Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan, kesetaraan dan harmoni sosial (Materi sosiologi kelas XI)

Sebuah masyarakat terdiri atas kelompok-kelompok yang berbeda, secara horisontal maupun
vertikal. Perbedaan ini harus senantiasa di bina agar tidak terjadi potensi konflik, karena
dalam interaksi sosial yang berbeda prinsip kesetaraan harus diterapkan. Prinsip kesetaraan
telah ada sejak zaman revolusi prancis dengan semboyan liberte, egalite,dan franite. Prinsip
tersebut dapat menciptakan harmoni sosial, dimana kehidupan bermasyarakat serasi dan
sesuai dengan posisi sosial yang telah di konstruksikan oleh masyarakat.
Struktur Sosial
Menurut August Comte sosiologi mengkaji masyarakat dari sisi social statics (statika sosial
atau struktur sosial) dan social dynamics (dinamika sosial atau perubahan sosial). Comte
berpendapat bahwa setiap masyarakat memiliki dua sistem kehidupan yang berbeda
sebagaimana yang dipelajari oleh sosiologi itu. Walaupun memiliki sisi yang berbeda,
keduanya menjadi sistem yang tak terpisahkan dari sebuah masyarakat secara umum. Dalam
hal ini penulis akan mencoba menjelaskan mengenai struktur sosial, struktur sosial adalah
cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat
diprediksikan melalui pola perilaku berulang antar individu dan antar kelompok dalam
masyarakat tersebut. Struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan antara struktur-struktur
sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah / norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial dan
lapisan-lapisan sosial.
Suatu struktur sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Muncul pada kelompok masyarakat,
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran
masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah
kelompok atau masyarakat dimana status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak
dan kewajiban yang berbeda pula. Berkaitan erat dengan kebudayaan, kelompok masyarakat
lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan yang memiliki struktur sosialnya sendiri
dan
menyebabkan
beraneka
ragam
struktur
sosial. Dapat
berubah
dan
berkembang, masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu yang dapat
berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman sehingga struktur yang dibentuk oleh
mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangannya.
Sebuah struktur memiliki fungsi sebagai pengawasan sosial yang menekankan pada
kemungkinan pelanggaran yang terjadi pada nilai, norma, dan peraturan kelompok atau
masyarakat. Stuktur sosial merupakan bagaian dari landasan hidup suatu masyarakat karena
asal mula struktur tersebut juga digali dari dalam diri masyarakat yang unik.
Diferensiasi Sosial
Diferensiasi adalah penggolongan masyarakat berdasarkan faktor-faktor tertentu yang sejensi,
seperti contohnya ras, agama, dan kebudayaan. Dimensi dari diferensiasi ini dilihat secara
sejajar, bahwa tidak ada kelompok yang lebih tinggi dari yang lainnya. Namun demikian,
dalam kenyataannya terdapat beberapa kelompok yang masih berpandangan rasial karena

menganggap golongannya memiliki budaya yang lebih unggul. Pengelompokan horizontal


yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen, agama, profesi, jenis kelamin,
asal daerah dan partai politik. disebut kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan
berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.
Bentuk-bentuk diferensiasi sosial dalam masyarakat adalah sebagai berikut. Diferensiasi Ras,
dilihat dari perbedaan ciri-ciri fisik suatu kelompok masyarakat tertentu. Diferensiasi Suku
Bangsa, merupakan sistem kekerabatan luas yang percaya bahwa mereka memiliki ikatan
darah dan nenek moyang yang sama. Diferensiasi Klan, kesatuan genealogis yang bersifat
religio magis dan memiliki hubungan kekeluargaan yang sakral. Diferensiasi Agama, agama
adalah pedoman hidup yang senantiasa dimiliki oleh masing-masing individu berdasarkan
kepercayaan mereka terhadap suatu hal yang dianggap tertinggi. Diferensiasi Jenis Kelamin,
meskipun tidak diatur secara nyata namun dalam beberapa masyarakat jenis kelamin
mempengaruhi tingkatan sosial mereka dalam masyarakat. Diferensiasi Profesi, berkaitan
dengan perebedaan keahlian seseorang dalam masyarakat yang pada akhirnya menyebabkan
perbedaan jenis pekerjaan yang mereka jalankan.
Stratifikasi Sosial
Max Weber mengidentifikasi bahwa startifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang
dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkhi berdasarkan pada
dimensi kekuasaan, dak istimewa, dan prestice. Adanya sistem lapisan masyarakat dapat
terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang
dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan
terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat
umur, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta
dalam batas-batas tertentu.
Kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan
adalah sebagai berikut. Kekayaan, kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan
teratas.Kekuasaan, kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan
atas.Kehormatan, Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas.
Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Ilmu Pengetahuan, Ilmu
pengetahuan sebagai alat ukur, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi 3, yaitu:
Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Sosial Stratification), kemungkinan pindahnya seseorang
dari satu lapisan ke lapisan lain dibatasi, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu
lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran.
Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Sosial Stratification), setiap anggota masyarakat
mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan ataupun
turun lapisan.
Stratifikasi Sosial Campuran, Sistem ini merupakan campuran dari sistem stratifikasi sosial
terbuka dan tertutup.

sumber :
Alam S, Henry H. 2008, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMK dan MAK Kelas XI,
Jakarta: Erlangga
Maryati, Kun. 2014. Sosiologi (Kelompok peminataan ilmu-ilmu sosial). Jakarta: Esis.
Soekanto, Soerjono. 1986. Sosiologi Suatu Pengantar. CV Rajawali: Jakarta.
http://blog.unnes.ac.id/fafarikhah/

Anda mungkin juga menyukai