Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Stratifikasi sosial itu merupakan gejala sosial yang tidak dapat dihindari, artinya
terdapat pada setiap masyarakat. Masyarakat dengan segala aspek yang mencakup didalamnya
merupakan suatu objek kajian yang menarik untuk diketahui. Begitu pula dengan sesuatu yang
dihargai oleh masyarakat tersebut.

Dengan kata lain, sesuatu yang dihargai dalam sebuah kelompok masyarakat akan
menciptakan pemisahan lapisan atau kedudukan seseorang tersebut didalam masyarakat.

Stratifikasi sosial adalah strata atau pelapisan orang-orang yang berekedudukan sama dalam
kesatuan status sosial. Para anggota strata sosial tertentu sering kali memiliki jumlah
penghasilan yang relatif sama, namun lebih penting dari itu mereka memiliki sikap, nilai-nilai
dan gaya hidup yang sama.Semakin rendah kedudukan seseorang didalam pelapisan sosial
biasanya semakin sedikit pula perkumpulan dan hubungan sosialnya. Mereka orang-orang
yang berasal dari lapisan sosial yang rendah biasanya lebih sedikit berpartisipasi dalam jenis
organisasi apapun yang ada didalam masyarakat.

Terjadinya stratifikasi sosial atau sistem pelapisan ini dalam masyarakat dapat dibedakan
menjadi 2 yakni :

1. Sistem pelapisan yang terjadi dengan sendirinya,tanpa direncanakan atau tanpa sengaja.
Artinya lapisan sosial yang didasarkan pada umur, kepandaian, sifat keaslian keanggotaan
berdasarkan harta.

2. Sistem pelapisan yang terjadi dengan sengaja disusun untuk mencapai tujuan
tertentu,maksudnya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam
organisasi dipemerintahan.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Dasar dan inti lapisan sosial/stratifikasi?

2. Sebutkan dan jelaskan Bentuk-bentuk lapisan sosial?

3. Jelaskan karakteristik dari stratifikasi sosial?

1
4. Sebutkan bentuk-bentuk stratifikasi sosial?

5. Jelaskan dimensi stratifikasi sosial?

6. Jelaskan terjadinya stratifikasi sosial?

7. Jelaskan perbedaan dan ciri dari masyarakat tradisional dan modern?

8. Jelaskan Perilaku kesehatan dari masyarakat tradisional?

9. Jelaskan perilaku kesehatan dari masyarakat modern?

10. Jelaskan perilaku kesehatan dari masyarakat dinegara industri dan masyarakat negara
berkembang?

C. Tujuan Masalah

1. Dapat melaskan Dasar dan inti lapisan sosial/stratifikasi

2. Dapat menyebutkan dan menjelaskan Bentuk-bentuk lapisan sosial

3. Dapat menjelaskan karakteristik dari stratifikasi sosial

4. Dapat menyebutkan bentuk-bentuk stratifikasi sosial

5. Dapat menjelaskan dimensi stratifikasi sosial

6. Dapat menjelaskan terjadinya stratifikasi sosial

7. Dapat menjelaskan perbedaan dan ciri dari masyarakat tradisional dan modern

8. Dapat menjelaskan Perilaku kesehatan dari masyarakat tradisional

9. Dapat menjelaskan perilaku kesehatan dari masyarakat modern

10. Dapat menjelaskan perilaku kesehatan dari masyarakat dinegara industri dan masyarakat
negara berkembang

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar dan Inti Lapisan Sosial atau Stratifikasi Sosial

Pengertian lapisan sosial atau stratifikasi sosial lebih merujuk pada pengelompokan orang
kedalam tingkatan atau strata dalam hierarki (tingkatan). Dalam hal ini stratifikasi sosial
berarti mengkaji posisi atau kedudukan antar-orang atau kelompok orang dalam keadaan yang
sederajat. Dengan demikian, stratifikasi sering kali dikaitkan dengan persoalan kesenjangan
atau polaritas sosial.

Sistem lapisan masyarakat tersebut dalam sosiologi dikenal dengan Social Stratification.
Kata Stratification berasal dari stratum (Jamaknya: strata yang berarti lapisan). Para anggota
strata sosial tertentu sering kali memiliki jumlah penghasilan yang relatif sama. Namun lebih
penting dari itu,mereka memiliki sikap,nilai-nilai dan gaya hidup yang sama.

Pengertian Stratifikasi Menurut Para Ahli


1. Pitirim A.Sorokin

Menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau


masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat(hierarkis),maksudnya adalah kelas-
kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.Yang menjadi dasar dan inti lapisan
masyarakat tidak adanya keseimbangan pembagian hak dan kewajiban,kewajiban dan
tanggung jawab nilai-nilai sosial pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat.

2. Soerjono Soekanto

Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam


kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.

3. Robert M.Z. Lawang

Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu


sistem sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi
kekuasaan,privilage dan prestise.

3
B. Bentuk – Bentuk Lapisan Sosial atau Stratifikasi Sosial

Berdasarkan proses terbentuknya stratifikasi sosial dapat terbagi kedalam 2(dua)


kelompok yaitu :

1. Stratifikasi Sosial Alami

Sesuai dengan namanya,lapisan sosial ini terbentuk secara alamiah(dengan


sendirinya).Pembentukan ini terjadi bersamaan dengan dinamika kehidupan
masyarakat tanpa disadari.

2. Stratifikasi Sosial Buatan

Adalah jenis lapisan sosial yang dibentuk secara sengaja dan penuh
kesadaran.Tujuan pembentukan ini biasanya untuk mencapai kepentingan tertentu
yang berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan tugas.

Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong – golongkan masyarakat kedalam
lapisan adalah sebagai berikut:

1. Ukuran Kekayaan

Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak digolongkan kedalam lapisan


teratas.Kekayaan tersebut,misalnya dapat dilihat dari rumah,mobil
pribadinya,cara-caranya mempergunaka pakaian serta bahan pakaian yang
dipakainya,kebiasaan berbelanja dengan barang-barang mahal dan yang bersifat
mewah.

2. Ukuran Kekuasaan

Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai kewenangan paling


besar menempati lapisan teratas.

3. Ukuran Kehormatan

Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan


kekuasaan. Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat
tradisional biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa
akan disegani dan dihormati,mendapat strata yang teratas.

4
4. Ukuran Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-
gelar akademik(keserjanaannya) atau profesi yang disandang seseorang misalnya
dokter,insinyur.doktorandus,doktor ataupun gelar profesional seperti
profesor.Namun dalam hal ini sering timbul akibat-akibat negatif kondisi ini
dikarenakan dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya.Sehingga banyak orang
yang berusaha dengan cara yang tidak benar untuk memperoleh
keserjanaannya,misalnya membeli skripsi, menyuap dan ijazah palsu.

Sifat – Sifat Lapisan Sosial atau Stratifikasi Sosial

Berdasarkan sifatnya, pelapisan masyarakat terdiri dari 3(tiga) macam yaitu:

1. Stratifikasi Sosial Tertutup

Sistem pelapisan sosial tertutup (closed social stratification) maksudnya


masyarakat sulit untuk melakukan perpindahan status ke lapisan atas atau lapisan
bawah.Jalan untuk mencapai status pada sistem stratifikasi ini melalui kelahiran
atau keturunan seperti pelapisan sosial berdasarkan kasta.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka

Sistem pelapisan sosial terbuka(opened social stratification) bersifat


dinamis.Sistem pelapisan terbuka ini memberi kesempatan kepada individu atau
kelompok naik pada lapisan atas atau mengalami penurunan hingga masuk lapisan
bawah.

3. Stratifikasi Sosial Campuran

Sistem pelapisan campuran ini merupakan kombinasi antara stratifikasi sosial


tertutup dan stratifikasi sosial terbuka.Sebagai contoh,masyarakat Bali
menerapkan sistem pelapisan tertutup melalui kasta,tetapi secara ekonomi
masyarakat Bali menerapkan sistem stratifikasi sosial terbuka.

Dampak dari Lapisan Sosial atau Stratifikasi Sosial

1. Dampak Positif Stratifikasi Sosial

5
Orang-orang yang giat akan berusaha untuk berperestasi atau berusaha untuk maju
karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang-
orang untuk mau bersaing secara sehat dan bekerja keras agar dapat naik ke strata
atas. Contohnya: Misal seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar
mendapatkan kekayaan dimasa depan agar dapat menduduki strata paling atas.

2. Dampak Negatif Stratifikasi Sosial

Ø Konflik Antar Kelas

Didalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti


kekayaan,kekuasaan,kehormatan dan pendidikan.Kelompok dalam lapisan-lapisan
tersebut disebut kelas-kelas sosial,apabila terjadi perbedaan kepentingan antara
kelas-kelas sosial yang ada dimasyarakat. Contoh: Demonstrasi yang dilakukan
oleh buruh untuk menuntut upah kenaikan upah,menggambarkan konflik antara
kelas buruh dengan pengusaha.

Ø Konflik Antar Kelompok Sosial

Didalam masyarakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka


ragam.Diantaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi,profesi,agama,suku dan
ras.Bila ada salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau
terjadi pemaksaan,maka timbul konflik. Contoh: Tawuran antar pelajar.

Ø Konflik Antar Generasi

Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai
lama dan generasi muda yang mengadakan perubahan. Contoh: Pergaulan bebas
yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentanngan
dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

C. Karakteristik Stratifikasi Sosial

Ada tiga karakteristik stratifikasi sosial dalam masyarakat, yaitu perbedaan kemampuan atau
kesanggupan, perbedaan gaya hidup, dan perbedaan hak dan akses dalam pemanfaatan
sumber daya.

6
Stratifikasi Sosial

1. Perbedaan Kemampuan atau Kesanggupan


Kelompok masyarakat yang berada pada lapisan sosial tinggi akan memiliki kemampuan
yang lebih besar jika dibandingkan mereka yang berada di lapisan bawah. Kemampuan
yang dimaksud, antara lain kemampuan dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik.
Kelompok masyarakat golongan atas akan dengan mudah untuk memiliki rumah, mobil,
dan perhiasan dibandingkan golongan kelas bawah.

2. Perbedaan Gaya Hidup (Life style)


Jika diperhatikan gambar di atas kita dapat membedakan mana golongan masyarakat atas
dan masyarakat bawah. Gaya berpakaian merupakan salah satu dari gaya hidup. Hal lain
yang termasuk gaya hidup adalah tempat makan dan makanan yang dimakan.

3. Perbedaan Hak dan Akses dalam Memanfaatkan Sumber Daya


Masyarakat yang menduduki lapisan sosial atas akan makin banyak fasilitas dan hak yang
diperoleh. Sementara itu, masyarakat lapisan bawah dan tidak menduduki jabatan strategis
apapun akan sedikit mendapatkan hak dan fasilitas.

D. Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial


Dalam suatu masyarakat, stratifikasi sosial terdiri atas dua unsur, yaitu kedudukan (status)
dan peranan (role).
1. Kedudukan (Status)
Status atau kedudukan adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang
menjalankan kewajiban kewajiban dan berbagai aktivitas lain, yang sekaligus merupakan

7
tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-harapan. Dengan kata lain status
merupakan posisi sosial seseorang dalam suatu hierarki.
Ada beberapa kriteria penentuan status seperti dikatakan oleh Talcott Parsons, yang
menyebutkan ada lima kriteria yang digunakan untuk menentukan status atau kedudukan
seseorang dalam masyarakat, yaitu kelahiran, mutu pribadi, prestasi, pemilikan, dan otoritas.
Sementara itu, Ralph Linton mengatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat kita mengenal
tiga macam status, yaitu :

a) Ascribed Status
Ascribed status merupakan status yang diperoleh seseorang tanpa usaha tertentu. Status
sosial ini biasanya diperoleh karena warisan, keturunan, atau kelahiran. Contohnya
seorang anak yang lahir dari lingkungan bangsawan, tanpa harus berusaha, dengan
sendirinya ia sudah memiliki status sebagai bangsawan.

b) Achieved Status
Status ini diperoleh karena suatu prestasi tertentu. Atau dengan kata lain status ini
diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas
dasar keturunan, akan tetapi tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar
serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya seseorang dapat menjadi hakim setelah
menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang
memerlukan usaha-usaha tertentu.

c) Assigned Status
Assigned status adalah status yang dimiliki seseorang karena jasa-jasanya terhadap pihak
lain. Karena jasanya tersebut, orang diberi status khusus oleh orang atau kelompok
tersebut. Misalnya gelar-gelar seperti pahlawan revolusi, peraih kalpataru atau adipura,
dan lainnya.

2. Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Dalam kehidupan di masyarakat,
peranan diartikan sebagai perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak
dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Interaksi sosial yang ada di dalam
masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Ada
tiga hal yang tercakup dalam peranan, yaitu sebagai berikut:

8
a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau kedudukan
seseorang dalam masyarakat.
b) Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
c) Peranan merupakan perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Jadi hubungan antara status dan peranan adalah bahwa status atau kedudukan merupakan
posisi seseorang dalam struktur hierarki, sedangkan peranan merupakan perilaku actual dari
status.

E. Dimensi Stratifikasi Sosial

Diantara lapisan atasan dengan yang terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya relatif
banyak. Biasanya lapisan atasan tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai
oleh masyarakat. Akan tetapi, kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya,
mereka yang mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan
juga mungkin kehormatan. Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai untuk menggolong-
golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:

1. Ukuran Kekayaan

Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas.
Kekayaan tersebut misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah, mobil pribadinya,
kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dll

2. Ukuran Kekuasaan

Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar
menempati lapisan atasan.

3. Ukuran Kehormatan

Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Biasanya
mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.

9
4. Ukuran Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-
akibat yang negatif kerana ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan
ukuran, tetapi gelar kesarjanaanya. Sudah tentu hak yang demikian memacu segala macam
usaha untuk mendapatkan gelar, walaupun tidak halal.

F. Terjadinya Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial yang terbentuk secara tidak sengaja, misalnya menyangkut usia dimana ada
usia senior (sesepuh) yang dinilai lebih bijak dan berpengalaman sehingga petuahnya patut
dijadikan nasehat bagi yang usianya lebih muda. Selain itu juga bisa menyangkut kepandaian
seseorang misalnya pemuka agama, guru dll. Bisa juga menyangkut harta kekayaan dimana
pada kehidupan masyarakat pada umumnya orang yang kaya akan lebih dihormati.

Menurut Budiyono dalam buku nya yang berjudul Sosiologi faktor pembentuk stratifikasi
sosial diantara nya sebagai berikut :

1. Uang, misalnya pembagian uang untuk anggota organisasi dimana besarnya berbeda-beda
tergantung jabatannya

2. Kehormatan, misalnya orang yang dihormati di masyarakat biasanya akan menempati


lapisan tertinggi dalam masyarakat.

3. ilmu, misalnya orang yang punya ilmu lebih dihormati daripada orang yang tidak berilmu.
Atau orang yang lebih berpengalaman lebih diikuti nasehatnya daripada orang yang belum
berpengalaman.

4. Barang bernilai ekonomis, misalnya orang yang memiliki tanah yang luas akan menjadi
orang terpandang.

5. Kekuasaan, misalnya keluarga kepala suku atau pejabat akan lebih dihormati.

6. Keturunan, misalnya keturunan kerajaan akan dianggap sebagai darah biru yang ekslusif
atau isitiahnya kaluarga bangsawan.

Stratifikasi sosial terjadi karena adanya sifat kebanggaan terhadap sesuatu dalam benak
masyarakat. Selama sifat ini ada, maka di kehidupan sosial manapun pasti ada yang namanya

10
stratifikasi. Hanya saja wujudnya berbeda. Karena yang dibanggakan oleh masyarakat tiap
zaman dan tiap tempat bisa berbeda.

Stratifikasi di masyarakat perkotaan tentu berbeda dengan masyarakat di desa dimana di kota
stratifikasi sosialnya lebih kompleks dan banyak sedangkan stratifikasi sosial di desa
(kehidupan tradisional) lebih sederhana, sedikit dan terbatas perbedaannya.

G. Perbedaan Dan Ciri-Ciri Masyarakat Tradisional Dan Modern

Perbedaan Masyarakat Tradisional dan Modern:

1. Daerah tempat tinggal atau wilayah yang didiami

Berdasarkan wilayah, masyarakat modern tinggal secara menetap pada suatu wilayah.
Sementara masyarakat tradisional dapat tinggal secara berpindah-pindah sesuai dengan
persediaan sandang & pangan, biasanya berada di desa atau di pedalaman.

2. Rumah tempat tinggal

Rumah masyarakat modern cenderung lebih bervariasi sesuai dengan selera mereka.
Sementara masyarakat tradisional cenderung sama dan bahan yang digunakan pun sama
misalnya memakai geribik atau papan.

3. Peralatan yang digunakan

Peralatan yang dipakai oleh masyarakat modern merupakan alat yang sudah canggih dan
biasanya dibuat orang lain. Sementara peralatan yang digunakan oleh masyarakat
tradisional masih sangat sederhana dan biasanya hasil buatan sendiri.

4. Bahasa

Masyarakat modern mengunakan bahasa yang cenderung bervariasi dapat berupa bahasa
suku, bahasa resmi dan bahasa internasional. Sementara masyarakat tradisional cenderung
menggunakan bahasa suku.

5. Kepercayaan / Keyakinan

Kepercayaan/keyakinan yang dianut oleh masyarakat modern berbagai macam


kepercayaan, Agama sebagai kepercayaan pun bermacam-macam. Sementara masyarakat
tradisional kepercayaan bersifat sama satu dengan yang lainnya

11
6. Pakaian

Pakaian yang dgunakan masyarakat modern mengikuti perkembangan yang dipakai secara
umum. Sementara masyarakat tradisional memakai pakaian yang apa adanya bahkan daun
atau kulit kayu jadi bahan pakaian.

7. Makanan/konsumsi

Adapun Makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat modern bervariasi mulai dari
makanan tradisional hingga makanan modern (instan). Sementara masyarakat tradisional
makanan yang dikonsumsi bersifat monoton.

Ciri – Ciri Masyarakat Tradisional & Modern

Terdapat Ciri – Ciri yang sangat menonjol di antara masyarakat Tradisional dengan
masyarakat modern ini, Diantaranya :

1. Masyrakat Tradisional

a) Mayarakat Bersifat Homogen (Serba Sama)

Dalam satu wilayah, Hampir semua golongan dalam masyarakat ini memiliki mata
pencaharian, keturunan, dan tradisi yang sama. Apabila terjadi Sesuatu yang berbeda itu
akan dianggap merusak tatanan kehidupan dan nilai-nilai leluhur.

b) Penggunaan Teknologi Rendah

Umumnya, Masyarakat tradisional menutup diri terhadap semua perubahan dan budaya
asing, ini menjadikan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari juga sangat
rendah. Contoh misalnya masih mengunakan kerbau untuk membajak sawah di banding
menggunakan traktor,Meskipun hasilnya lebih cepat dan hemat tenaga.

c) Jumlah Anggota Masyarakat Sedikit

Masyarakat tradisional umumnya berada di daerah tertentu dengan wilayah yang terbatas.
Oleh karena itu masyarakat ini jumlahnya tidak teralu banyak. Namun, dengan jumlah
yang sedikit menyebabkan mereka saling mengenal satu sama lain, hubungan dan interaksi
dalam masyarakat sangat tinggi, rasa persaudaraan atau kebersamaan yang melahirkan
semangat saling membantu, dan kasih sayang lebih dominan.

12
d) Mobilitas / Pergerakannya Rendah

Sesuai dengan sifat masyarakat yang tertutup. masyarakat ini enggan keluar dari daerah/
wilayahnya. Mereka beranggapan tempat yang paling aman dan nyaman adalah daerah
atau masyarakat mereka sendiri. Mobilitas masyarakat yang masuk dalam daerah mereka
terbatas

e) Statis

Masyarakat statis, Itu artinya cenderung tidak ada pergerakan ke arah yang lebih maju.
Meskipiun ada, pergerakan tersebut akan berjalan sangat lambat.

2. Masyarakat Modern

a) Heterogen

Dengan kondisi masyarakat yang lebih terbuka dengan segala hal yang baru menyebabkan
segala sesuatu menjadi lebih heterogen atau beragam dan juga mata pencaharian
masyarakat lebih beragam dan tidak lagi tergantung pada kondisi alam.

b) Penggunaan Teknologi Tinggi

Masyarakat modern, kepercayaan mereka terhadap teknologi sangat besar. Hampir semua
aktivitas yang dilakukan menggunakan teknologi modern dan serba cepat.

c) Mobilitas Tinggi

Pikiran yang semakin terbuka, menjadikan mereka selalu ingin mencari sesuatu yang baru.
Teknologi transportasi dan komunikasi yang semakin canggih memudahkan seseorang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dengan waktu yang singkat.

d) Individualistis

Masyarakat modern kebanyakan bersifat individualistis. Maksudnya mereka menempatkan


segala sesuatu tidak lagi mengutamakan kepentingan kelompok.

H. Perilaku Kesehatan Masyarakat Tradisional

Kebudayaan atau disebut juga kultur merupakan keseluruhan cara hidup manusia
sebagai warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya.

13
Pengetahuan tentang suatu kebudayaan tertentu dapat digunakan untuk meramalkan berbagai
kepercayaan dan perilaku anggotanya. untuk itu petugas kesehatan perlu mempelajari
kebudayaan sebagai upaya mengetahui perilaku masyarakat di kebudayaan tersebut sehingga
dapat turut berperan serta memperbaiki status kesehatan di masyarakat tersebut.

Dalam tiap kebudayaan terdapat berbagai kepercayaan yang berkaitan dengan


kesehatan. di pedesaan masyarakat jawa, ibu nifas tidak boleh makan yang amis-amis
(misalnya : ikan) karena menurut kepercayaan akan membuat jahitan perineum sulit sembuh
dan darah nifas tidak berhenti. Menurut ilmu gizi hal tersebut tidak dibenarkan karena justru
ikan harus dikonsumsi karena mengandung protein sehingga mempercepat pemulihan ibu
nifas. Disinilah peran petugas kesehatan untuk meluruskan anggapan tersebut.

Di sisi lain ada kebudayaan yang sejalan dengan aspek kesehatan. Dalam arti
kebudayaan yang berlaku tersebut tidak bertentangan bahkan saling mendukung dengan
aspek kesehatan. Dalam hal ini petugas kesehatan harus mendukung kebudayaan tersebut.
Tetapi kadangkala rasionalisasinya tidak tepat sehingga peran petugas kesehatan adalah
meluruskan anggapan tersebut. Sebagai contoh, ada kebudayaan yang menganjurkan ibu
hamil minum air kacang hijau agar rambut bayinya lebat. Kacang hijau sangat baik bagi
kesehatan karena banyak mengandung Vitamin B yang berguna bagi metabolisme tubuh.
Petugas kesehatan mendukung kebiasaan minum air kacang hijau tetapi meluruskan
anggapan bahwa bukan membuat rambut bayi lebat tetapi karena memang air kacang hujau
banyak vitaminnya.

Tantangan berat yang masih dirasakan dalam pembangunan kesehatan di Indonesia


adalah jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi serta penyebaran
penduduk yang tidak merata di seluruh wilayah. Selain masalah tersebut, masalah lain yang
perlu diperhatikan yaitu berkaitan dengan tradisi masyarakat, misalnya tingkat pengetahuan
yang belum memadai terutama pada golongan wanita, kebiasaan negatif yang berlaku di
masyarakat, adat istiadat, perilaku, dan kurangnya peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan. Tradisi masyarakat yang merupakan hasil budi dan akal manusia
yang dilandasi oleh pengalaman, sehingga budaya masyarakat bila dikaitkan dengan
kesehatan, ada yang merugikan kesehatan dan ada pula yang menguntungkan kesehatan.
Yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan dalam pembangunan kesehatan, yaitu
semangat gotong royong dan kekeluargaan, serta sikap musyawarah dalam mengambil
keputusan. Pembangunan dalam suatu negara selain berdampak positif juga menimbulkan

14
hal-hal negatif seperti timbulnya daerah kumuh (slum area) di perkotaan akibat pesatnya
urbanisasi, polusi karena pesatnya perkembangan industri, banyak ibu-ibu karier yang tidak
dapat mengasuh dan memberikan ASI secara optimal kepada anaknya, masalah kesehatan
jiwa yang menonjol dan penyalahgunaan obat. Perkembangan penduduk dan pembangunan
akan menghasilkan berbagai macam sampah yang dapat mengganggu kesehatan.

Implementasi Hubungan Sosial Budaya Tradisional Dan Pengaruhnya

Nilai-nilai budaya banyak ditemukan pada tradisi-tradisi yang turun-temurun


mempengaruhi pola pikir dan cara pandang kita dalam melakukan sesuatu,begitu juga
pengaruhnya dengan kesehatan masyarakat. Berikut beberapa contoh yang dapat dijadikan
pembanding seberapa besar pengaruh sosialbudaya dalam praktik kesehatan masyarakat.

a. Pengaruh sosial budaya pada saat kehamilan

1) Enggannya ibu hamil memeriksakan kehamilannya pada bidan dipuskesmas atau sarana
kesehatan lainnya. Mereka lebih senang memeriksakan kehamilannya dengan dukun
kampung karena dianggap sudah terpercaya dan turun-temurun dilakukan. Padahal, dukun
kampung tersebut tidak memiliki pengetahuan standar dalam pelayanan kehamilan yang
normal.

2) Pada saat hamil, ibu hamil dilarang makan ikan, telur atau makanan bergizi lainnya karena
dipercaya akan menimbulkan bau amis saat melahirkan. Hal ini sebenarnya tidak perlu
dilakukan karena berbahaya bagi kesehatan ibu dan dapat mengakibatkan ibu kekurangan
asupan gizi akan protein yang terkandung pada ikan

b. Pengaruh sosial pada masa kelahiran

1) Pemberian kunyit atau bahan dapur lain pada tali pusar yang sudah dipercayaturun-
temurun. Kemudian, menekan tali pusar tersebut dengan logam. Hal ini tidak boleh
dilakukan karena sebenarnya akan mengakibatkan iritasi dan infeksi kuman pada tali pusar
bayi baru lahir.

2) Apabila proses persalinan yang ditolong dukun kampung menyebabkan kematian ibu atau
anak. Maka hal itu dianggap wajar karena dipercaya ibu hamil telah melanggar pantangan
yang diberikan oleh si dukun.

15
3) Plasenta bayi baru lahir,setelah di cuci hendak nya di injak dulu oleh kakaknya jika bayi
tsb memiliki kakak. Jika mempercayai mitos tersebut jika tidak terpenuhi malah akan timbul
beban pada keluarga, jadi sebaik nya tidak dilakukan.

4) Plasenta bayi di beri sisir,gula merah, kelapa,pensil,kertas,dan kembang tujuh rupa


kemudian di masukkan ke dalam kendi baru dikuburkan. Jika mempercayai mitos tersebut
,jika tidak terpenuhi malah akan timbul beban pada keluarga. jadi sebaik nya tidak dilakukan.

5) Pusar bayi yang puput di simpan dan jika bayi sudah besar,pusat tersebut bisa jadi obat
untuk bayi,caranya tali pusat di rendam dan di minum kan kepada si bayi. Mitos seperti ini
malah merugikan karna jika sampai terminumoleh bayi maka akan membiarkan
mikroorganisme yang ada di plasenta akan masuk ke tubuh bayi.

c. Pengaruh sosial budaya terhadap pelayanan kesehatan

1) Pengobatan tradisional biasanya mengunakan cara-cara menyakitkan seperti mengiris-iris


bagian tubuh atau dengan memanasi penderita,akan tidak puas hanya dengan memberikan pil
untuk diminum. Hal tersebut diatas bisa menjadi suatu penghalang dalam memberikan
pelayanan kesehatan, tapi dengan berjalannya waktu mereka akan berfikir dan menerima.

2) Bentuk pengobatan yang di berikan biasanya hanya berdasarkan anggapan mereka sendiri
tentang bagaimana penyakit itu timbul.Kalau mereka menganggap penyakit itu disebabkan
oleh hal-halyang supernatural atau magis, maka digunakan pengobatan secara tradisional.
Pengobatan modern dipilih bila meraka duga penyebabnya adalah fator ilmiah. Ini dapat
merupakan sumber konflik bagi tenaga kesehatan, bila ternyata pengobatan yang mereka pilih
berlawana dengan pemikiran secara medis.

3) Banyak masyarakat pedalaman tidak mempercayai kemampuan petugas kesehatan karena


kurangnya informasi yang merekadapatkan di tempat terpencil. Mereka lebih senang
melakukan ritual-ritual khusus saat terserang penyakit daripada datang ke unit kesehatan
terdekat.

4) Masih banyaknya masyarakat yang enggan melakukan pencegahan kehamilan atau


pelayanan Keluarga Berencana karena bertentangan dengan budaya ataupun kepercayaan
yang dianut. Sehingga mereka cenderung memilih memiliki anak banyak. Hal ini sebenarnya
merugikan karena dapat menimbulkan ledakan penduduk dan ketidakseimbangan jumlah
populasi masyarakat di Indonesia dengan kesempatan kerja yang tersedia.

16
I. Perilaku Kesehatan Masyarakat Modern

Perilaku sehat masyarakat modern adalah perilaku PRO-aktif dalam upaya


memelihara & meningkatkan kesehatan, mencegah resiko akan datangnya penyakit serta
ikut andil bagian dalam gerakan kesehatan masyarakat dengan mengedepankan
kemajuan IPTEK.

Contoh perilaku sehat masyarakat modern menggunakan suntikan, obat-obatan,


menggunakan mesin & teknologi untuk mencapai hidup sehat.
Bentuk Perubahan yang Terjadi :
1. IPTEK dalam bidang kesehatan
Di bidang kesehatan ilmu pengetahuan dan teknologinya
mengalami perubahan yang relatif sangat cepat. Hal ini dibuktikan dengan semakin
banyaknya dokter-dokter yg dicetak oleh universitas-universitas di seluruh
dunia, berbagai macam alat-alat kesehatan yang semakin modern dan semakin
canggih sehingga angka kematian di berbagai negara dibelahan dunia mengalami
penurunan sebaliknya angka harapan hidup terus mengalami peningkatan.

2. Pandangan masyarakat tentang tenaga medis


Seiring berjalannya zaman, pandangan masyarakat pun juga mengalami perubahan-
perubahan diantaranya yaitu mulai pudarnya kepercayaan masyarakat terhadap
tenaga medis yang berorientasi pada mistis dan tradisional seperti dukun dan
mantri beralih pada tenaga medis yang lebih profesional dan modern seperti
dokter, bidan dan perawat.

3. Perubahan kebijakan pemerintah di bidang kesehatan


Meningkatnya kesadaran akan masyarakat tentang kesehatan membuat pemerintah
lambat laun mengubah kebijakan-kebijakannya mulai dari mempermudah perizinan
lembaga-lembaga kesehatan seperti Rumah Sakit umum , klinik-klinik, apotek-
apotek dan lain sebagainya. Serta pengadaan BPJSyang lebih merata sebagai
jaminan kesehatan nasional bagi masyarakat yang berpenghasilan menengah
kebawah.
Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan :
a. Faktor Internal

17
1. Bertambahnya penduduk setelah perang dunia kedua meningkatkan permintaan di bidang
kesehatan.
2. Munculnya berbagai macam penyakit baru mendorong para pakar kesehatan untuk
berinovasi baik pada teknologi maupun teknik pengobatan.

b.Faktor Ekstern

1. Banyaknya bencana alam yang terjadi di belahan dunia menuntut akan kebutuhan
medis yang lebih maju, modern dan professional.
2. Pecahnya perang dunia I dan II yang menimbulkan banyak korban jiwa menimbulkan
banyak korban jiwa memaksa berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang kesehatan.
3. Beragamnya kemajuan di bidang kesehatan yang ada di berbagai wilayah menuntut
terjadi difusi di bidang kesehatan, yang bertujuan untuk saling melengkapi kekurangan-
kekurangan di bidang kesehatan.

J. Perilaku kesehatan masyarakat dinegara industri dan masyarakat negara


berkembang

Perbedaan antara negara maju dan negara berkembang telah menjadi semakin kabur
karena banyak negara yang kurang berkembang membuat langkah penting dalam kondisi
sosial serta pengembangan ekonomi. Meskipun telah lama diakui bahwa bangsa-bangsa di
dunia tidak termasuk secara rapi menjadi dua kategori " lebih" dan "kurang " maju,
melainkan meluas di sebuah kontinum keragaman sosial ekonomi , hanya baru-baru ini
pengamat mencatat bahwa indikator kesehatan dan kualitas hidup bisa sangat bervariasi di
negara-negara yang secara tradisional dianggap terbelakang ( Pillay & Shannon , 1995) .
Beberapa negara sangat miskin telah membuat perbaikan yang luar biasa dalam kesehatan
masyarakat mereka, sedangkan negara-negara yang relatif kaya tidak bernasib begitu baik (
Caldwell , 1990) . Hal ini umum untuk menemukan empat tipologi yang digunakan untuk
mengklasifikasikan negara menjadi negara terbelakang , kurang berkembang , negara-negara
industri baru dan negara kurang berkembang .
Penelitian tentang perilaku kesehatan di negara berkembang berbeda nyata dari
mitranya di negara maju , karena beberapa alasan . Pertama , kesehatan anak dan
kelangsungan hidup adalah masalah kesehatan masyarakat yang paling penting di dunia

18
ketiga karena dominasi kaum muda dalam populasi (sebuah dampak dari kesuburan yang
tinggi ) dan karena kematian pada kelompok usia ini melebihi kematian orang dewasa .
Kedua, infeksi dan parasit penyakit lebih banyak terjadi di negara-negara berkembang
daripada kronis , penyakit noncomunicable , dan faktor risiko lingkungan untuk masalah
kesehatan ini lebih penting daripada perilaku kesehatan individu . Ketiga , ketika penelitian
perilaku kesehatan di negara maju cenderung diorganisir sekitar perilaku tertentu ( misalnya
merokok, olahraga , diet , penggunaan sabuk pengaman ) , penelitian perilaku di negara
berkembang sebagian besar berpusat di sekitar penyakit biomedis dan upaya terorganisir
untuk mengontrol mereka ( misalnya malaria , AIDS , TBC , diare ) . Keempat , pemerintah
dan keluarga di negara-negara berkembang memiliki sumber daya yang lebih sedikit untuk
berinvestasi dalam perubahan gaya hidup, dan individu memiliki lebih sedikit pilihan dan
kontrol perilaku yang berhubungan dengan kesehatan mereka dibandingkan yang khas dari
negara-negara maju . Dengan demikian , penelitian perilaku kesehatan di negara-negara
berkembang dibentuk oleh tujuan kesehatan yang dominan mengurangi angka kematian anak
dari penyakit menular yang dapat dicegah , sedangkan di negara maju penekanan pada
mengurangi angka kesakitan dewasa dari penyakit kronis, terutama melalui modifikasi gaya
hidup

Tabel 1. Indikator Kesehatan di Negara Maju dan Berkembang


Indikator Area Berkembang Area Maju
Tingkat kematian bayi 100 10
Tingkat kematian balita 175 13
Tingkat kematian ibu 500 11
Harapan hidup 53 75
Tingkat Kesuburan 5 2
Populasi Urban (%) 30 73
Melek huruf dewasa (% pria dan wanita) 53/33 97/90
Akses Air Bersih (%) 37 95
Rasio Pengeluaran untuk 4/33 50/50
kesehatan/penjagaan

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan


bahwastratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-
kelas yang telah ditentukan. Stratifikasi sosial terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
stratifikasi tertutup dan terbuka. Stratifikasi tertutup yaitu seseorang ketika sudah tergolong
menjadi kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan sebaliknya. Stratifikasi terbuka
yaitu seseorang yang berada dikelas bawah bisa naik ke kelas atas dengan usahanya yang
bersungguh-sungguh.

Dalam dimensi stratifikasi sosial ada 4 yang dapat tergolongkan, yaitu kekayaan,
kekuasaan, kehormatan, ilmu pengetahuan. Semuanya akan berdampak terwujudnya hukum
rimba, dimana yang tergolong menjadi kelas atas sepenuhnya akan memegang peranan kelas
bawah. Di dalam stratifikasi sosial ada tiga pendekatan yang digunakan, yaitu: metode
obyektif yang mengarah kepada secara fisiknya, metode subyektif yang mengarah pada
kedudukan dalam masyarakat sedangkan metode reputasi mengarah kepada penyesuaian
seseorang dalam bermasyarakat.

B. Saran

Kami mahasiswa/i selaku penyusun makalah, masih dalam proses pembelajaran.


Jadi, kami masih membutuhkan bimbingan dari pihak yang terkait. Supaya kedepannya kami
bisa terus berupaya untuk lebih belajar lagi dan melakukan perubahan-perubahan menuju
sesuatu yang lebih baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto,Prof.dr Soerjono.Sosiologi Suatu Pengantar.Rajawali pers,Divisi Buku Perguruan


Tinggi

Robin Williams Jr.,American Society,(New York: A Fred Knopf.1960), hlm.88–89

Koentjaraningrat: Beberapa Pokok Antropologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Dian Rakyat, 1967),
hlm.174 dan seterusnya.

https://mrstephenk.blogspot.co.id/2013/11/latar-belakang-munculnya-startifikasi.html.

http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-stratifikasi-sosial-menurut.html

https://id.m.wikipedia.org./wiki/stratifikasi_sosial

https://www.siswapedia.com/faktor-penyebab-adanya-stratifikasi-sosial/

likulros.blogspot.com/2013/10/makalah-stratifikasi-sosial.html?m=1

https://materibelajar.co.id/masyarakat-tradisional-dan-modern-pengertian-perbedaan-dan-ciri-
ciri/

https://www.academia.edu/5714897/Kelompok_1_Perilaku_Kesehatan_di_Negara_Berkemb
ang

https://www.academia.edu/16831480/SOSIO_ANTROPOLOGI_KESEHATAN_NILAI_TR
ADISIONAL_MENDORONG_PEMBANGUNAN_KESEHATAN

21

Anda mungkin juga menyukai