DISUSUN OLEH :
Nama : Johniyanto Umbu Yabu Randjawali
NIM : PO5303203200725
Tingkat : 1 B
Mata Kuliah : Antropologi Kesehatan
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Antropologi
B. Manfaat Antropologi
C. Masalah Sosial Budaya Dalam Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah salah satu cara
pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya
kesadaran, keinginan, dan kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap masyarakat supaya terwujudnya kesehatan yang
optimal. Tetapi munculnya penyakit merupakan hal yang
tidak bisa ditolak walaupun bisa dicegah atau dihindari.
Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya
pendekatan budaya. Budaya merupakan pedoman individual
sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang
dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan
bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan
supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya.
Antropologi juga berpandangan tentang biologis dan
ekologis, sebagai kutub biologi dengan mengamati
pertumbuhan dan perkembangan manusia maupun penyakit
perkembangan penyakit dalam evolusi ekologis. Kajian ini
didukung ilmu-ilmu lain seperti genetika, anatomi, serologi,
biokimia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Antropologi?
2. Apa Manfaat Antropologi?
3. Apa Saja Masalah Sosial Budaya Dalam Keperawatan?
C. Tujuan
1. Untuk memahami Perkembangan antropologi.
2. Untuk mengetahui manfaat Antropologi.
3. Untuk mengetahui masalah Sosial budaya dalam
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Antropologi
Dengan kemajuan iptek yang semakin canggih, budaya
kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan
kesehatan di masa sekarang dan mendatang. Salah satu
contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga
kesehatan secara individu, seperti mandi, keramas, atau
sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya sabun,
manusia berbagai daerah memiliki cara yang berbeda dalam
membersihkan badan. Yang lazim digunakan diantaranya
adalah minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan
kebudayaan masing-masing daerah. Masyarakat Mesir Kuno
melakukan ritual mandi dengan menggunakan kombinasi
minyak hewani dan nabati ditambah garam. Bahan-bahan
tersebut adalah pengganti sabun yang juga berfungsi untuk
menyembuhkan penyakit kulit. Orang Yunani Kuno mandi
untuk alasan kecantikan dan tidak menggunakan sabun.
Mereka membersihkan tubuh dengan menggunakan balok
lilin, pasir, batu apung dan abu. Mereka juga mengoleskan
tubuh dengan minyak dan kadang dicampur abu. Sedangkan
orang Sunda kuno biasa menggunakan tanaman wangi liar
sebagai alat mandi mereka.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari zaman dahulu
dan sekarang, tetapi juga budaya gosok gigi. Pada zaman
dahulu masyarakat Arab menggunakan kayu siwak untuk
menggosok gigi. Orang Roma menggunakan pecahan kaca
halus sebagai bagian dari pembersih mulut mereka.
Sedangkan masyarakat Indonesia menggunakan halusan
genting dan bata. Namun saat ini manusia beralih
menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga
dengan shampoo yang secara luas digunakan. Dahulu,
masyarakat menggunakan merang untuk keramas dan
merawat rambut mereka.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau
personal yang mengalami perubahan. Budaya kesehatan
masyarakat pun saat ini telah mengalami perubahan jika
dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke
arah paradigma sakit. Namun saat ini seiring dengan
perkembangan zaman, masyarakat cenderung berparadigma
sehat dalam memaknai kesehatan mereka. Penilaian individu
terhadap status kesehatan merupakan salah satu faktor yang
menentukan perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka
merasa sakit dan perilaku sehat jika mereka menganggap
sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang
dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh
kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke pusat layanan
kesehatan jika sakit saja, karena mereka ingin sakitnya
menjadi sembuh. Sedangkan perilaku sehat adalah tindakan
yang dilakukan individu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, misalnya: pencegahan
penyakit, penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi. Masyarakat akan selalu menjaga kesehatannya
agar tidak menjadi sakit. Masyarakat menjadi rajin berolah
raga, fitness, chek up ke pusat layanan kesehatan,
membudayakan cuci tangan menggunakan sabun,
menghindari makanan berkolesterol tinggi dan lain-lain.
Perkembangan ilmu pengetahuan juga telah mempegaruhi
pola pikir masyarakat pedalaman. Dengan adanya program
pemerintah yang seratakan kesehatan dan banyak dokter
yang mengabdi di daerah-daerah tertinggal serta
dibangunnya puskesmas di daerah tersebut menimbulkan
pola pikir masyarakat yang pada awalnya memperlakukan
orang sakit seperti orang yang sedang dikutuk mulai
berubah. Yang pada awalnya mengadakan ritual-ritual
tertentu untuk mengusir roh halus sebagai penyebab
penyakit juga kini mulai berubah.
Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan sebagai
sebuah kebutuhan. Banyaknya informasi kesehatan yang
diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan
membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan.
Dengan kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam
kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun
orang lain. Sekarang pola pikir masyarakat kebanyakan
lebih ke arah preventif terhadap adanya suatu penyakit.
Yaitu pola pikir bahwa mencegah datangnya penyakit itu
lebih baik daripada mengobati penyakit.
B. Manfaat Antropologi
1. Dapat mengetahui pola perilsku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat secara universal maupun pola perilaku
manusia pada tiap tiap masyarakt.
2. Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita
lakukan sesuai dengan harapan warga masyrakat
kedudukan yang kita sandang
3. Dengan mempelajari sosialogi dan antropologi akan
memperluas wawasan kita terhadap tata pergaulan
manusia di seluruh di dunia yang mempunyai kekhususan
– khususnan dan sesaui dengan karakterstik daerahnya
sehingga menimbulkan teloransi yang tinggi
4. Dapat mengetahui berbagai macam probelema dalam
masyrakat serta memilki kepekaan kterhdap kondisi –
kondisi dalam masyarakat baik ang menyenangkan serta
mampu mengambil inisatif terhadap pemecahan
permasalahan yang muncul dalam lingkungan
masyaraktnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anthropologi berkaitan dengan kebudayaan dan biologi,
dimana keduanya sama-sama meneliti berbagai obyek fisik
kebudayaan yang tercipta baik di masa sekarang maupun di
masa lampau sebagai sebuah sarana pemahaman nilai-nilai
budaya. antropologi juga memiliki pandangan penting
terhadap budaya dan social. Antropologi kesehatan
membantu mempelajari sosio-kultural dari semua
masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat
sebagai pusat dari budaya.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini,saya berharap pembaca lebih
mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan
antropologi kesehatan, sehingga pembaca mendapatkan
pengetahuan tentang cara-cara meningkatkan derajat
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.com
http://dokumen.tips
http://coretanasrah.blogspot.com