PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Stratifikasi sosial itu merupakan gejala sosial yang tidak dapat dihindari, artinya
terdapat pada setiap masyarakat. Masyarakat dengan segala aspek yang mencakup didalamnya
merupakan suatu objek kajian yang menarik untuk diketahui. Begitu pula dengan sesuatu yang
dihargai oleh masyarakat tersebut.
Dengan kata lain, sesuatu yang dihargai dalam sebuah kelompok masyarakat akan
menciptakan pemisahan lapisan atau kedudukan seseorang tersebut didalam masyarakat.
Stratifikasi sosial adalah strata atau pelapisan orang-orang yang berekedudukan sama dalam
kesatuan status sosial. Para anggota strata sosial tertentu sering kali memiliki jumlah
penghasilan yang relatif sama, namun lebih penting dari itu mereka memiliki sikap, nilai-nilai
dan gaya hidup yang sama.Semakin rendah kedudukan seseorang didalam pelapisan sosial
biasanya semakin sedikit pula perkumpulan dan hubungan sosialnya. Mereka orang-orang
yang berasal dari lapisan sosial yang rendah biasanya lebih sedikit berpartisipasi dalam jenis
organisasi apapun yang ada didalam masyarakat.
Terjadinya stratifikasi sosial atau sistem pelapisan ini dalam masyarakat dapat dibedakan
menjadi 2 yakni :
1. Sistem pelapisan yang terjadi dengan sendirinya,tanpa direncanakan atau tanpa sengaja.
Artinya lapisan sosial yang didasarkan pada umur, kepandaian, sifat keaslian keanggotaan
berdasarkan harta.
2. Sistem pelapisan yang terjadi dengan sengaja disusun untuk mencapai tujuan
tertentu,maksudnya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam
organisasi dipemerintahan.
B. Rumusan Masalah
1
4. Sebutkan bentuk-bentuk stratifikasi sosial?
10. Jelaskan perilaku kesehatan dari masyarakat dinegara industri dan masyarakat negara
berkembang?
C. Tujuan Masalah
7. Dapat menjelaskan perbedaan dan ciri dari masyarakat tradisional dan modern
10. Dapat menjelaskan perilaku kesehatan dari masyarakat dinegara industri dan masyarakat
negara berkembang
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian lapisan sosial atau stratifikasi sosial lebih merujuk pada pengelompokan orang
kedalam tingkatan atau strata dalam hierarki (tingkatan). Dalam hal ini stratifikasi sosial
berarti mengkaji posisi atau kedudukan antar-orang atau kelompok orang dalam keadaan yang
sederajat. Dengan demikian, stratifikasi sering kali dikaitkan dengan persoalan kesenjangan
atau polaritas sosial.
Sistem lapisan masyarakat tersebut dalam sosiologi dikenal dengan Social Stratification.
Kata Stratification berasal dari stratum (Jamaknya: strata yang berarti lapisan). Para anggota
strata sosial tertentu sering kali memiliki jumlah penghasilan yang relatif sama. Namun lebih
penting dari itu,mereka memiliki sikap,nilai-nilai dan gaya hidup yang sama.
2. Soerjono Soekanto
3
B. Bentuk – Bentuk Lapisan Sosial atau Stratifikasi Sosial
Adalah jenis lapisan sosial yang dibentuk secara sengaja dan penuh
kesadaran.Tujuan pembentukan ini biasanya untuk mencapai kepentingan tertentu
yang berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan tugas.
Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong – golongkan masyarakat kedalam
lapisan adalah sebagai berikut:
1. Ukuran Kekayaan
2. Ukuran Kekuasaan
3. Ukuran Kehormatan
4
4. Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-
gelar akademik(keserjanaannya) atau profesi yang disandang seseorang misalnya
dokter,insinyur.doktorandus,doktor ataupun gelar profesional seperti
profesor.Namun dalam hal ini sering timbul akibat-akibat negatif kondisi ini
dikarenakan dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya.Sehingga banyak orang
yang berusaha dengan cara yang tidak benar untuk memperoleh
keserjanaannya,misalnya membeli skripsi, menyuap dan ijazah palsu.
5
Orang-orang yang giat akan berusaha untuk berperestasi atau berusaha untuk maju
karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang-
orang untuk mau bersaing secara sehat dan bekerja keras agar dapat naik ke strata
atas. Contohnya: Misal seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar
mendapatkan kekayaan dimasa depan agar dapat menduduki strata paling atas.
Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai
lama dan generasi muda yang mengadakan perubahan. Contoh: Pergaulan bebas
yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentanngan
dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.
Ada tiga karakteristik stratifikasi sosial dalam masyarakat, yaitu perbedaan kemampuan atau
kesanggupan, perbedaan gaya hidup, dan perbedaan hak dan akses dalam pemanfaatan
sumber daya.
6
Stratifikasi Sosial
7
tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-harapan. Dengan kata lain status
merupakan posisi sosial seseorang dalam suatu hierarki.
Ada beberapa kriteria penentuan status seperti dikatakan oleh Talcott Parsons, yang
menyebutkan ada lima kriteria yang digunakan untuk menentukan status atau kedudukan
seseorang dalam masyarakat, yaitu kelahiran, mutu pribadi, prestasi, pemilikan, dan otoritas.
Sementara itu, Ralph Linton mengatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat kita mengenal
tiga macam status, yaitu :
a) Ascribed Status
Ascribed status merupakan status yang diperoleh seseorang tanpa usaha tertentu. Status
sosial ini biasanya diperoleh karena warisan, keturunan, atau kelahiran. Contohnya
seorang anak yang lahir dari lingkungan bangsawan, tanpa harus berusaha, dengan
sendirinya ia sudah memiliki status sebagai bangsawan.
b) Achieved Status
Status ini diperoleh karena suatu prestasi tertentu. Atau dengan kata lain status ini
diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas
dasar keturunan, akan tetapi tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar
serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya seseorang dapat menjadi hakim setelah
menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang
memerlukan usaha-usaha tertentu.
c) Assigned Status
Assigned status adalah status yang dimiliki seseorang karena jasa-jasanya terhadap pihak
lain. Karena jasanya tersebut, orang diberi status khusus oleh orang atau kelompok
tersebut. Misalnya gelar-gelar seperti pahlawan revolusi, peraih kalpataru atau adipura,
dan lainnya.
2. Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Dalam kehidupan di masyarakat,
peranan diartikan sebagai perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak
dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Interaksi sosial yang ada di dalam
masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Ada
tiga hal yang tercakup dalam peranan, yaitu sebagai berikut:
8
a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau kedudukan
seseorang dalam masyarakat.
b) Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
c) Peranan merupakan perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Jadi hubungan antara status dan peranan adalah bahwa status atau kedudukan merupakan
posisi seseorang dalam struktur hierarki, sedangkan peranan merupakan perilaku actual dari
status.
Diantara lapisan atasan dengan yang terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya relatif
banyak. Biasanya lapisan atasan tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai
oleh masyarakat. Akan tetapi, kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya,
mereka yang mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan
juga mungkin kehormatan. Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai untuk menggolong-
golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:
1. Ukuran Kekayaan
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas.
Kekayaan tersebut misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah, mobil pribadinya,
kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dll
2. Ukuran Kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar
menempati lapisan atasan.
3. Ukuran Kehormatan
Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Biasanya
mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
9
4. Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-
akibat yang negatif kerana ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan
ukuran, tetapi gelar kesarjanaanya. Sudah tentu hak yang demikian memacu segala macam
usaha untuk mendapatkan gelar, walaupun tidak halal.
Stratifikasi sosial yang terbentuk secara tidak sengaja, misalnya menyangkut usia dimana ada
usia senior (sesepuh) yang dinilai lebih bijak dan berpengalaman sehingga petuahnya patut
dijadikan nasehat bagi yang usianya lebih muda. Selain itu juga bisa menyangkut kepandaian
seseorang misalnya pemuka agama, guru dll. Bisa juga menyangkut harta kekayaan dimana
pada kehidupan masyarakat pada umumnya orang yang kaya akan lebih dihormati.
Menurut Budiyono dalam buku nya yang berjudul Sosiologi faktor pembentuk stratifikasi
sosial diantara nya sebagai berikut :
1. Uang, misalnya pembagian uang untuk anggota organisasi dimana besarnya berbeda-beda
tergantung jabatannya
3. ilmu, misalnya orang yang punya ilmu lebih dihormati daripada orang yang tidak berilmu.
Atau orang yang lebih berpengalaman lebih diikuti nasehatnya daripada orang yang belum
berpengalaman.
4. Barang bernilai ekonomis, misalnya orang yang memiliki tanah yang luas akan menjadi
orang terpandang.
5. Kekuasaan, misalnya keluarga kepala suku atau pejabat akan lebih dihormati.
6. Keturunan, misalnya keturunan kerajaan akan dianggap sebagai darah biru yang ekslusif
atau isitiahnya kaluarga bangsawan.
Stratifikasi sosial terjadi karena adanya sifat kebanggaan terhadap sesuatu dalam benak
masyarakat. Selama sifat ini ada, maka di kehidupan sosial manapun pasti ada yang namanya
10
stratifikasi. Hanya saja wujudnya berbeda. Karena yang dibanggakan oleh masyarakat tiap
zaman dan tiap tempat bisa berbeda.
Stratifikasi di masyarakat perkotaan tentu berbeda dengan masyarakat di desa dimana di kota
stratifikasi sosialnya lebih kompleks dan banyak sedangkan stratifikasi sosial di desa
(kehidupan tradisional) lebih sederhana, sedikit dan terbatas perbedaannya.
Berdasarkan wilayah, masyarakat modern tinggal secara menetap pada suatu wilayah.
Sementara masyarakat tradisional dapat tinggal secara berpindah-pindah sesuai dengan
persediaan sandang & pangan, biasanya berada di desa atau di pedalaman.
Rumah masyarakat modern cenderung lebih bervariasi sesuai dengan selera mereka.
Sementara masyarakat tradisional cenderung sama dan bahan yang digunakan pun sama
misalnya memakai geribik atau papan.
Peralatan yang dipakai oleh masyarakat modern merupakan alat yang sudah canggih dan
biasanya dibuat orang lain. Sementara peralatan yang digunakan oleh masyarakat
tradisional masih sangat sederhana dan biasanya hasil buatan sendiri.
4. Bahasa
Masyarakat modern mengunakan bahasa yang cenderung bervariasi dapat berupa bahasa
suku, bahasa resmi dan bahasa internasional. Sementara masyarakat tradisional cenderung
menggunakan bahasa suku.
5. Kepercayaan / Keyakinan
11
6. Pakaian
Pakaian yang dgunakan masyarakat modern mengikuti perkembangan yang dipakai secara
umum. Sementara masyarakat tradisional memakai pakaian yang apa adanya bahkan daun
atau kulit kayu jadi bahan pakaian.
7. Makanan/konsumsi
Adapun Makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat modern bervariasi mulai dari
makanan tradisional hingga makanan modern (instan). Sementara masyarakat tradisional
makanan yang dikonsumsi bersifat monoton.
Terdapat Ciri – Ciri yang sangat menonjol di antara masyarakat Tradisional dengan
masyarakat modern ini, Diantaranya :
1. Masyrakat Tradisional
Dalam satu wilayah, Hampir semua golongan dalam masyarakat ini memiliki mata
pencaharian, keturunan, dan tradisi yang sama. Apabila terjadi Sesuatu yang berbeda itu
akan dianggap merusak tatanan kehidupan dan nilai-nilai leluhur.
Umumnya, Masyarakat tradisional menutup diri terhadap semua perubahan dan budaya
asing, ini menjadikan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari juga sangat
rendah. Contoh misalnya masih mengunakan kerbau untuk membajak sawah di banding
menggunakan traktor,Meskipun hasilnya lebih cepat dan hemat tenaga.
Masyarakat tradisional umumnya berada di daerah tertentu dengan wilayah yang terbatas.
Oleh karena itu masyarakat ini jumlahnya tidak teralu banyak. Namun, dengan jumlah
yang sedikit menyebabkan mereka saling mengenal satu sama lain, hubungan dan interaksi
dalam masyarakat sangat tinggi, rasa persaudaraan atau kebersamaan yang melahirkan
semangat saling membantu, dan kasih sayang lebih dominan.
12
d) Mobilitas / Pergerakannya Rendah
Sesuai dengan sifat masyarakat yang tertutup. masyarakat ini enggan keluar dari daerah/
wilayahnya. Mereka beranggapan tempat yang paling aman dan nyaman adalah daerah
atau masyarakat mereka sendiri. Mobilitas masyarakat yang masuk dalam daerah mereka
terbatas
e) Statis
Masyarakat statis, Itu artinya cenderung tidak ada pergerakan ke arah yang lebih maju.
Meskipiun ada, pergerakan tersebut akan berjalan sangat lambat.
2. Masyarakat Modern
a) Heterogen
Dengan kondisi masyarakat yang lebih terbuka dengan segala hal yang baru menyebabkan
segala sesuatu menjadi lebih heterogen atau beragam dan juga mata pencaharian
masyarakat lebih beragam dan tidak lagi tergantung pada kondisi alam.
Masyarakat modern, kepercayaan mereka terhadap teknologi sangat besar. Hampir semua
aktivitas yang dilakukan menggunakan teknologi modern dan serba cepat.
c) Mobilitas Tinggi
Pikiran yang semakin terbuka, menjadikan mereka selalu ingin mencari sesuatu yang baru.
Teknologi transportasi dan komunikasi yang semakin canggih memudahkan seseorang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dengan waktu yang singkat.
d) Individualistis
Kebudayaan atau disebut juga kultur merupakan keseluruhan cara hidup manusia
sebagai warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya.
13
Pengetahuan tentang suatu kebudayaan tertentu dapat digunakan untuk meramalkan berbagai
kepercayaan dan perilaku anggotanya. untuk itu petugas kesehatan perlu mempelajari
kebudayaan sebagai upaya mengetahui perilaku masyarakat di kebudayaan tersebut sehingga
dapat turut berperan serta memperbaiki status kesehatan di masyarakat tersebut.
Di sisi lain ada kebudayaan yang sejalan dengan aspek kesehatan. Dalam arti
kebudayaan yang berlaku tersebut tidak bertentangan bahkan saling mendukung dengan
aspek kesehatan. Dalam hal ini petugas kesehatan harus mendukung kebudayaan tersebut.
Tetapi kadangkala rasionalisasinya tidak tepat sehingga peran petugas kesehatan adalah
meluruskan anggapan tersebut. Sebagai contoh, ada kebudayaan yang menganjurkan ibu
hamil minum air kacang hijau agar rambut bayinya lebat. Kacang hijau sangat baik bagi
kesehatan karena banyak mengandung Vitamin B yang berguna bagi metabolisme tubuh.
Petugas kesehatan mendukung kebiasaan minum air kacang hijau tetapi meluruskan
anggapan bahwa bukan membuat rambut bayi lebat tetapi karena memang air kacang hujau
banyak vitaminnya.
14
hal-hal negatif seperti timbulnya daerah kumuh (slum area) di perkotaan akibat pesatnya
urbanisasi, polusi karena pesatnya perkembangan industri, banyak ibu-ibu karier yang tidak
dapat mengasuh dan memberikan ASI secara optimal kepada anaknya, masalah kesehatan
jiwa yang menonjol dan penyalahgunaan obat. Perkembangan penduduk dan pembangunan
akan menghasilkan berbagai macam sampah yang dapat mengganggu kesehatan.
1) Enggannya ibu hamil memeriksakan kehamilannya pada bidan dipuskesmas atau sarana
kesehatan lainnya. Mereka lebih senang memeriksakan kehamilannya dengan dukun
kampung karena dianggap sudah terpercaya dan turun-temurun dilakukan. Padahal, dukun
kampung tersebut tidak memiliki pengetahuan standar dalam pelayanan kehamilan yang
normal.
2) Pada saat hamil, ibu hamil dilarang makan ikan, telur atau makanan bergizi lainnya karena
dipercaya akan menimbulkan bau amis saat melahirkan. Hal ini sebenarnya tidak perlu
dilakukan karena berbahaya bagi kesehatan ibu dan dapat mengakibatkan ibu kekurangan
asupan gizi akan protein yang terkandung pada ikan
1) Pemberian kunyit atau bahan dapur lain pada tali pusar yang sudah dipercayaturun-
temurun. Kemudian, menekan tali pusar tersebut dengan logam. Hal ini tidak boleh
dilakukan karena sebenarnya akan mengakibatkan iritasi dan infeksi kuman pada tali pusar
bayi baru lahir.
2) Apabila proses persalinan yang ditolong dukun kampung menyebabkan kematian ibu atau
anak. Maka hal itu dianggap wajar karena dipercaya ibu hamil telah melanggar pantangan
yang diberikan oleh si dukun.
15
3) Plasenta bayi baru lahir,setelah di cuci hendak nya di injak dulu oleh kakaknya jika bayi
tsb memiliki kakak. Jika mempercayai mitos tersebut jika tidak terpenuhi malah akan timbul
beban pada keluarga, jadi sebaik nya tidak dilakukan.
5) Pusar bayi yang puput di simpan dan jika bayi sudah besar,pusat tersebut bisa jadi obat
untuk bayi,caranya tali pusat di rendam dan di minum kan kepada si bayi. Mitos seperti ini
malah merugikan karna jika sampai terminumoleh bayi maka akan membiarkan
mikroorganisme yang ada di plasenta akan masuk ke tubuh bayi.
2) Bentuk pengobatan yang di berikan biasanya hanya berdasarkan anggapan mereka sendiri
tentang bagaimana penyakit itu timbul.Kalau mereka menganggap penyakit itu disebabkan
oleh hal-halyang supernatural atau magis, maka digunakan pengobatan secara tradisional.
Pengobatan modern dipilih bila meraka duga penyebabnya adalah fator ilmiah. Ini dapat
merupakan sumber konflik bagi tenaga kesehatan, bila ternyata pengobatan yang mereka pilih
berlawana dengan pemikiran secara medis.
16
I. Perilaku Kesehatan Masyarakat Modern
17
1. Bertambahnya penduduk setelah perang dunia kedua meningkatkan permintaan di bidang
kesehatan.
2. Munculnya berbagai macam penyakit baru mendorong para pakar kesehatan untuk
berinovasi baik pada teknologi maupun teknik pengobatan.
b.Faktor Ekstern
1. Banyaknya bencana alam yang terjadi di belahan dunia menuntut akan kebutuhan
medis yang lebih maju, modern dan professional.
2. Pecahnya perang dunia I dan II yang menimbulkan banyak korban jiwa menimbulkan
banyak korban jiwa memaksa berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang kesehatan.
3. Beragamnya kemajuan di bidang kesehatan yang ada di berbagai wilayah menuntut
terjadi difusi di bidang kesehatan, yang bertujuan untuk saling melengkapi kekurangan-
kekurangan di bidang kesehatan.
Perbedaan antara negara maju dan negara berkembang telah menjadi semakin kabur
karena banyak negara yang kurang berkembang membuat langkah penting dalam kondisi
sosial serta pengembangan ekonomi. Meskipun telah lama diakui bahwa bangsa-bangsa di
dunia tidak termasuk secara rapi menjadi dua kategori " lebih" dan "kurang " maju,
melainkan meluas di sebuah kontinum keragaman sosial ekonomi , hanya baru-baru ini
pengamat mencatat bahwa indikator kesehatan dan kualitas hidup bisa sangat bervariasi di
negara-negara yang secara tradisional dianggap terbelakang ( Pillay & Shannon , 1995) .
Beberapa negara sangat miskin telah membuat perbaikan yang luar biasa dalam kesehatan
masyarakat mereka, sedangkan negara-negara yang relatif kaya tidak bernasib begitu baik (
Caldwell , 1990) . Hal ini umum untuk menemukan empat tipologi yang digunakan untuk
mengklasifikasikan negara menjadi negara terbelakang , kurang berkembang , negara-negara
industri baru dan negara kurang berkembang .
Penelitian tentang perilaku kesehatan di negara berkembang berbeda nyata dari
mitranya di negara maju , karena beberapa alasan . Pertama , kesehatan anak dan
kelangsungan hidup adalah masalah kesehatan masyarakat yang paling penting di dunia
18
ketiga karena dominasi kaum muda dalam populasi (sebuah dampak dari kesuburan yang
tinggi ) dan karena kematian pada kelompok usia ini melebihi kematian orang dewasa .
Kedua, infeksi dan parasit penyakit lebih banyak terjadi di negara-negara berkembang
daripada kronis , penyakit noncomunicable , dan faktor risiko lingkungan untuk masalah
kesehatan ini lebih penting daripada perilaku kesehatan individu . Ketiga , ketika penelitian
perilaku kesehatan di negara maju cenderung diorganisir sekitar perilaku tertentu ( misalnya
merokok, olahraga , diet , penggunaan sabuk pengaman ) , penelitian perilaku di negara
berkembang sebagian besar berpusat di sekitar penyakit biomedis dan upaya terorganisir
untuk mengontrol mereka ( misalnya malaria , AIDS , TBC , diare ) . Keempat , pemerintah
dan keluarga di negara-negara berkembang memiliki sumber daya yang lebih sedikit untuk
berinvestasi dalam perubahan gaya hidup, dan individu memiliki lebih sedikit pilihan dan
kontrol perilaku yang berhubungan dengan kesehatan mereka dibandingkan yang khas dari
negara-negara maju . Dengan demikian , penelitian perilaku kesehatan di negara-negara
berkembang dibentuk oleh tujuan kesehatan yang dominan mengurangi angka kematian anak
dari penyakit menular yang dapat dicegah , sedangkan di negara maju penekanan pada
mengurangi angka kesakitan dewasa dari penyakit kronis, terutama melalui modifikasi gaya
hidup
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam dimensi stratifikasi sosial ada 4 yang dapat tergolongkan, yaitu kekayaan,
kekuasaan, kehormatan, ilmu pengetahuan. Semuanya akan berdampak terwujudnya hukum
rimba, dimana yang tergolong menjadi kelas atas sepenuhnya akan memegang peranan kelas
bawah. Di dalam stratifikasi sosial ada tiga pendekatan yang digunakan, yaitu: metode
obyektif yang mengarah kepada secara fisiknya, metode subyektif yang mengarah pada
kedudukan dalam masyarakat sedangkan metode reputasi mengarah kepada penyesuaian
seseorang dalam bermasyarakat.
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat: Beberapa Pokok Antropologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Dian Rakyat, 1967),
hlm.174 dan seterusnya.
https://mrstephenk.blogspot.co.id/2013/11/latar-belakang-munculnya-startifikasi.html.
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-stratifikasi-sosial-menurut.html
https://id.m.wikipedia.org./wiki/stratifikasi_sosial
https://www.siswapedia.com/faktor-penyebab-adanya-stratifikasi-sosial/
likulros.blogspot.com/2013/10/makalah-stratifikasi-sosial.html?m=1
https://materibelajar.co.id/masyarakat-tradisional-dan-modern-pengertian-perbedaan-dan-ciri-
ciri/
https://www.academia.edu/5714897/Kelompok_1_Perilaku_Kesehatan_di_Negara_Berkemb
ang
https://www.academia.edu/16831480/SOSIO_ANTROPOLOGI_KESEHATAN_NILAI_TR
ADISIONAL_MENDORONG_PEMBANGUNAN_KESEHATAN
21