Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANTROPOLOGI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :
Nama : Johniyanto Umbu Yabu Randjawali
NIM : PO5303203200725
Tingkat : 1 B
Mata Kuliah : Antropologi Kesehatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah


memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ANTROPLOGI
DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada Mata kuliah Antropoogi
Keseehatan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Adriana Nara,
Selaku dosen mata kuliah Antropologi Kesehatan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karna itu, kritik dan saran yang
membangun saya nantikan demi kesempurnana makalah ini.

Waingapu, 12 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Antropologi
B. Manfaat Antropologi
C. Masalah Sosial Budaya Dalam Keperawatan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah salah satu cara
pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya
kesadaran, keinginan, dan kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap masyarakat supaya terwujudnya kesehatan yang
optimal. Tetapi munculnya penyakit merupakan hal yang
tidak bisa ditolak walaupun bisa dicegah atau dihindari.
Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya
pendekatan budaya. Budaya merupakan pedoman individual
sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang
dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan
bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan
supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya.
Antropologi juga berpandangan tentang biologis dan
ekologis, sebagai kutub biologi dengan mengamati
pertumbuhan dan perkembangan manusia maupun penyakit
perkembangan penyakit dalam evolusi ekologis. Kajian ini
didukung ilmu-ilmu lain seperti genetika, anatomi, serologi,
biokimia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Antropologi?
2. Apa Manfaat Antropologi?
3. Apa Saja Masalah Sosial Budaya Dalam Keperawatan?

C. Tujuan
1. Untuk memahami Perkembangan antropologi.
2. Untuk mengetahui manfaat Antropologi.
3. Untuk mengetahui masalah Sosial budaya dalam
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Antropologi
Dengan kemajuan iptek yang semakin canggih, budaya
kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan
kesehatan di masa sekarang dan mendatang. Salah satu
contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga
kesehatan secara individu, seperti mandi, keramas, atau
sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya sabun,
manusia berbagai daerah memiliki cara yang berbeda dalam
membersihkan badan. Yang lazim digunakan diantaranya
adalah minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan
kebudayaan masing-masing daerah. Masyarakat Mesir Kuno
melakukan ritual mandi dengan menggunakan kombinasi
minyak hewani dan nabati ditambah garam. Bahan-bahan
tersebut adalah pengganti sabun yang juga berfungsi untuk
menyembuhkan penyakit kulit. Orang Yunani Kuno mandi
untuk alasan kecantikan dan tidak menggunakan sabun.
Mereka membersihkan tubuh dengan menggunakan balok
lilin, pasir, batu apung dan abu. Mereka juga mengoleskan
tubuh dengan minyak dan kadang dicampur abu. Sedangkan
orang Sunda kuno biasa menggunakan tanaman wangi liar
sebagai alat mandi mereka.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari zaman dahulu
dan sekarang, tetapi juga budaya gosok gigi. Pada zaman
dahulu masyarakat Arab menggunakan kayu siwak untuk
menggosok gigi. Orang Roma menggunakan pecahan kaca
halus sebagai bagian dari pembersih mulut mereka.
Sedangkan masyarakat Indonesia menggunakan halusan
genting dan bata. Namun saat ini manusia beralih
menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga
dengan shampoo yang secara luas digunakan. Dahulu,
masyarakat menggunakan merang untuk keramas dan
merawat rambut mereka.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau
personal yang mengalami perubahan. Budaya kesehatan
masyarakat pun saat ini telah mengalami perubahan jika
dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke
arah paradigma sakit. Namun saat ini seiring dengan
perkembangan zaman, masyarakat cenderung berparadigma
sehat dalam memaknai kesehatan mereka. Penilaian individu
terhadap status kesehatan merupakan salah satu faktor yang
menentukan perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka
merasa sakit dan perilaku sehat jika mereka menganggap
sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang
dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh
kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke pusat layanan
kesehatan jika sakit saja, karena mereka ingin sakitnya
menjadi sembuh. Sedangkan perilaku sehat adalah tindakan
yang dilakukan individu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, misalnya: pencegahan
penyakit, penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi. Masyarakat akan selalu menjaga kesehatannya
agar tidak menjadi sakit. Masyarakat menjadi rajin berolah
raga, fitness, chek up ke pusat layanan kesehatan,
membudayakan cuci tangan menggunakan sabun,
menghindari makanan berkolesterol tinggi dan lain-lain.
Perkembangan ilmu pengetahuan juga telah mempegaruhi
pola pikir masyarakat pedalaman. Dengan adanya program
pemerintah yang seratakan kesehatan dan banyak dokter
yang mengabdi di daerah-daerah tertinggal serta
dibangunnya puskesmas di daerah tersebut menimbulkan
pola pikir masyarakat yang pada awalnya memperlakukan
orang sakit seperti orang yang sedang dikutuk mulai
berubah. Yang pada awalnya mengadakan ritual-ritual
tertentu untuk mengusir roh halus sebagai penyebab
penyakit juga kini mulai berubah.
Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan sebagai
sebuah kebutuhan. Banyaknya informasi kesehatan yang
diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan
membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan.
Dengan kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam
kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun
orang lain. Sekarang pola pikir masyarakat kebanyakan
lebih ke arah preventif terhadap adanya suatu penyakit.
Yaitu pola pikir bahwa mencegah datangnya penyakit itu
lebih baik daripada mengobati penyakit.

B. Manfaat Antropologi
1. Antropologi sangat dibutuhkan dalam merancang sistem
pelayanan kesehatan modern yang bisa di terima
masyarakat tradisional.
2. Program perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat.
3. Penanganan kebiasaan buruk yang mengebabkan sakit.
4. Memberikan masukan Ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk menunjang pembangunan kesehatan, mendukung
perumusan kebijakan masalah kesehatan, dan mengatasi
kendala dalam pelaksanaan program kesehatan melalui
pendekatan kebudayaan.
5. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat
secara keseluruhan termasuk individualnya. Dimana cara
pandang yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan
suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar
kepribadian masyarakat yang membangun.
6. Memberikan suatu model yang secara operasional
berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang
kesehatan.
7. Sumbagan terhadap metode penelitian dan hasil
penelitian. Baik dalam merumuskan suatu pendekatan
yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi
hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.

C. Masalah Sosial Budaya di Dalam Keperawatan


Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger
dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks
budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise
Model). Geisser (1991). menyatakan bahwa proses
keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan
berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien
(Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan
dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan
latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang
berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model"
yaitu :
a. Faktorteknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu
untuk memilih atau mendapat penawaran
menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan.
b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and
philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan
pandangan yang amat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang
sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas
segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri.
c. Faktor social dan keterikatan keluarga (kinship and
social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-
faktor: nama lengkap, nama panggilan, umur dan
tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe
keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga,
dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value
and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang
dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya
yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma
budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku
(political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku
adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya
(Andrew and Boyle, 1995).
f. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan
sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh.
g. Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah
pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi
pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya
didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan
individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap
budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar
belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau
dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and
Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnose keperawatan
yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transcultural yaitu: gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan
interaksi social berhubungan disorientasi sosiokultural
dan ketidak patuhan dalam pengobatan berhubungan
dengan sistem nilai yang diyakini.
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaandanpelaksanaan dalam keperawatan
trnaskultural adalah suatu proses keperawatan yang tidak
dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses
memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah
melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang
budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga
pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan
transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu:
mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya
klien tidak bertentangan dengan kesehatan,
mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang
menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila
budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan
kesehatan.
4. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan dilakukan terhadap
keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang
sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang
tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan
budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan
budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat
diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar
belakang budaya klien.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anthropologi berkaitan dengan kebudayaan dan biologi,
dimana keduanya sama-sama meneliti berbagai obyek fisik
kebudayaan yang tercipta baik di masa sekarang maupun di
masa lampau sebagai sebuah sarana pemahaman nilai-nilai
budaya. antropologi juga memiliki pandangan penting
terhadap budaya dan social. Antropologi kesehatan
membantu mempelajari sosio-kultural dari semua
masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat
sebagai pusat dari budaya.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini,saya berharap pembaca lebih
mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan
antropologi kesehatan, sehingga pembaca mendapatkan
pengetahuan tentang cara-cara meningkatkan derajat
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.com

http://dokumen.tips

http://coretanasrah.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai