Anda di halaman 1dari 7

RESUME

LAPISAN-LAPISAN SOSIAL MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :
Nama : Johniyanto Umbu Yabu Randjawali
Tingkat : 1 B
Mata Kuliah : Antropologi Kesehatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
TAHUN 2020/2021
LAPISAN-LAPISAN MASYARAKAT

A. Pengertian
Isitilah dari kata stratifikasi sosial berasal dari bahasa
latin, yakni stratum yang berarti tingkatan serta socius yang
berarti masyarakat atau teman atau. Sehingga, bila kita
tarik, penegertian stratifikasi sosial tersebut secara umum
bisa kita sebuat sebagai tingkatan sosial yang terdapat di
dalam masyarakat. Stratifikasi sosial merupakan kiasan
yang berasal dari gamabaran kondisi yang ada dalam
keadaan kehidupan masyarakat.
Stratifikasi sosial atau dalam bahasa inggris disebut
sebagai “sosial stratifikasion” merupakan perbedaan
masyarakat atau penduduk ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat atau “hierarkis”. Dengan kata lain, perbedaan
dari kedudukan akan memicu adanya stratifikasi sosial atau
yang juga disebut dengan pelapisan sosial. Perwujudan dari
adanya fenomena stratifikasi sosial atau yang juga disebut
pelapisan sosial ini yaitu terdapat perbedaan golongan
tingkat atau kedudukan ataupun kelas.

B. Sistem Lapisan Masyarakat


Menurut Soekanto, S., dilihat dari sifatnya pelapisan
sosial dibedakan menjadi system pelapisan sosial tertutup,
system pelapisan terbuka dan system pelapisan sosial
campuran.
1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi di mana anggota dari
setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertical.
Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada
mobilitas horizontal saja. Contohnya, system kasta, kaum
sudra tidak bisa naik dan pindah posisi ke lapisan
brahmana. Rasialis, kulit hitam (negro) yang dianggap di
posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan ke posisi kulit
putih. Feodal, kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi
juragan/majikan.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification)
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya
sangat besar, di mana setiap anggota strata dapat bebas
melakukan mobilitas sosial, baik vertical maupun
horizontal. Contoh, seseorang miskin karena usahanya
bisa menjadi kaya, atau sebaliknya seorang yang tidak
memiliki pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan
asal ada niat dan usaha.
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi
antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya,
seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan
terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta
menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah maka ia
harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok
masyarakat yang ada di Jakarta.

C. Dasar dan Inti lapisan sosial


Kriteria-kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-
golongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan
adalah:
1. Ukuran kekayaan
Seseorang yang memiliki kekayaan paling banyak
termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut dapat
dilihat melalui ukuran rumah, mobil pribadi, cara
berpakaian, dan sebagainya.
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang memiliki wewenang terbesar
menempati lapisan paling atas. Misalnya saja presiden,
menteri, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten,
hingga ketua RT.
3. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran
kekayaan atau kekuasaan. Ukuran kehormatan ini sangat
terasa pada masyarakat tradisional karena mereka sangat
menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada
masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang
berperilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-
anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan
menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial
masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu
pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar
akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh
seseorang. Misalnya dokter, insinyur, doktorandus,
doktor ataupun gelar professional seperti professor.
D. Bentuk-bentuk Lapisan sosial
Berikut akan diuraikan beberapa bentuk pelapisan sosial
menurut kriteria ekonomi, kriteria sosial, dan kriteria
politik.
1. Kriteria ekonomi
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi
membedakan penduduk atau warga masyarakat menurut
penguasaan dan kepemilikan materi. Dalam kriteria
ekonomi ada golongan orang-orang yang didasarkan pada
pemilikan tanah dan benda, juga dapat didasarkan pada
kegiatan di bidang ekonomi dengan menggunakan
kecakapan.
2. Kriteria sosial
Stratifikasi sosial yang didasarkan pada kriteria sosial
akan berhubungan dengan status atau kedudukan
seseorang dalam masyarakat.
3. Kriteria otoritas, yaitu kemampuan untuk memengaruhi
pihak lain sehingga pihak lain tersebut bertindak seperti
yang diinginkan.
4. Kriteria politik
Pelapisan dalam masyarakat berdasarkan kriteria politik
berarti pembedaan penduduk atau warga masyarakat
menurut pembagian kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan
merupakan kemampuan untuk memengaruhi pihak lain
menurut kehendak atau kemauan yang ada pada pemegang
kekuasaan. Menurut Mac Iver, ada tiga pola umum sistem
pelapisan sosial dengan kriteria politik, yaitu kasta,
oligarki, dan demokrasi.

E. Karakteristik Stratifikasi Sosial


Secara rinci, terdapat tiga aspek yang merupakan
karakteristik stratifikasi sosial (Syarbaini, 2009), yaitu
sebagai berikut:
1. Perbedaan kemampuan atau kesanggupan
Kelompok masyarakat yang berada pada lapisan sosial
tinggi akan memiliki kemampuan yang lebih besar jika
dibandingkan mereka yang berada di lapisan bawah.
Kemampuan yang dimaksud, antara lain kemampuan
dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik. Kelompok
masyarakat golongan atas akan dengan mudah untuk
memiliki rumah, mobil, dan perhiasan dibandingkan
golongan kelas bawah.
2. Perbedaan gaya hidup (life style)
Kriteria Anggota masyarakat yang menduduki lapisan
lebih tinggi mengembangkan gaya hidup sebagai pembeda
dengan lapisan di bawahnya. Misalnya seorang direktur
pasti berpenampilan yang rapi berdasi sepatu kulit, jam
tangan yang mahal, dengan mobil mewah, dan makan di
restoran. Jika tidak mengikuti tuntutan tersebut akan
menjadi bahan pembicaraan. Sebaliknya, seorang pegawai
rendahan mencoba berpenampilan seperti itu tentu
mengundang cemoohan.
3. Perbedaan hak dan akses dalam memanfaatkan sumber
daya
Seseorang yang menduduki lapisan tinggi biasanya
akan memiliki hak dan akses lebih luas terhadap fasilitas
atau sumber daya dibanding lapisan bawahnya.
Contohnya seorang pimpinan sebuah lembaga umumnya
diberi fasilitas rumah dan kendaraan dinas, dan beragam
tunjangan, ruang kerja pribadi serta hak untuk
memerintah bawahannya. Fasilitas tersebut tentunya
tidak dapat dinikmati oleh bawahannya yang
berkedudukan lebih rendah.

F. Unsur-unsur lapisan masyarakat


1. Kedudukan (status), masyarakat pada umumnya
mengembangkan dua macam kedudukan , yaitu Ascribed
Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat
tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan
kemampuan. Kedudukan tersebut memperoleh karena
kelahiran. Achieved status adalah kedudukan yang di
capai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang di
sengaja. Kedudukan ini tidak diproleh atas dasar
kelahiran. Akan tetapi, bersifat terbuka bagi siapa saja,
tergantung pada kemampuan masing-masing dalam
mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya,
setiap orang dapat menjadi hakim asalkan memenuhi
persyaratan tertentu.
2. Peranan ( role ) merupakan aspek dinamis kedudukan
(status), apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibanya sesuai dengan kedudukanya, dia
menjalankan suatu peranan. Peranan meliputi norma-
norma yang dihubungkan.
G. Terjadinya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dalam masyarakat menurut terbentuknya
dibagi menjadi berikut:
1. Stratifikasi sosial yang terjadi dengan sendirinya dalam
proses pertumbuhan masyarakat. Biasanya diakibatkan
karena kepandaian, tingkat umur (senioritas), sifat
keaslian anggota,dan kepemilikan harta yang diwariskan.
2. Stratifikasi sosial yang sengaja disusun untuk mengejar
suatu tujuan bersama. Stratifikasi sosial yang sengaja
disusun untuk mencapai tujuan tertentu biasanya
berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang
resmi dalam organisasi formal. Misalnya, pemerintahan,
badan usaha, partai politik, dan angkatan bersenjata.
Pada stratifikasi sosial jenis ini kekuasaan dan wewenang
merupakan unsur khusus dalam stratifikasi sosial.

H. Sifat Stratifikasi Sosial


Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa dilihat dari
sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi stratifikasi
sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi
sosial campuran, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Stratifikasi sosial tertutup
Sistem pelapisan tertutup (closed social stratification)
mengarah pada sulitnya melakukan perpindahan status
individu untuk naik ke lapisan atas. Salah satu jalan
untuk mencapai status pada stratifikasi ini melalui
kelahiran atau keturunan seperti pelapisan berdasarkan
kasta di Bali.
2. Stratifikasi sosial terbuka
Sistem pelapisan sosial terbuka (opened social
stratification) bersifat donamis. Pelapisan ini memberi
kesempatan anggota masyarakat untuk naik pada lapisan
atas atau mengalami penurunan prestasi hingga masuk ke
lapisan bawah.
3. Stratifikasi sosial campuran
Sistem pelapisan sosial campuran merupakan sistem
stratifikasi yang membatasi kemungkinan perpindahan
strata, tetapi membiarkan perpindahan lapisan pada
bidang tertentu. Contoh sistem pelapisan campuran
terdapat di Bali. Masyarakat Bali menerapkan sistem
pelapisan tertutup melalui kasta, tetapi secara ekonomi
masyarakat menerapkan sistem pelapisan terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
http://masdabloggers.blogspot.com

http://www.yuskinau.id

http://www.mesodigital.com

Anda mungkin juga menyukai