Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

LAPISAN – LAPISAN SOSIAL MASYARAKAT

Mata kuliah : antropologi kesehatan


Dosen pengampu :Uswatun khasanah

Disusun Oleh:

RAFIKA FATMAWATI
19030

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO
TAHUN 2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap

hal-hal dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan terhadap hal-hal

tertentu,akan menempatkan  hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari

hal-hal lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan material dari

pada kehormatan, maka mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan material

akan menempati kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan fihak-

fihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat (stratifikasi sosial),

yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam

berbeda-beda secara vertikal.

Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial berbeda-beda dan banyak sekali.

Stratifikasi tersebut tetap ada,sekalipun dalam masyarakat kapitalistis, demokratis,

komunistis dan lain sebagainya. Stratifikasi Sosial mulai ada ada sejak manusia

mengenal adanya kehidupan bersama di dalam suatu organisasi sosial, misalnya

pada masyarakat-masyarakat yang bertaraf kebudayaan masih bersahaja. Untuk

2
lebih jelasnya, pembahasan tentang Stratifikasi Sosial akan dijelaskan secara

terperinci pada bagian selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,dapat diambil sebuah masalah yang akan

dikaji dalam makalah ini diantaranya :

1. Apa pengertian Stratifikasi Sosial ?

2. Apa penyebab terjadinya Stratifikasi Sosial ?

3. Bagaimanakah sistem Stratifikasi Sosial ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin

“stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi,

stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat

ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Beberapa defenisi Stratifikasi Sosial

menurut para ahli. 

a. Pitirim A. Sorokin

Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau

masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki)

b. Max Weber

Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang

termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan

hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.

c. Cuber

Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di

atas kategori    dari hak-hak yang berbeda

4
d. Drs. Robert. M.Z. Lawang

Sosial Stratification adalah penggolongan orang-orang yang termasuk

dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis

menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.

Begitu pula dengan Seoarang filsuf bangsa Yunani yaitu Aristoteles

mengatakan, bahwa di dalam tiap-tiap negara terdapat 3 unsur lapisan masyarakat,

yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang berada ditengah-tengahnya dan

mereka yang melarat.

Ucapan Aristoteles ini membuktikan  bahwa terjadinya lapisan-lapisan

dalam masyarakat sudah sejak saat itu bahkan diduga bahwa zaman sebelumnya

telah diakui adanya tingkatan atau lapisan-lapisan di dalam masyarakat

B. Terjadinya Stratifikasi Sosial

Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam

proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun

untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya

lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaiaan, tingkat

umur (senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan

5
mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Alasan-alasan yang digunakan

bagi tiap-tiap masyarakat diantaranya : Pada masyarakat yang hidupnya dari

berburu hewan alasan utama adalah kepandaian berburu. Sedangkan pada

masyarakat yang telah menetap dan bercocok tanam, maka kerabat pembuka tanah

(yang dianggab asli) dianggab sebagai orang-orang yang menduduki lapisan

tinggi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada masyarakat Batak, di mana marga

tanah, yaitu marga yang pertama-tama  membuka tanah, dianggap mempunyai

kedudukan yang tinggi.

Mengenai sumber dasar dari terbentuknya stratifikasi dalam masyarakat

adalah suku bangsa (etnis) dan unsur sosial. Stratifikasi yang terbentuk bersumber

dari etnis apabila ada dua atau lebih grup etnis, di mana grup etnis yang satu

menguasai grup etnis yang lainnya dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan

stratifikasi yang terbentuk dari sumber sosial, karena adanya tuntutan masyarakat

terhadap faktor-faktor sosial tertentu. Faktor-faktor sosial itu merupakan ukuran

yang biasanya ditetapkan masyarakat berdasarkan sistem nilai yang dipandang

berharga. Faktor-faktor sosial yang berharga itu kemudian dimasukkan pada level

tertentu sesuai dengan tinggi rendahnya suatu daya guna yang dibutuhkan

masyarakat pada umumnya.

6
Ada beberapa ciri umum tentang Faktor-faktor yang menentukan adanya

stratifikasi sosial, yaitu antara lain :

1. Pemilikan atas kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk

dan ukuran; artinya strata dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari

nilai kekayaan srrorang dalam masyarakat.

2. Status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, misalnya sebagai Dokter, Dosen,

buruh atau pekerja teknis dan sebagainya; semuanya ini sangat mentukan

status seseorang dalam masyarakat.

3. Kesalahan seseoran dalam beragama; jika seseorang sungguh-sungguh

penuh dengan ketulusan dalam menjalankan agamanya , maka status

seseorang tadi akan dipandang lebih tinggi oleh masyarakat.

4. Status  atas dasar keturunan, artinya keturunan dari orang yang dianggap

terhormat ( ningrat ) merupakan ciri seseoarang yang memiliki status

tinggi dalam masyarakat.

5. Status atas dasar jenis kelamin dan umur seseorang. Pada umumnya

seseorang yang lebih tua umurnya lebih dihormati dan dipandang tinggi

statusnya dalam masyarakat. Begitu juga jenis kelamin; laki-laki pada

umumnya dianggap lebih tinggi statusnya dalam keluarga dan masyarakat.

7
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi

sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah

demkian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan

bagian sistem sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses

lapisan masyarakat, dapatlah pokok-pokok sebagai berikut yaitu sebagai brikut :

1. Sistem stratifikasi sosial mungkin berpokok pada sistem pertengahan

dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempuyai arti yang khusus

bagi masyarakat tertentu yang menjadi obyek penyelidikan.

2. Sistem stratifikasi sosial dapat dianalisis dalam rung lingkup unsur-unsur

sebagai brikut :

a) Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya

penghasilan, kekayaan,keselamatan, wewenang dan sebagainya:

b) Sistem pertentangan yang diciptakan warga-warga masyarakat

(prestise dan penghargaan)

c) Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapatkan berdasarkan

kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik,

wewenang atau kekuasaan :

8
d) Lambang-lambang status, seperti misalnya tingkah laku hidup, cara

berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan

sebagainya;

e) Mudah atau sukarnya bertukar status;

f) Solidaritas  diantara individu-individu atau kelompok-kelompok

sosial yang menduduki status yang sama dalam sistem sosial

masyarakat:

i. Pola-pola interaksi (struktur cliqe, keanggotaan organisasi

perkawinan dan sebagainya);

ii. Kesamaan atau perbedaan sistem kepercayaan, sikap dan

nilai-nilai;

iii. Kesadaran akan status masing-masing;

iv. Aktivias sebagai oprgan kolektif.

C. Sistem Stratifikasi

Sistem stratifikasi sosial dalam masyrakat ada yang bersifat terbuka dan

ada yang bersifat tertutup. Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan

anggota masyarakat dapat berpindah dari status satu kestatus yang lainnya

berdasarkan usaha-usaha tertentu. Misalnya seorang yang berkerja sebagai petani

9
mempunyai kemungkinan dapat menjadi tokoh agama jika ia mampu

meningkatkan kesalehannya dalam menjalankan agamanya. Seorang anak buruh

tani dapat mengubah statusnya menjadi seorang dokter atau menjadi presiden

sekalipun, apabila ia rajin belajar, berpolitik dan bercita-cita untuk itu. Sebaliknya

seorang anak presiden belum tentu dapat mencapai status presiden.

Dengan demikian berarti dalam sistem Sistem stratifikasi terbuka, setiap

anggota masyarakat berhak dan mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan

kemampuan sendiri untuk naik status, atau mungkin juga justru stabil atau turun

status sesuai dengan kualitas dan kuantitas usahanya sendiri. Dalam Sistem

stratifikasi ini biasanya terdapat motivasi yang kuat pada setiap anggota

masyarakat untuk berusaha memperbaiki status dan kesejahteraan hidupnya.

Sistem stratifikasi terbuka lebih dinamis dan anggota-anggotanya cenderung

mempunyai cita-cita yang tinggi.

Pada Sistem stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan kemungkinan

untuk pindah kestatus satu kestatus lainnya dalam masyarakat. Dalam sistem ini

satu-satunya kemungkinan untuk dapat masuk ada status tinggi dan terhormat

dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan. Hal ini jelas dapat

diketahui dari kehidupan masyarakat yang mengabungkan kasta seperti di india

misalnya:

10
a) Keanggotaan pada kasta diperoleh karna warisan/kelahiran. Anak yang

lahir memperolah kedudukan orang tuanya

b) Keangotaan yang diwariskan tadi berlaku seumur hidup, oleh karna

seseorang takmungkin mengubah kedudukannya, kecuali bika ia

dikeluarkan dari kastanya.

c) Perkawinan bersifat endogam, artinya harus dipilih dari orang yang

kekasta.

d) Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.

e) Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta yang tertentu, terutama nyata dari

nama kasta, identifikasi anggota pada kastanya, penyesuaian diri yang

ketat terhadap norma-norma kasta dan lain sebagainya.

f) Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah

ditetapkan.

g) Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan

Sistem kasta di India telah ada berabad-abad yang lalu. Istilah untuk kasta

dalam bahasa india adalah yati;[9] sedangkan sistemnya disebut varna. Menurut

kitab Rig-veda dan kitab-kitab brahmana, dalam masyarakat india kuno dijumpai

empat varna yang tersusun dari atas kebawah. Masing-masing adalah kasta

Brahmana, Ksatra, Vaicya dan Sudra.

11
D. Dasar Stratifikasi Sosial

Diantara lapisan atasan dengan yang terendah , terdapat lapisan yang

jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan atasan, tidak hanya memiliki satu

macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat. Akan tetapi kedudukannya

yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya, mereka yang mempunyai uang banyak,

akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin kehormatan.

Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai menggolongkan-golongkan anggota-

anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan masyarakat  adalah sebagai berikut :

1. Ukuran kekayaan. Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak,

termausk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya, dapat dilihat

padad rumah yang bersangkutan, mobil peribadinya, cara-caranya

mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang di pakainya, kebiasaan

untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.

2. Ukuran kekuasaan Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang

mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atasan.

3. Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari

ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan

dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, banyak di

12
jumpai pada masyarakat teradisional. Biasanya mereka adalah golongan

tua, atau mereka yang pernah berjasa.

4. Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh

masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran

tersbut Kadang-kadang yang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang

negative. Karna ternya bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang

dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaanya. Sudah tentu hal yang

demikian memacu segala macam usaha untuk mendapatkan gelar, walau

tidak halal.

Ukuran diatas tidaklah bersipat limitatif, karna masih ada ukuran-uakuaran

lain yang dapat digunakan. Akan tetapi ukuran-ukuran diatas amat menentukan

sebagai timbulnya sistem lapisan pada masyarakat tertentu.

E. Kelas-kelas Sosial

Di dalam tentang teori lapisan senantiasa dijumpai istilah kelas (social

clas ). Seperti yang sering terjadi dengan berbagai istilah lain dalam sosiologi,

maka istilah kelas, tidak selalu mempunyai arti yang sama. Walaupun pada

hakikatnya mewujudkan sistem kedudukan-kedudukan yang pokok dalam

masyarakat. Penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat disebut class-

13
system. Artinya, semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu

diketahui dan diakui oleh masyarakat umum.[12] Dengan demikian, maka

pengertian kelas adalah paralel dengan pengetian lapisan tanpa membedakan

apakah dasar lapisan itu faktor uang, tanah, kekuasaan atau dasar lainnya.

Adapula yang mengunakan istilah kelas hanya untuk lapisan yang

berdasarkan atas unsur ekonomis. Sedangkan lapisan yang berdasarkan atas

kehormatan dinamakan kelompok kedudukan (status group). Selanjutnya

dikatakan bahwa harus diadakan pemdedaan yang tegas antara kelas dan

kelompok kedudukan.

Max Weber mengadakan pembedaan antara dasar ekonomis dengan dasar

kedudukan sosial akan tetapi tetap mempergunakan istilah kelas bagi semua

lapisan. Adanya kelas yang bersifat ekonomis dibaginya lagi ke dalam sub kelas

yang bergerak dalam bidang ekonomi dengan mengunakan kecakapannya.

Disamping itu, Max Weber masih menyebutkan adanya golongan yang mendapat

kehormatan khusus dari masyarakat dan dinamakan Stand.

Pada beberapa masyarakat di dunia, terdapat kelas-kelas yang tegas sekali.

Karena orang-orang dari kelas tersebut memperoleh hak dan kewjiban yang di

lindungi oleh hukum positif masyarakat yang bersangkutan. Warga masyarakat

semacam itu seringkali mempunyai kesadaran dan konsepsi yang jelas seluruh

14
sususan lapisan dalam masyarakat. Misalnya di Inggris, ada istilah-istilah tertentu

seperti commoners bagi orang biasa serta nobility bagi bangsawan. Sebagaian

besar warga masyarakat Inggris, menyadari bahwa orang-orang nobility berada

diatas commoners (sesuai dengan adat istiadat)

Apabila pengertian kelas ditinjau serta lebih mendalam, maka akan dapat

dijumpai beberapa kriteria yang tradisional, yaitu:

1) Besar jumlah anggota-anggotanya,

2) Kebudayaan yang sama, yang menentukn hak-hak dan kewajiban-

kewajiban warganya,

3) Kelenggengan,

4) Tand atau lambang-lambang yang merupakan cori khas,

5) Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu, terhadap kelompok lain).

6) Antagonisme tertentu.

Sehubungan dengan kriteria tersebut diatas, kelas memberikan fasilitas-

fasilitas hidup yang tertentu (life-chances)bagi anggotanya. Misalnya,

keselamatan atas hidup dan harta benda, kebebasan , standar hidup yang tinggi

dan sebagainya, yang dalam arti-arti tertentu tidak dipunyai oleh warga kelas-

kelas lainnya. Kecuali itu, kelas juga mempengaruhi gaya dan tigkah laku hidup

masing-masing warganya (life-style). Karena kelas-kelas yang ada dalam

15
masyarakat mempunyai perbedaan dalam kesepakatan-kesepakatan menjalani

jenis pendidikan atau rekreasi tertentu.

F. Unsur-unsur dalam Stratifikasi Sosial

Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan

masyrakat adalah kedudukan (status) dan paranan (role). Kedudukan dan peranan

merupakan unsur-unsur baku dalam sistem lapisan, dan mempunyai arti yang

penting bagi sistem sosial. Yang diartikan sebagai sistem sosial adalah pola-pola

yang mengatur hubungan timba- balik antara individu dalam masyarakat dan

antara individu dengan masyarakatnya, dan tingkah laku individu- individu

tersebut. Dalsm hubumgan-hubungan timbal-balik tersebut , keudukan dan

peranan individu mempunyai peranan yang penting oleh karena itu untuk

mendapatkan gambaran yang agak mendalam, ke dua hal tersebut akan

dibicarakan tersendiri dibawah ini. 

1. Kedudukan  (Status)

Kedudukan Kadang-kadang dibedakan pengertiannya dengan kedudukan

sosial (social status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang

dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang

16
secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti

lingkungan pergaulannya, prestasinya dan hak-hak serta kewajiban-kewaibannya.

Untuk lebih mudah mendapatkan pengertia, ke dua istilah tersebut di atas akan

dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah kedudukan

saja.

Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola

tertentu. Dengan demikian , seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan

, oleh karena seseorang bisanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan.

Pengertian tersebut menunjukan tempatnaya sehubungan dengan kerangka

masyarakat secara menyeluruh. Seperti Kedudukan Tuan A sebagai warga

masyarakat, merupakan kombinasi dari segenab kedudukanya sebagai guru,

kepala sekolah,ketua rukun tetangga dst.

Mayarakat pada umumnya mengembangkan dua macam Kedudukan yaitu :

a) Ascribed-Status, yaitu Kedudukan seseoarang dalam masyarakat tanpa

memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.

Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak

seoarang bangsawan adalah bangsawan pula.

b) Achieved-Status adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang denagan

usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar

17
kelahiran. Akan tetapi tetapi bersifat terbukabagi siapa saja tergantung

kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-

tujuannya. Misalnya. Setiap orang dapat menjadi hakim asalkan

mempunyai persyratan tertentu. Terserahlah kepada yang bersangkutan

apakah dia mampu menjalani persyaratan-persyaratan tersebut. Apabila

tidak, tak mungkin kedudukan sebagai hakim tersebut akan diperolehnya.

Dan kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan,

yaitu Assigned-status, yang merupakan kedudukan yang diberikan. Assigned-

status sering mempunyai  sering mempunyai hubungan yang erat

dengan Achieved-Status. Artinya suatu kelompok atau golongan

memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada orang yang lebih berjasa, yang

telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dankepentingan

masyarakat. Akan tetapi kadang-kadang kedudukan tersebut diberikan , karena

seseorang telah lama menduduki suatu kepangkatan tertentu. Misalnya seorang

pegawai negeri seharusnya naik pangkat secara reguler, setelah menduduki

kepangkatannya yang lama, selama jangka waktu tertentu.

18
2. Peranan (Role)

Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya

maka dia menjalankansuatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan

peranan adalah untuk kepentingan ilmu dan pengetahuan. Keduanya takdapat

dipisah-pisahkan, karna yang satu tergantung pada yang lain dan sbaliknya. Tak

ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana halnya

dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti. Setiap orang mempunyai

macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus

berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta

kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.

Pentingnya peranan adalah karna ia mengatur perillaku seseorang. Orang yang

bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dan perilaku orang-orang

sekelompoknya. Hubungan-hubungan sosial yang ada masyarakat, merupakan

hubungan antara peranan- peranan individu dalam masyarakat. Peranan diatur

oleh norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma kesopanan menghendaki agar

seorang lelaki berjalan bersama seorang wanita.

Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi

dalam pergaulan ke3maqsyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (yaitu

19
social position) merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada

organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyusuaian

diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam

masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal, yaitu :

a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi

atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini

merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

b) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaaku individu yang

penting bagi struktur sosioal masyarakat.

Perlu pula disingung perihal fasilitas bagi peranan indivudu (role-

facilities). Masyarakat biasanyamemberikan fasilitas-fasilitas pada individu untuk

dapat menjalankan peranan. Lembaga-lembaga kemasyarakatan merupakan

bagaian masyarakat yang banyak menyediakan peluang-peluang untuk

pelasaksanaan peranan. Kadang-kadang perubahan struktur suatu golongan

kemasyarakatan menyebabkan fasilitas bertambah. Misalnya, perubahan

organisasi suatu sekolah yang memerlukan penambahan guru, pegawai

20
administrasi, dan seterusnya. Akan tetapi sebaliknya, juga dapat mengurangi

peluang-peluang, apabila terpaksa diadakan rasionalisasi sebagai akibat perubahan

struktur dan organisasi.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah membahas dan memahami uraian di atas, dapat dibuat sebuah

kesimpulan sebagai berikut:

Selama dalam satu masyarakat ada sesuatu yang dihargai, dan setiap

masyarakat pasti mempunyai sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat

menumbuhkan adanya sistem lapisan dalam masyarakat. Sistem lapisan dalam

masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah socil stratification yang

merupakan pembedaan penduduk atau nasyarakat ke dalam kelas-kelas secara

bertingkat (secara hirarkis).

Sistem lapisan dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya (dalam

proses pertubuhan masyarakat itu) tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun

untuk mengejar suatu tujuan bersama. Sifat Sistem lapisan dalam masyarakat

dapat tertutup dan dapat pula terbuka. yang bersifat tertutup tidak memungkinkan

pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak pindahnya

itu ke atas atau kebawah. Sebaliknya di dalam system terbuka, setiap anggota

masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri

22
naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang

atas ke lapisan di bawahnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Soerjono Soekanto : Sosiologi Pengantar, edisi baru keempat, PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta, 1990, halaman 253.

Soerjono Soekanto : Sosiologi Pengantar, edisi baru keempat, PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta, 1990, halaman 253.

 Abdulsyani : Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, Jakarta


Anggota IKAPI, 1994, halaman 83

Soerjono Soekanto : Sosiologi Pengantar, edisi baru keempat, PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta, 1990, halaman 254

Robin Willams Jr.,American Society, edisdi baru ke-2, A Fred A Knop. New


York, 1960, hal 88,89

Abdulsyani : Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, Jakarta


Anggota IKAPI, 1994, halaman 85 dan seterusnya

Kingslay Davis, Human Society, cetakan ke-13, The Macmillan Company, New


York, 1960 hal 378-379

Koentjaraningrat: Beberapa Pokok Antropologi Sosial, cetakan pertama. Penerbit


Dian Rakyat, 1967, hal 174 dan seterusnya.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi: Setankai Bunga Sosiologi,


edisi pertama, Yayasan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta, 1964, hal 255 dan seterusnya.

24

Anda mungkin juga menyukai