Anda di halaman 1dari 7

SOSIOLOGI

“STRATIFIKASI SOSIAL”

KELOMPOK 1

Disusun oleh:

HERMIN YANTI TODING LINGGI’ (220411288)

ITA RANTE PASANG (220411387)

SRIANY (220411010)

TITIANTY YONATAN KUSE (220411164)

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA

FAKULTAS EKONOMI

MANAJEMEN

2021
1. Pengertian Stratifikasi social(Pelapisan sosial)
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), “Strata” berarti ada
kedudukan lebih tinggi dan lebih rendah dalam kehidupan masyarakat,
sedangkan kata “Stratifikasi” berarti pembedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat berdasarkan tingkatan, kekuasaan,
hak-hak istimewa, dan prestise.
Stratifikasi Sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat (Pitirim A. Sorokin dalam Soekanto, 2004
: 54). Pembedaan atas lapisan masyarakat merupakan gejala universal yang
merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat. Sistem lapisan masyarakat
dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat; ada
pula yang sengaja disusun untuk mengejar tujuan bersama. Alasan
terbentuknya lapisan masyarakat dengan sendirinya adalah kepandaian,
tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang
kepala masyarakat, harta dalam batas-batas tertentu.

2. Teori-teori terbentuknya pelapisan sosial


 Terjadi secara otomatis atau dengan sendirinya
Proses ini terjadi sebab merupakan salah satu faktor yang telah
ada semenjak seseorang dilahirkan, atau dapat pula terjadi karena
adanya pertumbuhan yang terjadi di dalam masyarakat.Sesorang yang
berada dalam lapisan tertentu bukan atas kesengajaan yang telah
dibuat oleh masyarakat atau dirinya sendiri, namun akan terjadi secara
otomatis, sebagai contoh adalah keturunan.
 Terjadi secara sengaja
Stratifikasi sosial bisa saja terjadi dengan sengaja, hal ini
bermaksud karena memiliki tujuan tentu atau untuk kepentingan
bersama.Penentuan dalam sistem dengan adanya wewenang
sekaligus kekuasaan yang diberikan oleh seseorang ataupun
organisasi. Sebagai contoh diberikan oleh partai politik, perusahaan
tempat bekerja, atau pemerintahan dan lain sebagainya.

Menurut pendapat dari Huky seorang pakar sosiologi, pendorong terjadinya


stratifikasi sosial diantaranya yaitu:

1. Adanya perbedaan ras, budaya, serta ciri biologis seperti warna kulit dan juga
latar belakang etnis
2. Pembagian tugas yang terspesialisai yang berhubungan dengan fungsi
kekuasaan dan juga status dalam stratifikasi sosial.
3. Kelangkaan yakni stratifikasi lambat laun yang ada dikarenakan alokasi hak
serta kekuasaan yang jarang atau langka.

3. Bentuk-bentuk konkrit lapisan-lapisan sosial


 Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi dapat dilihat dari
segi pendapatannya, kekayaan dan juga pekerjaan suatu individu
ataupun kelompok. Dalam hal ini faktor yang menentukan lapisan
tingkat sosial dalam individu/ kelompok dalam suatu masyarakat
didasarkan pada tingkat ekonomi individu/ kelompok tersebut.

 Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria sosial


SosialStratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial merupakan
pengelompokkan individu/ kelompok dalam masyarakat berdasarkan
status sosial yang dimiliki oleh individu/ kelompok tersebut didalam
kehidupan bermasyarakat
 Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria politik
Politik Status sosial yang berdasarkan kriteria politik merupakan
pengelompokkan lapisan masyarakat yang berdasarkan atas tingkat
kekuasaan yang dimiliki oleh suatu individu atau kelompok. Semakin
besar kekuasaan individu atau kelompok tersebut, maka akan semakin
tinggi pula statusnya di tengah – tengah kehidupan masyarakat.
Pengertian dasar dari kekuasaan merupakan suatu kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi pihak lain
agar mengikuti kehendak atau kemauan dari individu atau kelompok
tersebut.

4. Pelapisan, pertentangan ,tatatertib

5. Ukuran untuk mengolongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan


sosial
 Ukuran kekayaan (material)
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam
lapisanm teratas. Kekayaan tersebut misalnya: harta benda, mobil,
rumah, tanah, dan sebagainya. Pada wilayah ini setiap kelompok
masyarakat akan di lihat menempati posisi lapisan paling atas apabila
para kelompok ini memiliki sebuah kekayaan yang sangat melimpah di
banding dengan kelompok lainnya.
 Ukuran kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai
wewenang terbesar atas posisi jabatannya dia akan juga menempati
posisi lapisan atas. Kekuasaan merupakan sisi lain di luar individu
maupun kelompok, kekuasaan biasanya berorientasi pada sebuah
kedudukan sesorang dalam menepati sebuah jabatan paling tinggi di
masyarakat, semakin tinggi kekuasaan yang dia dapatkan maka
semakin tinggi pula penghargaan yang di berikan oleh masyarakat.

 Ukuran kehormatan
Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang
teratas, ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat
tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang
pernah berjasa karena itu ukuran yang di gunakan itu bukanlah
seberapa banyak hartanya atau stinggi apa jenjang poendidikannya
namun lebih kepada sisi peranperannya yang baik, sikap dan prilaku
sangat bijaksana dan wibawa di masyarakat, dan kerapkali orang yang
kaya dan yang miskin akan sama dimata masyarakat yang
menggunakan ukuran kehormatan.

 Ukuran ilmu pengetahuan


Ilmu pengetahuan juga sebagai ukuran dalam menentukan lapisan
sosial paling atas, yang dipakai oleh masyarakat untuk menghargai
ilmu pengetahuan yang dimilikinya, semakin tinggi ilmu pengetahuan
seseorang maka semakin tinggi pula peluang posisi dalam menempati
posisi lapisan sosial paling atas.
6. Unsur-unsur sosial kedudukan sosial
Unsur-unsur baku dalam lapisan masyarakat adalah :
 Kedudukan (Status).
Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan
(status), dengan kedudukan sosial (social status)."
Kedudukan,diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat
seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan
orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan
hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Untuk lebih mudah
mendapatkan pengertian, kedua istilah tersebut di atas akan
dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah
"kedudukan" (status) saja.Secara abstrak, kedudukan berarti tempat
seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian, seseorang
dikatakan mempunyai beberapa kedudukan, oleh karena seseorang
biasanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian
tersebut menunjukkan tempatnya sehubungan dengan kerangka
masyarakat secara menyeluruh.

Dalam masyarakat pada umumnya mengembangkan dua


macam sistem pelapisan sosial berdasarkan status yaitu:
a) Ascribeed-status.
Status ini diartikan sebagai kedudukan seseorang dalam
masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan oseseorang. Kedudukan
tersebut diperoleh dari kelahiran. Misalanya , kedudukan seorang anak
bangsawan adalah bangsawan pula, eorang anak dari kasta Brahmana
juga akan memperoleh kedudukan yang demikian. Kebanyaka
ascribed-status di jumpai pada masyarakat dengan sistem pelapisan
sosial yang tertutup, seperti sistem pelapisan berdasarkan pada sistem
perbedaan ras, meskipun demikian bukan berarti bahwa dalam
masyarakat dengan sistem pelapisan sosial terbuka tidak ditemui
adanya ascribed-status. Kita lihat kedudukan laki-laki sebagai suami
dalam keluarga akan berbeda dengan kedudukan seorang wanita
sebagai istri dan anak-anaknya, karena pada umumnya laik-laki akan
menjadi kepala keluarga. Oleh karena itu pada posisi ini seseorang
yang mendapatkan status sosial dari orang lain akan bersifat tertutup
dan tidak dapat dirubahnya.
b) Achieved-status
yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-
usaha yang disengaja. Bukan diperoleh karena kelahiran. Kedudukan
ini bersifat terbuka bagi siapa saja yang tergantung dari kemampuan
masisng-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya,
misalnya: setiap orang dapat menjadi dokter, hakim, guru, dan
sebagainya. asalkan memenuhi persyaratan yang telah di tentukan.

 Peranan (role)
Merupakan aspek dinamis dari status. Apabila ada seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannnya sesuai dengan kedudukannya,
maka dia menjalankan suatu peranan, dengan begitu peran tersebut
menentukan apa yang di perbuatnya bagi masyarakat serta
kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya.
Peran sangat penting karena mengatur prilaku seseorang, disamping
itu peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan orang
lain pada batas-batas tertentu. Sehingga seseorang dapat
menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orangorang
sekelompoknya. Peranan melekat pada diri seseorang harus
dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi
seseorang dalam masyrakat merupakan unsur statis yang
menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat. Sedangkan
peran lebih banyak menunjuk pada fungsi, artinya seseorang
menduduki suatu posisi tertentu dalam masyarakat dan menjalankan
suatu peran.

Berdasarkan pelaksanaannya peranan sosial dapat dibedakan menjadi


dua yaitu :
a) Peranan yang diharapkan (expected roles)
cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut penilaian
masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan yang di harapkaan
dilaksanakan secermat-cermatnya dan peranan ini tidak dapat di tawar
dan harus di laksanakan seperti yang di tentukan peranan jenis ini
antara lain peranan hakim, peranan protokoler, di plomatik, dan
sebagainya.
b) Peranan yang di sesuaikan (actual roles)
yaitu cara bagaimana sebenarnya itu dijalankan. Peranan ini
pelaksanaannya lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi tertentu, peranan yang disesuaikan mungkin tidak cocok
dengan situasi setempat, tetapi kekurangannya yang muncul dapat
dianggap wajar oleh masyrakat
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/9786/5/bab%202.pdf
ABSESNSI KELOMPOK

NAMA NIM TTD

HERMIN YANTI TODING LINGGI’ 220411288

ITA RANTE PASANG 220411387

SRIANY 220411010

TITIANTY YONATAN KUSE 220411164

Anda mungkin juga menyukai