Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem
semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung
satu sama lain).
Manusia dalam perannya sebagai masyarakat terdiri dari bermacam-
macam kelompok dan memiliki beberapa ciri-ciri pembeda, yakni jenis
kelamin, umur, tempat tinggal, kepercayaan agama atau politik, warna kulit,
tinggi badan, pendapatan atau pendidikan. Hal tersebut mau tidak mau selalu
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Dari berbagai perbedaan kehidupan
manusia, satu bentuk variasi kehidupan mereka yang menonjol adalah
fenomena stratifikasi (tingkatan-tingkatan) sosial. Perbedaan itu tidak semata-
mata ada, tetapi melalui proses; suatu bentuk kehidupan (bisa berupa gagasan,
nilai, norma, aktifitas sosial, maupun benda-benda) akan ada dalam
masyarakat karena mereka menganggap bentuk kehidupan itu benar, baik dan
berguna untuk mereka. Fenomena dari stratifikasi sosial ini akan selalu ada
dalam kehidupan manusia, sesederhana apapun kehidupan mereka, tetapi
bentuknya mungkin berbeda satu sama lain, semua tergantung bagaimana
mereka menempatkannya. Selama dalam masyarakat itu ada sesuatu yang
dihargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai, maka
barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya
sistem yang berlapis-lapis dalam masyarakat itu.
Dalam sosiologi, pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkatan-
tingkatan tertentu itu disebut dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial atau
pelapisan sosial secara umum dapat diartikan sebagai pembedaan atau
pengelompokan anggota masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial
merupakan gejala sosial yang sifatnya umum pada setiap masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan stratifikasi sosial?
1.2.2 Apa sajakah bentuk-bentuk stratifikasi sosial?
1.2.3 Apa sajakah kriteria-kriteria yang dipakai dalam stratifikasi sosial?
1.2.4 Apa sajakah fungsi dari stratifikasi sosial?

1.3 Tujuan Tulisan


1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial.
1.3.2 Mengetahui apa saja bentuk-bentuk stratifikasi sosial
1.3.3 Mengetahui apa saja kriteria-kriteria yang dipakai dalam stratifikasi
sosial.
1.3.4 Mengetahui apa saja fungsi dari stratifikasi sosial.

1.4 Manfaat Tulisan


1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoretis, makalah ini diharapkan mampu menjadi referensi
atau masukan terhadap pembelajaran antropologi untuk lebih memahami
bagaimana lapisan sosial dalam masyarakat.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman awal
bagi mahasiswa keperawatan atau tenaga kesehatan (perawat) yang nantinya
dapat dipraktikan di lingkungan masyarakat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stratifikasi Sosial

2
Stratifikasi sosial berasal dari istilah Social Stratification yang berarti
sistem berlapis-lapis dalam masyarakat; kata Stratification berasal dari stratum
(jamaknya : strata) yang berarti lapisan; stratifikasi sosial adalah pembedaan
penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis)
(Moeis, 2008).

Seorang filsuf bangsa Yunani yaitu Aristoteles mengatakan bahwa di


dalam tiap-tiap negara terdapat 3 unsur lapisan masyarakat, yaitu mereka yang
kaya sekali, mereka yang berada ditengah-tengahnya dan mereka yang
melarat. Ucapan Aristoteles ini membuktikan bahwa terjadinya lapisan-lapisan
dalam masyarakat sudah sejak lahir saat itu bahkan didugabahwa zaman
sebelumnya telah diakui adanya tingkatan atau lapisan-lapisan di dalam
masyarakat.

Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul Social


Stratification mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu adalah
merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup
teratur. Menurut Pitirim A. Sorokin, bahwa Social Stratification adalah
perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam lapisan kelas-kelas secara
bertingkat (hirarkis)

Menurut Drs. Robert. M.Z. Lawang, Social Stratification adalah


penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial ke dalam
lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.

Dari definisi tersebut menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan yang


menggolongkan masyarakat berada pada lapisan yang mana. Dan bentuk-
bentuk lapisan yang dapat menggolongkan seseorang berada pada lapisan
yang mana itupun berbeda dan banyak sekali. Mengenai lapisan masyarakat
ini, disadari sejak lahir sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama di
dalam satu organisasi sosial.

2.2 Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial


Bentuk-bentuk stratifikasi sosial dilihat dari beberapa segi antara lain
proses, sifat, dan dasar-dasar pelapisan sosial.

3
1. Stratifikasi Dilihat dari Segi Proses
Ada dua bentuk stratifikasi dari segi proses, yaitu sebagai berikut:
a. Stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya. Alasan terjadinya
stratifikasi sosial adalah kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin,
keturunan, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala, dan
harta.
b. Stratifikasi yang terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama.
Biasanya dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang
resmi dalam organisasi-organisasi formal seperti pemerintahan,
perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata, atau perkumpulan.
2. Stratifikasi Dilihat dari Segi Sifat
Bentuk stratifikasi sosial dilihat dari segi sifat, yaitu sebagai berikut:
a. Stratifikasi Sosial Terbuka
Dalam sistem stratifikasi sosial yang terbuka, setiap anggota
masyarakat memiliki kesempatan untuk berusaha naik ke lapisan yang
lebih tinggi, atau jika kurang beruntung dapat jatuh ke lapisan yang
lebih rendah. Kelebihan dari sistem ini adalah adanya rangsangan bagi
setiap orang untuk mengejar kemajuan. Semakin maju seseorang
tingkatan stratifikasinya pun akan naik. Akan tetapi, kelemahannya
adalah adanya kemungkinan perasaan was-was karena khawatir
tergeser kedudukannya ke lapisan bawah.
b. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi sosial yang bersifat tertutup membatasi kemungkinan
berpindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik
yang bergerak ke atas maupun ke bawah. Satu-satunya jalan untuk
masuk menjadi anggotanya dengan kelahiran.
Sistem yang tertutup dapat dilihat pada masyarakat India yang
memakai kasta atau dalam masyarakat feodal dalam masyarakat
tempat pelapisan sosialnya bergantung pada perbedaan rasial.
Sistem stratifikasi yang tertutup juga dapat ditemui di masyarakat Bali.
Menurut kitab sucinya, orang Bali terbagi ke dalam empat lapisan
yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Ketiga lapisan pertama
biasa disebut triwangsa, sedangkan lapisan yang terakhir disebut Jaba
yang merupakan lapisan dengan jumlah warga terbanyak diantara
masyarakat Bali. Biasanya, orang mengetahui lapisannya berdasarkan
gelar yang disandangnya yang diturunkan secara patrilineal. Untuk

4
gelar kaum Brahmana adalah Ida Bagus, untuk kaum Satria gelarnya
adalah Tjokordo, Dewa, dan Ngurah, untuk kaum Waisya adalah
Bagus, I Gusti, dan Gusti, sedangkan untuk kaum Sudra, seperti Pande,
Kbon, Pasek, dan seterusnya yang dahulu kala berhubungan erat
dengan pekerjaan orang-orang yang memakai gelar yang bersangkutan.

2.3 Kriteria-Kriteria yang Dipakai dalam Stratifikasi Sosial


Menurut Moeis (2008), ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk
menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kekayaan
Ukuran ini dapat berupa kebendaan, barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak,
orang-orang itu termasuk lapisan paling atas. Kekayaan tersebut, misalnya dapat
dilihat dari tempat tinggal, kendaraan-kendaraan, pakaian yang dikenakan,
kebiasaan dalam mencukupkan kebutuhan rumah tangga, yang semuanya itu
dianggap sebagai status simbol kedudukan seseorang.
2. Kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, maka
orang itu menempati lapisan tertinggi dalam masyarakat.
3. Kehormatan
Ukuran ini mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan,
ukuran semacam ini biasanya hidup pada bentuk-bentuk masyarakat yang
masih tradisional, orang-orang yang bersangkutan adalah individu yang dianggap
atau pernah berjasa besar dalam masyarakat, orang atau orang-orang yang paling
dihormati atau yang disegani, ada dalam lapisan atas.
4. Ilmu Pengetahuan
Ukuran ini biasanya dipakai oleh masyarakat-masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuan. Akan tetapi ada kalanya ukuran tersebut menyebabkan akibat-
akibat yang negatif, oleh karena kemudian ternyata bahwa bukan mutu ilmu
pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya.

5
Sedangkan menurut Herdiyanto (2005), kriteria atau ukuran yang umumnya
digunakan untuk mengelompokkan para anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan
tertentu adalah sebagai berikut :
a). Kekayaan
Kekayaan atau sering juga disebut ukuran ekonomi. Orang yang memiliki harta benda
berlimpah (kaya) akan lebih dihargai dan dihormati daripada orang yang miskin.
b). Kekuasaan
Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat.
Seorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan menempati lapisan
sosial atas, sebaliknya orang yang tidak mempunyai kekuasaan berada di lapisan
bawah.
c). Keturunan
Ukuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Keturunan
yang dimaksud adalah keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau
kehormatan. Kaum bangsawan akan menempati lapisan atas seperti gelar : - Andi
di masyarakat Bugis, - Raden di masyarakat Jawa, - Tengku di masyarakat
Aceh, dsb.
d). Kepandaian/penguasaan ilmu pengetahuan
Seseorang yang berpendidikan tinggi dan meraih gelar kesarjanaan atau yang memiliki
keahlian/profesional dipandang berkedudukan lebih tinggi, jika dibandingkan orang
berpendidikan rendah. Status seseorang juga ditentukan dalam penguasaan
pengetahuan lain, misalnya pengetahuan agama, ketrampilan khusus, kesaktian,
dsb.

2.4 Fungsi Stratifikasi Sosial


1. Menurut Herdiyanto (2005), stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai
berikut :
2. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan,
tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/ pangkat/
kedudukan seseorang.

6
3. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat
yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang
yang menerima anugerah penghargaan/ gelar/ kebangsawanan, dan sebagainya.
4. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas
pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan,
wewenang atau kekuasaan.
5. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti
tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
6. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
7. Alat solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang
menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
Menurut Anonimous (2010), fungsi stratifikasi adalah sebagai berikut:
1. Mendorong individu untuk menempati status-status sosial tertentu.
2. Mendorong timbulnya konflik sosial akibat dari ketidakadilan social.
3. Memberikan fasilitas hidup tertentu (life chance) dan membentuk gaya
tingkah laku hidup (life style) bagi masing-masing anggotanya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Stratifikasi sosial berasal dari istilah Social Stratification yang berarti
sistem berlapis-lapis dalam masyarakat; kata Stratification berasal dari
stratum (jamaknya : strata) yang berarti lapisan; stratifikasi sosial adalah
pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat

7
(hierarkis) (Moeis, 2008). Bentuk-bentuk stratifikasi sosial dilihat dari
beberapa segi antara lain proses, sifat, dan dasar-dasar pelapisan social.
Menurut Moeis (2008), ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk
menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam lapisan-
lapisan stratifikasi sosial antara lain: Kekayaan, Kekuasaan, Kehormatan, dan
Ilmu Pengetahuan. Sedangkan menurut Herdiyanto (2005), kriteria atau
ukuran yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan para anggota masyarakat ke
dalam suatu lapisan tertentu antara lain: Kekayaan, Kekuasaan, Keturunan,
Kepandaian/penguasaan lingkungan. Fungsi stratifikasi sosial menurut
Herdiyanto (2005), stratifikasi sosial dapat berfungsi seperti: Distribusi hak-hak
istimewa yang obyektif, Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang
diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, Kriteria
sistem pertentangan, Penentu lambang-lambang, Tingkat mudah tidaknya
bertukar kedudukan, Alat solidaritas di antara individu atau kelompok yang
menduduki system sosial. Sedangkan Menurut Anonimous (2010), fungsi
stratifikasi adalah : Mendorong individu untuk menempati status-status sosial
tertentu, Mendorong timbulnya konflik sosial akibat dari ketidakadilan social,
Memberikan fasilitas hidup tertentu dan membentuk gaya tingkah laku hidup
bagi masing-masing anggotanya.

3.2 Saran
Bagi mahasiswa keperawatan, setelah membaca makalah ini hendaklah
dapat benar benar memahami konsep dari Pengertian stratifikasi sosial,
Bentuk-bentuk stratifikasi sosial, Kriteria-kriteria yang dipakai dalam
stratifikasi sosial, Dan Fungsi stratifikasi sosial.

Anda mungkin juga menyukai