Anda di halaman 1dari 39

1.

STRATIFIKASI, DIFERENSIASI
DAN MOBILITAS SOSIAL
2. KELOMPOK SOSIAL
NILAI/NORMA SOSIAL
LEMBAGA SOSIAL
A. Struktur Sosial
 Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau
bentuk.
 Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, tetapi ada juga
struktur yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
 Di dalam Sosiologi, struktur sosial diartikan sebagai susunan
yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam
masyarakat.
 Susunan tsb bisa vertikal atau horizontal.

Agar lebih mudah memahami konsep struktur sosial,


perhatikan bagan berikut:
Bagan tentang struktur sosial
Dari bagan di atas dapat dilihat bhw struktur
sosial merupakan susunan atau konfigurasi
dari unsur-unsur sosial pokok yg ada dalam
masyarakat yaitu:

> kelas (strata) sosial


> kelompok (group) sosial,
> nilai dan norma sosial, dan
> lembaga sosial.
 Dalam ruang “imaginer“ struktur sosial setiap orang
punya tempat (posisi). Mirip dengan alamat di dalam
ruang geografis, tempat/posisi sosial tadi dapat
berubah-ubah.

 Bila seseorang atau sekelompok orang dapat


bermigrasi dalam ruang geografis - misalnya dari Jawa
ke Sumatra atau sebaliknya - maka dalam ruang sosial
orang atau sekelompok orang juga dapat mengalami
mobilitas sosial.

 Misalnya dari orang kaya menjadi orang miskin atau


sebaliknya; dari pemimpin menjadi orang biasa; dari
orang baik menjadi orang jahat atau sebaliknya dari
orang jahat menjadi orang baik.
Definisi Struktur Sosial menurut para ahli

 George C. Homans: struktur sosial memiliki hubungan


erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan
sehari-hari.

 William Kornblum: struktur sosial adalah susunan


yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola
perilaku individu.

 Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan


timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan
sosial.
Ciri-ciri Struktur Sosial
a) Muncul pd kelompok masyarakat. Status/posisi dan
peranan setiap individu hanya bisa terbaca ketika
mereka berada dlm kelompok atau masyarakatnya.

b) Berkaitan erat dgn kebudayaan. Setiap masyarakat


memiliki kebudayaan dan setiap kebudayaan memiliki
struktur sosialnya sendiri.

Indonesia mempunyai banyak daerah dgn


kebudayaan yg berbeda-beda. Hal ini menyebabkan
beraneka ragam struktur sosial tumbuh dan
berkembang di Indonesia.
c) Struktur sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

 Keadaan geografis. Kondisi geografis yg terpisah-pisah


maka masyarakat mengembangkan bahasa, perilaku,
dan ikatan-ikatan kebudayaan yg berbeda satu sama
lain.

 Mata pencaharian. Anggota-anggota suatu asyarakat


umumnya memiliki mata pencaharian yg beragam,
antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor
industri.

 Pembangunan. Pembangunan dapat memengaruhi


struktur sosial suatu masyarakat. Pembangunan yg tidak
merata antara daerah/wilayah dapat menciptakan
kelompok masyarakat kaya dan miskin.
Fungsi Struktur Sosial
 Fungsi Identitas yaitu sebagai penegas identitas sebuah
kelompok. Kelompok yg anggotanya memiliki kesamaan latar
belakang ras, sosial dan budaya akan mengembangkan struktur
sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lain.

 Fungsi Kontrol. Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul


kecenderungan individu untuk melanggar norma, nilai, atau
peraturan lain yg berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi
mengingat peranan dan status yg dimilikinya dalam struktur sosial,
maka dia akan mengurungkan niatnya melanggar aturan.

 Fungsi Pembelajaran. Individu belajar dari struktur sosial yg ada


dalam masyarakatnya. Banyak hal yg bisa dipelajari dari sebuah
struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan,
kepercayaan, kedisplinan dsb.
B. Stratifikasi Sosial
 Dalam kehidupan sosial masyarakat terdapat diferensiasi sosial dlm arti,
terjadi pembagian dan pembedaan atas pelbagai peranan dan fungsi
berdasarkan perbedaan-perbedaan perorangan.

 Dalam sosiologi pembedaan ini dinamakan stratifikasi atau pelapisan


sosial.

 Pelapisan sosial terjadi baik pd masyarakat yg masih bersahaja maupun


yg sudah kompleks.

> Pd masyarakat bersahaja, pembedaan kedudukan dan peranan


ini bersifat minim karena warganya sedikit dan orang-orang yg
memiliki kedudukan tinggi jumlahnya kecil.

> Pd masyarakat yg telah kompleks, pembedaan kedudukan dan


peranan ini bersifat kompleks karena jumlah orangnya lebih banyak
serta ukuran pembedaanpun semakin banyak jumlahnya.
B.1. Pengertian Stratifikasi Sosial
 Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat
kedalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkhis). Dasar dari
adanya pelapisan ini adalah akibat adanya ketidak-seimbangan
pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab serta nilai-nilai
sosial dan pengaruhnya diantara para anggota masyarakat
(Sorokoin dalam Soerjono,2003).

 Menurut Sanderson (2000) klasifikasi sosial berkenaan dengan


adanya dua atau lebih kelompok-kelompok bertingkat (ranked group)
dalam suatu masyarakat yg anggota-anggotanya mempunyai
kekuasaan, hak-hak istimewa dan prestasi yang tidak sama.

Perbedaan dlm hak-hak istimewa merupakan bagian dari sistem


stratifikasi dan biasanya dlm masyarakat terstratifikasi
ketidaksamaan prestise berasal dari ketidaksamaan kekuasaan dan
hak-hak istimewa.
 Pelapisan sosial dlm masyarakat merupakan ciri yg
umum dan tetap dlm setiap masyarakat yg hidup teratur.
Hal ini terjadi karena adanya sesuatu yg dihargai dlm
kehidupan masyarakat tsb. Sesuatu yg dihargai ini dapat
berupa kekayaan seperti uang atau benda yg punya nilai
ekonomis, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan
beragama, keturunan dari keluarga yg dihormati dsb.

 Seseorang yg memiliki sesuatu yg berharga dalam


jumlah yg cukup banyak akan mempunyai kedudukan pd
lapisan atas, mereka yg memiliki sedikit dimasukan pd
lapisan menengah, sedangkan mereka yg sama sekali
tidak memiliki sesuatu yg berharga akan berada pd
lapisan bawah.
Menurut Sayogjo (1987) gejala
stratifikasi sosial akan ditemukan
pd masyarakat yg menunjukkan ciri-
ciri:
 Masyarakat itu cukup besar, dengan banyak warga
dan organisasi yang kompleks.

 Masyarakat itu mengenal posisi yg membawa


kepada kekuasaan atau penguasaan atas orang-
orang yg diwujudkan dalam beragam lembaga.

 Masyarakat itu mempunyai surplus ekonomi


dengan pembagian yg tidak merata, melainkan
mengikuti penilaian berdasarkan tingkatan jasa-jasa
atau kecakapan masing-masing pemangku posisi.
B.2. Proses Stratifikasi Sosial

 Sistem stratifikasi sosial ada yg terjadi dgn


sendirinya dlm proses pertumbuhan masyarakat
tsb, akan tetapi ada juga yg dengan disengaja
disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.

 Stratifikasi sosial yg terjadi dengan sendirinya


adalah kepandaian, tingkatan umur, sifat keaslian
keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat,
dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu
(umumnya terjadi dalam kehidupan sosial
masyarakat yg masih bersahaja).
 Pelapisan sosial yg sengaja disusun berkaitan dengan
pembagian kekuasaan dan wewenang yg resmi dlm
organisasi-organisasi formal seperti dlm pemerintahan,
partai politik dan sebagainya.

 Dalam suatu organisasi yang formal, kekuasaan dan


wewenang yg ada harus dibagi-bagi dengan teratur,
sehingga jelas bagi setiap orang di mana letak kekuasan
dan wewenangnya dalam suatu organisasi.

 Pembagian kekuasaan dan wewenang dimaksudkan


guna menghindari terjadinya pertentangan yg dapat
membahayakan keutuhan masyarakat. Stratifikasi sosial
yg sengaja disusun terjadi dlm kehidupan masyarakat yg
telah kompleks.
Ukuran atau kriteria yg paling
sering digunakan sbg dasar
pembentukan pelapisan sosial adalah :

 Ukuran kekayaan.

 Ukuran kekuasaan

 Ukuran kehormatan.

 Ukuran ilmu pengetahuan


B.3. Sifat Stratifikasi Sosial
 Bersifat tertutup yaitu tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari
lapisan sosial yg satu ke lapisan sosial lainnya. Lapisan sosial tertutup
seperti ini didasarkan pd kelahiran sehingga gerak sosialnya dinamakan
gerak horizontal, contohnya pada masyarakat berkasta atau menerapkan
diskriminasi ras.

 Bersifat terbuka yaitu memungkinkan terjadinya perubahan atau


perpindahan dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya. Seseorang yg berada
dalam suatu lapisan mempunyai kesempatan, dengan cara berusaha melalui
kecakapan sendiri, untuk naik ke lapisan atas namun apabila tidak
beruntung akan jatuh ke lapisan bawah. Gerak sosialnya dinamakan gerak
vertikal.

Umumnya sistem lapisan sosial terbuka memberi perangsang besar kepada


setiap anggotanya untuk mengembangkan kecakapan atau prestasinya.
Sistem terbuka ini cocok dgn masyarakat yg demokratis.
B.4. Status sosial, Kelas Sosial & Social
Gap
 Salah satu unsur penting dalam stratifikasi sosial
adalah status yaitu posisi atau kedudukan atau
tempat seseorang atau kelompok dalam struktur
sosial masyarakat.

 Status seseorang dapat diperoleh sejak kelahirannya


(ascribed status), diberikan karena jasa-jasanya
(assigned status), atau karena prestasi dan
perjuangannya (achieved status).

 Masyarakat modern lebih menghargai status-status


yang diperoleh melalui prestasi atau perjuangan,
masyarakat feudal lebih menghargai status yang
diperoleh sejak lahir.
 Terkait dgn status sosial dikenal istilah simbol
status yaitu “sesuatu yang oleh penggunanya
diberi makna tertentu”.

 Simbol status ini menjadi ciri-ciri/tanda-tanda yang


melekat pada diri seseorang atau kelompok yg
secara relatif dapat menunjukkan statusnya.
Contoh: cara berpakaian, cara berbicara, cara
belanja, desain rumah, cara mengisi waktu luang,
keikutsertaan dalam organisasi, tempat tinggal,
cara berbicara, perlengkapan hidup, akses
informasi, dst.
Kelas sosial adalah segolongan orang
yg menyandang status relatif sama di
mana mereka:

 Memiliki cara hidup (cara berfikir, berperasaan,


dan bertindak) yg tertentu;

 Sadar akan privelege (hak istimewa) tertentu, baik


yg bersifat ekonomi, sosial maupun budaya,

 Memiliki prestige (gengsi sosial) tertentu.


Adanya perbedaan status sosial dlm
masyarakat dapat menimbulkan berbagai
konsekuensi seperti:

 Cara hidup (cara berfikir, berperasaan dan bertindak) yg berbeda: sikap


politik, kepedulian sosial, keterlibatan dalam kelompok sosial dst).

 Prestige (gengsi/kehormatan sosial) yang berbeda.

 Privilege (hak istimewa) yang berbeda.

 Peluang hidup yang berbeda.

 Sikap politik.

 Reaksi terhadap perubahan sosial.

 Derajat kesehatan.
C. Social gap (kesenjangan
sosial)

 Social gap adalah situasi bermasalah yg disebabkan adanya


suatu perbedaan yg berhubungan dgn lingkungan manusia dan
mode-mode organisasinya. Secara lebih sederhana, suatu
keadaan dimana terdapat atau terjadi perbedaan mencolok
dalam lingkungan sosial.
Walau umumnya dilahirkan seorang diri, akan tetapi
manusia adalah makhluk yg telah mempunyai naluri
untuk hidup dengan manusia lain, membentuk kelompok
sosial.

Manusia menjadi manusia karena dia tinggal dan hidup di


dalam masyarakat. Sejak lahir sampai kematiannya, dia
tidak pernah hidup "sendiri" tetapi selalu berada dalam
suatu lingkungan sosial.

Lingkungan sosial adalah bagian dari suatu lingkungan yg


terdiri atas hubungan antar individu dan kelompok dan
pola-pola organisasi serta segala aspek yg ada dalam
masyarakat di mana lingkungan sosial tersebut
merupakan bagian daripadanya.
D.2. Pengertian Kelompok Sosial

• Kelompok sosial (Social Group) adalah:


himpunan atau kesatuan manusia yg hidup
bersama oleh karena adanya hubungan di
antara mereka. Hubungan tersebut antara
lain menyangkut hubungan timbal-balik yg
saling mempengaruhi dan kesadaran
untuk saling menolong.
D.3. Persyaratan Kelompok Sosial

• setiap anggota kelompok sadar bahwa dia


merupakan bagian dari kelompok ybs.

• ada hubungan timbal-balik antara orang yg satu


dengan yg lain

• terdapat suatu faktor yg dimiliki bersama: nasib yg


sama, kepentingan yg sama, tujuan yg sama,
idiologi yg sama dsb

• berstruktur, berkaidah & mempunyai pola perilaku.


D.4. Klasifikasi kelompok

 Durkheim : Solidaritas mekanik - solidaritas organik

 F. Tonnies : Gemeinschaft – Gesselschaft

 Colley : Primary group - Sekundary group

 Summers : In Group - Out group

 RK Merton : Membership group - Reference group


TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL

Kelompok sosial yg ada dlm masyarakat dapat


diklasifikasikan berdasarkan:
besar-kecilnya jumlah anggota
derajat interaksi sosial
kepentingan dan wilayah
berlangsungnya suatu kepentingan
derajat organisasi
kesadaran akan jenis yg sama, hubungan sosial
dan tujuan.
a) In-group dan Out-group

• In-Group adalah kelompok sosial dimana seorang


individu mengidentifikasikan dirinya sebagai “kita” atau
“kami”. Sedangkan Out-Group adalah kelompok sosial di
luar in group, atau di luar kita, di luar kami. Kelompok di
luar itu adalah mereka. Misalnya kami adalah mahasiswa
Fapet UHN, sedangkan mereka adalah mahasiswa FE
UHN. Kami adalah mahasiswa UHN, mereka adalah
mahasiswa USU.

• Anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu sedikit


banyak memiliki kecenderungan untuk menganggap
bahwa segala sesuatu yg termasuk kebiasaan
kelompoknya merupakan yg terbaik dibanding
kebiasaan kelompok lainnya. Kecenderungan ini disebut
dengan etnosentrisme.
 Etnosentrisme adalah suatu sikap untuk menilai unsur-unsur
kebudayaan lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran
kebudayaan sendiri. Etnosentrisme disosialisasikan atau
diajarkan kepada setiap anggota kelompok sosial, sadar
maupun tidak sadar, serentak dengan nilai-nilai kebudayaan
lain.

 Sikap in-group pada umumnya didasarkan pada factor simpati


dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota
kelompok. Sedangkan sikap out-group ditandai dengan suatu
kelainan yg berwujud antagonisme atau antipati. Perasaan in-
group dan out-group dapat merupakan dasar sikap
etnosentisme.

 In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat,


walaupun kepentingannyatidak selalu sama.
b) Kelompok Primer dan Sekunder
• Kelompok primer (primary group) atau face to face group
merupakan kelompok paling sederhana di mana anggota
kelompok saling mengenal dan ada kerja sama yg erat.

 Dalam kelompok ini orang melakukan aktivitas dan


memiliki waktu secara bersama, sehingga saling mengenal
satu sama lain secara personal dan akrab serta saling
memperhatikan kesejahteraan.

 Kelompok sosial primer merupakan tempat dimana seorang


individu berjumpa dengan pengalaman-pengalaman sosial
yg pertama. Kekuatan dari hubungan utama ini
memberikan individu-individu rasa aman dan damai.

 Anggota-anggota kelompok utama ini menyediakan


pendapatan pribadi bagi yg lainnya, termasuk keuangan
dan dukungan emosional.
 Kelompok sekunder (secondary group) adalah kelompok yg
terdiri dari banyak orang antara siapa hubungannya tidak
perlu didasarkan kepada pengenalan secara pribadi dan
sifatnya tidak begitu langgeng.
 Kelompok Sosial Sekunder didasarkan atas minat, kepentingan
atau aktivitas-aktivitas khusus; termasuk kepentingan politik.

 Dalam Kelompok Sosial Sekunder ini setiap anggota tidak saling


mengenal secara lebih baik dan hubungan diantara mereka
sangat longgar.

 Kelompok Sosial Sekunder sering dipakai sebagai alat untuk


mencapai tujuan-tujuan khusus.

 Kelompok Sosial Sekunder biasanya bersifat formal dan tidak


emosional dan memiliki orientasi cita-cita (goal oreintation)
bukan personal
c) Paguyuban (Gemeinschaft) dan
Patembayan (Gesellschaft)
 Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya
diikat oleh hubungan batin yg murni dan bersifat alamiah serta bersifat
kekal. Dasar utamanya adalah rasa cinta dan kesatuan batin yg memang
telah dikodratkan, seperti bisa dijumpai dalam keluarga, kelompok
kekerabatan, RT/RK dsb.

Ciri pokok paguyuban 1) intimate: hubungan menyeluruh yg mesra; 2)


private: hubungan yg bersifat pribadi untuk beberapa orang saja; dan 3)
exclusive: hubungn tsb hanya untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain
di luar “kita”. Tipe paguyuban ada 3 yaitu paguyupan karena ikatan
darah, paguyuban karena tempat/wilayah yg sama dan paguyuban
karena jiwa-pikiran yg sama.

 Patembayan merupakan ikatan lahir yg bersifat pokok untuk jangka


waktu yg pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka
serta strukturnya bersifat mekanis, biasanya terdapat di dalam
hubungan perjanjian yg berdasarkan ikatan timbal-balik seperti ikatan
pedagang, organisasi yg luas atau industri dll.
d) Kelompok Formal dan Informal

 Kelompok formal adalah kelompok yg mempunyai


peraturan yg tegas dan sengaja diciptakan guna
mengatur hubungan antara anggota-anggotanya.
Contohnya adalah organisasi.

 Kelompok informal tidak mempunyai struktur dan


organisasi tertentu dan pasti. Kelompok-kelompok
tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-
pertemuan yg berulang dan itu menjadi dasar bagi
bertemunya kepentingan-kepentingan dan
pengalaman yg sama.
e) Membership dan Reference Group
• Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap
orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
Sedangkan reference group adalah kelompok sosial yg
menjadi acuan bagi seseorang dalam membentuk pribadi
dan perilakunya.

 Antara ke duanya ini agak sulit dipisahkan. Misalnya seorang


anggota partai politik yg kebetulan menjadi anggota DPR,
DPR merupakan membership group baginya akan tetapi jiwa
dan jalan pikirannya tetap terikat pada reference groupnya
yaitu partainya.

 Ada dua tipe umum reference group yaitu ; (1) tipe normative
yang merupakan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang dan
(2) tipe perbandingan yg merupakan pegangan bagi individu
di dalam menilai kepribadiannya..
f) Kelompok Okupasional dan Volunter

• Kelompok okupasional adalah kelompok yg terdiri dari orang-orang yg


melakukan pekerjaan sejenis, misalnya kelompok profesi.

 Sedangkan kelompok volunter mencakup orang-orang yg mempunyai


kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat
yg semakin luas daya jangkauannya tadi. Dengan demikian, maka
kelompok volunter akan berusaha memenuhi kepentingan anggotanya
secara individu tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara
umum.

 Kelompok volunter itu mungkin dilandaskan pada kepentingan primer


seperti kebutuhan akan sandang pangan dan papan, kebutuhan akan
keselamatan jiwa dan harta benda, kebutuhan akan harga diri,
kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi diri dan kebutuhan
akan kasih sayang.
g) Kelompok sosial yang tidak teratur
Kerumunan (crowd) adalah individu-individu yg berkumpul secara kebetulan di suatu
tempat dan waktu yg bersamaan di mana Identitas/kedudukan individu larut.
1. Kerumunan yg berartikulasi dengan struktur sosial:
– Khalayak penonton atau pendengar yg formal (formal audiences) : pengajian
– Kelompok ekspresif yg telah direncanakan (planned expressive group) : pesta
2. Kerumunan yg bersifat sementara (casual crowds):
– Kumpulan yg kurang menyenangkan (inconvenient aggregations) : antre karcis
– Kerumunan orang-orang yg sedang dalam keadaan panik (panic crowds)
3. Kerumunan yg berlawanan dengan norma-norma hukum (lawless crowds):
– Kerumunan yg bertindak emosional (Acting mobs) : demontrasi dll
– Kerumunan yg bersifat immoral (immoral crowds) : kumpulan pemabok, gangster,
geng motor dll.
4.Publik (kalayak ramai atau umum): kelompok yg tidak memiliki kesatuan, interaksi
secara tidak langsung, tingkah laku publik didasarkan tingkah laku individu. Untuk
mengumpulkan publik, dilakukan dengan menggandeng nilai-nilai sosial atau tradisi
masyarakat bersangkutan atau dengan menyiarkan pemberitaan-pemberitaan.
Istilah komunitas atau “community” lebih jarang
dipergunakan oleh manusia dibandingkan
dengan istilah masyarakat. Komunitas adalah
bagian kelompok dari masyarakat (society)
dalam lingkup yang lebih kecil, serta mereka
lebih terikat oleh tempat (teritorial).

Soerjono (1990) memaknai istilah community


sebagai “masyarakat setempat”, istilah mana
menunjuk pada warga-warga sebuah desa,
sebuah kota, suku atau suatu bangsa.
 Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah
lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat.
Jadi unsur komunitas adalah: wilayah atau
lokalitas dan perasaan saling ketergantungan
atau saling membutuhkan.

 Perasaan bersama antara anggota masyarakat


setempat tersebut disebut community sentiment.
Setiap community sentiment memiliki unsur: (1)
seperasaan; (2) sepenanggungan; dan (3) saling
memerlukan.

Anda mungkin juga menyukai