BAB 2
PEMBAHASAN
Sistem kasta di India telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Istilah untuk
kasta dalam bahasa india adalah yati, sedangkan sistemnya disebut farna. Menurut
kitab rig-fedah dan kitab-kita Brahmana, dalam masyarakat india kuno dijumpai
4 farna yang tersusun dari atas kebawah. Masing-masing adalah kasta brahmana,
kesatria, vaicya, dan sebagai lapisan tertinggi. Kesatria merupakan kasta-kasta
bangsawan dan tentara dipandang sebagai lapisan kedua. Kasta vaicya merupakan
kasta para pedagang yang dianggap sebagai lapisan menengah (ketiga) dan sudrah
adalah kasta orang-orang biasa (rakyat jelatah). Mereka yang tak berkasta adalah
golongan pariah. Susuanan kasta tersebut sangat kompleks dan hingga kini masih
dipertahankan dengan kuat, walaupun orang-orang india sendri kadangkala tidak
mengakuinya.
3
hitam. Sistem tersebut dikenal dengan segregation yang sebenarnya tidak berbeda
jauh denga sistem aparteid yang memisahkan golongan kulit putih dengan
golongan asli pribumi di yuni Afrika selatan.
Sistem lapisan yang tertutup, dalam batas-batas tertentu, juga dijumai pada
masyarakat Bali. Menurut kitab-kitab suci orang balu masyarakat terbagi dalam 4
lapisan, yaitu brahmana, satria vesia,dan sudrah. Ketiga lapisan pertama biasa
disebur triwangsa, sedangakan lapisan terakhir disebut jaba yan merupakan
jumlah lapisan terbanyak. Keempat lapisan tersebut terbagi lagi dalam lapisan-
lapisan khusus. Biasanya orang-orang mengetahui dari gelar sesorang, kedalam
kastamanah dia tergolong. Gelar-gelar tersbut diwariskan menurut garis keturunan
laki-laki yang sepihak patrilinear seperti ida bagus, tjokarda, dewa, mgahan,
bagus, igusti, gusti. Gelar pertama adalah gelar orang brahmana. Gelar ke-2
sampai ke-4 bagi orang-orang satria, sedangkan yang ke-5 dan ke-6 berlaku bagi
orang vaicya. Orang-orang sudrah juga memakai gelar seperti pande, kabon, pasek
dan selanjutnya. Dahulu kalah gelar tersebut berhubungan erat denga pekerjaan
orang-orang yang bersangkutan. Walaupun gelat tersebut tidak memisahkan
golongan-golongan secara ketat, tetapi sangat penting bagi sopan santun
pergaulan. Disamping ketat, hukum adat juga menetapkan hak-hak bagi si
pemakai gelar, misalnya, dalam memakai tanda-tanda, perhiasan-perhiasan,
pakaian tertentu dan lain-lain. Kehidupan sistem kasta dibali ummumnya terlihat
jelas dalam hub8ngan perkawinan. Sesorang gadis suatu kasta tertentu umunya
dilarang bersuamikan seserorang dari kasta yang lebih rendah.
4
2.3 Kelas sosial
1. Kelas atas, kelas ini ditandai oleh besarnya kekayaan, pengaruh baik
dalam sektor-sektor masyarakat perseorangan ataupun umum,
berpenghasilan tinggi, tingkat pendidikan yang tinggi, dan kestabilan
kehidupan keluarga.
2. Kelas menengah, kelas ini di tandai oleh tingkat pendidikan yang tinggi,
penghasilan dan mempunyai penghargaan yang tinggi terhadap kerja
keras, pendidikan, kebutuhan menabung dan perencanaan masa depan,
serta mereka dilibatkan dalam kegiatan komunitas.
3. Kelas bawah, kelas ini biasanya terdiri dari kaum buruh kasar,
penghasilannya pun relatif lebih rendah sehingga mereka tidak mampu
menabung, lebih berusaha memenuhi kebutuhan langsung daripada
memenuhi kebutuhan masa depan, berpendidikan rendah, dan penerima
dana kesejahteraan dari pemerintah.
Bahkan seorang ilmuwan yang bernama Warner merinci tiga kelas ini menjadi
enam kelas yaitu:
5
3. Kelas menengah atas (upper middle class) mencakup kebanyakan
pengusaha dan orang profesional yang berhasil, yang umumnya berlatar
belakang keluarga baik dan berpenghasilan yang menyenangkan.
4. Kelas menengah bawah (lower middle class) meliputi para juru tulis,
pegawai kantor dan orang-orang semi profesional.
5. Kelas bawah atas (upper lower class) terdiri atas sebagian besar pekerja
tetap.
6. Kelas bawah bawah (lower-lower class) meliputi para pekerja tidak tetap,
penganggur, buruh musiman.
6
dengan golongan mayoritas.Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat
terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata, sebaliknya pada
masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit.
Cara Untuk Melakukan Mobilitas Sosial
1. Perubahan standrad hidup : kenaikan penghasilan tidak akan menaikan
status secara otomatis tetapi merefleksikan suatu standrad hidup yang
lebih tinggi, situasi ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh,
pegawai rendahan yang naik pangkat menjadi manajer tingkat pendapatan
naik, status sosial tidak dapat dikatakan naik jika ia tetap memutuskan
hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan
2. Perkawinan menikah adalah salah satu upaya untuk meningkatkan status
sosial yang lebih tinggi. Contoh seseorang yang berasal dari keluarga
sederhana menikah dengan keluarga kaya dan terpandang di masyarakat
maka ia akan mengalami kenaikan status
3. Perubahan tempat tinggal : untuk meningkatkan status sosial, seseorang
dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat
tinggal yang baru, atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggal yang
lama menjadi lebih megah,indah dan mewah. Secara otomatis seseorang
yang mempunyai tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya,
hal ini menunjukkan adanya mobilitas sosial ke atas
4. Perubahan tingkah laku : untuk mendapatkan status sosial yang tinggi,
orang berusaha menaikkan status dan mempraktikan bentuk-bentuk
tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diapresiasikan sebagai kelasnya,
biasanya bukan hanya tingkah laku tetapi juga pakaian,ucapan,minat dlsb
5. Perubahan nama : dalam suatu masyarakat nama selalu diidentifikasikan
pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan
mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi
Faktor Penghambat Mobilitas Sosial :
1. Perbedaan kelas rasial, peristiwa ini terjadi di Afrika Selatan di masa lalu
dimana ras kulit putih yang berkuasa tidak memberikan kesempatan ras
kulit hitam duduk dalam pemerintahan sebagai penguasa
2. Agama seperti yang terjadi di India dengan menggunakan sistem kasta
7
3. Diskriminasi Kelas, dalam sistem kasta kelas terbuka dapat menghalangi
mobilitas ke atas, hal ini terlihat dengan adanya pembatasan suatu
organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan sehingga hanya
sedikit orang yang mempunyai kesempatan mendapatkannya, jumlah
anggota DPR dibatasi sehingga hanya sejumlah itu yang berkesempatan
menaikkan statusnya
4. Kemiskinan akan membatasi kesempatan bagi seseorang untuk
berkembang dan mencapai status sosial tertentu misalnya seseorang
memutuskan berhenti sekolah karena tidak mempunyai biaya, hal ini
membatasi orang tersebut untuk meningkatkan status sosialnya
5. Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat yang masih menganut paham
patriarkhi masalah ini berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan,status
sosial dan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan statusnya
Tipe-tipe/bentuk Mobilitas Sosial :
1. Mobilitas Sosial horizontal, merupakan peralihan individu atau obyek
sosial lain dari suatu kelompok sosial ke dalam kelompok sosial lain yang
sederajat dengan gerakan ini tidak terjadi perubahan derajat seseorang
2. Misalnya, seseorang yang beralih kewarganegaraan serta beralih pekerjaan
yang sederajat, atau bahkan peralihan gerak obyek sosial seperti mode
pakaian,radio, ideologi
3. Dengan adanya mobilitas sosial yang horizontal, tidak terjadi perubahan
dalam derajat kedudukan seseorang ataupun obyek sosial
4. Misalnya, Pak Achmad seorang WN AS mengganti kewarganegaraannya
menjadi WNI disebut sebagai mobilitas horizontal karena tidak merubah
status sosialnya
5. Mobilitas Sosial Vertikal : perpindahan individu atau obyek sosial dari
suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial yang lain yang tidak
sederajat, sesuai dengan arahnya bisa dibagi menjadi dua hal, mobilitas
vertikal ke atas (climbing), mobilitas sosial vertikal ke bawah (social
sinking)
8
Mobilitas Vertikal ke atas (Social Climbing) :
Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, masuknya individu yang
mempunyaikedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
dimana kedudukan tersebut telah ada sebelumnya, misalnya seorang guru
biasa diangkat menjadi kepala sekolah karena memenuhi persyaratan
Membentuk kelompok baru, pembentukan ini memungkinkan individu
untuk meningkatkan status sosialnya misalnya menjadi ketua organisasi,
kelompok baru akan memberi ruang bagi anggota lama untuk meraih
posisi lebih tinggi dalam organisasi
9
4. Organisasi Politik, organisasi politik memungkinkan anggotanya loyal
dan berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih tinggi
sehingga status sosialnya meningkat
5. Organisasi Ekonomi,dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang.
Semakin besar prestasinya semakin besar pula jabatannya,karena jabatan
tinggi pendapatannya bertambah,kekayaannya bertambah,status sosialnya
meningkat
6. Organisasi keahlian,orang yang rajin menyumbangkan keahliannya kepada
kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada pengguna
jasa
7. Perkawinan,seseorang yang menikah dengan memiliki status terpandang
akan dihormati karena pengaruh pasangannya
Dampak Mobilitas Sosial :
1. Konflik antar kelas,munculnya kelas sosial dalam masyarakat yang
berbasis kekayaan, pendidikan,kekuasaan serta terjadinya perbedaan
kepentingan diantara mereka akan menimbulkan kerawanan konflik antar
kelas
2. Konflik antarkelompok sosial, akan terjadi bila terjadi ada upaya suatu
kelompok untuk menguasai kelompok lain atas dasar paksaan,maka akan
timbul konflik misal, tawuran,perang antar kampung dlsb
3. Konflik antar generasi,generasi tua yang berusaha mempertahankan
nilai,tatanan sosial dengan generasi muda yang menginginkan perubahan
Dampak Positif :
Keinginan orang untuk berprestasi dan meraih status yang lebih tinggi
Mobilitas sosial akan memicu percepatan perubahan sosial masyarakat ke
arah yang lebih baik
10