Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

GANGGUAN PERILAKU

DISUSUN OLEH :
Nama : Johniyanto Umbu Yabu Randjawali
Tingkat : 1 B
Mata Kuliah : Psikologi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah


memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “GANGGUAN
PERILAKU” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada Mata kuliah Psikologi. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Johana B. Atameha,
Selaku dosen mata kuliah Psikologi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karna itu, kritik dan saran yang
membangun saya nantikan demi kesempurnana makalah ini.

Waingapu, 8 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Umum Gangguan Perilaku
B. Faktor Penyebab Gangguan Perilaku
C. Penanganan Gangguan Perilaku

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abnormalitas atau yang disebut juga perilaku abnormal


adalah suatu bentuk perilaku yang maladaptif. Ada juga
yang menyebutnya mental disorder, psikopatologi,
emotional discomfort, mental illness (penyakit mental),
ataupun insanity. Perilaku abnormal merupakan suatu istilah
yang terutama banyak berkembang di Amerika Serikat, yang
timbul karena masyarakat negara tersebut lebih berdasarkan
ilmu pengetahuan, sikap hidup, dan umumnya pemikiran
pada mahzab perilaku (behaviorisme). Sedangkan, istilah
psikopatologi merupakan istilah yang paling populer dimasa
lalu, ketika pusat ilmu pengetahuan berada si daratan Eropa,
yang disebut juga bermahzab mental.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian dan karakteristik umum Gangguan Perilaku


2. Faktor penyebab Gangguan Perilaku.
3. Penanganan Gangguan Perilaku.

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik umum


Gangguan Perilaku.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab Gangguan Perilaku.
3. Untuk mengetahui penanganan Gangguan Perilaku.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Karakteristik Umum Gangguan Perilaku

1. Pengertian
Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu
sendiri (Soekidjo,N,1993 : 55). Secara operasional,
perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau
seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut.
(Soekidjo,N,1993 : 58) Perilaku diartikan sebagai suatu
aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku
baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan.
Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi
atau perilaku tertentu.
2. Karakteristik Gangguan :
Gangguan emosi dan perilaku tidak hanya
mempengaruhi fungsi siswa dalam emosi dan perilaku,
tetapi hal tersebut juga mempengaruhi kinerja akademis
siswadan interaksi sosial mereka dengan teman sebaya
dan guru.
3. Karakteristik Perilaku :
Seperti anak-anak dengan ketidakmampuan belajar,
salah satu yang paling umumkeluhan tentang anak-anak
merujuk padaevaluasi yang dinyatakanmemiliki gangguan
emosi dan perilaku adalah hiperaktif. Sulit untuk
mendefinisikan hiperaktif karena baik kealamiahandan
jenis kegiatan harus dipertimbangkan.
B. Faktor Penyebab Gangguan Perilaku

Faktor – faktor yang menyebabkan gangguan perilaku


adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor psikobiologik.
Faktor-faktor psikobilogik biasanya akibat :
Riwayat genetika keluarga yang terjadi pada kasus
retardasi mental, autisme, skizofrenia kanak-kanak,
gangguan perilaku, gangguan bipolar, dan gangguan
ansietas atau kecemasan.
Struktur otak yang tidak normal. Penelitian
menemukan adanya abnormalitas struktur otak dan
perubahan neurotransmitter pada pasien yang
menderita autisme, skizofrenia kanak-kanak, dan
ADHD.
2. Dinamika keluarga.
Dinamika keluarga yang tidak sehat dapat
mengakibatkan perilaku menyimpang yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
Penganiayaan anak. Anak yang terus-menerus
dianiaya pada masa kanak-kanak awal, perkembangan
otaknya menjadi terhambat (terutama otak kiri).
Penganiayaan dan efeknya pada perkembangan otak
berkaitan dengan berbagai masalah psikologis, seperti
depresi, masalah memori, kesulitan belajar,
impulsivitas, dan kesulitan dalam membina hubungan
(Glod, 1998).
3. Faktor lingkungan.
Lingkungan dan kehidupan sosial yang tidak
menguntungkan akan menjadi penyebab utama pula,
seperti :
Perawatan pranatal yang buruk, nutrisi yang buruk,
dan kurang terpenuhinya kebutuhan akibat pendapatan
yang tidak mencukupi dapat memberi pengaruh buruk
pada pertumbuhan dan perkembangan normal anak.
4. Budaya keluarga.
Perilaku orang tua yang secara dramatis berbeda
dengan budaya sekitar dapat mengakibatkan kurang
diterimanya anak-anak oleh teman sebaya dan masalah
psikologik.

C. Penanganan Gangguan Perilaku

Penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasi


Gangguan Perilaku adalah sebagai berikut :
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer melalui berbagai program sosial
yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan anak. Contohnya adalah
perawatan pranatal awal, program penanganan dini
bagi orang tua dengan faktor resiko yang sudah
diketahui dalam membesarkan anak, dan
mengidentifikasi anak-anak yang berisiko untuk
memberikan dukungan dan pendidikan kepada orang
tua dari anak-anak ini.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dengan menemukan kasus
secara dini pada anak-anak yang mengalami kesulitan
di sekolah sehingga tindakan yang tepat dapat segera
dilakukan. Metodenya meliputi konseling individu
dengan program bimbingan sekolah dan rujukan
kesehatan jiwa komunitas, layanan intervensi krisis
bagi keluarga yang mengalami situasi traumatik,
konseling kelompok di sekolah, dan konseling teman
sebaya.
3. Dukungan terapeutik
Dukungan teraoptik bagi anak-anak diberikan melalui
psikoterapi individu, terapi bermain, dan program
pendidikan khusus untuk anak-anak yang tidak mampu
berpartisipasi dalam sistem sekolah yang normal.
Metode pengobatan perilaku pada umumnya digunakan
untuk membantu anak dalam mengembangkan metode
koping.
Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga. Penting
untuk membantu keluarga mendapatkan keterampilan
dan bantuan yang diperlukan guna membuat perubahan
yang dapat meningkatkan fungsi dari semua anggota
keluarga.
4. Pengobatan berbasis rumah sakit dan Rehabilitasi
Unit khusus untuk mengobati anak-anak dan remaja,
terdapat di rumah sakit jiwa. Pengobatan di unit-unit
ini biasanya diberikan untuk klien yang tidak sembuh
dengan metode alternatif, atau bagi klien yang
beresiko tinggi melakukan kekerasan terhadap dirinya
sendiri ataupun orang lain.
5. Program hospitalisasi parsial
Progran hospitalisasi parsial juga tersedia,
memberikan program sekolah di tempat (on-site) yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan khusus anak
yang menderita penyakit jiwa. Seklusi dan restrein
untuk mengendalikan perilaku disruptif masi menjadi
kontroversi. Penelitian menunjukkan bahwa metode ini
dapat bersifat traumatik pada anak-anak dan tidak
efektif untuk pembelajaran respon adaptif. Tindakan
yang kurang restriktif meliputi istirahat (time-out),
penahanan terapeutik, menghindari adu kekuatan, dan
intervensi dini untuk mencegah memburuknya
perilaku.
6. Medikasi
Medikasi digunakan sebagai satu metode pengobatan.
Medikasi psikotropik digunakan dengan hati-hati pada
klien anak-anak dan remaja karena memiliki efek
samping yang beragam. Pemberian metode ini
berdasarkan :
 Perbedaan fisiologi anak-anak dan remaja
mempengaruhi jumlah dosis, respon klinis, dan
efek samping dari medikasi psikotropik.
 Perbedaan perkembangan neurotransmiter pada
anak-anak dapat mempengaruhi hasil pengobatan
psikotropik, mengakibatkan hasil yang tidak
konsisten, terutama dengan antidepresan
trisiklik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Melihat dari pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan


bahwa gangguan perilaku terjadi pada anak dan remaja.
Gangguan perilaku pada anak, terjadi karena berbagai
faktor. Tapi faktor yang paling besar pengaruhnya yang
dapat mengakibatkan gangguan perilaku adalah saat di
dalam kandungan, baik itu nutrisi – penanganan saat
kelahiran. Lalu gangguan perilaku pada remaja, juga terjadi
karena berbagai faktor. Tapi faktor yang paling besar
pengaruhnya adalah keluarga dan lingkungan. Jika keluarga
tidak dapat menjadi orang tua yang bijak maka seringkali
lingkunganlah yang memberi pengaruh besar terhadap
gangguan perilaku pada remaja.

B. Saran

Penulis menyarankan untuk Mahasiswa agar selalu


mengembangkan kepribadiannya sebagai instrumen untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengembangkan
potensi yang dimiliki dengan cara belajar dan terus belajar
tanpa henti agar berguna untuk dirinya dan orang lain  
disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://faramadinaa.blogspot.com

h t t p : / / n ur h a l i m a h z a k k i . w o r d p r e s s . c o m

h t t p : / / k o n s e l o r y u n i . w o r d pr e s s . c o m

http://tarmizi.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai