarakat. Faktor-faktor penyebabnya adalah kemampuan atau kepandaian,
umur, fisik, jenis kelamin, sifat keaslian keanggotaan masyarakat, dan harta benda.
Dalam perkembangan selanjutnya, stratifikasi sosial sengaja dibentuk sebagai
subsistem sosial untuk mewujudkan tujuan tertentu. Beberapa kondisi umum yang
mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat, menurut Wila Huky adalah
sebagai berikut :
Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat disebabkan adanya sesuatu yang dihargai
lebih :
1. Kekayaan
2. Kekuasaan
3. Keturunan
4. Pendidikan
5. Status atau kedudukan
6. Peran (role)
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dibedakan menjadi:
1. Stratifikasi sosial tertutup adalah bentuk stratifikasi yang anggota dari setiap
stratanya sulit melakukan mobilitas vertical. Karenanya, stratifikasi sosial jenis ini
bersifat diskriminatif, contohnya system kasta, masyarakat rasialis, dan masyarakat
feudal.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitas sangat besar.
Maksudnya, setiap anggota strata dapat bebas berpindah strata sosial, baik vertical
maupun horizontal. Walaupun kenyataannya mobilitas harus melalui perjuangan berat,
kemungkinan untuk berpindah strata slalu ada. Contoh doctor, pengusaha atau guru.
3. Stratifikasi Sosial Campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi sosial tertutup
dan terbuka. Missal seseorang yang memiliki kasta Brahmana di Bali pindah ke Jakarta.
Perwujudan dari stratifikasi sosial adalah kelas-kelas sosial. Hal ini dapat kita lihat dari
segi ekonomi, sosial dan politik
1. Ekonomi
Pembagian kelas dalam masyarakat dari segi ekonomi akan membedakan masyarakat
atas kepemilikan harta. Kelas atas terdiri dari kelompok orang-orang kaya. Kelas
menengah terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan. Kelas bawah terdiri
dari kelompok orang miskin
2. Sosial
3. Politik
Pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang atau kekuasaan. Makin besar
wewenang atau kekuasaan seseorang, makin tinggi lapisan sosialnya. Masyarakat
yang memiliki wewenang atau kuasa umunya ditempatkan pada lapisan masyarakat
atas. Kelompok ini mencakup para pejabat eksekutif, yudikatif dan legislative.
Pembagian jenis ini terlihat pula pada hierarki militer.
Masyarakat pertanian pada umumnya masih menghargai peran pembuka tanah (cikal
bakal), yaitu orang yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan tempat tinggal
dan lahan pertanian. Bisaanya mereka menjadi sesepuh atau golongan yang dituakan.
Golongan kedua diduduki oleh pemilik tanah atau orang kaya, tetapi bukan keturunan
cikal bakal. Mereka dapat memiliki tanah dan kaya karena keuletan dan kemampuan
lainnya. Kelompok yang kedua disebut kuli kenceng. Golongan ketiga adalah golongan
petani yang hanya memiliki tanah sedikit dan hasilnya hanya cukup untuk dikonsumsi
sendiri (kuli kendo). Golongan yang keempat (buruh tani) adalah orang yang tidak
memiliki tanah, namun bekerja disektor pertanian.
1. Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus ditaati dan
dihormati oleh rakyatnya.
2. Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum feudal) dan lapisan
dibawahnya, yakni rakyatnya
3. Adanya pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum feudal merupakan tokoh
panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus hidup menghamba dan selalu
dalam posisi dibawah
4. Terdapat pola hubungan antarkelompok yang diskriminatif, yaitu kaum feudal
memperlakukan bawahanya secara tidak adil dan cenderung sewenang-wenang
5. Masyarakat feudal cenderung memiliki system stratifikasi tertutup
Dalam kenyataannya orang tidak memiliki kemampuan yang sama. Ada yang mampu
membayar sekolah yang mahal ada yang tidak. Akibatnya, penghargaan yang diberikan
masyarakatpun akan berbeda-beda. Perbedaan seperti ini akan mempengaruhi gaya
hidup (life style) :
Kesetaraan
1. Kesetaraan kesempatan, akses ke semua posisi sosial harus di atur oleh kriteria
universal
2. Kesetaraan sejak awal, kompetisi yang adil dan setara mensyaratkan bahwa semua
peserta mulai dari garis start yang sama
3. Kesetaraan hasil, semua orang harus menikmati standar hidup dan peluang kehidupan
yang setara
Harmoni Sosial
Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan tertib,
teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang penuh
harmoni. Harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi
dengan tujuan masyarakatnya. Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang
ditandai dengan solidaritas. Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau
kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu
dan atau kelompok yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang
dianut bersama.
Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat, maka prinsip kesetaraan harus
diterapkan ditengah-tengah diferensiasi dan stratifikasi sosial.
Ditengah pontensi konflik yang memungkinkan bagi bangsa kita, maka usaha untuk
membentuk suatu masyarakat multikultural menjadi sangat penting. Secara sederhana,
masyarakat multikultural dapat dimengerti sebagai masyarakat yang terdiri atas
beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda.
Masyarakat multikultural merupakan bentuk dari masyarakat modern yang anggotanya
terdiri atas berbagai golongan, suku, etnis, ras, agama, dan budaya. Mereka hidup
bersama dalam wilayah local maupun nasional. Bahkan, mereka juga berhubungan
dengan masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat, dapat digali kearifan budaya yang
dimiliki oleh setiap budaya
2. Memunculkan penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap toleransi
3. Menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya capital
4. Menjadi alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera
5. Mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu orang
atau kelompok saja
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang multikultural,
negara yang kaya akan keberagaman suku bangsa di dalamnya. Yang mana Setiap
suku bangsa mempunyai keunikan sendiri sendiri, berbeda satu sama lain. Perbedaan
tersebut sangatlah luas cakupannya. Mencakup perbedaan agama, ras, suku, adat
istiadat, bahasa, dan sebagainya. Indonesia adalah negara yang beragam, termasuk
didalamnya adalah keragaman akan kebudayaan. Berdasarkan kamus besar Bahasa
Indonesia , ragam berarti macam atau jenis. Ada tiga macam yang mengambarkan
masyarakat yang majemuk yaitu masyarakat Plural, masyarakat Heterogen, dan
masyarakat multukultural. Pluralitas yaitu, mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari
satu ( many). Heterogen yaitu, menunjukkan bahwa keberadanya yang lebih dari satu
berbeda-beda , bermacam-macam dan bahkan tidak dapat disamakan.multikultural, inti
dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama tanpa
memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa, ataupun agama.
Multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan adanya perbedaan itu
manusia adalah sama dan secara di ruang publik, menekankan pengakuan dan
penghargaan pada perbedaan.
Ketidaksamaan sosial yang terdapat di masyarakat dapat dikaji menjadi dua bagian
yaitu:
Menurut nasikun dalam bukunya sistem sosial Indonesia (2006) menyatakan bahwa
masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat yang menganut sistem nilai yang
berbeda diantara berbagai kesatuan sosial yang menjadi anggotanya sehingga para
anggota masyarakat tersebut kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai
suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang
memilii dasar-dasar untuk memahami satu sama lain. Dengan cara lain yang lebih jelas,
pierre L. Van den Berghe menyebutkan beberapa karakteristik dari sifat-sifat suatu
masyarakat majemuk , yaitu sebagai berikut:
Adapun sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan
tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang penuh
harmoni. Dengan demikian maka harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup
sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya.
Harmoni sosial disini juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas.
Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata
solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok
yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.