Anda di halaman 1dari 22

Berbagai Kelompok Sosial Masyarakat

Makalah ini disusun guna memenuhi


tugas mata kuliah Manajemen Patient

Dosen Pengampu:
Ns. Tatiana Siregar, S.Kep., MM

Disusun Oleh:

Levia Kharisma (1810701006)


Lia Uswatun Khasanah (1810701021)
Muthia Fauziah (1810701026)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA 2018

Jl.Limo Raya No.1, Limo, Sawangan, Limo, Kota Depok, Jawa Barat 1651
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Depok, 13 April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .......................................................................................................... i


Daftar isi ................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ..................................................................................................1


A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................2

BAB II Teori .............................................................................................................3


A. Tipe tipe kelompok sosial ...................................................................................3
B. Kelompok sosial yang tidak teratur....................................................................10
C. Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan ...............................................10
D. Kelompok-kelompok kecil .................................................................................11
E. Dinamika kelompok sosial .................................................................................13
BAB III Kasus ..........................................................................................................15
BAB IV Pembahasan Kasus ....................................................................................17
BAB V Penutup .......................................................................................................18
A. Simpulan ...........................................................................................................18
B. Saran .................................................................................................................18
Daftar Pustaka ..........................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita mungkin tidak menyadari bahwa sejak lahir hingga sekarang kita
senantiasa menjadi anggota bermacam-macam kelompok. Kita dilahirkan dan
dibesarkan dalam sebuah kelompok yang dinamakan keluarga, selain keluarga
kita juga termasuk anggota kelompok agama tertentu, anggota kelompok suku
bangsa tertentu, anggota kelompok olahraga tertentu, anggota kelompok
organisasi seperti OSIS, anggota kelompok pramuka, anggota kelompok partai
politik, dan sebagainya.
Terlihat bahwa kelompok sosial merupakan suatu gejala yang sangat
penting dalam kehidupan kita karena sebagian besar kegiatan kita berlangsung
didalamnya. Pada umumnya kita dilahirkan ke dunia ini seorang diri akan tetapi
tidak berarti bahwa manusia secara alami merupakan mahluk individu semata.
Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang memiliki naluri untuk hidup
bersama dengan manusia-manusia lain. Ia juga memiliki hasrat untuk menjadi
satu dengan lingkungan alamnya.
Sebagai makhluk sosial kita pasti melakukan bahkan membutuhkan
interaksi sosial dengan orang lain karena dalam kehidupan ini mustahil kita bisa
hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam interaksi yang terjadi
dikalangan masyarakat tersebut secara sengaja maupun tidak sengaja maka
akan membentuk kelompok sosial mulai dari kelompok sosial yang terkecil
yaitu keluarga sampai dengan kelompok sosial yang sangat kompleks.
Kelompok sosial itu terbentuk karena adanya kesamaan kepentingan, sejumlah
tujuan, serta untuk memenuhi peran sosial yang kita terima sebagai anggota
masyarakat. Kelompok memainkan peran yang sangat penting dalam struktur
sosial.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kelompok sosial?
2. Apa saja tipe-tipe kelompok sosial?
3. Apa itu kelompok sosial yang tidak teratur?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kelompok sosial.
2. Mengetahui apa saja tipe-tipe kelompok sosial.
3. Mengetahui kelompok sosial yang tidak teratur
4. Mengetahui kelompok sosial pedesaan dan perkotaan
5. Mengetahui dinamika kelompok kecil dan kelompok sosial

2
BAB II
TEORI

Kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup


bersama, karena terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Masyarakat tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain karena.sejak dilahirkan manusia
sudah memiliki hasrat untuk Keinginan untuk menjadi satu dengan orang lain,
Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam.

Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama


akan keanggotaan dan saling berinteraksi (Paul B. Horton dan Chester L. Hunt).
Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi
perilaku para anggotanya. Kelompok sosial merupakan salah satu fokus perhatian dari
pusat pemikiran sosiologi. Hal ini dikarenakan titik tolaknya adalah kehidupan
bersama. Kita telah mengetahui bahwa semua manusia atau individu yang ada di dunia
ini pada awalnya merupakan kelompok sosial yang bernama keluarga, kemudian
berkembang ke dalam lingkungan masyarakat. Istilah kelompok sosial merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris “sosial groups”, social berarti sosial/kemasyarakatan,
sedangkan groups berarti kelompok.1

A. Tipe-tipe kelompok social


1. Klasifikasi tipe-tipe kelompok social
a. Kelompok Sosial menurut Proses Terbentuknya
1) Kelompok semu
merupakan kelompok orang-orang yang bersifat sementara.
Kelompok sosial ini tidak memiliki struktur, ikatan, kesadaran jenis,

1 Elisanti, dan Rostini Tintin. 2009. Sosiologi I: untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

3
atau aturan. Biasanya kelompok semu ini terjadi secara spontan atau
tiba-tiba.
Adapun ciri-ciri kelompok semu adalah:
a) tidak direncanakan karena terjadi secara spontan,
b) tidak terorganisasi sehingga tidak berstruktur,
c) tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang berlangsung
lama(langgeng),
d) tidak ada kesadaran kelompok, dan
e) kehadirannya bersifat sementara.
2) Kelompok Nyata
kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya
selalu konstan.
a) Kelompok Statistical Group
Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi,
tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di
antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di
sebuah kecamatan.
b) Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis,
seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal,
tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan
tidak terlihat dalam organisasi.
c) Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok
sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial
terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat
tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama.
Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi
dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh :

4
ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan,
kenalan, dan sebagainya.
d) Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan
memiliki struktur formal (kepengurusan). Ciri-ciri kelompok
asosiasi :
1. Direncanakan
2. Terorganisir
3. Ada interaksi terus menerusAda kesadaran kelompok
4. Kehadirannya konstan

b. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antara anggota


1) Solidaritas Mekanik
Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul pada
masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif
serta belum mengenal adanya pembagian kerja diantara para
anggota kelompok.
2) Solidaritas Organik
Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat
yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang
teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antar anggota.

c. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Erat Longgarnya Ikatan dalam


Kelompok.
1) Gemeinschaft / paguyuban
merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, alamiah, dan
kekal.didasarkan atsan perasaan cinta dan batin ynag memang

5
telah dikodratkan. Kelompok ini juga disebut kehidupan nyata dan
organis. Contohnya yaitu keluarga, kerabat, tetangga, dll. Menurut
Tonnies, paguyuban memiliki ciri-ciri:
a) Intimate: hubungan menyeluruh yang mesra
b) Private: hubungan yang bersifat pribadi dan menyangkut
beberapa orang saja.
c) Exclusive: hubungan tersebut hanya untuk kita saja, tidak
untuk orang diluar kita.
Adapun tipe dari paguyuban yaitu:
1. Gemeinschaff by blood: Paguyuban karena adanya ikatan
darah. Contoh : kerabat, klien
2. Gemeinschaft of place: Paguyuban karena tempat tinggal
berdekatan.
3. Gemeinschaft of mind: Paguyuban karena jiwa dan
pikiran yang sama. Contoh : kelompok pengajian,
kelompok mahzab (Sekte)

2) Gesselschaft / patembayan
merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-
anggotanya diikat oleh ikatan lahir yang berlangsung dalam jangka
waktu yang pendek. Bersifat sebagai suatu bentuk pikiran belaka
(imaginary) serta mekanis. Contohnya yaitu hubungan perjanjian
antar pedagang, organisasi, pabrik, atau industri, dll. 2

2 Drs Taufiq Rohman Dhohiri, M.Si., dkk. 2006. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat.
Jakarta: Ghalia Indonesia

6
d. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Indentifikasi Diri
1. In-Group
In group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang
lain dalam suatu kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat
kuat sehingga membentuk suatu perilaku – perilaku sosial tertentu
seperti : Solidaritas, kesediaan berkorban, kerja sama, konformitas,
obediance, dll.
2. Out-Group
Out group : Out-side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari
kehidupan kelompok. Out-group feeling selalu ditandai munculnya
perilaku antogonistik dan antipati. Sehingga muncul gejala
prejudiace, paranoid, etnocentristic, non koperatif, lalai, dan
sebagainya.
Terbentuknya perasaan in group dan out group didasari oleh
sikap etnosentrisme. Adapun pengertian etnosentrisme itu sendiri
merupakan anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya
merupakan yang terbaik dibandingkan dengan kelompok lainnya.

e. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Kualitas Hubungan diantara Para


Anggotanya.
Menurut Cooley (Soekanto,110) Kelompok primer merupakan
kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antar
anggotanya dan kerja sama erat yang bersifat pribadi.contohnya
hubungan keluarga, teman sepermainan, rukun tetangga, dll.kelompok
ini biasanya kecil dan bersifat lebih langgeng dan permanen.
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling
kenal mengenal dan bersifat informal. Contoh : keluarga, kelompok
sahabat, teman, teman sepermainan.

7
Kelompok sekunder merupakan kelompok yang ditandai dengan
ciri-ciri tidak saling mengenal antar anggotanya secara pribadi. dan
bersifat tidak terlalu langgeng. Kelompok ini biasanya lebih besar
dibandingkan dengan klompok primer. Contohnya hubungan kontrak
jual beli. Kelompok Sekunder adalah kelompok sosial yang terbentuk
karena Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal,
impersonal dan didasarkan pada asas manfaat. Contoh : sekolah, PGRI.

f. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Pencapaian Tujuan


Formal group dan informal group
1. Formal group merupakan kelompok yang mempunyai aturan tegas
dan sengaja diciptakan masyarakatuntuk mengatur hubungan yang
terdapat dalam masyarakat tersebut contoh: organisasi
2. informal group merupakan kelompok yang tidak mempunyai
struktur, aturan, dan organisasi tertentu. Kelompok ini terbentuk
karena pertemuan yang berulang. Dan didasari oleh kepentingan dan
pengalaman yang sama. Contohnya: klik (klique).3

2. Kelompok social dipandang dari sudut individu


Menurut beberapa para ahli;
a. Hendro Puspito mendefinisikan bahwa “Kelompok sosial adalah suatu
kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang
melaksanakan perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan
bersama.”
b. Robert K. Merton berpendapat bahwa “Kelompok sosial adalah
kelompok yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah
matang.”

3 Soerjono Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

8
c. Paul B. Horton dan Cheaster L.Hunt menjelaskan bahwa “Kelompok
sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan
keanggotaannya dan saling berinteraksi.”
d. Mayor Polak mengatakan bahwa “Kelompok sosial adalah sejumlah
orang yang saling berhubungan dalam sebuah struktur.”
e. Mack Iver dan Charles H. Page berpendapat bahwa “Kelompok sosial
adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama.
Hubungan antarmanusia dalam himpunan tersebut”.4

3. Membership group dan reference group


a. Membership group merupakan kelompok di mana anggota-anggotanya
secara fisik menjadi anggota dari kelompok tersebut.
b. reference group merupakan kelompok yang menjadi acuan bagi
seseorang yang bukan berasal dari kelompok tersebut untuk membentuk
pribadi dan perilakunya.

4. Kelompok okupasional dan volunteer


a. Kelompok okupasional merupakan kelompok yang kemunculannya
disebabkan oleh semakin memudarnya fungsi kekerabatan, kelompok
ini muncul karena anggotanya memiliki pekerjaan sejenis. Seperti
kelompok profesi, farmasi, dll
b. Volunter merupakan kelompok yang kemunculannya disebabkan oleh
adanya kepentingan yang sama, akan tetapi tidak mendapat perhatian
dalam masyarakat.

4 Drs, Andreas Soeroso, M.S.2008. Sosiologi 2. Jakarta: Penerbit Quadra.

9
B. Kelompok sosial yang tidak teratur
1. Kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik belaka tanpa
terorganisir.berkumpul secara kebetulan karena ada sebab-sebab
tertentu.dalam waktu dan tempat ynag bersamaan.
2. Publik adalah kelompok yang bukan berupa kesatuan. Terjadi secara tidak
langsung melalui media komunikasi tertentu seperti TV, radio, surat kabar,
dll.5

C. Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan


(urban Community)
1. Masyarakat Setempat
Istilah community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”,
istilah mana menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa.
Apabila anggota-anggota sesuatu kelompok, baik kelompok itu besar
maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa
kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang
utama, maka kelompok tadi disebut masyarakat setempat.

2. Tipe-tipe Masyarakat Setempat


Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat digunakan 4
kriteria yang paling berpautan, yaitu:
a. Jumlah penduduk,
b. Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman,
c. Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh
masyarakat, dan
d. Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.

5 Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

10
3. Masyarakat Pedesaan
Merupakan masyarakat yang memiliki hubungan yang erat dan mendalam.
Sistem kehidupan berdasarkan atas asas kekeluargaan. Unsur-unsur dalam
komuniti:
a. Seperasaan
b. Sepenanggungan
c. Saling memerlukan

4. Masyarakat Perkotaan
Masyarakat Perkotaan (urban Community) merupakan masyarakat yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kehidupan beragama kurang
b. Dapat mengurus dirinya tanpa bergantung pada orang lain
c. Ada pembagian kerja
d. Pikiran rasional
e. Perubahan sosial tampak secara nyata.6

D. Kelompok – kelompok kecil


Small group adalah suatu kelompok yang kecil/yang secara teoritis terdiri
paling dari dua orang, dimana orang saling berhubungan untuk memenuhi
tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya.
Biasanya small group ini adalah hubungan-persahabatan (Soerjono
Soekanto:146)
Menurut shaw, kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat
mempengaruhi satu sama lain ,memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain,

6 Drs Taufiq Rohman Dhohiri, M.Si., dkk. 2006. Sosiologi 2 Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat.
Jakarta: Yudhistira

11
berinteraksi untuk beberapa tujuan ,mengambil peranan terikat satu sama lain
dan berkomunikasi tatap muka.
Karakteristik kelompok kecil
1. Terdapat suatu tujuan umum
2. Terdapat sejumlah kecil anggota
3. Ketergantungan diantara anggota
4. Interaksi tatap muka diantara anggota
5. Proses yang kolektif

Tipe Komunikasi Kelompok Kecil

1. Kelompok Belajar (Learning Group)


Kata ‘belajar’ atau learning, tidak tertuju pada pengertian pendidikan
sekolah saja, namun juga termasuk belajar dalam kelompok (learning
group)
Tujuannya adalah meningkatkan informasi, pengetahuan, dan kemampuan
diri para anggotanya. Contoh : Kelompok belajar, kelompok bela diri dll.
2. Kelompok Petumbuhan (Growth Group)
Kelompok pertumbuhan memusatkan perhatiannya kepada permasalahan
pribadi yang dihadapi para anggotanya. Contoh : Kelompok bimbingan
psikolog, Keluarga
3. Kelompok Pemecahan Masalah (Problem Solving Group)
Kelompok ini bertujuan untuk membantu anggota kelompok lainnya
memecahkan masalahnya.
Contoh : Kelompok diskusi. 7

7 Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

12
E. Dinamika kelompok social
Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau
lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota
satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika
kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berarti tingkah
laku warga yang satu secara langsung memengaruhi warga yang lain cara
timbal balik, sedangkan beberapa ahli mencoba memberi pengertian apa yang
disebut kelompok.
1. W.Y.H Sprott memberikan pengertian kelompok sebagai beberapa orang
yang bergaul satu dengan yang lain.
2. Kurt Lewin berpendapat bahwa :
The Essences of a group is not the similarity or dissimilarity of its
members but their interdependence.
3. H. Smith menguraikan :
“kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang
mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara
dan atas dasar kesatuan persepsi”.

Kelompok sosial bukan merupakan kelompok statis. Setiap kelompok


sosial pasti mengalami perkembangan serta perubahan. Untuk meneliti gejala
tersebut, perlu ditelaah lebih lanjut perihal dinamika kelompok sosial tersebut.
Beberapa kelompok sosial sifatnya lebih stabil daripada kelompok-kelompok
sosial lainnya, atau dengan kata lain, strukturnya tidak mengalami perubahan-
perubahan yang mencolok. Ada pula kelompok-kelompok sosial yang
mengalami yang mengalami perubahan-perubahan cepat, walaupun tidak ada
pengaruh-pengaruh dari luar. Akan tetapi, pada umumnya, kelompok sosial
mengalami perubahan sebagai akibat proses formasi ataupun reformasi dari
pola-pola di dalam kelompok tersebut karena pengaruh dari luar.

13
Keadaaan yang tidak stabil dalam kelompok sosial terjadi karena konflik
antarindividu dalam kelompok atau karena adanya konflik antarbagian
kelompok tersebut sebagai akibat tidak adanya keseimbangan antara kekuatan-
kekuatan di dalam kelompok itu sendiri. Ada bagian atau segolongan dalam
kelompok itu yang ingin merebut kekuasaan dengan mengorbankan golongan
lainnya; ada kepentingan yang tidak seimbang sehingga timbul ketidakadilan;
ada pula perbedaan paham tentang cara-cara memenuhi tujuan kelompok dan
lain sebagainya. Semuanya itu mengakibatkan perpecahan di dalam kelompok
hingga timbul perubahan struktur. Timbulnya struktur yang baru pada akhirnya
juga bertujuan untuk mencapai keadaan yang stabil (di kemudian hari).
Tercapainya keadaan stabil paling tidak juga tergantung pada faktor
kepemimpinan dan ideologi yang dengan berubahnya struktur, mungkin juga
mengalami perubahan-perubahan.8

8 Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

14
BAB III
KASUS

Bentrok warga antardesa yang memakan korban jiwa serta harta benda kembali
terjadi di Provinsi Lampung.Kali ini dipicu dugaan pelecehan seks yang menimpa dua
gadis remaja. Akibat bentrok, 3 warga tewas, seorang kritis, dan 8 rumah dibakar
massa. Minggu (28/10) dinihari.

Keributan terjadi antara warga Desa Agom dan Desa Balinuraga, di Kecamatan
Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan.Kronologi kejadian amuk massa itu berawal
Sabtu (27/10) malam saat 2 gadis remaja dari Desa Agom, Nu, 19, dan Em, 18, yang
melintas di Desa Balinuraga, jatuh dari motor.Kedua gadis ini bukannya mendapatkan
pertolongan dari para pemuda yang nongkrong di desa itu malah dilecehkan dengan
cara dicolek-colek tubuhnya.

Tidak terima diperlakukan tak senonoh membuat kedua gadis ini melapor
kepada kedua orangtuanya. Kemudian ratusan warga Agom menyerang Desa
Balinuraga.Ternyata pada saat diserang, warga Desa Balinuraga sudah siap dengan
sejumlah tombak yang langsung dihujamkan ke arah penyerangnya. Akibat ayunan
tombak ini menewaskan tiga penyerang dari Desa Agom dan 1 orang sekarat. Korban
tewas Yahya, 40, Marhadan, 35, dan Alwi, 35, sedangkan yang sekarat Ramli.

SEMAKIN PANAS

Massa dari Desa Agom semakin panas setelah mengetahui warganya yang
melakukan penyerbuan pada Minggu (28/10) dinihari pukul 03:00 itu terbunuh.
Informasi adanya penombakan itu kontan menyebar luas hingga ke berbagai desa
tetangga Desa Agom. Warga pun terbakar emosinya dan siap membantu menyerang
kembali. Ribuan warga kemudian berkumpul lalu berjalan kaki menyerang Desa

15
Balinuraga di Minggu dinihari itu. Suasana Desa Balinuraga mencekam, sejumlah
rumah warga hangus dibakar massa. Massa melampiaskan emosi dengan merusak dan
membakar apa saja yang mereka temui. Desa Balinuraga saat itu sudah ditinggalkan
penghuninya menyelamatkan diri. Ada sekitar 8 rumah yang rata dengan tanah dilalap
api.

Massa yang membawa senjata tajam dari mulai parang, pedang, golok, clurit,
bahkan senapan angin itu, tidak mampu dibendung anggota Brimob yang jumlahnya
kalah banyak dibanding jumlah massa.Bahkan massa juga memblokir jalur lintas
tengah Sumatera di antara dua desa tersebut sehingga membuat lalu lintas macet total.

DIJAGA KETAT BRIMOB

Ade, Camat Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan menjelaskan, 3 kompi Brimob
sudah bersiaga melakukan pengamanan di Desa Balinuraga yang diserang warga
tetangganya.
Sementara Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistianingsih, mengatakan 600
anggota Brimob dari Polda Lampung dibantu TNI sudah dikerahkan melakukan
penjagaan ketat di Desa Balinuraga maupun Desa Agom.

“Polisi berusaha memenangkan warga dan membuat susana kondusif di kedua desa
tersebut. Para tokoh masyarakat sudah dikumpulkan untuk mencegah kerusuhan
meluas. Pelaku pembunuhan maupun pembakaran akan ditindak tegas,” kata AKBP
Sulis. 9

9 Koesma, “Dipicu Pelecehan Terhadap 2 Cewek ABG 2 Desa Bentrok, 3 Warga Tewas. 8 Rumah
Dibakar “, diakses dari http://poskotanews.com/2012/10/29/2-desa-bentrok-3-warga-tewas-8-rumah-
dibakar pada tanggal 16 April 2019 pukul 10.20

16
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Dari kasus tersebut dapat terlihat bahwa terjadi dinamika sosial pada
masyarakat pedesaan, dinamika sosial atau perubahan-perubahan yang terjadi
di dalam kelompok sosial, dimana dalam kasus ini antar satu kelompok dengan
kelompok lain mengalami konflik. Keadaaan yang tidak stabil dalam kelompok
sosial terjadi karena konflik antarindividu dalam kelompok atau karena adanya
konflik antarbagian kelompok tersebut sebagai akibat tidak adanya
keseimbangan antara kekuatan-kekuatan di dalam kelompok itu sendiri. Ada
bagian atau segolongan dalam kelompok itu yang ingin menjatuhkan kelompok
lain, dapat dilihat dari kasus yaitu saat kelompok desa Balinuraga melakukan
pelecahan seksual terhadap salah satu anggota desa Agom kemudian desa
Agom tidak terima lalu merencanakan penyerangan namun ternyata desa
balinuraga sudah menyiapkan serangan dengan tombak yang mengakibatkan
tewasnya 3 warga dari desa Agom. Mengetahui atas kejadian tersebut desa
Agom tidak terima dan melakukan penyerangan dengan cara membakar rumah
warga desa Balinuraga hingga mengakibatkan 8 rumah terbakar.
Dari kejadian tersebut terlihat bahwa masing-masing kelompok bertujuan
saling membela kelompok namun dengan cara yang salah atau tidak tepat dan
tidak terjalinnya komunikasi atau interaksi yang baik serta struktur
kepemimpinan tidak berjalan.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh
anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para
anggotanya. Kelompok sosial merupakan salah satu fokus perhatian dari pusat
pemikiran sosiologi. Hal ini dikarenakan titik tolaknya adalah kehidupan
bersama. Kita telah mengetahui bahwa semua manusia atau individu yang ada
di dunia ini pada awalnya merupakan kelompok sosial yang bernama keluarga,
kemudian berkembang ke dalam lingkungan masyarakat. Istilah kelompok
sosial merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “sosial groups”, social berarti
sosial/kemasyarakatan, sedangkan groups berarti kelompok.

B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Agar mahasiswa dapat memperbaiki serta memperhatikan pembuatan
makalah selanjutnya, khususnya tentang Berbagai kelompok sosial
masyarakat
2. Bagi institusi
Memberikan masukan atau inovasi baru bagi institusi untuk lebih baik
dalam memberikan ilmu pengetahuan.
3. Bagi pembaca
Agar pembaca dapat menerapkan dan memahami tentang berbagai
kelompok sosial masyarakat

18
DAFTAR PUSTAKA

Elisanti, dan Rostini Tintin. 2009. Sosiologi I: untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Drs, Andreas Soeroso, M.S.2008. Sosiologi 2. Jakarta: Penerbit Quadra.

Drs Taufiq Rohman Dhohiri, M.Si., dkk. 2006. Sosiologi 1 Suatu Kajian Kehidupan
Masyarakat. Jakarta: Yudhistira

Drs Taufiq Rohman Dhohiri, M.Si., dkk. 2006. Sosiologi 2 Suatu Kajian Kehidupan
Masyarakat. Jakarta: Yudhistira

Soerjono Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Koesma, “Dipicu Pelecehan Terhadap 2 Cewek ABG 2 Desa Bentrok, 3 Warga


Tewas. 8 Rumah Dibakar “, diakses dari http://poskotanews.com/2012/10/29/2-desa-
bentrok-3-warga-tewas-8-rumah-dibakar pada tanggal 16 April 2019 pukul 10.20

19

Anda mungkin juga menyukai