Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 5

Nenden Oktapiani (10521002)

Erfina Ferdianty (10521004)

Nova Erika Noeraena (10521013)

Elsa Novianti (10521026)

Elvira Rahma Alliya (10521027)

Devi Zianka Raihani (10521034)

Annisa Dewi R (10521041)


Lapisan-Lapisan Masyarakat
Definisi Stratifikasi Sosial Stratifikasi berasal dari
kata stratum atau stratayang berarti lapisan dan fikasi
(fication) Bahasa rumanianya facere yang berarti
membuat. Dua kata tersebut dapat mengartikan
stratifikasi sebagai pembuatan lapisan. Stratifikasi
sosial adalah lapisan yang dibuat oleh masyarakat yang
ada, gunanya sebagai pemersatu, penggolongan
individu yang berbeda, sebagai alat untuk menyusun,
serta menyelenggarakan kepentingan masyarakat.
Faktor-faktor yang melatar belakangi pelapisan sosial sendiri
adalah tingkat umur , kepandaian , sifat keaslian keanggotaan
kerabat seorang kepala masyarakat, dan harta kekayaan. Selain hal
ini pelapisan sosial bisa terjadi karena disengaja disusun sedemikian
rupa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, dan hal ini biasanya
terjadi berkaitan dengan pembagian kekuasan maupun kewenangan
resmi tetapi sebagian seperti kemiliteran hal ini diadakan untuk
mempermudah garis komando.
Pengertian Strafikasi Sosial Menurut Para
Ahli
1. Stratifikasi sosial menurut Pitirim Sorokin adalah perbedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
2. Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan,
privilese dan prestise.
3. Statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan,
privilese dan prestise.
4. Stratifikasi sosial menurut Astried S. Susanto adalah hasil kebiasaan
hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang
mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang baik
secara vertikal maupun mendatar.[3]
5. Stratifikasi sosial menurut D. Hendropuspito adalah tatanan vertikal
berbagai lapisan sosial berdasarkan tinggi rendahnya kedudukan.
Dasar-Dasar Pembentukan Strafikasi
Dalam garis besarnya ialah Sosial
bahwa pelapisan sosial yang ada di dalam
masyarakat terjadi karena ada sesuatu yang dianggap lebih oleh masyarakat
tersebut berupa kekayaan, kekuasaan, pendidikan, dan keturunan. Namun ada
ukuran yang menjadi dasar dimasukannya indiviu dalam suatu tingkatan yang
tidak bersifat kumulatif.Misalnya apabila seorang memiliki harta, individu ini
dengan sangat mudah mendapatkan pendidikan yang tinggi sehingga dia dapat
masuk pada tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya, akan tetapi bila yang
terjadi sebaliknya, maka individu tersebut tetap berada pada tingkatannya.
1. Ukuran Kekayaan
Ukuran kekayaan adalah kepemilikan harta benda
seseorang dilihat dari jumlah materi saja. Kekayaan
(materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran
penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-
lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan
paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas
dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya,
yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke
dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat
dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-
benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya,
maupun kebiasaannya dalam berbelanja, serta
kemampuannya dalam berbagi kepada sesama
2. Ukuran Kekuasaan Dan WEwenang
Ukuran kekuasaan dan wewenang adalah kepemilikan kekuatan
atau power seseorang dalam mengatur dan menguasai sumber produksi
atau pemerintahan. Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang
paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial
dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak
lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat
biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau
sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan dapat diukur dari gelar kebangsawanan atau dapat
pula diukur dari sisi kekayaan materi. Orang-orang yang disegani atau
dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial
masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada 
masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang
yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-
orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran Ilmu
Pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling
menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam
sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu
pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik
(kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya
dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti
profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika
gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu
yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-
cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya
dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya
Sifat Strafikasi
Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan
sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.
1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal.
Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh: -Sistem kasta.  Kaum Sudra
tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.-Rasialis.  Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah
tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.-Feodal.  Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi
juragan/majikan.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)


Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas
melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:-Seorang miskin karena usahanya bisa
menjadi kaya, atau sebaliknya.-Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal
ada niat dan usaha.

3. Stratifikasi Sosial Campuran


Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya,
seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta
menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok
masyarakat di Jakarta. 
Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial Dimasyarakat
1. Berdasarkan kriteria ekonomi.
Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi 3 golongan dan menjadikannya
sebuah bentuk piramida, dimana golongan pertama adalah golongan sangat kaya, golongan
kaya, dan golongan miskin.

2. Berdasarkan kriteria sosial (status sosial).


Menurut Ralph Linton, status diartikan sebagai “a collection of rights and duties” atau
suatu kumpulan hak dan kewajiban. Linton membagi status menjadi tiga yaitu: Ascribed status,
Achieved status, Assigned status.

3. Berdasarkan kriteria politik.


pelapisan politik yang dilihat dari segi wewenang dan kekuasaan seseorang. Jadi
wewenang adalah hak untuk memengaruhu karena didukung oleh adanya norma atau peraturan
yang menentukan keteraturan dalam masyarakat. Menurut Maclver, terdapat tiga pola umum
dari sistem lapisan kekuasaan, yaitu: tipe kasta (garis pemisah antar kelas yang kaku), tipe
oligarki (perbedaan lapisan yang tidak mencolokk), tipe demokratis (garis pemisah bersifat
dinamis).
Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat
Dalam suatu masyarakat, stratifikasi sosial terdiri atas dua unsur, yaitu kedudukan
(status) dan peranan (role).
Kedudukan (Status)
Status atau kedudukan adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana
seseorang menjalankan kewajibankewajiban dan berbagai aktivitas lain, yang
sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-harapan.
Dengan kata lain status merupakan posisi sosial seseorang dalam suatu hierarki.
Ada beberapa kriteria penentuan status seperti dikatakan oleh Talcott Parsons,
yang menyebutkan ada lima criteria yang digunakan untuk menentukan status atau
kedudukan seseorang dalam masyarakat, yaitu kelahiran, mutu pribadi, prestasi,
pemilikan, dan otoritas. Sementara itu, Ralph Linton mengatakan bahwa dalam
kehidupan masyarakat kita mengenal tiga macam status, yaitu ascribed status,
achieved status, dan assigned status.
1. Ascribed Status
Ascribed status merupakan status yang diperoleh seseorang tanpa usaha tertentu. Status sosial
ini biasanya diperoleh karena warisan, keturunan, atau kelahiran. Contohnya seorang anak yang lahir
dari lingkungan bangsawan, tanpa harus berusaha, dengan sendirinya ia sudah memiliki status
sebagai bangsawan.

2. Achieved Status
Status ini diperoleh karena suatu prestasi tertentu. Atau dengan kata lain status ini diperoleh
seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan, akan
tetapi tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-
tujuannya. Misalnya seseorang dapat menjadi hakim setelah menyelesaikan kuliah di Fakultas
Hukum dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang memerlukan usaha-usaha tertentu.
 
3. Assigned Status
Assigned status adalah status yang dimiliki seseorang karena jasa-jasanya terhadap pihak lain.
Karena jasanya tersebut, orang diberi status khusus oleh orang atau kelompok tersebut. Misalnya
gelar-gelar seperti pahlawan revolusi, peraih kalpataru atau adipura, dan lainnya.
Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Dalam kehidupan di
masyarakat, peranan diartikan sebagai perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Status dan
peranan tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peranan tanpa status, dan tidak ada
status tanpa peranan.
Interaksi sosial yang ada di dalam masyarakat merupakan hubungan antara
peranan-peranan individu dalam masyarakat. Ada tiga hal yang tercakup dalam
peranan, yaitu sebagai berikut.
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau kedudukan
seseorang dalam masyarakat.
2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi
3. Peranan merupakan perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Setiap manusia memiliki status atau kedudukan dan peranan
sosial tertentu sesuai dengan struktur sosial dan pola-pola
pergaulan hidup di masyarakat. Dalam setiap struktur, ia memiliki
kedudukan dan menjalankan peranannya sesuai dengan
kedudukannya tersebut. Kedudukan dan peranan mencakup tiap-
tiap unsur dan struktur sosial. Jadi, kedudukan menentukan peran,
dan peran menentukan perbuatan (perilaku). Dengan kata lain,
kedudukan dan peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi
masyarakat, serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan
masyarakat kepadanya. Semakin banyak kedudukan dan peranan
seseorang, semakin beragam pula interaksinya dengan orang lain.
Interaksi seseorang berada dalam struktur hierarki, sedangkan
peranannya berada dalam setiap unsur-unsur social tadi. Jadi
hubungan antara status dan peranan adalah bahwa status atau
kedudukan merupakan posisi seseorang dalam struktur hierarki,
sedangkan peranan merupakan perilaku actual dari status.
Terimaksiii!!!

Anda mungkin juga menyukai