A. Pelapisan Sosial
masyarakat.
Setiap individu adalah anggota dari suatu kelompok, tetapi tidak setiap
warga dari suatu masyarakat hanya menjadi anggota dari suatu kelompok
tertentu, ia bisa menjadi anggota lebih dari satu kelompok sosial.
Berkaitan dengan penempatan individu dalam kelompok sosial, maka
individu memiliki kemampuan untuk menempatkan diri dan ditempatkan
oleh orang lain dalam suatu lapisan sosial ekonomi tertentu. Penempatan
seseorang dalam lapisan sosial ekonomi tertentu merupakan
pembahasan stratifikasi sosial atau yang biasa disebut dengan pelapisan
sosial. Dengan kaitannya dengan statifikasi sosial Max Weber
menjelaskan stratifikasi sosial dalam tiga dimensi, yaitu dimensi
kekayaan, dimensi kekuasaan, dan dimensi prestise. Dimensi tersebut
membentuk formasi sosial tersendiri. Dimensi kekayaan membentuk
fommasi sosial yang disebut kelas, dimensi kekuasaan membentuk partai,
dan dimensi prestise membentuk status.
Lebih jauh Weber dalam class, status, party menjelaskan bahwa sesuatu
yang disebut kelas apabila:
2
2. Komponen ini secara eksklusif tercermin dalam kepentingan ckonomi
berupa pemilihan benda-benda dan kesempatan untuk memperoleh
pendapatan.
3. Hal ini terlihat dalam kondisi komuditas atau pasar tenaga kerja.
Ketiga kondisi ini disebut dengan situasi kelas. Apabila sekelompok orang
berada dalam kondisi kelas yang sama, maka dinamakan kelas. Kelas
bukanlah komunitas, ia hanya merupakan dasar bagi tindakan komunal.
Jika kelompok kelas mengejar kepentingan ekonomi dalam transsaksi
pasar, maka pembahasan partai berkaitan dengan pencapaian dalam
kekuasaan sosial.
kehormatan (honor).
Pada setiap kelompok status, kehormatan status dapat dicerminkan dari
gaya hidup orang-orang yang menjadi anggotanya. Berbicara tentang
gaya hidup (life style) sanga erat kaitannya dengan tulisan yang
dikemukakan oleh Melvin Tumin dalam Conseguences of Ratification life
Styles. Hidup (life style) dan peluang hidup (life chance) merupakan
konsekuensi stratifikasi sosial. Islilah gaya hidup merujuk pada perbedaan
karakteristik dari sekelompok status, dimana keanggotaan dalam
kelompok status didasarkan pada tingakat kehormatan yang dapat
diperbandingkan. Jadi, kelompok status dapat menentukn gaya hidup
seseorang.
3
Peluang hidup (life chance) ditandai oleh perbedaan kelas ekonomi yang
keanggotaannya ditandai oleh peranan individu dalam produksi. Orang
bisa dengan cepat menjadi orang kaya baru, tetapi cara orang itu berpikir,
berperasaan, dan berperilaku berbeda dari golongan sosial atas.
I. Dimensi morfologis
4
c. Isolasi: tanpa ada keterikatan yang mendalam pada bidang apapun.
5
4. Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar
perlingdungan hukum (cutlaw man).
5. Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri.
6. Adanya pembedaan standar ekonomi dan di dalam ketidaksamaan
ekonomi itu secara umum.
Sistem organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua sistem
yaitu:
6
1. Sistem fungsional, merupakan pembagian kerja kedudukan yang
tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang
sederajat, misalnya kerja sama antara kepala seksi dan lain-lain.
5. Paria, adalah golongan dari mereka yang tidak mempunyai kasta. Yang
termasuk golongan ini misalnya kaum gelandangan, peminta-minta dan
sebagainya.
7
2. Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
B. Kesamaan Derajat
Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungkan antara
manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya adalah secara timbal
balik. Artinya, setiap orang sebagai anggota masyarakat, mempunyai hak
dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun pemerintah dan
negara. Hak dan kewajiban ditetapkan dalam undang-undang (konstitusi).
Undang-undang tersebut berlaku untuk setiap orang, Tanpa kecuali.
Dalam arti, semua orang mempunyai kesamaan derajat. Kesamaan
derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai
sektor
kehidupan.
A. Persamaan Hak
8
Mengenai persamaan hak ini selanjutnya dicantumkan dalam pernyataan
pasal 2 ayat (1): setiap orang berhak atas semua hak-hak dan
kebebasankebebasan yang tercantum dalam pernyataan ini dengan taka
da kecuali apa pun, seperti bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama,
politik, atau pendapat lain, asal mula, kebangsaan atau kemasyarakat,
milik, kelahiran ataupun kedudukan.
9
dimaksudkan untuk melindungi dan mengatur masyarakat secara umum
tanpa adanya perbedaan tentang hak-hak asasi itu, yakni pasal 27, 28, 29,
dan 31. Empat pokok hak-hak asasi dalam empat pasal UU 1945 adalah
sebagai berikut:
a. Pasal 27
Ayat 2, hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
b.Pasal 28
c.Pasal 29
d.Pasal 31
10
Ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran, yang
berbunyi (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, dan (2)
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan seatu sistem
pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang,
Lapisan sosial dapat juga terjadi dengan dibuat secara sengaja. Lapisan
sosial itu bertujuan mengejar sesuatu. Hal itu tergantung pada sisitem
sosial masyarakat. Contoh orang yang menempati jabatan dalam DPR,
menteri, ketua OSIS, dan ketua RT.
11
Kriteria yang dipergunakan untuk menggolongkan anggota masyarakat
dalam lapisan masyarakat, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Ukuran kekuasaan
b. Ukuran kekayaan
BAB III
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
B. Saran
13
schingga kencegatifan dari pelapisan sosial serta diskriminasi mampu di
antisipasi.
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, Nur Hidayati. 2007. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu
Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD). Bandung: Pustaka Setia.
Elly M.Setiadi, Kama Abdul Hakam, Ridwan Effendi. 2012. /lmu Sosial
Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
14