Anda di halaman 1dari 10

BAB 10

STRATIFIKASI SOSIAL

Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi Sosial adalah perbedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat


secara vertikal. Stratifikasi sosial adalah pembeda penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat. Wujud stratifikasi adalah adanya kelas yang
tinggi dan kelas yang rendah. Dasar dan inti lapisan masyarakat karena tidak
adanya keseimbangan dalam pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab nilai-
nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakatnya. Stratifikasi
sosial dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat di
suatu daerah (kepandaian, usia, sifat keaslian anggota kerabat seorang kepala
masyarakat). Stratifikasi sosial disusun secara sengaja untuk mengejar suatu tujuan
bersama (pembagian kekuasaan dan wewenang dalam organisasi formal:
perusahaan, pemerintahan, partai politik).

Proses Terbentuknya Pelapisan

Proses terbentuknya pelapisan sosial dapat terjadi melalui dua cara, yakni secara
alamiah dan secara disengaja atau direncanakan oleh manusia. Pelapisan sosial
yang terjadi secara alamiah tidak dapat dilepaskan oleh kecendrungan bakat, minat,
dan dukungan lingkungan. Selain stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya,
biasanya dikarenakan kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan, dan
kepemilikan harta yang diwariskan. Stratifikasi yang sengaja disusun, biasanya
terkait pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi formal.

Sifat Sistem Berlapis-lapis

Stratifikasi sosial dapat bersifat tertutup (tidak memungkinkan pindahnya seseorang


dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik bergerak ke atas atau ke bawah). Satu-
satunya masuk menjadi anggota adalah dengan kelahiran. Sifat sistem berlapis-lapis
yang kedua adalah terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan
(dengan kecakapannya sendiri) untuk naik, atau bagi yang tidak beruntung jatuh ke
lapisan di bawahnya. Didalam suatu masyarakat menurut Soekanto (1990) dapat
bersifat tertutup (close social stratification) dan terbuka (open social stratification).
1) Sistem Tertutup

Sistem tertutup merupakan cara membatasi kemungkinan pindahnya seseorang


dalam suatu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang merupakan gerak ke atas
maupun ke bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk
menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran (mobilitas yang
demikian sangat terbatas atau bahkan mungkin tidak ada).

Contoh masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial tertutup adalah masyarakat


berkasta, sebagian masyarakat feodal atau masyarakat yang dasar stratifikasinya
tergantung pada perbedaan rasial. Sistem pelapisan tertutup bisa ditemui misalnya
di India yang masyarakatnya mengenal sistem kasta yakni:

a) Kasta Brahmana : yang merupakan kastanya golongan – golongan pendeta dan


merupakan kasta tertinggi
b) Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang
dipandang sebagai lapisan kedua.
c) Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang yang dipandang
sebagai lapisan menengah ketiga.
d) Kasta Sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata
e) Paria :adalah golongan dari masyarakat yang tidak mempunyai kasta .

2) Sistem terbuka

Sistem terbuka ditandai dengan adanya masyarakat yang didalamnya memiliki


kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi
masyarakat yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan yang
dibawahnya (kemungkinan mobilitas sangat besar. Di dalam sistem yang demikian
ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke lapisan yang ada
di bawahnya atau naiknya ke lapisan yang di atasnya. Sistem yang demikian ini
dapat ditemukan, misalnya di dalam masyarakat di Indonesia sekarang ini . Setiap
orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan
kemampuan untuk hal tersebut. Tetapi disamping ada seseorang yang dapat turun
dari jabatannya bila dia tidak mampu mempertahankannya. Status (kedudukan)
yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri disebut “Achieve status”. Dalam
hubungannya dengan pembangunan masyarakat, sistem pelapisan masyarakat
yang terbuka sangat menguntungkan. Sebab setiap masyarakat diberi kesempatan
untuk bersaing dengan segala hal. Dengan demikian orang berusaha untuk
mengembangkan segala kecakapannya agar dapat meraih kedudukan yang dicita –
citakan . Demikian sebaliknya bagi masyarakat yang tidak bermutu akan semakin
didesak oleh sekelompok masyarakat yang cakap, sehingga yang bersangkutan bisa
jatuh ke tangga sosial uang lebih rendah.

3) Stratifikasi Ssitem Sosial Campuran

Stratifikasi sosial campuran adalah gabungan antara stratifikasi sosial tertutup dan
stratifikasi sosial terbuka. Agar bisa pindah ke lapisan sosial lain, maka seseorang
harus pindah ke daerah yang lapisan sosialnya berkarakter terbuka. Contohnya,
seseorang yang mempunyai kasta sudra dapat pindah ke daerah di mana
masyarakatnya tidak mengenal sistem kasta.

Kedudukan Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial dapat terbentuk berdasarkan kekayaan (ekonomi), pendidikan,


kekuasaan, atau keturunan. Masyarakat masih lebih menghargai orang yang
memiliki kekayaan berlimpah daripada orang yang tidak memiliki kekayaan sama
sekali. Jika itu terjadi maka dasar stratifikasi sosial adalah kekayaan atau ekonomi.
Indikator penggolongan stratifikasi sosial, diantaranya :

1. Kekayaan

Max Weber berpendapat bahwa kekayaan menentukan kedudukan seseorang


dalam lapisan sosial di masyarakat. Kekayaan ini dapat dilihat dari tipe rumah, jenis
kendaraan, pakaian yang dikenakan, dan sebagainya.

2. Kekuasaan

Yang dimaksud dengan kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan pihak


lain sesuai kehendak pemegang kuasa. Kekuasaan ini bisa berasal dari kepemilikan
atau keturunan.
3. Kehormatan

Indikator ini terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan. Biasanya, indikator kehormatan


ditemui dalam masyarakat yang masih tradisional dan orang yang bersangkutan
dianggap berjasa atau disegani dalam masyarakat.

4. Ilmu pengetahuan

Indikator ini biasanya terdapat dalam masyarakat yang menghargai ilmu


pengetahuan. Walau begitu, terkadang hal ini berdampak negatif, seperti
mementingkan mendapat gelar kesarjanaan dengan segala cara, bukan
mementingkan mutu ilmu pengetahuannya.

5. Keturunan

Pada masyarakat feodal, anggota keluarga raja atau kaum bangsawan menempati
lapisan atas. Sementara, rakyat jelata ada di lapisan bawah.

Menurut Roucek dan Warren, status sosial pokok tiap individu kedudukan/status
adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Setiap orang dalam
pergaulannya mempunyai beberapa status sosial pokok (key status), yaitu:

1) Status dalam lingkungan kerjanya

2) Status dalam kekerabatan

3) Status religius dan politik

Cara Memperoleh Kedudukan

1) Ascribed status

Ascribed status adalah status seseorang yang diperoleh secara otomatis


berdasarkan kelahiran atau turun-temurun. Semisal keturunan bangsawan dari suatu
kerajaan atau raja. Status ini diberikan tanpa memandang kemampuan atau
perbedaan antar individu dan diperoleh secara turun temurun melalui kelahiran.
Contoh status ini adalah keturunan bangsawan.

2) Achieved status
Achieved status adalah status yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang
disengaja. Semisal status doktor diperoleh setelah seseorang menyelesaikan
rangkaian panjang pendidikan SD, SMP, SMA, S1, S2, dan S3. Status ini dicapai
dengan usaha yang sengaja dilakukan. Kedudukan ini sifatnya juga terbuka dan
tergantung kemampuan, seperti dokter, guru, dan sebagainya.

3) Assigned status

Assigned status adalah status atau kedudukan yang diberikan kepada seseorang
yang telah berjasa kepada masyarakat. Semisal pahlawan yang telah berjasa
kepada masyarakatnya diberi suatu gelar. Status ini diperoleh melalui penghargaan
atau pemberian atas jasa-jasa tertentu. Contoh kedudukan jenis ini adalah pahlawan
atau peraih nobel.

Peranan

Peran (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Bila seseorang
telah menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka
seseorang tersebut telah melaksanakan suatu peran. Suatu status pasti memiliki
sejumlah peran yang melekat pada diri seseorang, sedangkan peran tak mungkin
ada tanpa status. Maka, dapat disimpulkan bahwa status dan peran tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Berdasarkan pelaksanaannya, peran dapat dibedakan
atas:

a) Peran yang diharapkan (expected roles), yakni cara ideal dalam pelaksanaan
suatu peran berdasarkan penilaian masyarakat. Masyarakat telah memiliki
gambaran kaku mengenai bagaimana peran-peran ini harus dilaksanakan.

b) Peran yang disesuaikan (actual roles), yaitu cara bagaimana sebenarnya suatu
peran dapat dilaksanakan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu.

Contoh peran berdasarkan pelaksanaannya. Sebagai seorang guru, Pak Fadhil


diharapkan untuk mampu memberikan pelajaran dengan sebaik-baiknya dan
memfasilitasi murid-muridnya agar mampu mengembangkan diri sesuai tuntutan
kurikulum. Ini dapat dikatakan sebagai expected roles. Tetapi, karena latar belakang
pendidikan Pak Fadhil yang hanya tamatan SMA, gaji yang rendah, keterbatasan
sarana/prasarana yang ada di sekolah, dan minat belajar yang masih rendah, Pak
Fadhil hanya bisa mengajar seadanya. Inilah yang disebut actual roles.

Sementara itu, berdasarkan cara memperolehnya, peran terbagi menjadi:

a) Peran bawaan (ascribed roles), yaitu peranan yang diperoleh secara otomatis,
bukan karena usaha. Misalnya, peranan sebagai ayah, ibu, anak, dan
sebagainya.

b) Peran pilihan (achieved roles), yakni peranan yang diperoleh atas dasar
keputusannya sendiri. Misalnya, peranan sebagai mahasiswa sebuah PTN
ternama di Pulau Jawa.

Sistem Status

Status sosial adalah lokasi atau posisi seseorang dalam sistem sosial yang hierarkis,
yang sekaligus menentukan peran sosial seseorang. Lokasi atau posisi dalam strata
sosial berbeda-beda, tergantung pada hak dan kewajiban, serta biasanya ditentukan
pula oleh gaya hidup dan pola konsumsi seseorang.

Kekuasaan, Wewenang, dan Kepemimpinan

Sosiologi memandang kekuasaan dan wewenang ini sebagai suatu gejala yang
netral; kekuasaan dan wewenang bukan suatu gejala yang buruk maupun baik,
kecuali dalam penerapannya.

Kelas Sosial Dalam Masyarakat

Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau
stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya.
Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, tetapi tidak semua
masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama. Berdasarkan
karakteristik stratifikasi sosial, dapat ditemukan beberapa pembagian kelas atau
golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburu-pengumpul,
tidak memiliki golongan sosial dan sering kali tidak memiliki pemimpin tetap pula.
Oleh karena itu masyarakat seperti ini menghindari stratifikasi sosial. Dalam
masyarakat seperti ini, semua orang biasanya mengerjakan aktivitas yang sama dan
tidak ada pembagian dalam pekerjaan.
Golongan sosial terwujud karena suatu ciri yang dikenakan kepada masyarakat yang
bersifat spesifik dari pihak luar. Mirip dengan kategori sosial, dalam golongan sosial
sudah muncul suatu ikatan sosial. Hal ini lebih disebabkan oleh adanya suatu
kesadaran dalam kelompok golongan sosial sebagai akibat respons terhadap cara
pandang orang luar terhadap kelompok. Kelas sosial di dalam masyarakat modern
telah dianalisa oleh Lloyd Warner, yang menjadikan kota Yankee di Amerika Serikat
sebagai pusat kajian. Dalam analisanya, dipergunakan teknik evaluasi partisipatif
dan indeks sifat-sifat status. Ukuran kelas sosial diperoleh dari hasil evaluasi
parsitipasif terhadap orang-orang yang mengenal komunitas di sekitarnya.
Sedangkan indeks sifat-sifat status menentukan ukuran kelas berdasarkan kondisi
sosial dan ekonomi dari tiap anggota komunitas.

Gerak Sosial

Gerakan sosial (social movement) adalah aktivitas sosial berupa gerakan sejenis
tindakan sekelompok yang merupakan kelompok informal yang berbentuk
organisasi, berjumlah besar atau individu yang secara spesifik berfokus pada suatu
isu-isu sosial atau politik dengan melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan
nilai sebuah perubahan sosial. Sebuah tindakan perlawanan dapat dikatakan
sebagai gerakan sosial dengan memiliki suatu persyaratan. Gerak sosial adalah
perpindahan status sosial sekelompok orang atau individu ke status yang lain baik
secara vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan pada suatu sistem sosial yang
memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka. Para sosiolog membedakan gerakan
sosial kedalam beberapa jenis, diantaranya:

1) Lingkup

Gerakan reformasi - gerakan yang didedikasikan untuk mengubah beberapa


norma, biasanya hukum. Contoh gerakan semacam ini akan mencakup seperti,
serikat buruh dengan tujuan untuk meningkatkan hak-hak pekerja, gerakan hijau
yang menganjurkan serangkaian hukum ekologi, atau sebuah gerakan pengenalan
baik yang mendukung atau yang menolak adanya, hukuman mati atau hak untuk
dapat melakukan aborsi. Dalam beberapa gerakan reformasi memungkinkan adanya
penganjuran perubahan tehadap norma-norma moral misalkan, mengutuk pornografi
atau proliferasi dari beberapa agama. Sifat gerakan semacam itu tidak hanya terkait
dengan masalah tetapi juga dengan metode yang dipergunakan, dari kemungkinan
ada penggunaan metode yang sikap reformis non-radikal yang akan digunakan
untuk pencapaian akhir tujuan, seperti dalam kasus aborsi agar dapat tercipta
adanya pembuatan hukum perundangan-undangan.

Gerakan radikal - gerakan yang didedikasikan untuk adanya perubahan segera


terhadap sistem nilai dengan melakukan perubahan-perubahan secara substansi
dan mendasar, tidak seperti gerakan reformasi. Contohnya termasuk gerakan Hak
Sipil Amerika yang penuh menuntut hak-hak sipil dan persamaan di bawah hukum
untuk semua orang Amerika (gerakan ini luas dan mencakup hampir seluruh unsur-
unsur radikal dan reformis). Terlepas dari ras, yang di Polandia dikenal dengan
nama Solidaritas / (Solidarność), yaitu gerakan yang menuntut transformasi dari
sebuah tata nilai politik. Stalinisme merupakan perubahan menuju kepada tata nilai
sistem poltik, sistem ekonomi atau ke dalam tata nilai sistem poltik demokrasi di
Afrika Selatan disebut gerakan penghuni gubuk Abahlali (baseMjondolo) yang
menuntut dimasukkannya para penghuni gubuk secara penuh ke dalam penghunian
kehidupan kota.

2) Jenis perubahan

Gerakan Inovasi - gerakan yang ingin mengaktifkan norma-norma tertentu, nilai-


nilai, dan lain-lain gerakan advokasi yang tak umum kesengajaan untuk efek dan
menjamin keamanan teknologi yang tak umum adalah contoh dari gerakan inovasi.

Gerakan Konservatif - gerakan yang ingin menjaga norma-norma yang ada, nilai,
dan sebagainya Sebagai contoh, anti-abad ke-19, gerakan modern menentang
penyebaran makanan transgenik dapat dilihat sebagai gerakan konservatif dalam
bahwa mereka bertujuan untuk melawan perubahan teknologi secara spesifik,
namun mereka dengan cara yang progresif gerakan yang hanya bersikap anti-
perubahan (misalnya menjadi anti-imigrasi) sedang untuk hasil tujuan kepentingan
tidak pernah didapat hanya merupakan bersifat bertahan.

3) Target

Gerakan fokus berkelompok - bertujuan memengaruhi atau terfokus pada


kelompok atau masyarakat pada umumnya, misalnya, menganjurkan perubahan
sistem politik. Beberapa kelompok ini akan berubah atau menjadi atau akan
bergabung dengan partai politik, tetapi banyak tetap berada di luar sistem partai
politik partai.

Gerakan fokus Individu - fokus pada yang memengaruhi secara personal atau
individu. Sebagian besar dari gerakan-gerakan keagamaan akan termasuk dalam
kategori ini.

4) Metode kerja

Gerakan damai yang memperlihatkan untuk berdiri kontras dengan gerakan


'kekerasan'. Gerakan Hak-Hak Sipil Amerika, Gerakan Solidaritas Polandia yang
tanpa penggunaan kekerasan, selalu berorientasi sipil dan sayap gerakan
kemerdekaan India boleh dimasukan ke dalam kategori ini.

Gerakan kekerasan umumnya merupakan gerakan bersenjata misalkan berbagai


Tentara Pembebasan Nasional seperti, Tentara Pembebasan Nasional Zapatista
dan gerakan pemberontakan bersenjata lainnya.

5) Waktu Terjadinya

Gerakan lama - gerakan untuk perubahan yang telah ada sejak awal masyarakat,
sebagian besar merupakan gerakan-gerakan abad ke-19 berjuang untuk kelompok-
kelompok sosial tertentu, seperti kelas pekerja, petani, orang kulit putih, kaum
bangsawan, keagamaan, laki-laki. Mereka biasanya berpusat di sekitar beberapa
tujuan materialistik seperti meningkatkan standar hidup atau, misalnya, otonomi
politik kelas pekerja.

Gerakan baru - gerakan yang menjadi dominan mulai dari paruh kedua abad ke-20,
seperti gerakan feminis, gerakan pro-choice, gerakan hak-hak sipil, gerakan
lingkungan, gerakan perangkat lunak bebas, gerakan hak-hak gay, gerakan
perdamaian, gerakan anti-nuklir, gerakan alter-globalisasi dan lain lain, Kadang-
kadang gerakan ini dikenal sebagai gerakan sosial baru. Mereka biasanya berpusat
di sekitar isu-isu yang sama yang tidak terpisahkan dari masalah sosial.

6) Jangkauan

Gerakan secara internasional - gerakan sosial yang mempunyai tujuan serta


sasaran secara global. Gerakan-gerakan seperti yang pertama kali dilakukan aliran
Marx kemudian seperti Forum Sosial Dunia, Gerakan antiglobalisasi dan gerakan
anarkis berusaha untuk mengubah masyarakat secara global.

Gerakan lokal - sebagian besar dari gerakan sosial memiliki lingkup lokal.gerakan
yang didasarkan pada tujuan lokal atau regional, seperti melindungi daerah alam
tertentu, melobi untuk penurunan tarif tol di jalan tol tertentu, atau mempertahankan
bangunan yang akan dihancurkan untuk gentrifikasi agar dapat mengubahnya
menjadi pusat-pusat sosial.

Gerakan semua tingkatan - gerakan sosial yang berkaitan dengan kompleksitas


pemerintahan pada abad ke-21 dan bertujuan untuk memiliki pengaruh di tingkat
lokal, regional, nasional dan internasional.

Daftar Pustaka:

Lloyd Warner.1898. Pioneering anthropologist and sociologist noted for applying the
techniques of British. California : University of California Press

Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi,.
Jakarta : Prenada Media Group

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

Anda mungkin juga menyukai