Anda di halaman 1dari 17

Bab I

Pendahuluan

A.Latar Belakang

Masyarakat merupakan sekelompok sumber daya manusia yang dapat dan senantiasa
mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu. Hal itulah yang membuat
masyarakat senantiasa berusaha untuk meraih penghargaan serta meraih kehidupan yang
baik. Oleh sebab itu mengakibatkan munculnya beberapa lapisan atau stratifikasi sosial dalam
masyarakat.

Setiap masyarakat di dunia mengklasifikasikan orang-orangnya ke dalam kategori-


kategori. Baik secara resmi oleh pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya atau secara tidak
resmi yang berjalan selama dalam interaksi sosial. Hampir semua kriteria dapat digunakan
untuk mengkategorikan orang, warna dan tekstur rambut, warna mata, daya tarik fisik, berat
badan, tinggi badan, pekerjaan, pilihan jenis kelamin, usia, kelas di sekolah, nilai ujian, dan
banyak lainnya. Dua jenis utama kriteria yang digunakan sebagai dasar untuk klasifikasi
karakteristik yang dinisbahkan dan yang dicapai. Karakteristik yang dinisbahkan adalah sifat
dari saat dilahirkan (seperti warna kulit, rambut, jenis kelamin) dan karakteristik yang dicapai
adalah didapat melalui beberapa kombinasi dari pilihan, usaha, dan kemampuan.

Dari berbagai perbedaan kehidupan manusia, satu bentuk variasi kehidupan mereka
yang menonjol adalah fenomena stratifikasi (tingkatan-tingkatan) sosial. Perbedaan itu tidak
semata-mata ada, tetapi melalui proses suatu bentuk kehidupan baik berupa gagasan, nilai,
norma, aktifitas sosial, maupun benda-benda) akan ada dalam masyarakat karena mereka
menganggap bentuk kehidupan itu benar, baik dan berguna untuk mereka. Fenomena dari
stratifikasi sosial ini akan selalu ada dalam kehidupan manusia, sesederhana apapun
kehidupan mereka, tetapi bentuknya boleh jadi berbeda satu sama lain, semua tergantung
bagaimana mereka menempatkannya.

Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana
anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh
setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada
yang didapat tanpa suatu usaha (ascribed status). Stratifikasi berasal dari kata stratum yang
berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak.

Sosiolog mempelajari stratifikasi sosial yang terfokus pada hubungan antara kategori
sosial orang yang menempati dan peluang hidup mereka, termasuk kesempatan untuk tetap
hidup melewati tahun pertama kehidupan, kesempatan untuk tinggal di luar usia 75 tahun,
dan kesempatan untuk mengalami peristiwa yang mungkin sekali dengan jumlah tak terbatas
di antara titik-titik tersebut.

Seseorang sosiolog terkemuka yaitu Pitirim A. Sorokin (1957) mengatakan bahwa sistem
lapisan sosial merupakan ciri tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur.
Hal ini berarti sistem lapisan akan selalu ada pada masyarakat yang ada di suatu wilayah
1
kemudian bersosialisasi. Perbedaan kedudukan manusia dalam masyarakatnya secara
langsung menunjuk pada perbedaan pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, tanggung
jawab nilai-nilai sosial, dan perbedaan pengaruh di antara anggota-anggota masyarakat.

Sejak manusia mengenal adanya suatu bentuk bersama di dalam bentuk organisasi
sosial, lapisan-lapisan masyarakat mulai timbul. Pada masyarakat dengan kehidupan yang
masih sederhana, pelapisan dimulai atas dasar perbedaan gender dan usia, perbedaan antara
pemimpin atau yang dianggap sebagai pemimpin dengan yang dipimpin atau perbedaan
berdasarkan kekayaan. Seorang ahli filsafat, Aristoteles, pernah mengatakan bahwa dalam
tiap-tiap negara terdapat tiga unsur ukuran kedudukan manusia dalam masyarakat, yaitu
mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat, dan mereka yang berada di tengah-
tengahnya. Sedangkan pada masyarakat yang relatif kompleks dan maju tingkat
kehidupannya, maka semakin kompleks pula sistem lapisan-lapisan dalam masyarakat itu,
keadaan ini mudah untuk dimengerti karena jumlah manusia yang semakin banyak, maka
kedudukan (pembagian tugas kerja), hak-hak, kewajiban, serta tanggung jawab sosial
menjadi semakin kompleks pula.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses terjadinya stratifikasi sosial?


2. Apa saja sifat sistim stratifikasi sosial?
3. Apa saja unsur-unsur (dasar) stratifikasi sosial?
4. Apa itu kelas social (Determinan kelas social, Identifikasi diri dan kesadaran kelas
social, Besar kecilnya kelas sosial dan Status dan peranan)?
5. Bagaimana kelas sosial sebagai sub kultur?
6. Apa makna kelas sosial?
7. Apa dampak stratifikasi sosial?
8. Apa itu makna stratifikasi bagi peluang hidup dan perilaku?

C.Tujuan

1. Memahami proses terjadinya stratifikasi sosial


2. Memahami sifat sistim stratifikasi sosial
3. Memahami unsur-unsur (dasar) stratifikasi sosial
4. Memahami kelas social (Determinan kelas social, Identifikasi diri dan kesadaran kelas
social, Besar kecilnya kelas sosial dan Status dan peranan)
5. Memahami kelas sosial sebagai sub kultur
6. Memahami makna kelas sosial
7. Memahami dampak stratifikasi sosial
8. Memahami makna stratifikasi bagi peluang hidup dan perilaku

2
Bab II

Pembahasan

A.Proses terjadinya stratifikasi sosial

Secara teoretis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi dalam
kenyataannya tidaklah demikian. Pembedaan atas lapisan-lapisan sosial merupakan gejala
universal yang merupakan bagian dari sistem sosial setiap masyarakat. Terjadinya proses-
proses pelapisan dalam masyarakat, pokok-pokok berikut dapat dijadikan pedoman
(Soekanto, 1990):

1. Sistem pelapisan mungkin berpokok pada sistem pertentangan (konflik sosial). Sistem
demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang
menjadi obyek penyelidikan; dan

2. Sistem pelapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup sebagai berikut:

a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti misalnya penghasilan, kekayaan,


keselanatan, (kesehatan, laju angka kejahatan), wewenang dan sebagainya;

b. Sistem pertetanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan


penghargaan);

c. Dasar sistem pertetanggaan, yaitu apakah dapat berdasarkan kualitas pribadi,


keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan;

d. Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian,


perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi, dan seterusnya;

e. Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan; dan

f. Solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki kedudukan


yang sama dalam sistem sosial masyarakat.

B. Sifat sistim stritifikasi sosial

Pada garis besarnya ada dua jenis sistem stratifikasi sosial, yaitu sistem terbuka dan
sistem tertutup. Sistem-sistem ini memiliki perbedaan dalam hal kriteria pelapisan dan
konsekuensi terhadap peluang mudah atau sukarnya bertukar kedudukannya (lapisan).

Dalam sistem stratifikasi sosial tertutup sistem status yang berlaku adalah ascribed-
status. Artinya kedudukan seseorang dalam masyarakat diperoleh karena kelahiran. Misalnya,
anak Kasta Brahmana di India memperoleh status Brahmana. Anak Bangsawan memperoleh
status bangsawan. Contoh masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial tertutup adalah
masyarakat berkasta, sebagian masyarakat feodal, atau masyarakat yang dasar stratifikasinya
tergantung pada perbedaan rasial. Mobilitas sosial vertikal sangat sulit terjadi dalam sistem
stratifikasi sosial tertutup.
3
Sedangkan dalam sistem stratifikasi sosial terbuka sistem status yang berlaku adalah
achieved status. Artinya kedudukan seseorang diperoleh atas usaha sendiri melalui beragam
saluran. Beberapa saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga-lembaga
keagamaan, sekolah-sekolah, organisasi-organisasi politik, ekonomi dan keahlian.
Masyarakat demokratis umumnya memiliki sistem stratifikasi terbuka. Dengan sendirinya
gerak atau mobilitas umum terjadi dalam sistem ini.

C.Unsur-unsur dasar Stratifikasi sosial

Adapun unsur-unsur stratifikasi sosial yaitu, adanya kedudukan (status), yaitu


kedudukan sebagai tempat posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, adanya peranan
(role), yaitu peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Sedangkan dasar-dasar
yang menumbuhkan stratifikasi sosial adalah uang, harta, tanah, kekuasaan, ilmu
pengetahuan, dan lain sebagainya.

Stratifikasi sosial memiliki kedudukan yang bermacam-macam, sebagaimana halnya


berikut ini:

1. Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan


perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Contoh: kedudukan berdasarkan
kasta/feodalis. Pada umumnya, ascribe status dijumpai pada masyarakat-masyarakat
dengan sistem pelapisan yang tertutup, atau masyarakat di mana sistem pelapisannya
tergantung pada perbedaan rasial. Namun demikian, ascribe status juga ditemukan
pada bentuk-bentuk masyarakat dengan sistem pelapisan yang terbuka, misalnya
kedudukan laki-laki dalam satu keluarga, kedudukannya berbeda dengan kedudukan
istri atau anak- anaknya. Ascribe status disini walaupun tidak diperoleh atas dasar
kelahiran, akan tetapi pada umumnya sang ayah atau suami adalah kepala keluarga.
Untuk menjadi kepala keluarga tersebut, laki-laki tidak perlu mempunyai darah
bangsawan atau kasta tertentu, sosok seorang ayah tetap saja sebagai kepala rumah
tangga.

2. Acchieved status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan sengaja.
Contoh: pendidikan. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi
bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuannya masing-masing dalam
mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Seseorang yang ingin menjadi pemain
bulu tangkis yang handal, tentunya harus berlatih bulu tangkis dengan tekun,
seseorang yang ingin menjadi dokter, tentunya harus belajar kedokteran.
Kecenderungan tercapainya achieved status ini biasanya ditemukan dalam bentuk-
bentuk masyarakat dengan sistem pelapisan yang terbuka, hal ini bisa terjadi karena
nilai-nilai dalam masyarakat memungkinkan untuk berlakunya tindakan-tindakan
seperti itu. Anak seorang Rudy Hartono belum tentu akan menjadi pemain bulu
tangkis yang handal, walaupun kalau hanya untuk sekedar menjadi juara RT mungkin
bisa, sedangkan orang tua Rudi Hartono mungkin seorang pebulu tangkis tetapi
prestasinya tidak sehebat anaknya.

4
3. Assigned status, yaitu kedudukan yang diberikan kepada tokoh masyarakat/orang
yang berjasa. Kedudukan ini diartikan bahwa suatu kelompok, golongan, atau
masyarakat memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang
dianggap berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
dan kepentingan masyarakat. Akan tetapi kadang-kadang kedudukan tersebut
diberikan karena seseorang telah lama menduduki suatu jabatan tertentu, seperti di
pedesaan ada istilah 'lurah hormat' adalah satu gelar yang diberikan kepada seorang
mantan pemuka desa yang dianggap sangat berjasa atas kemajuan desanya.
Kedudukan yang diberikan ini diwujudkan dalam bentuk penghormatan gelar tertentu
seperti 'datuk pada masyarakat Sumatera Barat, sir pada masyarakat Inggris, atau 'and!
pada masyarakat Makassar. Individu-individu yang mendapatkan kedudukan ini tidak
dibebankan atas kewajiban-kewajiban menurut kedudukannya, namun mereka
sedikitnya mendapakan fasilitas-fasilitas khusus yang tidak diberikan pada orang
kebanyakan, di samping itu kedudukan ini tidak terbatas diberikan kepada anggota-
anggota masyarakat yang bersangkutan, tetapi bisa juga kepada orang luar masyarakat
tersebut.

Sebagai ilustrasi stratifikasi pada masyarakat Bali yang memiliki ciri dan kekhasan
sebagai berikut:

a. Menurut garis keturunan laki-laki dapat kita lihat pada gelar nama yang dipakai,

b. Kasta Brahmana Ida Bagus,

c. Kasta Satria Tjokorda, Dewa Ngahan,

d. Kasta Vesia Bagus, Ida Gusti, Gusti,

e. Kasta Sudra Pande, Keban, Pasek.

D.Kelas social (Determinan kelas social, Identifikasi diri dan kesadaran kelas social,
Besar kecilnya kelas sosial dan Status dan peranan)

Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai
untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.Jadi, definisi Kelas
Sosial atau Golongan Sosial ialah Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial
berdasarkan kriteria ekonomi.

1. Determinan kelas sosial


Secara teori banyak indikator-indikator yang mempengaruhi kelas sosial menurut
Damiati( 2017 )menyatakan bahwa indikator-indikator yang dapat mempengaruhi kelas sosial
adalah:
a. Pekerjaan
Pertanyaan mengenai jenis pekerjaan yang dilontarkan saat seseorang bertemu dengan
orang lain menunjukkan keingintahuan seseorang untuk menyimpulkan kelas sosialnya.
Kerjaan sangat erat hubungannya dengan pendidikan dan penghasilan. Pekerjaan memberikan
5
status bagi dirinya. Jenis pekerjaan yang dilakukan seseorang dan jenis individu yang bekerja
dari waktu ke waktu juga secara langsung berpengaruh pada nilai, gaya hidup dan semua
aspek yang menyangkut proses konsumsi
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan ukuran langsung dari status. Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka makin tinggi posisi sosialnya dalam Sebagian besar masyarakat. Umumnya
makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin tinggi penghasilannya. Pendidikan Tidak
hanya memberikan status tetapi juga mempengaruhi selera, nilai dan gaya pengolahan
informasi seseorang.

c. Pendapatan
Pendapatan. Pendapatan merupakan ukuran yang paling tradisional baik untuk
mengukur daya beli maupun status. Pendapatan yang merupakan refleksi tingkat
kesejahteraan secara jelas dapat memberikan status. Hal itu juga menunjukkan pola
konsumsi seseorang.

2. Identifikasi diri dan kesadaran kelas sosial

Pengertian Identitas Diri (Self Identity) Identitas diri merupakan suatu kesadaran dan
kesinambungan diri dalam mengenali dan menerima kekhasan pribadi, peran, komitmen,
orientasi dan tujuan Page 8 20 hidup sehingga individu tersebut mampu berperilaku sesuai
kebutuhan dirinya dan harapan masyarakat.

Dalam Marxisme, kesadaran kelas adalah kumpulan keyakinan yang dianut seseorang
mengenai kelas sosial atau peringkat ekonomi dalam masyarakat, struktur kelas, dan
kepentingan kelasnya. MenurutKarl Marx, kesadaraninilah yang merupakan kunci untuk
memicu revolusi yang akan "menciptakan kediktatoranproletariat, mengubah dari massa yang
terletak rendah dan tidak memiliki properti menjadi kelas penguasa".

3. Besar Kecilnya Kelas Sosial

Kelas sosial menurut Marx antara lain:


a. Kelas borjuis
Pengelompokan kelas ini dilihat dari besarnya modal dan kapital yang dimiliki. Kelas
ini biasanya untuk mereka yang memiliki tanah yang luas dan memiliki alat untuk melakukan
sebuah produksi atau bisa disebut sebagai kelompok penguasa.

b. Kelas menengah
Orang yang menjadi pejabat atau pegawai negeri dalam suatu negara.Mereka
termasuk kaum kapitalis yang memiliki keinginan menguasi kapital tertentu. Mereka telah
memiliki gaji tetap atas pekerjaan yang dimiliki.Kaum ini tidak terlalu kaya namun tetap
terpandang. Untuk kebutuhan sehari-hari mereka tidak merasa kekurangan Tingkat
pendidikan yang dimiliki pasti lumayan tinggi dan menguasai bidang tertentu misal:guru
pejabat pemerintah dan lain-lain.

6
c.Kelas proletar
Kelompok sosial yang terendah dalam kelompok sosial ini. Mereka yang tidak
memiliki penghasilan tetap dan tidak memiliki tanah atau alat produksi. Contoh kelas proletar
ini pada umumnya merupakan kelompok yang sering terabaikan. Mereka bahkan merasa
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Tempat tinggal kadang juga kurang layak
Misalnya saja seperti buruh pekerja pabrik dan lain-lain.

Macam kelas sosial menurut beberapa ahli yang berada di Eropa antara lain:
a. Kelas Puncak(Top Class)
Keompok sosial yang memiliki kekayaan dalam jumlah yang banyak dan sudah
mampu memenuhi segala kebutuhan dengan baik Status ini tidak dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan namun dilihat dari segi kekayaan saja.Biasanya orang di kelas puncak ini sudah
pasti memiliki tingkat pendidikan yang tinggi Contohnya saja seperti keluarga
konglomerat,pemilik perusahaan beredar di suatu negara.

b. Kelas menengah
Kelas ini dibagi menjadi dua yaitu kelas menengah dengan aspek memiliki kriteria
betpendidikam dan kelas menengah ekonomi.Kelas menengah berpendidikan ialah mereka
yang berpendidikan tinggi namun kekayaan yang dimiliki tidak terlalu banyak.Pendidikan
menjadi penunjang tersendiri dalam melakukan perannya di kelas sosial tertentu.

Kelas menengah merupakan kelas ekonomi yang memiliki jumlah kekayaan cukup
banyak dengan tanda memiliki sebuah perusahaan atau bekerja menjadi tenaga ahli dalam
sektor tertentu dan profesional.Contohnya arsitek, ekonomi handal dalam bidang
analisis,guru,pemilik perusahaan kecil dil.

c. Kelas pekerja
Kelas untuk para pekerja tetap dengan gaji yang lumayan tinggi. Mereka masuk kelas
ini karena mereka telah memiliki penghasilan sendiri walaupun jatuhnya tidak sebanyak
orang yang berada di kelas menengah Kelas ini juga untuk orang yang tidak berpendidikan
dan tidak berpendidikan asal bekerja.Contohnya dalam hal ini seperti pekerja
pabrik,karyawan perusahaan,pekerja dipercetakan pekerja di pabrik dll.

d. Kelas bawah
Kelas untuk mereka yang tidak berpendidikan Pendidikan rendah dan tidak memiliki
pekerjaan.Apabila dilihat dari harta kekayaan mereka tergolong miskin dan menghandalkan
bantuan dari pemerintah yang biasa diberikan kepada kelas ini.Contohnya saja berbagai jenis
pengangguran,buruh harian,buruh musiman,dll.

4. Status sosial

a. Berdasarkan Status Ekonomi.


1). Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:

 Golongan sangat kaya:


 Golongan kaya dan;
7
 Golongan miskin.

Golongan pertama: merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat Mereka terdiri


dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kedua: merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam
masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan ketiga: merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka
kebanyakan rakyat biasa.
2). Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:

a. Golongan kapitalis atau borjuis: adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi

b. Golongan menengah terdiri dari para pegawai pemerintah.

c. Golongan proletar: adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk
didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.

Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan


kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis.
Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni
golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.

3). Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam
kelas yakni:

a. Kelas sosial atas lapisan atas (Upper-upper class)


b. Kelas sosial atas lapisan bawah (Lower-upper class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas (Upper-middle class)
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah (Lower-middle class
e. Kelas sosial bawah lapisan atas (Upper lower class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah (Lower-lower class)

Kelas sosial pertama: keluarga-keluarga yang telah lama kaya.Kelas sosial kedua
belum lama menjadi kaya,Kelas sosial ketiga: pengusaha, kaum profesional,Kelas sosial
keempat: pegawai pemerintah, kaum semi profesional,supervisor, pengrajin terkemuka,Kelas
sosial kelima: pekerja tetap (golongan pekerja),Kelas sosial keenam: para pekerja tidak tetap,
pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.

4). Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:

1. Kelas puncak (top class)


2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle class) Kelas menengah ekonomi
(economic middle class)
3. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
4. Kelas bawah (underdog class)

8
b. Berdasarkan Status Sosial

Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status
sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki
status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki
status sosial yang rendah.

Contoh: Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni
Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta
keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang.
Gelar Ide Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa,Ngakan dipakai oleh
kasta Satria. Gelar Bagus, Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande,
Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.

c. Berdasarkan Status Politik

Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan.Seseorang yang
mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak
punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain:

1. pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.


2. pejabat legislatif, dan
3. pejabat yudikatif.

Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.

A. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga Jendral


B. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
C. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala

Jadi,Status sosial merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban
individu dalam tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau
posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya.Pada semua sistem sosial, tentu
terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua
RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya.

Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah


kedudukan (status) dan peranan (role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam
pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti
penting dalam suatu sistem sosial.Apa itu sistem sosial?

Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku
individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan masyarakatnya Status
atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok
masyarakat.

9
Beberapa cara-cara memperoleh status atau kedudukan adalah sbb:

a. Ascribed Status adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status
ini sudah diperoleh sejak lahir.Contohnya Jenis kelamin, gelar kebangsawanan,
keturunan, dsb.

b. Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.


Contohnya kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur,
gubernur, camat, ketua OSIS dsb.

c. Assigned Status merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan
status melalui usaha. Status ini diperolah melalui penghargaan atau pemberian dari
pihak lain, atas jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau kebutuhan
masyarakat.Contohnya gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan
Kalpataru dsb.

Akibat yang Ditimbulkan Status Sosial Kadangkala seseorang/individu dalam


masyarakat memiliki dua atau lebih status yang disandangnya secara bersamaan. Apabila
status-status yang dimilikinya tersebut berlawanan akan terjadi benturan atau pertentangan.
Hal itulah yang menyebabkan timbul apa yang dinamakan Konflik Status. Jadi akibat yang
ditimbulkan dari status sosial seseorang adalah timbulnya konflik status.

Macam-macam Konflik Status:

a. Konflik Status bersifat Individual:


Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri.Contohnya yaitu
Seorang wanita harus memilih sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga,Seorang anak
harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.

b. Konflik Status Antar Individu:


Konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain,
karena status yang dimilikinya.Contohnya yaitu perebutan warisan antara dua anak dalam
keluarga,Tono beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak
mereka.

c. Konflik Status Antar Kelompok:


Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain.Contohnya yaituPeraturan yang dikeluarkan satu departemen
bertentangan dengan peraturan departemen yang lain.

DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya,
kadang terjadi konflik dengan PLN(Perusahaan Listrik Negara) yang melubangi jalan ketika
membuat jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru tersebut, kadangkala pula
berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum) karena membocorkan pipa air. Keempat instansi tersebut
akan saling berbenturan dalam melaksanakan statusnya masing-masing.
10
5. Peranan Sosial

a. Pengertian Peranan sosial

Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia
telah menjalankan peranannya.

Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan
atau status. Antara kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa
kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan, Contoh:

 Dalam rumah tangga, tidak ada peranan Ayah jika seorang suami tidak
mempunyai anak.
 Seseorang tidak bisa memberikan surat Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia
bukan polisi.

Peranan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, karena dengan peranan
yang dimilikinya ia akan dapat mengatur perilaku dirinya dan orang lain. Seseorang dapat
memainkan beberapa peranan sekaligus pada saat yang sama, seperti seorang wanita dapat
mempunyai peranan sebagai isteri,ibu, karyawan kantor sekaligus. Konflik peranan timbul
ketika seseorang harus memilih salah satu diantara peranannya misalnya sebagai ibu atau
sebagai karyawan kantor.

Beberapa Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua
atau lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika seseorang
dalam keadaan tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu melaksakan
peranan yang diberikan masyarakat kepadanya Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranannya
dengan ideal/sempurna.Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru di suatu sekolah.
Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk mengajar atau mengantarkan anaknya
ke dokter. Pada saat ia memutuskan membawa anaknya ke dokter dalam dirinya terjadi
konflik karena pada saat yang sama dia harus berperanan sebagai guru mengajar dikelas.

b. Tiga Cakupan Peranan Sosial

1. Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang
dalam masyarakat.Contoh: Sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan suri
teladan para anggotanya, karena dalam diri pemimpin tersebut tersandang aturan/norma-
norma yang sesuai dengan posisinya.

2. Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat.Contoh: seorang ulama, guru dan sebagainya, harus bijaksana, baik hati, sabar,
membimbing dan menjadi panutan bagi para muridnya.

11
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi truktur sosial
masyarakat. Contoh: Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, dsb, merupakan peran peran
dalam masyarakat yang membentuk struktur/susunan masyarakat.

c. Fungsi Peranan Sosial

Peranan sosial memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi
tersebut antara lain:

1. Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur


masyarakat, seperti peran sebagai ayah atau ibu.

2. Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka
yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan pengorbanan,
seperti peran dokter, perawat, pekerja sosial, dsb.

3. Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri, seperti
seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang wanita sebagai isteri/ ibu, seorang seniman
dengan karyanya.

E. Kelas sosial sebagai subkultur

Bahasa kepercayaan nilai norma perilaku dan benda-benda material yang dimiliki
oleh masyarakat dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya" adalah definisi
umum dari kebudayaan. Dalam budaya yang luas kita juga menemukan subkultur di mana
suatu kelompok menampilkan pola perilaku yang berbeda dan nilai, norma, kepercayaan, dan
harta benda yang terkait. Subkultur ini mungkin berhubungan dengan kelompok etnis,
kelompok pekerjaan, kelompok umur, dan bahkan kelas sosial. Oleh karena itu, dapat
diasumsikan bahwa setiap kelas sosial mempunyai subkultur dengan sistem perilaku,
kumpulan nilai, dan cara hidup.

Subkultur kelas sosial berfungsi untuk menyesuaikan orang dengan gaya hidup yang
mereka jalani dan mempersiapkan anak-anak mereka untuk mengambil status kelas mereka.
Pewarisan pola perilaku subkultural serta nilai dan norma yang terkait kepada generasi
berikutnya terjadi melalui proses sosialisasi.Meskipun terdapat beberapa tumpang tindih dan
beberapa tabrakan, tetap saja benar bahwa rata-rata anak kelas menengah mempunyai
sosialisasi yang sangat berbeda dengan rata-rata anak kelas bawah.

F.Makna kelas sosial

Kelas sosial oleh para ahli sudah di definisikan secara gambling. Pengertian kelas
sosial adalah pembagian kelas dalam masyarakat berdasarkan kriteria tertentu, baik menurut
agama, pendidikan, status ekonomi, keturunan dan lain-lain. Setiap masyarakat senantiasa
mempunyai penghargaan tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan dan setiap
masyarakat pasti mempunyai atau memiliki sesuatu yang dihargainya. Sesuatu yang dihargai
inilah sesungguhnya merupakan embrio atau bibit yang menumbuhkan adanya sistem

12
berlapis-lapis, didalam masyarakat itu. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal
tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal
lainnya.

Adapun definisi dari kelas sosial menurut para ahli sosiologi ialah:

1. Menurut Pitrim A. Sorokin yang dimaksud dengan kelas sosial adalah "Pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchis).
Dimana perwujudannya adalah lapisan-lapisan atau kelas-kelas tinggi, sedang,
ataupun kelas-kelas yang rendah".
2. Menurut Peter Beger mendifinisikan kelas sebagai "a type of stratification in
which one's general position in society is basically determined by economic
criteria" seperti yang dirumuskan Max dan Weber, bahwa konsep kelas dikaitkan
dengan posisi seseorang dalam masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi,
maksudnya disini adalah bahwasannya pembedaan kedudukan seseorang dalam
masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi. Yang mana apabila semakin tinggi
perekonomian seseorang maka semakin tinggi pula kedudukannya, dan bagi
mereka perekonomiannya bagus (berkecukupan) termasuk kategori kelas tinggi
(high class). begitu juga sebaliknya bagi mereka yang perekonomiannya cukup
bahkan kurang, mereka termasuk kategori kelas menengah (middle class) dan kelas
bawah (lower class).
3. Jeffries mendefinisikan kelas sosial merupakan "social and economic groups
constituted by a coalesence of economic, occupational, and educational bonds".
Maksudnya adalah bahwa konsep kelas melibatkan perpaduan antara ikatan-ikatan.
Yang diantaranya adalah ekonomi, pekerjaan dan pendidikan. Yang mana ketiga
dimensi tersebut saling berkaitan. Jeffries mengemukakan bahwa ekonomi
bukanlah satu-satunya dasar yang dijadikan pedoman untuk mengklasifikasikan
adanya kelas sosial, akan tetapi ketiga dimensi diatas mempunyai keterikatan yang
erat. Seperti contoh orang yang mempunyai ekonomi yang bagus (kaya) belum
tentu mempunyai pendidikan yang bagus (sarjana). Menurut Jeffries pendidikan
dan pekerjaan juga merupakan aspek penting dari kelas, karena pendidikan sering
menjadi prasyarat untuk seseorang mendapatkan pekerjaan yang layak.
4. Bernard Barber mendefinisikan kelas sosial sebagai sebagai himpunan keluarga-
keluarga.Menurutnya, bahwa kedudukan seorang anggota keluarga dalam suatu
anggota kelas terkait dengan kedudukan anggota keluarga lain. Bilamana seorang
kepala keluarga atau anggota keluarga menduduki suatu status tinggi maka status
anggota keluarga yang lain akan mendapatkan status yang tinggi pula. Sebaliknya
apabila status kepala keluarga mengalami penurunan maka menurun pula status
anggota keluarganya.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli sosiologi diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa kelas sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchis), yang mana terjadinya pembedaan
kelas dalam masyarakat tersebut didasarkan pada faktor ekonomi, pendidikan,

13
pekerjaan dan keterkaitan status (jabatan) seorang anggota keluarga dengan status
anggota keluarga yang lain, bilamana jabatan kepala keluarga naik, maka status
anggota keluarga yang lain ikut naik.

Kelas sosial adalah sebuah penggolongan manusia dalam bentuk penggolongannya


yang tidak sederajat dengan kelompok sosial. Jika kelompok sosial lebih menekankan pada
penggelompokkan manusia atas dasar perbedaan yang bersifat horizontal, tetapi dalam kelas
sosial manusia dikelompokkan berdasarkan perbedaan kualifikasi kolektif secara vertikal.

Pengkualifikasian sosial secara vertikal, manusia dikelompokkan menurut kelas


masing-masing seperti kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah. Seacara ekonomi,
manusia dikelompokkan menurut pada kepemilikan harta benda, sehingga seseorang yang
memiliki harta benda dalam kapasitas yang banyak seperti perusahaan, tanah pertanian yang
luas, mobil, rumah mewah dan sebagainya bisa disebut kelompok kelas atas, akan tetapi jika
harta benda yang dimiliki hanya dikategorikan lebih dari kecukupan tetapi tidak melimpah,
maka bisa disebutkan dalam kelompok kelas menengah dan bagi mereka yang memiliki harta
kurang dari berkecukupan akan digolongkan dalam kelompok kelas bawah.

G.Dampak Stratifikasi Sosial

Memiliki dampak yang signifikan terhadap individu dan masyarakat secara


keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak dari stratifikasi sosial:

1. Dapat menyebabkan ketimpangan dalam kesempatan, status, dan kekayaan antara


kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Kelompok yang memiliki posisi sosial yang
lebih tinggi cenderung memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya, peluang, dan
layanan, sedangkan kelompok yang lebih rendah terbatas dalam hal ini.
2. Dapat menyebabkan diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang dianggap lebih
rendah dalam struktur sosial. Diskriminasi ini dapat terjadi dalam bentuk perlakuan
yang tidak adil, stereotip, dan bahkan kekerasan.
3. Individu yang berada pada posisi sosial yang lebih rendah dalam struktur sosial
mungkin mengalami stres psikologis akibat tekanan untuk memenuhi harapan sosial dan
ekonomi yang lebih tinggi. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti
depresi dan kecemasan.
4. Dapat mempengaruhi mobilitas sosial seseorang. Individu yang terlahir di kelompok
sosial yang lebih rendah mungkin kesulitan untuk naik ke lapisan sosial yang lebih
tinggi karena terbatasnya peluang dan sumber daya yang tersedia.
5. Dapat mempengaruhi tingkat solidaritas sosial di dalam masyarakat. Kelompok-
kelompok sosial yang terpisah secara sosial mungkin sulit untuk merasa terhubung satu
sama lain, yang dapat menghambat pembangunan kepercayaan dan kerja sama antar
kelompok.

H.Makna Staratifikasi bagi peluang hidup dan perilaku


Dalam konteks ini, stratifikasi dapat membantu dalam memahami perbedaan dalam
peluang hidup individu atau kelompok tertentu. Misalnya, kelompok dengan pendapatan yang
14
lebih tinggi mungkin memiliki akses yang lebih baik ke perawatan kesehatan dan pendidikan,
sehingga memiliki peluang hidup yang lebih baik daripada kelompok dengan pendapatan
yang lebih rendah. Stratifikasi juga dapat membantu dalam merancang kebijakan yang lebih
adil untuk mengurangi kesenjangan dalam peluang hidup antara berbagai kelompok
masyarakat.

15
Bab III

Penutup

A.Kesimpulan

 Setiap masyarakat mempunyai corak stratifikasi sosial yang berbeda-beda. Hal ini
bergantung pada sistem kebudayaan yang dianut oleh suatu masyarakat. oleh karena itu
dilihat dari kondisi kehidupan sosial budaya masyarakat stratifikasi sosial dapat
bedakan dalam 3 bentuk, yaitu stratifikasi sosial terbuka (setiap individu bebas
melakukan perpindahan), stratifikasi sosial tertutup (membatasi individu untuk pindah
lapisan) dan startifikasi sosial campuran (gabungan stratifikasi sosial terbuka dan
tertutup).
 Dalam menentukan lapisan sosial seseorang dalam masyarakat, maka unsur yang harus
ada dalam stratifikasi sosial terdiri dari dua unsur, yaitu status dan peran. Status
menyangkut posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat, sedangkan peran
menyangkut pelaksanaan hak- hak dan kewajiban seseorang dari status yang
dimilikinya. oleh karena itu antara status dan peran merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan.
 Stratifikasi sosial yang ada dalam masyarakat berfungsi dalam mendistribusian hak-hak
istimewa yang objektif, dapat menentukan lambang-lambang (simbol) yang digunakan
oleh masyarakat yang berasal dari lapisan atas maupun lapisan bawah, dapat
memberikan gambaran bagi individu dalam melihat kondisi masyarakat yang
memberikan kemungkinan baginya untuk dapat berpindah lapisan atau membatasi
masyarakat dalam berpindah lapisan serta dapat dijadikan sebagai alat penguat
solidaritas sosial diantara kelompok masyarakat yang merasa senasib.

B.Saran

Pada intinya, stratifikasi sosial akan selalu ada dalam kehidupan manusia. Baik
disengaja maupun tidak disengaja. Realita kehidupan masyarakat akan menentukan posisi
dan kedudukan seseorang dalam garis sosial tertentu. Agama dalam hal ini pun turut
memberikan warna akan adanya garis stratifikasi sosial, walaupun tidak memberikan ruang
tertutup bagi seseorang untuk dapat berpindah dan bergerak dari kelas satu ke kelas yang
lainnya.

16
Daftar Pustaka

Setiadi, Elly M. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana.

Maunah, B. (2015). Stratifikasi Sosial dan Perjuangan Kelas dalam Perspektif Pendidikan
Sosiologi. TA'ALLUM, 19-38.

Mocis, S. (2008). Struktur Sosial: Stratifikasi Sosial. Bandung: Universitas Pendidikan


Indonesia.

Singgih, D. S. (2007). Prosedur Analisis Stratifikasi Sosial dalam Perspektif Sosiologi.


Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, 11-22.

Brahmana, Pertampilan S. "Sistem Pengendalian Sosial", 2003: hal. 1-3. USU digital Library,
Medan, Sumatera Utara, Indonesia. 20 November 2007

http://library.usu.ac.id/download/fs/bhsindonesia- pertampilan.pdf>.

Geertz, Clifford, "The Religion of Java". USA: The Free Press of Glencoe. 1960.

Kartodirdjo, Sartono dan A. Sudewo Suhardjo Hatmosuprobo. Perkembangan Peradaban


Priyayi. (Jogjakarta: Gadjah Mada University Press, 1987).

17

Anda mungkin juga menyukai