Anda di halaman 1dari 139

MAKALAH PJOK

NAMA: Nabiella Febriyanti

Kelas/No.Absen:VIIIF/26
KATA PENGANTAR
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi
dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga
kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok
keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.

PJOK adalah mata pelajaran yang membekali peserta didik dengan


kemampuan untuk memiliki kebugaran dan keterampilan jasamani yang
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Memiliki tujuan supaya peserta didik
dapat memperoleh perubahan perilaku gerak, perilaku berolahraga dan
perilaku sehat. Pada akhirnya aktivitas jasmani dibarengi dengan sikap yang
sesuai sehingga hasil yang diperoleh adalah optimal.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………. iii

Daftar Isi……………………………………………………………………. V

BAB I. Permainan Bola Besar……………………………………… 1

1. Permainan Sepak Bola…………………………………….. 2


A. Sejarah Sepak Bola…………………………………………….. 3
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya…………………….. 4
C. Teknik Dasar………………………………………………………. 5
D. Peraturan Permainan Sepak Bola……………………….. 6

2. Permainan Bola Voli………………………………………… 7


A. Sejarah Bola Voli………………………………………………… 8
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya……………………… 9
C. Teknik Dasar………………………………………………………. 10
D. Peraturan Bola Voli………………………………………….... 11

3. Permainan Bola Basket……………………………………. 12


A. Sejarah Bola Basket……………………………………………. 13
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya……………………... 14
C. Teknik Dasar………………………………………………………. 15
D. Peraturan Bola Voli……………………………………………. 16
4. Permainan Futsal……………………………………………. 17
A. Sejarah Futsal…………………………………………... 18
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya……………………. 19
C. Teknik Dasar……………………………………………………… 20
D. Peraturan Futsal……………………………………………. 21

BAB II. Permainan Bola Kecil………………………………………. 22

1. Permainan Tenis Meja………………………………………. 23


A. Sejarah Tenis Meja……………………………………………… 24
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya………………………. 25
C. Teknik Dasar……………………………………………………….. 26
D. Peraturan Permainan Tenis Meja………………………… 27

2. Permainan Tenis Lapangan……………………………….. 28


A. Sejarah Tenis Meja……………………………………………… 29
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya……………………… 30
C. Teknik Dasar………………………………………………………. 31
D. Peraturan Permainan Tenis Lapangan ……………….. 32

3. Permainan Badminton……………………………………… 33
A. Sejarah Badminton…………………………………………….. 34
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya……………………… 35
C. Teknik Dasar………………………………………………………. 36
D. Peraturan Permainan Badminton……………………….. 37

4. Permainan Kasti……………………………………………….. 38
A. Sejarah Kasti……………………………………………………….. 39
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya………………………40
C. Teknik Dasar………………………………………………………. 41
D. Peraturan Permainan Kasti………………………………… 42

BAB III. ATLETIK…………………………………………………………. 43

1. Atletik melalui Lempar Cakram……………………….. 44


A. Sejarah Lempar Cakram…………………………………….. 45
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya…………………….. 46
C. Teknik Dasar………………………………………………………. 47
D. Peraturan Lempar Cakram…………………………………. 48

2. Atletik melalui Lempar Lembing……………………….. 49


A. Sejarah Lempar Lembing…………………………………….. 50
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya………………………. 51
C. Teknik Dasar…………………………………………………........ 52
D. Peraturan Lempar Lembing………………………………….. 53

3. Atletik melalui Lompat Jauh……………………………….. 54


A. Sejarah Lompat Jauh…………………………………………….. 55
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya………………………... 56
C. Teknik Dasar…………………………………………………………. 57
D. Peraturan Lompat Jauh…………………………………………. 58

4. Atletik melalui Lari Sprint 100m………………………….. 59


A. Sejarah Lari Sprint 100m……………………………………….. 60
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya………………………… 61
C. Teknik Dasar…………………………………………………………. 62
D. Peraturan Lari Sprint 100m……………………………………. 63
5. Atletik melalui Tolak Peluru
A. Sejarah Tolak Peluru……………………………………………….. 64
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya………………………….. 65
C. Teknik Dasar……………………………………………………………. 66
D. Peraturan Permainan……………………………………………….. 67

BAB IV. AKTIVITAS AIR…………………………………………………… 68

1. Renang Gaya Bebas……………………………………………… 69


A. Sejarah Renang Gaya Bebas…………………………………… 70
B. Teknik Dasar………………………………………………………….. 71
C. Peraturan Permainan…………………………………………….. 72

2. Renang Gaya Dada……………………………………………….. 73


A. Sejarah Renang Gaya Dada…………………………………….. 74
B. Teknik Dasar…………………………………………………………… 75
C. Peraturan Permainan……………………………………………... 76

3. Renang Gaya Punggung…………………………………………. 77


A. Sejarah Renang Gaya Punggung………………………………. 78
B. Teknik Dasar……………………………………………………………. 79
C. Peraturan Permainan………………………………………………. 80

4. Renang Gaya Kupu-Kupu……………………………………….. 81


A. Sejarah Renang Gaya Kupu-Kupu……………………………… 82
B. Teknik Dasar…………………………………………………………….. 83
C. Peraturan Permainan……………………………………………….. 84
5. Renang Gaya Kura-Kura……………………………………….. 85
A. Sejarah Renang Gaya Kura-Kura…………………………….. 86
B. Teknik Dasar………………………………………………………….. 87
C. Peraturan Permainan…………………………………………….. 88

6. Gambar Lapangan dan Gambarnya………………………. 89


BAB I. PERMAINAN BOLA BESAR
1. Permainan Sepak Bola
A. Sejarah Sepak Bola

Sejarah olahraga sepak bola (permainan menendang bola)

dimulai sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum Masehi di Tiongkok. Pada masa Dinasti Han tersebut,
masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga
dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola
juga digemari terutama mulai abad ke-16.

Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dengan menetapkan peraturan-peraturan dasar dan
menjadi sangat digemari oleh banyak kalangan. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan
banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini
dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan
sepak bola. Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal
di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern
pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk
permainan tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby
dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam
sepak bola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara
Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA)
dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara. Olahraga
ini juga digemari terutama mulai abad ke-16.

B. Gambar Lapangan dan Ukurannya

Lapangan pertandingan sepak bola (juga dikenal sebagai football field atau lapangan hijau) adalah
permukaan tanah lapang untuk pertandingan sepak bola yang umumnya berupa lapangan rumput
alami atau rumput sintetis. Aturan mengenai bentuk dan ketentuan lebih lanjut tercantum dalam
pasal pertama dari LOTG, "The Field of Play".

Semua wilayah di dalam garis lapangan pada lapangan adalah bagian dari area permainan.
Pelanggaran yang dilakukan di bagian seluas 16,5 meter (18 yard) pada pertahanan tim (area penalti)
dapat menghasilkan tendangan penalti. Oleh karena bola harus benar-benar melewati garis lapangan
untuk keluar dari area permainan, maka bola harus sepenuhnya ada sebagian dari bola yang masih
berada di garis gawang, bola telah melewati garis gawang (antara dua tiang gawang) saat gol
disahkan; jika tersebut masih dalam area permainan.

Meskipun sering dimaknai sebagai garis dalam antara kedua tiang gawang, garis gawang sebenarnya
diukur dari kedua ujung lapangan, dari satu bendera sudut ke bendera yang lain. sedangkan, garis
byline merujuk pada garis gawang di luar area gawang.

Sisi kanan dan kiri lapangan yang membatasi antara wilayah permainan dan wilayah luar disebut
"garis lapangan" (panjang lapangan), sementara sisi lain (lebar lapangan) di area pertahanan disebut
garis gawang. Panjang lapangan harus berukuran antara 90 hingga 120 meter (100 hingga 110 meter
untuk pertandingan resmi tingkat internasional), dan lebar lapangan antara 45 hingga 90 meter (64
dan 75 meter untuk pertandingan resmi tingkat internasional) dan harus berbentuk persegi panjang.
Semua garis harus memiliki luas yang sama dan tidak melebihi 12 cm (5 inchi). Keempat sudut
lapangan harus dibatasi oleh bendera sudut. Lingkaran pusat adalah istilah lain untuk garis melingkar
dengan jari-jari 9.5 m (10 yard) di tengah area lapangan.

Pada bulan Maret 2008, IFAB mencoba untuk mengadakan standardisasi ukuran lapangan sepak bola.
Lapangan untuk pertandingan internasional disebut harus memiliki ukuran 105 x 68 meter. Akan
tetapi, pada pertemuan khusus IFAB berikutnya disepakati bahwa penerapan standardisasi ini akan
ditunda, menunggu penghitungan dan kesepakatan oleh seluruh anggota di tingkat internasional.

C. Teknik Dasar
1. Teknik Menggiring Bola (Dribbling)

Ini merupakan teknik dasar yang wajib kamu kuasai sebelum menguasai teknik lainnya. Teknik
menggiring bola atau dribbling dilakukan dengan cara membawa bola menggunakan kakimu sekaligus
mengontrol lajunya bola.

a. Speed Dribbling dan Closed Dribbling

Dalam dribbling dikenal teknik speed dribbling di mana kamu berlari, membuang bola ke depan, dan
mengejarnya. Selain itu, ada pula closed dribbling. Teknik ini dilakukan dengan cara menggiring dan
mengontrol bola dengan saksama, dan dapat dilakukan ketika kamu sedang dihimpit oleh pemain dari
tim lawan.

Selain itu, terdapat tiga teknik dasar dalam menggiring bola, yaitu menggiring dengan punggung kaki,
kaki bagian dalam, dan kaki bagian luar.

b. Menggiring dengan Punggung Kaki

Teknik menggiring dengan punggung kaki dilakukan dengan tahapan:

 Pandangan mata lurus ke depan.


 Taruh bagian dengan kakimu di ujung bola.
 Dorong bola dengan punggung kaki kamu.
 Lakukan beberapa kali, kemudian hentikan dengan telapak kaki
c. Menggiring dengan Kaki Bagian Dalam

Teknik kedua, menggiring dengan kaki bagaian dalam, teknik ini dilakukan dengan cara:

 Pandangan lurus ke depan.


 Putar pergelangan kaki ke luar.
 Kemudian mulai dorong bola dengan kaki bagian luar.

Lakukan beberapa kali, lalu hentikan bola dengan telapak kakimu.

d. Menggiring dengan Kaki Bagian Luar

Teknik terakhir, menggiring dengan kaki bagian luar, cara melakukannya tidak jauh beda dengan
menggiring dengan kaki bagian dalam. Lakukan step yang sama dengan teknik menggiring bola
dengan kaki bagian dalam.

Tapi, kamu perlu memutar pergelangan kaki kamu ke dalam, dan dorong lah bolanya.

2. Teknik Menendang Bola (Shooting)

Teknik selanjutnya yang kamu perlu kuasai adalah teknik menendang. Teknik ini berguna untuk
membobol gawang lawan dan juga untuk melakukan teknik passing yang akan dibahas setelah ini.

Kamu bisa menggunakan tiga teknik tendangan, yaitu dengan menggunakan kaki bagian luar, bagian
dalam, dan punggung kaki. Ketiga teknik tendangan ini dapat kamu lakukan dengan cara fokuskan
pandangan pada sisi gawang mana yang jadi target, posisikan badan, taruh satu kaki kiri/kanan pada
samping bola.

Kemudian ayunkan kaki yang dijadikan untuk menendang dengan memfokuskan tenaga pada bagian
atas telapak kaki dan pandangan ke arah yang ditargetkan.
3. Teknik Mengoper Bola (Passing)

Teknik ini akan lebih berguna dibandingkan teknik dribbling yang hanya mengandalkan kemampuan
individu. Kamu tidak sendiri dalam bermain bola, kamu memiliki 10 teman di lapangan (selain kiper)
yang siap untuk membantu satu sama lain.

Passing akan sangat efektif untuk menembus pertahanan lawan. Teknik ini dapat dilakukan dengan
cara passing pendek, panjang atau through pass, dan jauh, yang lebih dikenal dengan sebutan umpan
lambung.

Teknik ini dilakukan dengan cara posisikan badan menghadap bola, fokus pada pemain yang akan
kamu oper, kemudian tarik dan ayunkan kaki yang akan menendang bola menuju pemain tersebut,
dan sesuaikan power kaki kamu sesuai jarak pemain yang akan dioper.

4. Teknik Menghentikan Bola


Setelah mempelajari tiga teknik dasar di atas, kamu juga perlu tahu cara menghentikan bola yang
dioper padamu. Kamu bisa menghentikan laju bola menggunakan kaki, dada, dan paha. Untuk
menghentikan bola dengan kaki, kamu bisa menggunakan kaki bagain luar, dalam, telapak, dan
punggung.

a. Menghentikan Bola dengan Kaki

Caranya adalah dengan memfokuskan pandangan pada bola yang mengarah ke kamu, kemudian
hentikan dengan bagian-bagian kaki tergantung arah datangnya bola. Setelah bola datang, pastikan
kamu menjaganya dari gangguan musuh.

b. Menghentikan Bola dengan Dada

Kemudian, untuk menghentikan dengan dada, lakukan dengan fokuskan pandangan pada bola yang
menuju ke arahmu, maju atau mundurkan badan, lebarkan kedua tangan dan dada, lalu tahan bola.

c. Menghentikan Bola dengan Paha

Selanjutnya, cara menghentikan dengan paha, kamu perlu melakukan sama seperti cara
menghentikan bola lainnya, namun ketika bola datang, angkat satu kakimu, dan ketika menahan bola
dengan paha. Perlu sedikit digerakkan agar bola dapat jatuh sempurna di depanmu.

5. Teknik Menyundul Bola (Heading)

Teknik ini akan kamu gunakan ketika kamu tidak bisa menggapai bola yang terlalu tinggi, dan pastinya
untuk membobol gawang lawan, dan juga passing. Untuk melakukan teknik ini, kamu perlu mengatur
posisi badan dan waktu yang tepat untuk lompat menyambut bola.
Kemudian gunakan lah dahimu untuk menyundul, bukan bagian ubun-ubun. Agar kamu bisa
mengarahkan bola sesuai keinginan dan bola akan meluncur dengan terarah dan bertenaga.

6. Teknik Merebut Bola (Intercepting)

Teknik dasar ini juga bisa disebut dengan intercepting. Teknik ini akan kamu gunakan ketika ingin
merebut bola dari kaki lawan. Untuk melakukan itu, kamu perlu membaca pergerakan lawan.

Atau kamu juga bisa menghentikan laju umpan musuh. Teknik ini sangat penting untuk bertahan dari
serangan lawan, namun hati-hati, rebut lah bolanya, bukan kakinya. Bisa-bisa kamu kena kartu
kuning, bahkan merah. Maka dari itu kamu perlu pintar dalam membaca pergerakan lawan.

7. Teknik Menyapu Bola

Teknik berikut ini juga merupakan teknik untuk bertahan dari serangan lawan. Namun, kamu
perlu berhati-hati dalam melakukan teknik ini karena berisiko besar, kamu bisa saja
menciderai lawan dan mendapatkan kartu peringatan. Dalam melakukan teknik ini, kamu
perlu timing yang tepat agar bola berhasil direbut.
Untuk melakukannya, kamu perlu sesuaikan kecepatanmu dengan musuh, kemudian jatuhkan
badan sembari luruskan satu kaki yang berguna untuk menahan laju bolanya.
8. Teknik Lemparan ke Dalam

Teknik ini akan kamu gunakna ketika di tengah pertandingan terjadi out atau bola keluar dari sisi kiri
dan kanan lapangan. Untuk melakukan teknik ini, kamu perlu melempar bola dengan kedua tangan
dan posisikan kedua tangan dibelakang kepala.

Dalam melakukan leparan ke dalam, kamu juga bisa menjinjitkan kakimu agar lemparan lebih
bertenaga dan teman satu tim bisa mendapatkan bola tersebut.

9. Teknik Menangkap Bola (Goalkeeping)

Teknik menangkap bola ini khusus diperuntukan bagi kamu yang ingin bermain di posisi kiper alias
penjaga gawang. Teknik yang biasa disebut goal keeping ini merupakan teknik penting bagi mereka
sebagai pertahanan terakhir tim.

Kamu perlu melatih refleks menangkap bola ke kiri dan kanan, selain itu kamu juga perlu menguasai
teknik menendang dengan power yang kuat.

10.Teknik Juggling Bola


Teknik dasar sepak bola yang terakhir adalah teknik juggling bola. Teknik ini dapat kamu lakukan
untuk menunjukan kelihaian kamu dalam bermain bola. Teknik ini juga bisa melatih untuk
mengontrol bola, bahkan mempermainkan dan menipu musuh di lapangan.

Yang perlu kamu lakukan untuk melakukan teknik ini adalah, pertama fokuskan pandangan ke arah
bola, lalu tarik bola menggunakan telapak menuju ujung kaki. Ketika bola sudah menyentuh ujung
kaki, angkat kaki sehingga bola juga ikut terangkat. Tetap fokus, dan usahakan bola tidak jatuh ke
tanah.

D. Peraturan Permainan
1. Lapangan

Panjang lapangan =100 – 110 m

Lebar lapangan = 64 – 75 m

Luas daerah gawang = 18,35 x 5,5 m

Jari-jari lingkaran tengah = 9,15 m

Daerah hukuman pinalti = 40,39 x 16,5 m

Jarak titik hukuman dengan garis gawang = 11 m

2. Gawang
Tinggi gawang = 2,44 m

Lebar gawang = 7,32 m

3. Bola

Bahan bola = kulit

Bentuk bola = bulat

Berat bola = 396 – 453 gram

Keliling lingkaran bola = 68 – 71 cm

4. Peraturan Memulai Pertandingan

Sebelum pertandingan dimulai, pemain harus berjabat tangan antar sesama pemain atau lawan dan
berbaris ke arah penonton.Wasit membawa uang logam dan kapten setiap tim akan memilih sisi uang
logam, kemudian wasit melempar uang logam, dan pilihan sisi uang logam yang sesuai oleh kapten
bisa memilih bola awal atau gawang.5.

Jumlah Pemain Sepak Bola

Terdapat 2 tim dan masing-masing tim terdiri 11 orang (salah satunya penjaga gawang). Jika pemain
tim kurang dari 7 atau 4 pemain terkena kartu merah dan keluar maka tim tersebut dianggap kalah.

6. Pemimpin Tim (Captain)

Diharuskan setiap tim mempunyai captain, dengan tujuan apabila ada masalah dengan tim maka
captain yang akan berdiskusi dengan wasit.

7. Peraturan Dalam Memakai Aksesoris

Jersey, dalam satu pertandingan kedua tim tidak diperbolehkan memakai jersey satu warna. Setiap
tim harus mempunyai identitas berbeda, setiap tim harus mempunyai 2 warna jersey. 1 untuk
pertandingan rumah (Home) dan satu lagi untuk laga tandang (Away).

Kaos kaki, dalam pertandingan resmi sepak bola warna kaos kaki harus sama. Kaos kaki juga
bertujuan untuk melindungi tulang kering dan mencegah cidera.

Sarung tangan, hanya boleh dipakai kiper (penjaga gawang) untuk mempermudah dalam menangkap
bola dan melindungi tangan dari

tendangan bola yang keras. Pemain lain juga diperbolehkan memakainya tetapi ketika berada di
tempat dingin atau bersalju.

Penutup kepala, hanya bisa digunakan pemain yang cidera.


Aksesoris yang dilarang, meliputi anting, kalung, gelang, dan lainnya.

8. Wasit

Wasit memegang penuh jalannya pertandingan dan memberi keputusan apabila pemain bola
melanggar peraturan yang dilakukan. Wasit utama dibantu dengan 2 asisten wasit.

9. Asisten Wasit

Asisten wasit disebut linesman. Memberitahukan kepada wasit utama apabila terjadi offside dengan
tanda bendera dan mengawasi apabila terjadi throw in dan tendangan sudut.

10. Peraturan Waktu Permainan Sepak Bola

Permainan dilakukan selamat 90 menit dan dibagi menjadi 2 babak, setiap babak mempunyai waktu
45. Dengan waktu istirahat tidak lebih dari 15 menit.

Apabila 90 menit itu habis dan pertandingan membutuhkan pemenang maka dilakukan tambahan
waktu (extra time) dengan durasi 2 x 15 menit. Jika kedudukan masih sama maka akan diadakan adu
finalty.

11. Peraturan Kick Off

Kick off dilakukan ketika akan memulai suatu permainan, dalam sepak bola dilakukan ketika:

Memulai pertandingan

Terjadinya sebuah gol

Memulai babak yang kedua

Memulai babak extra time

12. Peraturan Gol

Perhitungan gol dilakukan ketika bola masuk ke dalam jaring dan melewati gawang serta tidak ada
pemain dalam posisi offside, pelanggaran, maupun hands ball. Semua keputusan ada ditangan wasit
yang menentukan gol tersebut sah atau tidak.

13. Peraturan Offside dan Onside

Offside terjadi ketika teman satu tim mengoper ke pemain lain tetapi berada sedikit didepan bek
pertahanan lawan. Asisten wasit yang menentukan terjadinya offside atau onside dengan
mengangkat bendera. Peraturan onside sebaliknya.

14. Peraturan Bola Keluar (Out)


Ketika bola keluar dari lapangan samping maka akan terjadi lemparan kedalam. Dan jika keluar di
samping gawang maka akan terjadi tendangan sudut. Wasit berhak memerintahkan pemain untuk
mengeluarkan bola jika ada pemain yang mengalami cidera.

15. Lemparan kedalam (Throw in)

Dilakukan ketika bola keluar dari lapangan, tim yang mengambil lemparan kedalam adalah tim yang
tidak mengeluarkan bola. Ketika melakukan lemparan, pemain tidak boleh membuang waktu lama
dan satu kaki tidak boleh terangkat.

16. Tendangan Gawang

Dilakukan ketika bola melewati garis gawang karena pemain lawan. Penjaga atau teman satu tim
boleh melakukan tendangan gawang dengan syarat bola tidak melebihi area garis kiper.

17. Tendangan Sudut (Corner kick)

Dilakukan ketika bola keluar melewati garis gawang yang disebabkan oleh pemain bek, tendangan
dilakukan oleh pemain lawan. Letak tendangan gawang sesuai dengan tempat (kanan atau kiri) bola
keluar.

18. Peraturan Pergantian Pemain

Pergantian pemain hanya bisa dilakukan maksimal 3 orang. Tetapi jika dalam keadaan pertandingan
persahabatan maka pergantian pemain boleh dilakukan 7 kali.

19. Peraturan Terjadinya Pelanggaran

Pelanggaran bisa terjadi karena tackle yang terlalu keras, hands ball, mendorong lawan, menarik baju
lawan, mengganggu pergerakan penjaga gawang, dan masih banyak lagi. Wasit akan mengeluarkan 2
macam kartu yaitu kartu merah dan kartu kuning.

Jika mendapat kartu merah, maka pemain keluar dari lapangan pertandingan. Jika mendapat kartu
kuning maka mendapat peringatan keras, dan jika dapat 2 kali kartu kuning maka otomatis mendapat
kartu merah.

20. Peraturan Tendangan Bebas (Free kick)

Tendangan bebas dilakukan di tempat terjadinya pelanggaran, terdapat 2 pilihan yang biasa pemain
lakukan yaitu menendang langsung ke gawang atau mengoper ke teman satu tim.

21. Terjadinya Penalty

Terjadi karena pemain melakukan pelanggaran di area penjaga gawang. Seperti hands ball, tackle, dan
pelanggaran lainnya. Salah satu pemain akan ditunjuk sebagai orang yang menendang bola.

2. Permainan Bola Voli


A. Sejarah

Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga
Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of
Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di
Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat). YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan
sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada
para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni
1884 di London, Inggris oleh George William. Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang
pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal
28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama
halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang
instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of
YMCA, menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga
permainan basketballl oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan
sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya,
permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan
menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada
awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi,
sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.

Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada tahun 1896, pada
demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896
tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School
sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International
Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru
yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di
kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam
kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima
orang. Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah
permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan
menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak
ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari
permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu
wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).

B. Gambar Lapangan dan Ukurannya

Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah 9 meter x 18 meter.[3] Garis batas serang untuk
pemain belakang berjarak 3meter dari garis tengah (sejajar dengan jaring). Garis tepi lapangan
adalah 5 meter.

Bola

Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan berat 260 hingga 280 gram.
Tekanan dalam dari bola tersebut hendaknya sekitar 0.30 hingga 0.325 kg/cm2 (4.26-4.61 psi,
294.3-318.82 mbar atau hPa).

Net Ukuran tinggi net putra 2,43 meter dan untuk


net putri 2,24 meter.
C. Teknik Dasar
1. Servis

Servis merupakan pukulan atau serangan pertama untuk memulai permainan yang dilakukan
dibelakang garis agar bola melambung melewati net hingga memasuki daerah lawan.

Ada 2 jenis servis yaitu servis atas dan servis bawah.

Keduanya memiliki kekuatan tersendiri yang berbeda.

1. Servis Atas

 Berdiri dengan kaki kiri di depan, kaki kanan di belakang.


 Bola dipegang oleh tangan kiri.
 Kemudian lambungkan bola setinggi bahu.
 Lalu pada saat yang bersamaan lengan kanan diayunkan ke belakang, selanjutnya pukul bola
dengan tangan kanan.
 Perkenaan bola tepat pada tangan, dan telapak tangan menghadap ke arah bola.
 Pukulan dilakukan dengan tangan dalam keadaan menggenggam.
 Setelah bola dipukul, diteruskan dengan melangkahkan kaki kanan ke depan.

Ada 3 jenis gaya dalam melakukan servis atas, diantaranya yaitu :

a. Servis atas mengapung


 Berdirilah menghadap lapangan.
 Posisikan kedua kaki sejajar dengan bahu.
 Lambungkan bola ke atas (lebih tinggi dari kepala).
 Pukul bola di bagian tengah belakang.
b. Servis atas Overhand Around House
 Genggam bola di depan badan dengan tangan kiri.
 Lemparkan bola keatas dan berikan simpangan terjauh bagi tangan kanan dan lekukkan kaki
kiri sedikit.
 Pukul bola dengan ayunan melingkar dari tangan kanan saat posisi sudah tepat dan jadikan
kaki kiri sebagai tumpuan berat badan.
c. Jumping Service

 Berdirilah agak jauh dari belakang lapangan.


 Pegang bola dengan kedua tangan.
 Lambungkan bola kira kira 3 meter dari tanah.
 Jika merasa mendapat saat yang tepat rendahkan badan dan tekuk lutut untuk bersiap
melompat setinggi-tingginya.
 Pukul bola layaknya smash dengan menekuk pergelangan agar menciptakan pukulan topspin.

Setelah mengetahui berbagai cara dan gaya dalam servis atas, kita juga perlu mengetahui cara
melakukan servis bawah.
Langkah melakukan Servis Bawah

 Pegang bola dengan tangan kiri sejajar dengan pinggang.


 Badan sedikit membungkuk
 Ayunkan tangan kanan untuk memukul bola dengan tangan yang mengepal
2. Passing

Passing merupakan upaya yang dilakukan pemain untuk menerima, menahan, dan
mengendalikanbola servis dari pemain lawan. Sama seperti servis, passing juga memiliki 2 jenis, yaitu:

a. Passing Atas
Cara melakukan Passing Atas:

 Bukalah kaki selebar bahu dan lutut sedikit ditekuk.


 Kedua tangan berada di depan dahi, kedua ibu jari dan telunjuk membentuk segitiga.
Pandangan harus fokus pada arah datangnya bola.
 Saat bola datang, terima bola dengan jari jari tangan, tekuk pergelangan tangan kedalam. Saat
menerima usahakan tangan rileks.
 Dorong bola dengan cara menggerakan pergelangan tangan kearah luar dan diikuti gerakan
meluruskan siku siku.
 Gerakkan kaki agak menjinjit.
 Passing atas biasa digunakan pemain untuk mengoper bola ke arah toser kemudian bisa di
smash ke daerah lawan.
b. Passing Bawah
Metode dalam melakukan Passing Bawah

 Berdiri dengan membuka kedua kaki selebar bahu.


 Rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan sehingga kedua ibu jari sejajar.
 Ayunkan kedua lengan secara bersamaan dari bawah ke atas sampai setinggi bahu.
 Ketika bola tersentuh kedua lengan, luruskan lutut.
 Perkenaan bola yang baik tepat yaitu di atas pergelangan tangan.
 Ketika melakukan passing bawah ke arah depan, lengan diayunkan tidak lebih dari 90 derajat
dengan bahu atau badan.

Metode Passing Bawah ‘The Dig’

Posisi tangan kanan menggenggam 4 jari tangan kiri dan ibu jari tangan kiri menindih ibu jari tangan
kanan atau sebaliknya.The Dig

adalah teknik yang sangat umum dipakai oleh para pemain voli.Teknik The Dig juga sangat sering
diajarkan pada murid oleh guru olahraga mereka, ini dikarenakan teknik The Dig lebih mudah di
praktekkan dan The Dig dianggap memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi saat melakukan Passing.

Metode Passing Bawah ‘Thumb Over Palm’

Sedangkan untuk thumb over palm, tangan kiri mengepal dan tangan kanan menggenggam tangan
kiri. Perlu anda ingat bahwa teknik ini adalah teknik penentu dalam permainan.Bila dalam melakukan
Passing kalian tergolong cukup mahir kemungkinan kecil musuh dapat mencetak skor, begitu pula
sebaliknya bila penerimaan kalian sangatlah kurang, maka setiap musuh melakukan serangan
kemungkinan besar bola tidak bisa diterima dengan baik sangatlah tinggi dan dapat menambah skor
musuh.

3. Blocking
Block ialah suatu upaya yang dilakukan oleh pemain bola voli untuk menghalangi serangan atau
smash yang dilancarkan oleh pemain lawan.

Cara melakukan blocking

 Bergerak untuk memposisikan diri ke dekat net dan menghadap ke arah bola voli yang akan
di-smasi oleh pemain lawan.
 Melakukan sikap siap untuk mem-block atau melakukan blocking akan bola yang di-smash
oleh pemain lawan.
 Melakukan jumping atau meloncat dengan kedua kaki melakukan tolakan secara bersamaan,
lalu menjangkau bola untuk dihadang atau dibendung dengan kedua tangan.
 Mendarat dan kembali ke sikap siap.

4. Smash
Smash ialah pukulan utama dalam penyerangan yang merupakan upaya untuk mencapai
kemenangan.

Agar berhasil dengan baik dalam melancarkan smash, diperlukan lompatan dan jangkauan yang tinggi
oleh pemain.

Langkah-langkah melakukan smash

 Mengambil langkah awalan sekitar 1 sampai 3 langkah.


 Langkah yang diambil merupakan langkah kaki yang lebar.
 Ketika mendekati net, ayunkan kedua lengan ke belakang.
 Hentakkan kedua kaki bersusulan, lalu lompat.
 Kemudian lengan yang akan memukul mulai diayunkan ke depan, dan punggung menegang ke
belakang.
 Pukul bola dengan lengan terjulur, tangan terbuka dan menaungi bola.
 Sementara pergelangan tangan mesti longgar.

D. Peraturan Permainan
1. Setiap pemain harus mengumpulkan poin sampai 25 dalam satu set dalam bentuk rally point.
Biasanya digunakan dua sistem kemenangan yaitu sebagai berikut:
2. Two winning set, yaitu pertandingan berakhir apabila salah satu tim memperoleh dua set
kemenangan secara langsung.
3. Three winning set, yaitu pertandingan berakhir jika salah satu tim memperoleh tiga set
kemenangan secara langsung.

2. Bentuk pelanggaran Bola Voli

Bentuk pelanggaran dalam permainan bola voli antara lain sebagai berikut:
1. Memengaruhi wasit.
2. Berbicara tidak sopan terhadap lawan atau wasit.
3. Sering menegur wasit.
4. Menerima petunjuk dari luar lapangan di saat pertandingan berlangsung.
5. Meninggalkan lapangan tanpa seizin wasit.

3. Perhitungan angka permainan Bola Voli

 Perhitungan angka dalam permainan bola voli yang sesuai aturan adalah sebagai berikut:
 Apabila pihak lawan berhasil memasukkan bola/menjatuhkan bola ke dalam daerah kita,
lawan akan mendapatkan poin.
 Servis yang kita lakukan harus melewati net dan harus masuk ke daerah musuh. Jika tidak
pihak atau bola keluar maka tim lawan akan mendapatkan point.

4. Sistem pertandingan Bola Voli

 Sistem pertandingan menggunakan sistem setengah kompetisi yang terdiri dari 8 tim dan akan
dibagi ke dalam 2 grup, masing-masing grup terdiri dari 4 tim.
 Setiap tim terdiri dari 10 pemain yang meliputi 6 pemain inti dan 4 pemain cadangan.
 Pergantian pemain inti dan cadangan pada saat pertandingan berlangsung tidak dibatasi.
 Pertandingan tidak akan ditunda apabila salah satu atau lebih dari sati anggota tim sedang
bermain untuk cabang olahraga lain.
 Jumlah pemain minimal yang boleh bermain di lapangan adalah 4 orang. Apabila dilapangan
terdapat kurang dari 4 orang, tim
yang bersangkutan akan dianggap kalah atau istilahnya menang berdiri.
 Setiap pertandingan berlangsung tiga babak (best of three), kecuali pada 2 babak sudah
dipastikan pemenangnya, maka babak ketiga tidak perlu dilaksanakan. Sistem perhitungan
yang digunakan adalah 25 rally point. Bila angka kedua tim seri (24=24), pertandingan akan
ditambah 2 point. Tim yang pertama unggul selisih dua poin akan memenangkan
pertandingan.
 Kemenangan dalam pertandingan penyisihan mendapat nilai 1. Apabila ada dua tim atau lebih
mendapat nilai sama, penentuan juara grup dan runner-up akan dilihat dari kualitas angka
pada tiap-tiap set yang dimainkan.
4. Bola Basket
A. Sejarah
Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang guru
olahraga. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang guru olahraga asal Kanada yang mengajar di
sebuah perguruan tinggi untuk para siswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen)
di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi
waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England. Terinspirasi dari permainan yang
pernah ia mainkan saat kecil di Ontario, Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal
sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.

Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras dan kurang cocok
untuk dimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, dia lalu menulis beberapa peraturan dasar,
menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang

olahraga, dan meminta para siswa untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.

Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di
tempat kerja Dr.James Naismith. Basket adalah sebutan yang diucapkan oleh salah seorang muridnya.
Olahraga ini pun segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatik ditempatkan di
seluruh cabang di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun dilaksanakan di seluruh
kota-kota negara bagian Amerika Serikat.

Pada awalnya, setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada dribble, sehingga bola hanya dapat
berpindah melalui lemparan. Sejarah peraturan permainan basket diawali dari 13 aturan dasar yang
ditulis sendiri oleh James Naismith.

B. Gambar Lapangan dan Ukurannya

Lapangan bola basket berbentuk persegi panjang 26 meter dan lebar 14 meter untuk standar
Federasi Bola Basket Internasional.

Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu
1,80 meter.
Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang dalam satu regu dengan
cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah 2 orang.
Wasit 1 disebut referee sedangkan wasit 2 disebut umpire.

Waktu permainan 4 x 10 menit jika berpedoman dengan aturan Federasi Bola Basket
Internasional. Versi National Basketball Association waktu bermain adalah 4 x 12 menit. Di
antara babak 1, 2, 3, dan babak 4 terdapat waktu istirahat selama 10 menit. Bila terjadi skor
yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih
skor. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama 2 menit. Waktu untuk
lemparan ke dalam yaitu 5 detik.

Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm – 78 cm. Sedangkan
berat bola adalah 600 – 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai
papan, maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 – 1,40 meter.Panjang papan
pantul bagian luar adalah 1,80 meter sedangkan lebar papan pantul bagian luar adalah 1,20
meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter sedangkan lebar papan
pantul bagian dalam adalah 0,45 meter.

Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak papan pantul
bagian bawah sampai ke ring basket adalah 0,30 meter. Ring basket memiliki panjang yaitu 0,40
meter. Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 meter.Panjang garis tengah
lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 meter.
Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan
hukuman yaitu 3,60 meter.

C. Teknik Dasar
1. Memegang Bola

Meski tampaknya sesuatu yang sederhana dan sering disepelekan tetapi memegang bola basket tidak
sembarangan, ada teknik yang harus dilakukan agar bola tersebut benar-benar berada dalam kontrol
tangan kita dan tidak terlepas.

Adapun teknik dasar memegang bola basket yang benar, adalah sebagai berikut :

 Pegang bola basket dengan kedua tangan


 Untuk memegang bola kedua telapak tangan harus dibuka lebar seperti halnya memegang
mangkok besar
 Kedua telapak tangan berada di sisi kanan dan kiri bola serta berada agak di belakang
 Jari-jari tangan direntangkan semua dan melekat di bagian tengah sisi kanan dan kiri bola
 Kedua kaki dibuka lebar, posisi salah satu kaki agak ke depan
 Badan sedikit condong ke depan dan lutut tidak kaku (rileks).

2. Teknik Mengoper Bola Basket


Teknik mengoper bola menjadi salah satu teknik dasar bola basket selain cara memegang bola dan
juga mendrible bola basket. Berdasarkan peraturan permainan bola basket, teknik mengoper bola
harus dilakukan dengan tepat seperti beberapa teknik yang akan kami ulas dengan lengkap berikut
ini.

a. Chest Pass/Operan Dada

Cara mengoper bola basket yang pertama adalah chest pass atau operan dada. Bola dipegang
memakai kedua tangan di depan dada dengan ujung jari tangan. Ibu jari letaknya harus berada di
belakang bola yakni dekat dengan dada. Sementara untuk posisi kaki adalah triple threat yakni
dengan menumpu berat badan pada kaki belakang. Dari posisi ini, berat badan dipindahkan ke depan
sambil melangkah untuk melakukan operan dada ini.

Saat melakukan tolakan mengoper bola, pastikan untuk meluruskan dulu tangan sekaligus ibu jari
diputar ke arah bawah, jadi posisi tangan menjadi lurus dan diakhiri dengan hentakan pergelangan
tangan atau snap. Pandangan mata diarahkan ke bola yang akan dioper dan arah bola harus lurus ke d

b. Bounce Pass/Operan Pantul.

Bounce pass adalah cara mengoper bola basket kedua yang berbeda dengan cara pertama. Salah satu
tangan ditempatkan pada bagian belakang bola atau juga bisa menggunakan kedua tangan dan baru
melepaskan bola. Bola harus menyentuh lantai sekitar dua pertiga dari jarak penerima bola sehingga
akan ditangkap saat pantulan bola sudah setinggi pinggang.

Jika bola dipantulkan terlalu dekat pada diri sendiri, maka bola akan melambung tinggi serta lambat
sehingga mudah direbut oleh lawan. Lambungan bounce pass ini harus sedekat mungkin dengan
penerima bola supaya sulit direbut oleh lawan.

c. Baseball pass atau operan baseball

Baseball atau Operan Baseball dilakukan dengan satu tangan untuk mempermudah dalam
mengoper atau passing jarak jauh. Operan ini dimulai dengan posisi siap dimana salah satu kaki
agak mengarah ke depan dan bola dipegang dengan satu tangan.

Untuk awalnya, bola tetap dipegang dengan kedua tangan dan saat berat badan berpindah ke
belakang bola atau diarahkan dari kedua tangan tepat di belakang bahu, maka bola akan dipegang
dengan satu tangan dan kemudian dilempar. Saat akan melakukan operan, tangan yang akan
mengoper bola diayunkan keatas dan bola dilepaskan saat tangan sudah lurus ke depan.

d. Over Head Pass/Operan Atas Kepala

Cara mengoper bola basket over head pass diawali dengan posisi tubuh yang seimbang dan bola
dipegang diatas kepala dengan siku mengarah kedalam membentuk sudut 90 derajat. Bola tidak
dibawa hingga ke bagian belakang kepala sebab posisi ini akan menyulitkan mengoper bola dengan
cepat dan lebih mudah diambil oleh lawan. Kaki dilangkahkan ke depan sasaran sambil
mengumpulkan kekuatan dengan cara bertumpu pada kaki. Selanjutnya, operan dilakukan dengan
cepat seperti gerakan menghentak dengan jari mengarah pada target dan telapak tangan menghadap
ke bawah.

e. Back Pass/Operan Belakang

Back pass yang juga merupakan teknik mengoper bola basket dilakukan dengan hanya memakai satu
tangan dari balik punggung. Operan ini biasanya dipakai saat akan menyerang dan supaya bisa
menerobos pertahanan lawan dengan cepat.

Back pass ini akan dilakukan secara akurat apabila orang yang mengoper bola jaraknya berdekatan
dengan penerima bola. Jadi bila kawan satu tim berada agak jauh, risiko operan gagal dengan cara ini
akan lebih besar nantinya.

f. Step and Left Hip Pass


Operan bola ini dilakukan dengan cara melangkahkan kaki kiri di mana kaki kanan harus
kanan harus difokuskan kuat karena digunakan sebagai poros. Operan diawali dengan
memegang bola memakai kedua tangan di depan dada.

e. Hook Pass

Teknik passing yang dilakukan dengan satu tangan yang membentuk seperti hook (pancing, kait).
Lekukan lengan kamu ke atas dan melewati bahu kamu. Kamu harus melepaskan bola di depan wajah
kamu untuk operan datar, atau lebih jauh menuju bahu kamu untuk operan yang lebih tinggi. Teknik
ini biasanya digunakan apabila anda mendapati lawan anda memberikan pertahanan yang defensif,
misalnya saja ada dua defender yang menghadang kamu. Teknik ini juga bisa digunakan apabila lawan
memotong sudut dimana anda seharusnya melakukan operan langsung / direct passing kepada teman
kamu.

f. Under Pass

Teknik passing yang dilakukan dari bawah atau lebih tepatnya se-pinggang dengan bola diarahkan
secara lurus ke teman yang masih satu tim, teknik ini bisa diterapkan ketika ingin melakukan operan
jarak pendek. Teknik ini terbilang aman namun kamu harus hati-hati karena lawan kamu bisa
memotongnya sewaktu-waktu.

3. Teknik Pivot

Seperti namanya pivot berarti tumpuan, teknik pivot biasanya digunakan untuk melakukan gerak tipu
yaitu dengan cara mengerakkan badan dengan tumpuan salah satu kaki dengan kedua tangan yang
menjaga bola dari lawan. Aturan melakukan pivot yaitu tidak boleh menggeser kaki yang menjadi
tumpuan saat memutar badan. Usahakan kamu memilih kaki yang terkuat untuk menjadi tumpuan
saat kamu memutar badan untuk melakukan gerakan tipuan, kamu boleh menggerakan kaki yang lain
asalkan kaki tumpuan tidak bergeser.
4. Teknik Shooting

Dalam basket tentu saja kamu memerlukan shooting / tembakan langsung ke ring untuk mencetak
poin. Shooting merupakan teknik dasar permainan bola basket yang wajib kamu kuasai untuk
mendapatkan poin demi poin. Ada banyak cara untuk melakukan teknik shooting, diantaranya :

– Menembak dengan teknik set shoot (posisi berdiri diam ditempat) dengan satu tangan

– Menembak dengan teknik set shoot dua tangan

– Menembak dengan teknik jump shot (disertai dengan lompatan)

– Menembak dengan teknik lay up ( gerakan lari, langkah dan meloncat)

5. Teknik Rebound

Teknik rebound merupakan teknik dasar permainan bola basket yang bisa membuat tambahan poin
dari lemparan temanmu yang gagal. Banyak pelatih yang mengatakan bahwa rebound merupakan hal
penting yang bisa saja memberikan tim kamu kemenangan atau setidaknya posession ball yang bagus.
Rebound merupakan teknik mengambil bola basket yang gagal masuk ring, ada 2 tipe rebound yaitu
rebound ofensif dan rebound defensif. Rebound ofensif artinya lemparan yang gagal dalam satu tim
diambil oleh teman yang masih satu tim kemudian mencoba shot lagi kedalam ring, bila bola masuk
ring maka tim kamu dapat 2 point. Sedangkan defensif rebound adalah teknik merebut bola basket
yang gagal dimasukkan oleh lawan agar tidak ada usaha memasukkan bola lagi kedalam ring.
Menguasai teknik rebound defensif akan menyelamatkan tim kamu dari kekalahan dan berpeluang
melakukan counter attack.
Teknik Rebound

D. Peraturan Permainan
1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu tangan, tetapi tidak boleh
dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola
tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut
berlari pada kecepatan biasa.
4. Bola harus dipegang di dalam atau di antara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh
lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal
pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan
dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa diskualifikasi
pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila
pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain
pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada
masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju),
melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan
pada aturan 5.
7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan
dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik
oleh lawan).
8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam
keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu
gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan
keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan
dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat
tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan.
Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia
memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila
salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat
memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah
pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut.
Wasit memiliki hak penuh untuk memberikan diskualifikasi pemain yang melakukan
pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah
keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu
berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
12. Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit
13. Pihak yang berhasil memasukkan bola ke ring terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang

5. Futsal
A. Sejarah
Futsal dipopulerkan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan
futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil. Ketrampilan yang
dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan
pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil,
contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia,
permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Fédération Internationale de Football
Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia,
dan Oseania.

Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika
Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun
1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih
Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun
pd 1984.

Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya
bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di
posisi pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di Spanyol,
tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia.

Pertandingan futsal internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985, di Universitas Negeri
Sonoma di Rohnert Park, California.

B. Gambar Lapangan dan Ukurannya


 Luas lapangan: panjang 25-43 meter dan lebarnya 15-25 meter.
 Permukaan: Area pertandingan di permukaan yang rata atau tak abrasit
 Lebar Garis: Ada garis batas antara garis melintang pada bagian tengah lapangan, garis
gawang di titik ujung dan di sisi gawang dalam lebar 8 cm.
 Jari jari Lingkaran di bagian tengahnya ialah 3 meter.
 Wilayah penalti dalam jangkauan busur dengan luas 6 meter atas tiang gawang pada masing-
masing kelompok. Kemudian titik pinalti yang pertama dari posisi tengah tepat di garis
gawang dalam jangkauan 6 meter dan titik kedua berjarak 10 meter dari titik pertengahan
garis gawang itu.
 Tinggi gawang Futsal: 2 meter.
 Lebar Gawang Futsal: 3 meter
 Jumlah pemain Futsal: 5 orang di setiap kelompok, jumlah pemain cadangannya paling banyak
7 orang tanpa ada limit dalam pergantian pemain lama dengan yang baru.
 Wasit ada dua yang berada di luar garis, jika ada permasalahan berupa pelanggaran, wasit
dipersilahkan masuk ke arena lapangan.
 Lama pertandingan 2 x 20 menit dengan waktu istirahat 10 menit dan ada perpanjangan
untuk bermain untuk hasil dari dua kali bertanding.

Gambar Lapangan Futsal:


C. Teknik Dasar
1.Kontrol Bola

Teknik mengontrol bola dalam permainan futsal dapat dilakukan dengan menggunakan kaki bagian
dalam, kaki bagian luar dan telapak kaki sebelah depan dengan memanfaatkan sol sepatu. Teknik
mengontrol bola dengan sol sepatu dalam futsal sangat penting sehingga harus dikuasai oleh setiap
pemain.

2.Passing / Pengumpan

Umpanan dapat dilakukan dengan menggunakan beragam sisi kaki, yaitu menggunakan kaki bagian
dalam, kaki bagian luar, ujung kaki, tumit, atau sisi bawah. Namun yang paling baik adalah
menggunakan kaki bagian dalam dengan arah mendatar atau umpanan panjang yang menyusur
tanah, karena umpanan akan memiliki akurasi paling baik jika dibandingkan dengan lainnya.
3.Dribling / Menggiring

Untuk mengecoh pemain lawan dalam sebuah permainan futsal, seorang pemain futsal harus
memiliki kemampuan dalam menggiring bola. Ada beberapa teknik dalam menggiring bola yang harus
dikuasai dalam bermain futsal, berikut ini beberapa teknik dalam menggiring bola pada permainan
futsal:

a) Dribbling menggunakan kaki bagian luar

Dengan teknik ini jika menggunakan kaki kanan pemain futsal dapat mengecoh ke sebelah kiri lawan
atau sebaliknya. Akan tetapi teknik ini tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah kanan bila
menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya.

b) Dribbling menggunakan kaki bagian dalam

Dengan teknik ini pemain futsal dapat mengecoh lawan ke sebelah kanan lawan apabila
menggunakan kaki kanan atau sebaliknya. Akan tetapi teknik ini tidak bisa mengecoh lawan ke
sebelah kiri bila menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya.

c) Dribbling menggunakan bagian punggung kaki

Dribbling menggunakan bagian punggung kaki adalah dapat menggiring bola dengan arah lurus
apabila tidak ada lawan yang menghalangi. Akan tetapi teknik ini kurang efektif untuk mengecoh
lawan ke sebelah kiri atau sebelah kanan.

4.Menendang Keras ( Shooting )

Teknik menendang keras yang efektif dalam permainan futsal adalah menendang bola dengan
menggunakan ujung kaki / sepatu, karena dengan teknik ini bola akan melesat cukup kencang dan
bola juga akan tetap bergerak lurus.

5.Kecepatan

Ciri dari permainan futsal adalah kecepatan, maka pemain futsal dituntut cepat dalam mengalirkan
bola, bergerak mencari ruang untuk menerima umpan, dan bereaksi, karena dengan pergerakan yang
cepat, seorang pemain futsal akan dapat mengecoh lawan dan dalam melakukan penjagaan serta juga
dapat dengan cepat menyusun formasi baik itu ketika melakukan penyerangan ataupun ketika
bertahan. Oleh karena itu kecepatan harus mutlak dikuasai sebagai salah satu teknik dasar futsal.

6.Fisik

Karena dalam permainan futsal dituntut banyak bergerak, berlari dengan kecepatan, maka
dibutuhkan fisik yang bugar, karena tanpa fisik yang baik sangat sulit seorang pemain futsal menjalani
pertandingan dengan tempo tinggi.

D. Peraturan Permainan
SISTEM PERMAINAN

 Pertandingan berlangsung sejak tanggal 10 sampai 30 April


 Terdiri dari empat grup yaitu grup A,B,C, D.
 Masing grup terdiri dari 5 tim
 Permainan menggunakan sistem jumpa di masing – masing grup pada babak penyisihan.
 Satu tim terdiri dari maksimum 12 orang
 Setelah sistem grup selesai permainan akan dilanjutkan ke babak knock out masing – masing
grup akan diambil 2 tim peringkat paling atas . **dengan mempertimbangkan berbagai hal
 Dalam kejuaraan ini hanya diambil juara 1, 2, dan 3
 Setiap pemain dan official menyerahkan ktm, uang jaminan dan formulir (yang diambil di
pertandingan sebelumnya dan diberikan kepada panitia sebelum pertandingan timnya
bertanding).

PERGANTIAN PEMAIN

1. Pergantian pemain dapat dilakukan sewaktu-waktu selama pertandingan berlangsung.


2. Jumlah pemain cadangan atau pemain pengganti maximum 5 pemain.
3. Jumlah pergantian pemain selama pertandingan berlangsung tidak dibatasi. Seorang pemain
yang telah diganti dapat main kembali untuk mengganti pemain lainnya.
4. Pergantian pemain dapat dilakukan pada saat bola didalam atau di luar permainan.
5. Pemain yang ingin meninggalkan lapangan dan pemain yang ingin memasuki lapangan harus
melakukannya pada daerah pergantiannya sendiri, tetapi dilakukan setelah pemain yang
diganti telah melewati batas lapangan. Jika tidak, pemain yang bersangkutan dapat dikenai
sanksi oleh wasit berupa kartu kuning.
6. Pergantian dianggap sah ketika pemain pengganti telah masuk lapangan, dimana saat itu
pemain tersebut telah menjadi pemain aktif dan pemain yang ia gantikan telah keluar dan
berhenti menjadi pemain aktif.
7. Jika pergantian pemain sedang dilakukan, tetapi pemain cadangan masuk terlebih dahulu
sebelum pemain yang akan diganti meninggalkan lapangan secara sempurna maka :
8. Permainan dihentikan
9. Pemain yang akan diganti diperintahkan meninggalkan lapangan
10. Pemain pengganti tadi mendapat peringatan berupa kartu kuning
11. Permainan dimulai kembali dengan melakukan tendangan bebas tidak langsung dilakukan
oleh tim lawan dari tempat dimana bola berada ketika permainan dihentikan (2 kali sentuh).
12. Penjaga gawang boleh berganti tempat dengan pemain lainnya.

KRITERIA JUARA GRUP

 Jumlah point tertinggi.


 Agregate goal terbanyak.
 Kebobolan goal terendah.
 Penalty kick.
TIME_OUT

1. Setiap tim berhak meminta waktu untuk Time-out selama 1 menit kotor dengan waktu bersih
45 detik disetiap babak.
2. Time-out selama satu menit dapat diminta setiap saat, tetapi hanya diperkenankan jika tim
tersebut memegang bola (menguasai bola).
3. Tim yang tidak meminta time-out pada babak pertama, pada babak kedua tim tersebut hanya
berhak mendapatkan satu kali time-out.
4. Ketika time-out diberikan, para pemain harus tetap berada didalam lapangan. Jika selama
masa time-out itu mereka ingin menerima instruksi dari ofisial tim, cara ini hanya dapat
dilakukan hanya pada garis pembatas lapangan (garis samping) – yang sejajar dengan tempat
duduk Tim dan pemain cadangan. Ofisial yang memberikan instruksi tidak boleh memasuki
lapangan.

FOUL

—TENDANGAN BEBAS-PINALTY KICK—

1. Tendangan bebas langsung diberikan kepada tim lawan, jika seorang pemain melakukan salah
satu dari bentuk pelanggaran dibawah ini, dengan pengamatan wasit dan itu merupakan
tindakan yang kurang berhati-hati, kasar atau menggunakan tenaga yang berlebihan :

2. Mencoba mengganjal lawan


3. Mendorong lawan
4. Menendang lawan
5. Menerjang lawan
6. dengan bahunya
7. Memukul lawan
8. Meludah pada lawan
9. Tendangan bebas langsung dilakukan dari tempat dimana terjadinya pelanggaran.
10. Semua pelanggaran yang disebutkan diatas merupakan kumpulan pelanggaran yang
diakumulasikan.
11. Jika seorang pemain telah melakukan pelanggaran kelima bagi timnya maka tendangan bebas
dilakukan dari titik pinalti kedua.
12. Jika tendangan bebas langsung dilakukan kearah gawang dan gol terjadi, maka gol tersebut
dinyatakan sah.
13. Tendangan Pinalti diberikan, jika seorang pemain telah melakukan pelanggaran didaerah
pinaltinya sendiri, tidak peduli dimana posisi bola, tetapi asalkan bola dalam permainan atau
bola hidup.

—TENDANGAN BEBAS TIDAK LANGSUNG—


 Tendangan bebas tidak langsung diberikan pada tim lawan, jika seorang penjaga gawang telah
melakukan salah satu pelanggaran dibawah ini :
 Setelah melepaskan bola dari tangannya, ia menerima kembali dari rekan tim (dengan
kaki/tangan), sebelum melewati garis tengah atau sebelum dimainkan atau belum disentuh
oleh pemain lawan.
 Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya, dengan secara sengaja dikembalikan
kepadanya oleh rekan tim (back pass).
 Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya, setelah ia menerima bola langsung dari
tendangan kedalam yang dilakukan oleh rekan tim.
 Menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya atau kaki, lebih dari empat detik.
 Tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim lawan, dari tempat dimana terjadinya
pelanggaran. Kecuali, terjadi didalam daerah pinalti, maka tendangan bebas tidak langsung
dilakukan dari garis daerah pinalti ditempat yang terdekat dimana pelanggaran terjadi.
 Untuk Tendangan Bebas Tidak Langsung, gol hanya dapat tercetak dan dinyatakan sah,
apabila bola tersebut sudah menyentuh/tersentuh pemain lainnya sebelum masuk kegawang.

—YELLOW CARD-RED CARD—

o Seorang pemain diperingatkan dan menunjukkan kartu kuning, jika ia melakukan


pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :
o Bersalah karena melakukan tindakan yang tidak sportif.
o Memperlihatkan perbedaan pendapatnya dengan melontarkan perkataan atau aksi yang tidak
baik.
o Memperlambat atau mengulur-ulur waktu pada saat memulai kembali permainan, tidak
mengikuti perintah untuk menjaga jarak yang ditentukan ketika dilakukan tendangan sudut-
tendangan kedalam-tendangan bebas atau tendangan gawang.
o Masuk atau kembali ke lapangan tanpa ijin wasit atau melanggar prosedur pergantian
pemain.
o Untuk setiap pelanggaran di fase grup yang mendapat kartu kuning dikenai denda sebesar
5.000,00
o Dan untuk setiap pelanggaran di fase knock out yang mendapat kartu kuning dikenai denda
sebesar 10.000,00

Seorang pemain atau pemain cadangan dikeluarkan dengan menunjukkan kartu merah, jika ia
melakukan salah satu pelanggaran sebagai berikut :

o Pemain bermain sangat kasar,


o Meludah pada lawan atau orang lain,
o Menghalangi lawan untuk mencetak gol atau kesempatan mencetak gol dengan sengaja
memegang bola dengan cara yang tidak diperkenankan dalam peraturan (hal ini tidak berlaku
kepada penjaga gawang didalam daerah pinaltinya sendiri),
o mengeluarkan kata-kata yang sifatnya menghina atau kata-kata caci-maki,
o menerima peringatan (Kartu Kuning) kedua didalam pertandingan yang sama.
o untuk setiap pelanggaran di fase grup yang mendapat kartu merah dikenai denda sebesar
10.000,00
o untuk setiap pelanggaran di fase knock out yang mendapat kartu merah dikenai denda
sebesar15.000,00
o Uang jaminan 50.000,00

o Seorang pemain yang dikeluarkan oleh wasit tidak dapat ikut kembali kepermainan yang
sedang berjalan, dan harus meninggalkan sekitar lapangan. Pemain cadangan dapat masuk ke
lapangan dua menit setelah rekan timnya dikeluarkan, kecuali tercipta gol oleh lawannya
sebelum masa dua menitnya berakhir, dan pemain secara sah telah diijinkan oleh wasit atau
pencatat waktu.
o Seorang pemain yang dikeluarkan oleh wasit karena kartu merah tidak dapat ikut kembali
kepermainan dan pemain tersebut tidak diperbolehkan untuk bermain selama 2
pertandingan.
o Seorang pemain yang terkena akumulasi kartu kuning selama pertandingan juga tidak
diperbolehkan untuk bermain selama 1 pertandingan.
o Pemain boleh sodorkan/operkan bola ke penjaga sendiri dengan kepala (sundulan pada bola
dengan kepala), dengan dada atau lutut dan cara lain, asalkan bola telah melewati garis
tengah (lapangan) atau telah menyentuh/disentuh atau dimainkan oleh pemain lawan.
o Tiap tindakan pura-pura di dalam lapangan adalah berniat menipu wasit, harus diberikan
sangsi sebagai kelakuan tidak sportif.
o Pemain yang melepaskan baju kaos/shirt ketika merayakan suatu gol, harus diberikan
peringatan untuk kelakuan tidak sportif.
o Pihak panitia hanya menyediakan pertolongan Pertama (P3K) pada cedera ringan, untuk
selanjutnya sudah menjadi tanggung jawab masing-masing tim.

—TENDANGAN KE DALAM—

Tendangan kedalam adalah cara untuk memulai kembali permainan. Gol tidak dapat disahkan
langsung dari tendangan kedalam.

Bola harus ditempatkan pada garis pembatas lapangan (garis samping), pada saat menendang bola,
bagian dari setiap kakinya berada pada garis pembatas lapangan atau di luar garis pembatas
lapangan, pemain/penendang kedalam harus melakukannya dalam waktu 4 detik dari saat
menempatkan bola.
—CORNER—

Tendangan sudut adalah cara untuk memulai kembali permainan. Gol dapat tercetak langsung dari
tendangan sudut, tetapi hanya dilakukan terhadap tim lawan, tendangan sudut dilakukan dalam
waktu tidak lebih 4 detik oleh pemain yang akan melaksanakan Corner.

WASIT

Terdiri dari wasit 1 dan wasit 2.

—WEWENANG WASIT—

Setiap pertandingan dipimpin oleh seorang wasit yang memiliki wewenang penuh untuk memegang
teguh Peraturan Permainan sehubungan dengan pertandingan dimana ia telah ditunjuk untuk
memimpinnya, terhitung mulai dari saat ia masuk sampai dengan ia meninggalkan lapangan tersebut.

—KEKUASAAN DAN TANGGUNG JAWAB WASIT—

1. Memegang teguh Peraturan Permainan.


2. Membiarkan permainan terus berlanjut ketika terjadi pelanggaran pada salah satu tim,
namun pada saat yang sama tim yang dilanggar mempunyai kesempatan untuk mencetak gol.
Tetapi, jika kesempatan tersebut tidak dapat diraihnya, wasit tetap akan memberikan
hukuman kepada tim yang membuat pelanggaran sebelumnya.
3. Mencatat hasil pertandingan sebagai bahan laporan pertandingan, termasuk memberikan
hukuman terhadap para pemain dan/atau ofisial tim pada insiden lainnya yang terjadi
sebelum, selama dan seusai pertandingan.
4. Bertindak sebagai pencatat waktu jika ofisial/petugas yang ditetapkan, tidak hadir.
5. Menghentikan, menunda atau mengakhiri pertandingan untuk setiap pelanggaran peraturan
atau yang disebabkan oleh bentuk campur tangan luar.
6. Memberikan hukuman terhadap pemain yang salah dan mengeluarkan pemain tersebut.
7. Memastikan/menjamin bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berkepentingan masuk
kedalam lapangan.
8. Menghentikan pertandingan jika, menurut pendapatnya, seorang pemain terluka parah dan
memastikan bahwa ia dipindahkan dari lapangan.

9. Memperkenankan permainan diteruskan hingga bola keluar lapangan permainan jika seorang
pemain, menurut pendapatnya, hanya cidera ringan.
10. Memastikan bahwa setiap bola yang digunakan memenuhi standar futsal.

—KEPUTUSAN WASIT—

Semua keputusan wasit mengenai fakta yang berhubungan dengan permainan adalah final dan tidak
dapat dirubah. Wasit 1 dan wasit 2 hanya dapat merubah keputusannya, jika menyadari bahwa
mereka membuat kesalahan atau jika mereka beranggapan itu perlu dilakukan, asalkan permainan
belum dimulai kembali atau pertandingan (belum) diakhiri.

KEPUTUSAN 1

Jika wasit 1 dan wasit 2 secara bersamaan mengeluarkan sinyal pelanggaran secara bersamaan dan
terdapat perbedaan keputusan, maka tetap keputusan wasit 1 yang dibenarkan.

KEPUTUSAN 2

Wasit 1 dan wasit 2 memiliki hak memperingatkan atau mengeluarkan pemain, tetapi jika terjadi
perbedaan diantara mereka, maka tetap keputusan wasit 1 yang dibenarkan.

TUGAS WASIT KEDUA

Wasit kedua ditunjuk untuk menjalankan sisi lapangan yang berlawanan dari posisi wasit 1.Ia juga
diperkenankan menggunakan peluit.Wasit kedua membantu wasit untuk mengawasi pertandingan
sesuai dengan Peraturan Permainan.Memiliki kekuasaan untuk menghentikan permainan untuk
setiap pelanggaran peraturan.

LAMANYA PERTANDINGAN

Pada fase penyisihan grup Pertandingan dilangsungkan dua babak, dengan masing-masing babak
berlangsung selama 2×10 menit kotor.

Di fase knock out pertandingan berlangsung setiap babak selama 2×15 menit kotor.

Jarak waktu istirahat antara babak pertama dan babak kedua adalah 3 menit.

Setelah memasuki babak Knockout , jika pertandingan selama 2 x 15 menit skor sama , maka akan
langsung diadakan adu penalti sebanyak 3 penendang dan jika imbang penalti maka dilakukan koin
toss untuk menentukan penendang/penjaga gawang di tendangan ke 4.

BOLA DI DALAM DAN DI LUAR PERMAINAN

Bola diluar permainan, jika:

 Bola secara keseluruhanmelewati garis gawang, apakah menggelinding atau melayang.


 Permainan telah dihentikan sementara oleh wasit.
 Bola menyentuh langit-langit.

Bola dalam permainan setiap waktu termasuk ketika :

 Bola memantul dari tiang gawang atau memantul palang gawang ke dalam lapangan.
 Bola memantul/menyentuh wasit ketika mereka masih berada didalam lapangan.
 Ketika pertandingan sedang dimainkan/berlangsung pada lapangan indoor dan secara tidak
sengaja bola menyentuh langit-langit, Permainan akan dilanjutkan kembali dengan tendangan
kedalam, diberikan kepada lawan dari tim yang terakhir menyentuh bola. Tendangan kedalam
dilakukan dari sebuah titik pada garis terdekat dibawah langit-langit dimana bola
menyentuhnya.

BAB II. PERMAINAN BOLA KECIL

1. Permainan Tenis Meja


A. Sejarah
Tenis meja dibuat di Inggris sekitar abad ke-19, di mana dimainkan oleh orang kelas atas sebagai
permainan indoor setelah makan malam. Tenis meja mempunyai beberapa nama, salah satunya
"whiff whaff", dan disarankan bahwa permainannya pertama kali dikembangkan oleh tentara Inggris
di India atau Afrika Selatan, di mana mereka membawanya kembali ke Inggris. Sebaris buku disusun
ditengah meja sebagai net, di mana dua bukunya berfungsi untuk memukul bola golf. Nama "ping-
pong" digunakan hampir semua negara sebelum perusahaan Inggris J. Jaques & Son Ltd
menjadikannya merek dagang pada tahun 1901. Nama "ping-pong" kemudian lebih digunakan untuk
permainan yang dimainkan peralatan Jaques, dengan perusahaan lain menyebutnya tenis meja.
Situasi yang sama terjadi juga di Amerika Serikat, di mana Jaques menjual hak nama "ping-pong"
kepada Parker Brothers. Parker Brothers lalu menjadikannya merek dagang tahun 1920-an, membuat
organisasi lainnya mengubah nama menjadi "tenis meja" dibanding menggunakan nama yang lebih
umum, namun dengan merek dagang.

Inovasi besar berikutnya dilakukan oleh James W.Gibb, pencinta tenis meja, yang menemukan bola
seluloid dalam perjalanan menuju AS tahun 1901 dan menurutnya cocok untuk permainan. Ini diikuti
E.C. Goode yang, pada tahun yang sama, menciptakan versi modern dari raket dengan memasang
selembar karet yang diberi bintik, ke kayu yang sudah diasah. Tenis meja mulai terkenal pada tahun
1901 disebabkan turnamen yang dibuat, buku yang menuliskan tentang tenis meja, dan kejuaraan
dunia tidak resmi pada tahun 1902. Pada awal 1900an, permainan ini dilarang di Russia karena
penguasa pada masa itu percaya bahwa memainkan tenis meja memiliki efek yang buruk pada
penglihatan pemain

Tahun 1921, Asosiasi Tenis Meja (TTA) dibuat di Inggris, dan diikuti Federasi Tenis Meja Internasional
(ITTF) pada tahun 1926. London menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia resmi pertama tahun 1926.
Tahun 1933, Asosiasi Tenis Meja Amerika Serikat, sekarang disebut, Tenis Meja Amerika, dibentuk.

Tahun 1930, Edgar Snow berkomentar di Red Star Over China bahwa pihak Komunis di Perang
Saudara China mempunyai "hasrat untuk Tenis Meja asal Inggris" yang menurutnya "ganjil".

Tahun 1950an, raket yang menggunakan lembaran karet digabung dengan lapaisan spons di dasarnya
mengubah permainan secara dramatis, meningkatkan kecepatan dan perputaran bola. Ini
diperkenalkan perusahaan alat olahraga Inggris S.W. Hancock Ltd. Penggunaan lem cepat dapat
meningkatkan kecepatan dan perputaran lebih jauh, yang menghasilkan perubahan peralatan untuk
"menurunkan kecepatan permainannya". Tenis meja diperkenalkan sebagai cabang Olimpiade pada
tahun 1988.

B. Gambar Lapangan dan Ukurannya

1. Lebar meja 152,5 cm

2. Panjang meja 274 cm

3. Tinggi meja 76 cm

4. Bagian tinggi net dan net overhanging 15,25 cm

5. Panjang Net = 183 cm

6. Lebar / Tinggi Net = 15,25 cm

7. Jarak Meja Ke Tiang = 15,25 cm

8. Luas Net = 0,279075 meter persegi

Bola yang digunakan dalam permainan ini biasanya adalah bola dengan warna putih atau oranye yang
mana memiliki diameter 40 cm dengan berat yakni 2,7 gram. Bola yang baik yakni dijatuhkan dari
ketinggian 30,5 cm maka pantulan pertamanya setinggi 25-26 cm. untuk mengetahui bola yang baik
untuk digunakan dalam permainan tenis meja yakni dengan melihat tanda bintang yang ada pada cap
bola. Tanda bintang ada antara 1 sampai 3, semakin banyak maka semakin bagus kualitasnya.

Ukuran raket yang tidak ditentukan namun memang untuk bentuk raket yang benar yakni datar pada
daun raketnya dan tentunya kaku. setidaknya pada daun raket 85% mengandung kayu dan bisa
diperkuat dengan menggunakan bahan lain seperti serat karbon, serat kaca, atau kertas yang
dipadatkan. Nah, pada raket ini harus dilapisi dengan karet yang dilapisi lem untuk merekatkan. Lem
yang digunakan tidak boleh lebih dari 2 mm dan jika karet tipis maka dilapisi dengan spons. Sebelum
permainan dilangsungkan biasanya pemain akan menyerahkan raketnya pada wasit untuk diperiksa.

Permainan tenis meja ini hanya dilakukan oleh dua orang. Permainan hampir mirip dengan voli yang
mana menggunakan net, namun teknik yang digunakan berbeda, meskipun prinsipnya sama bahwa
bola harus bisa melewati net untuk bisa aman dan terus bermain. Ukuran lapangan tenis meja standar
nasional internasional ini memang menjadi patokan untuk ukuran meja di semua negara dan
kebanyakan juga menggunakan ukuran standar untuk membuat meja untuk permainan ini. semoga
artikel diatas membantu anda untuk mengetahui ukuran lapangan yang digunakan untuk permainan
tenis meja.

C. Teknik Dasar
1) Teknik Grip

Teknik grip atau cara memegang raket tenis meja adalah teknik dasar yang utama untuk diperhatikan.
Di awal, sangatlah penting untuk mengetahui sekaligus melatih cara memegang bet tenis meja. Hal ini
pun turut memengaruhi performa kita ketika berada dalam permainan, maka dari itu berikut ini
adalah 3 jenis teknik gripnya:

a. Penholder Grip

Pada cara memegang bet dengan metode penholder grip, fokus utama adalah dengan memegangnya
persis seperti ketika Anda memegang pulpen. Teknik grip ini diketahui cukup jarang dipakai oleh para
pemain tenis meja di Asia. Ini karena penggunaan teknik shakehand grip jauh lebih populer dan
banyak digunakan.

Teknik ini pun penggunaannya hanya bisa dilakukan pada satu sisi bet ketika bermain. Pukulan yang
paling sesuai ketika memegang dengan cara ini adalah pukulan forehand dan akan cukup sulit jika
hendak memakai pukulan backhand. Pergerakan kaki pemain harus tepat dan lincah ketika
menggunakan teknik grip satu ini.

Cara Melakukan:

 Pastikan untuk memegang bet yang mengarah ke bawah dengan grip atau pegangan yang
menghadap ke atas.
 Bet harus dipegang tepat di mana pegangan menyatu dengan bidang bet memakai jari
telunjuk dan ibu jari. Ya, teknik ini sangat persis dengan cara kita saat sedang memegang
sebuah pena.
 Pada sisi bet lainnya, kita sah-sah saja untuk menekukkan ketiga jari kita lainnya, atau juga
bisa meluruskannya ke bawah bet tapi rapatkan dulu jari-jari kita.
b. Shakehand Grip

Shakehand grip juga diketahui menjadi cara memegang bet yang paling multiguna sehingga
banyak pemain tenis meja yang menyukai cara pegangan ini. Bahkan banyak pelatih tenis
meja pun menyarankan pemainnya untuk menggunakan teknik grip satu ini, baik di luar
maupun dalam negeri.
Cara Melakukan:
 Pastikan posisi bet tegak lurus sejajar dengan lantai.
 Mulailah memegang bet tenis meja seakan sedang bersalaman atau berjabat tangan dengan
orang lain.
 Jari telunjuk bisa diluruskan pada bagian bawah bidang bet tenis meja, sementara ibu jari
diposisikan pada permukaan bet lainnya di atas bidang yang telunjuk kita pegang.
 Tekuklah ibu jari dan rilekskan sedikit supaya kuku pada ibu jari kita tegak lurus dengan
permukaan bet yang kita pakai untuk melakukan pukulan. Intinya, jangan sampai ibu jari
bagian dalam kita menyentuh bagian permukaan bet tenis meja.
 Bidang bet pun pastikan menyandar di leukan antar ibu jari serta telunjuk yang kira-kira ¼ inci
dari sisi jari telunjuk.
 Letakkan jari telunjuk untuk dekat dengan bagian bet dan posisikan melintang ke arah atas
bet.
 Agak merapatkan ibu jari pada bet sangat boleh.

c. Seemiller Grip

Penggunaan teknik grip seemiller ini sangatlah mirip dengan handshake grip, namun yang
membedakan adalah bahwa teknik grip ini bagian jari telunjuk pemain memegang seluruh bagian bet.
Sementara untuk bet yang atas, pemain perlu memutarnya 20-90 derajat untuk mengarah ke tubuh.
Karena merupakan hasil pengembangan dan variasi dari shakehand grip, maka tak heran kalau cara
memegangnya pun sama.

Cara Melakukan:

 Cukup memulai pegangan dengan melakukan langkah-langkah pada handshake grip.


 Bagian atas bet putar 90 derajat ke arah tubuh kita. Pukulan backhand bakal semakin kuat
ketika kita semakin memutar bet, namun risikonya pukulan forehand pun bakal melemah.
 Jari telunjuk lekukkan sepanjang bagian sisi bet tenis meja.
2. Teknik Footwork
Dalam footwork yang benar, pemain perlu memerhatikan posisi siku di mana harus dalam posisi
memegang bet dan ada pada titik tengah antara backhand dan forehand. Jaga supaya siku tetap ada
tak jauh dari tengah meja dan gerakkan tubuh agak ke kiri. Pemain juga perlu memerhatikan serta
fokus pada pergerakan dan posisi lawan.

Posisi kaki kerap diabaikan karena mungkin hanya ada 2, yakni dari sisi kanan dan kiri, namun
sebenarnya langkah kaki kita harus tepat. Metode footwork yang paling umum adalah two-step dan
penggunaannya lebih sering dilakukan oleh apra pemain yang bertipe menyerang, dengan cara seperti
di bawah ini:

 Tekuk sedikit bagian lutut.


 Berat badan harus terbagi rata pada kedua kaki, sementara penumpuan berat badan adalah
pada ujung kaki.
 Ketika hendak melangkah ke kiri, geser kaki kiri ke arah kiri di mana berat badan ditumpukan
ke arah kaki kiri.
 Untuk kaki kanan perlu ikut dengan kaki kiri. Bila hendak memukul dengan teknik forehand,
kaki kanan tarik ke belakang supaya seperti posisi awal dalam menerapkan pukulan forehand.

3. Teknik Stance
Teknik dalam tenis meja lainnya yang sangat mendasar adalah teknik bersiap siaga atau diketahui
dengan istilah teknik stance. Stance ini termasuk dalam teknik penempatan posisi tangan, kaki berikut
juga anggota tubuh lainnya ketika hendak melakukan serangan kepada lawan atau ketika bertahan.

a. Square Stance

Teknik positioning adalah inti dari square stance ini, yakni ketika posisi badan pemain menghadap
meja tenis. Teknik square stance adalah sebuah teknik yang secara umum digunakan oleh para
pemain tenis meja ketika menerima servis bola dari pihak lawan. Tapi juga menjadi posisi siap saat
lawan menyerang kita.

Pada waktu teknik ini diterapkan, bagian kaki kita hanya perlu digerakkan slangkah ke depan, lalu ke
belakang, kiri maupun kanan, atau secara diagonal. Pemain akan dengan mudah melakukannya
asalkan terus melatih gerakan-gerakan penting dalam teknik ini.

b. Side Stance

Pada teknik side stance, tubuh pemain perlu berada pada posisi menyamping ke kiri atau kanan. Salah
satu bahu pemain pun perlu diposisikan lebih dekat dengan net, khususnya saat hendak melakukan
serangan kepada lawan. Posisi bahu kiri perlu lebih dekat dengan net apabila melakukan teknik
pukulan forehand untuk pemain yang memang memakai tangan kiri dalam memukul alias kidal.

4. Teknik Memukul

Bicara tentang teknik dasar, maka dalam tenis meja pun kita perlu belajar akan teknik memukul. Ada
2 teknik memukul yang mendasar, yakni forehand dan backhand seperti yang telah disebut-sebut
sebelumnya. Jika ingin bola melaju keras, maka pukulan forehand-lah yang digunakan, sementara
untuk pukulan topspin dan backspin yang mudah, maka pukulan backhand-lah yang digunakan.

Namun sebenarnya, tak hanya forehand dan backhand saja teknik pukulan yang perlu untuk dikenal
dan dilatih dengan baik. Ada juga sejumlah teknik pukulan lain semacam pukulan servis, drive, chop
dan push yang juga paling sering diterapkan pada sebuah permainan tenis meja oleh para pemainnya.

a. Teknik Pukulan Forehand

Teknik Pukulan Forehand dan BackhandPemain perlu melakukan teknik pukulan forehand apabila
bola ada di sisi kanan tubuh pemain. Untuk melakukan teknik pukulan ini, biasanya adalah dengan
membuat posisi tubuh lebih rendah, dan tangan yang dipakai memegang bet bisa digerakkan ke arah
pinggang sebelah kanan apabila tidak kidal.

Dari situ, kemudian siku pun akan otomatis membentuk sudut sekitar 90 derajat. Selanjutnya pemain
hanya tinggal membuat tangan bergerak ke arah depan tapi upayakan supaya bentuk sudut siku tidak
berubah. Pada pukulan forehand, akan lebih baik kalau menggunakan cara memegang bet dengan
teknik penholder.

b. Teknik Pukulan Backhand

Ketika bola ada di sisi kiri tubuh pemain, maka pukulan yang paling tepat untuk dilakukan adalah
pukulan backhand. Dalam melakukannya, seorang pemain memang perlu merendahkan lebih dulu
posisi tubuh yang dilanjutkan dengan menggerakkan tangan ke arah pinggang kiri apabila bukan
seorang kidal. Siku harus membentuk sudut 90 derajat juga, barulah tangan yang memegang bet
digerakkan ke arah depan. Jaga siku baik-baik supaya tetap 90 derajat dan bet harus juga dijaga lurus.

c. Teknik Pukulan Servis

Penyajian bola pertama dengan memukul bola, itulah yang dinamakan dengan servis. Teknik pukulan
ini terbagi menjadi beberapa tipe, yakni servis backhand topspin, forehand topspin, backhand
backspin dan juga forehand backspin. Perlu diketahui bahwa topspin merupakan sebuah teknik arah
putaran bola searah jarum jam, sementara backspin adalah kebalikannya alias berlawanan dengan
arah jarum jam.

d. Teknik Pukulan Chop


Teknik Pukulan ChopPukulan ini memiliki sifat bertahan dan untuk persiapan pukulan forehand chop
pada dasarnya mirip dengan pukulan forehand, hanya saja posisi bet perlu agak lebih sedikit terbuka.
Bet kemudian digerakkan ke depan namun sedikit mengarah ke bawah. Upayakan agar ada kontak
dengan bola tepat di depan kanan tubuh. Sementara untuk backhand chop juga punya teknik awal
yang sama seperti pukulan backhand, hanya saja posisi bet terbuka dan upayakan supaya kontak bola
terjadi di sisi bawah bet depan dan perkenaan bola ada di sisi kiri dengan sedikit ke depan tubuh.

e. Teknik Pukulan Push

Teknik Pukulan PushKetika pemain tenis meja harus menghadapi backspin, maka pukulan backspin
pasif pun dilakukan, dan push inilah pukulan tersebut. Tujuan dari pukulan ini adalah supaya bola tak
melambung terlalu tinggi. Dalam melakukan teknik ini, terutama forehand push, perhatikan supaya
posisi bet agak terbuka dan bet digerakkan ke depan serta agak ke bawah.

Upayakan supaya bola dapat ada kontak dengan bet bagian tengah. Sedangkan untuk melakukan
backhand push, perkenaan bola sebetulnya mirip seperti forehand push, hanya bedanya penggunaan
backhand-lah yang digunakan. Upayakan perkenaan bola pada sisi kiri bisa dekat dengan tubuh
bagian depan.

f. Teknik Pukulan Drive


Teknik Pukulan DrivePukulan datar nan keras hasil dari pukulan dengan ayunan panjang kita sebut
dengan teknik pukulan drive. Jenis pukulan ini memang termasuk cepat dan keras dan untuk
melakukan forehand drive, bet harus digerakkan lebih dulu ke arah depan.

Gerakan tersebut jangan lupa disertai dengan tubuh yang diputar ke depan di mana ini setara dengan
perputaran sebanyak 30 derajat. Pada sikap awal, sebaiknya pemain menguatkan pergelangan tangan
supaya bet tak gampang mengalami perubahan posisi ketika hendak melakukan teknik pukulan
forehand drive ini.

Sementara untuk melakukan backhand drive, siku harus dibuat lebih dulu membentuk sudut 90
derajat. Bet yang bergerak harus diikuti dengan gerak putar tubuh. Upayakan ada kontak dengan
bola, terutama sewaktu bet ada di depan tubuh yang sedikit ada di sisi kiri. Pada pukulan ini, pemain
kerap salah dalam gerakan kaki, jadi harus lebih sering melatih teknik backhand agar mahir.

g. Teknik Pukulan Block

Teknik Pukulan BlockIni adalah teknik pengembalian pukulan keras yang diarahkan oleh lawan
kepada kita. Cara ini terbilang paling sederhana dan pemain cukup melakukan block setelah bola
memantul dari meja supaya lawan tak menyerang dengan cepat. Ini karena bola yang sudah kita block
juga bakal kembali secara cepat.

Untuk forehand block, bet digerakkan ke arah depan lebih dulu, tapi bet harus dalam posisi tertutup
di mana sisi depan bet mengarah ke bawah. Fokuskan pandangan pada datangnya bola dan cepat-
cepat lakukan block sesudah bola memantul dari meja. Tepat di bagian tengah bet-lah perkenaan bola
dengan bet harus terjadi.

Untuk backhand block, pastikan bet ada di sisi kiri tubuh pemain dan gerakkanlah ke depan apabila
ingin menerapkan blocking, sementara bet berposisi tertutup. Fokuskan pandangan terhadap arah
datangnya bola dan lakukan block secepatnya sesudah bola memantul dari meja. Masih pada bagian
tengah bet untuk perkenaan bola dengan bet.

D. Peraturan Permainan
1. Bet

Aturan yang pertama yaitu mengenai bet atau raket. Bet dalam olahraga tenis meja adalah alat
pemukul/raket terbuat dari campuran kayu dan serat karbon yang digunakan untuk memukul bola.
Cara memilih bet tenis meja yang sesuai standard yaitu yang 85% terbuat dari bahan kayu, sedangkan
sisanya adalah serat karbon, serat kaca, dan kertas padat. Pada bagian sisi raket yang biasa digunakan
untuk menerima bola dilapisi karet licin dengan ketebalan 2mm tanpa spons dan 4mm dengan spons.
Campuran bahan-bahan ini bertujuan untuk membuat bet lebih kokoh.

2. Bola

Peraturan yang kedua yaitu mengenai bola. Bola adalah salah satu perlengkapan tenis meja paling
dasar selain bet. Sesuai dengan standard, bola yang digunakan dalam permainan tenis meja yaitu
berbentuk bulat dengan diameter 40mm dan berat 2,7gr. Bahan dasar yang digunakan adalah plastik
atau selulosa yang tidak mengilap. Sementara itu, warna yang dibolehkan adalah putih atau oranye,
tidak warna lainnya.

3. Meja

Aturan berikutnya yaitu mengenai meja. Ukuran standard untuk meja dalam permainan tenis meja
yaitu panjang 2,74m, lebar 1,525m, dan tinggi 76cm dari permukaan lantai. Sementara itu, bahan
dasar standard yang digunakan adalah kayu yang dapat menghasilkan pantulan bola setinggi kurang
lebih 23cm ketika pemain menjatuhkan bola di ketinggian 30cm. Untuk warna, diwajibkan
menggunakan warna yang gelap dan dibuat garis pembatas selebar 2cm warna putih.

4. Net

Dalam salah satu peraturan tenis meja, ukuran panjang standard net yaitu 15,25cm yang diukur dari
tiang penjaga net dan penjepit net. Tidak diperbolehkan untuk melebihi tinggi standard yang sudah
ditetapkan. Net tenis harus dipasang dengan rapat dan menyentuh dasar meja tanpa ada celah
sedikitpun.

5. Poin

Peraturan tenis meja yang kelima yaitu mengenai perhitungan poin. Pemain akan mendapatkan nilai
atau poin jika kondisinya seperti berikut ini:

1. Bola melayang melewati meja tanpa memantul terlebih dahulu


2. Lawan sudah lebih dulu menyentuh bola tanpa bisa mengembalikannya
3. Lawan tidak dapat mengembalikan bola dengan tepat atau benar
4. Lawan memukul bola dengan sisi daun raket yang tanpa pelapis karet
5. Servis yang dilakukan oleh lawan tidak sempurna sehingga menyebabkan bola tidak melewati
net atau melewati net namun tidak memantul di meja.
6. Lawan memukul bola melebihi sekali sebelum bola melewati net.
7. Lawan membuat gerakan menyentuh net.
8. Lawan menyentuh meja dengan tangan yang tidak memegang bet
9. Lawan membuat gerakan yang mengakibatkan permukaan meja bergerak.
10. Lawan memukul bola tidak secara berurutan (pada nomor ganda).
6. Servis dan Pengembalian Bola

Aturan selanjutnya yaitu mengenai servis dan pengembalian bola. Berikut adalah aturan-aturan
standard yang ditetapkan:

 Untuk menentukan urutan servis, menerima bola, dan tempat diputuskan dengan cara
undian. Setelah mendapatkan keputusan dari undian, pemenangnya dapat menentukan atau
memilih servis, menerima bola, atau tempat lebih dulu.
 Jika salah satu pemain atau pasangan memilih salah satu dari tiga pilihan tersebut, yang
lainnya harus memilih yang lainnya, tidak boleh sama.
 Pemain atau pasangan yang memulai pada suatu tempat atau sisi dalam satu permainan, akan
berpindah tempat di permainan berikutnya. Kemudian, pada permaianan/set penentuan,
pemain atau pasangan harus bertukar tempat jika salah satunya sudah mendapatkan poin 5.
 Setelah mendapatkan 2 poin, secara bergantian penerima/pasangan melakukan servis hingga
permainan selesai. Pengecualian jika kedua pemain/pasangan tersebut sama-sama telah
mencapai poin 10. Selanjutnya, jika diberlakukan percepatan waktu, urutan servis dan
menerima servis tetap sama namun masing-masing harus melakukan servis sekali secara
bergantian.
7. Pertandingan

Aturan mengenai jalannya pertandingan dalam permainan tenis meja adalah sebagai berikut:

1. Wasit utama memimpin jalannya pertandingan, sedangkan wasit pembantu dibantu oleh
pencatat poin/skor disediakan oleh panitia acara untuk menjaga netralitas.
2. Keputusan wasit adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat
3. Para pemain atau peserta diwajibkan mengenakan pakaian olahraga
4. Para peserta harus dalam keadaan atau kondisi fisik dan metal yang sehat
5. Diberlakukan toleransi maksimal keterlambatan, yaitu 10 menit.
6. Peserta akan dipanggil maksimal 3 kali. Lebih dari itu akan dinyatakan diskualifikasi.
7. Para pemain diwajibkan mengenakan sepatu ketika bertanding
8. Tidak diwajibkan bagi peserta untuk membawa perlengkapan sendiri karena sudah disediakan
oleh panitia.
8. Sistem Pertandingan

Jika sebelumnya adalah aturan mengenai pertandingan, maka berikutnya adalah aturan mengenai
sistem pertandingan. Berikut adalah aturan standard sistem pertandingan yang ditetapkan:

 Pertandingan ditetapkan dengan sistem gugur


 Sistem penghitungan yang digunakan yaitu best of three best of three di mana angka
kemenangan 11 rally point saat babak penyisihan.
 Pada babak final, sistem penghitungan yang digunakan yaitu best of five dengan angka
kemenangan 11 rally point.
 Jika terdapat poin seri (10-10), maka akan ditambah pertandingan 2 poin lagi
 Pemain yang lebih dulu mendapatkan poin selisih 2 akan dianggap sebagai pemenangnya.
 Jika masing saja seri setelah selisih tambahan 2 poin, maka akan dilakukan centrian koin
hingga didapatkan pemenangnya.
9. Pelanggaran

Jika sebelum-sebelumnya telah dijelaskan mengenai peraturan-perturan standard mengenai


perlengkapan dan pertandingan, selanjutnya yang juga perlu dibahas yaitu aturan mengenai
pelanggaran. Berikut adalah kriteria-kriteria disebut sebagai pelanggaran dalam permainan tenis
meja:

 Mendorong atau menggerakkan meja ketika bola sedang dimainkan atau rally
 Pemain mengangkap bola yang dipukul oleh lawan dengan posisi tangkapan tepat di atas
meja
 Bet atau tangan menyentuh meja dan net ketika bola rally atau dimainkan.
 Ketika melakukan servis, pemain gagal mengenai bola, baik itu sengaja maupun tidak.
 Ketika melakukan teknik pukulan atau servis, posisi pukulan tidak berada di posisi seharusnya.
Misalnya, posisi pukulan berada tepat di atas meja. Posisi yang seharusnya yaitu berada di
luar batas meja.
2. Permainan Tenis Lapangan
A. Sejarah

Asal mula pertama tenis masih merupakan perdebatan. Beberapa pendapat meyakini bahwa Mesir,
Yunani, dan Romawi kuno telah memainkan suatu permainan yang menjadi cikal bakal tenis. Gambar
atau pernyataan mengenai permainan yang menyerupai tenis tersebut belum pernah ditemukan,
tetapi beberapa kata bahasa Arab yang berasal dari masa Mesir kuno dinyatakan sebagai bukti. Teori-
teori tersebut menyatakan bahwa kata tenis berasal dari nama sebuah kota Mesir, Tinnis, yang
terletak di tepi sungai Nil dan kata raket dikembangkan dari kata bahasa Arab untuk telapak tangan,
yaitu rahat.

Sebagian besar sejarawan meyakini asal mula tenis adalah permainan kuno yang dimainkan di bagian
utara Perancis pada abad ke-12. Permainan itu dilakukan dengan memukul bola menggunakan
telapak tangan. Louis X dari Perancis adalah salah satu penyuka permainan jeu de paume,
(“permainan telapak tangan”), yang nantinya berkembang menjadi tenis, dan ia tercatat menjadi
orang yang membangun lapangan tenis di dalam ruangan menurut gaya modern. Louis tidak
menyukai bermain tenis di lapangan terbuka dan memerintahkan pembuatan lapangan tertutup di
dalam ruangan di Paris "sekitar akhir abad ke-13". Sayangnya, pada Juni 1316 di Vincennes, Val-de-
Marne, dan setelah satu permainan khusus yang melelahkan, Louis meminum sejumlah besar anggur
dingin dan kemudian meninggal akibat radang paru-paru atau pleuritis, meskipun ada juga dugaan
keracunan. Karena kematiannya tersebut, Louis X menjadi pemain tenis pertama yang namanya
dicatat dalam sejarah.

Raket mulai digunakan pada abad ke-16 dan permainannya mulai disebut "tenis", yang berasal dari
istilah dalam bahasa Perancis lama tenez, yang dapat diartikan "tahan!", "terima!", atau "ambil!",
suatu interjeksi yang digunakan oleh pemain yang melakukan service ditujukan pada lawannya.
Permainan tersebut populer di Inggris dan Perancis, meskipun permainan tersebut hanya dimainkan
di dalam ruangan dan bola sewaktu-waktu dapat keluar melewati tembok.

B. Gambar Lapangan dan Ukurannya

Bentuk lapangan tenis adalah persegi panjang yang dibagi menjadi dua bidang permainan dan dipisah
oleh bentangan net. Pada masing-masing bidang permainan terdapat garis servis, garis servis tengah,
dan garis pinggir permainan tunggal.
Lapangan tenis memiliki bentuk persegi panjang dengan permukaan datar dan rata. Standar ukuran
lapangan tenis memiliki panjang 78 kaki (23,77 m) dengan lebar 27 kaki (8,2 m) untuk tunggal dan 36
kaki (10,97 m) untuk ganda.

Lapangan dibagi dua dan dibatasi oleh jaring/net yang tergantung pada tall atau kabel metal diameter
maksimum 0,8 cm (sepertiga inci), poros tiang terletak disebelah luar lapangan berjarak 0,914 m (3
kaki) dan masing-masing sisi dan tinggi net/jaring 3 kaki 6 inci (1,07 m).
Bila lapangan untuk permainan ganda, dipergunakan untuk permainan tunggal, maka jaring/net harus
ditunjang hingga ketinggian 3 kaki 6 inci (1,07 m) dengan menggunakan dua buah tiang yang disebut
"tongkat tunggal" (single post) bila berbentuk persegi, sisinya tidak melebihi 7,5 cm (3 inci), bil
berbentuk bundar diameternya tidak melebihi 7,5 cm (3 inci). Poros tongkat tunggal terletak 0,914 (3
kaki) ditambah luar lapangan tunggal pada setiap sisinya, tinggi jaring/net ditengah 0,914 (3 kaki).

Ukuran lapangan Tenis Internasional

International Tennis Federation (ITF) atau Federasi Tenis Internasional telah menetapkan ukuran
standar lapangan tenis internasional yaitu sebagai berikut:

 Panjang lapangan tenis: 23,77 meter


 Lebar lapangan untuk permainan tunggal: 8,2 meter
 Lebar lapangan untuk permainan ganda: 10,97 meter
 Jarak garis servis dari garis net: 6,40 meter
 Jarak garis pinggir permainan tunggal dan garis pinggir lapangan: 1,37 meter
 Jarak tiang net permainan tunggal: 0,914 m dari garis pinggir permainan tunggal
 Jarak tiang net permainan ganda: 0,914 m dari garis pinggir lapangan
 Tinggi net bagian ujung (tinggi tiang net): 1,07
 Tinggi net tepat di tengah: 0,914 meter
 Panjang ruangan: 36,7 meter
 Lebar ruangan: 18,3 meter

C. Teknik Dasar
1. Teknik Memegang Raket Tenis Lapangan
Teknik Dasar Memegang Raket Tenis LapanganPada permainan tenis lapangan, salah satu teknik dasar
yang paling utama untuk diketahui dan dipelajari adalah cara memegang raket tenis. Sebelum
mengenal cara bermain dasar dari tenis lapangan, memegang raket harus dilakukan secara benar
lebih dulu. Ada 3 teknik memegang raket, yaitu:

 Western – Jenis pegangan atau grip ini biasanya pemain tenis pakai ketika hendak melakukan
pukulan topspin. Teknik pegangan satu ini adalah seperti ketika kita memegang gagang
sebuah wajan di mana pangkal telunjuk kita posisi pda gagang raket adalah di sisi bawah.
 Continental – Jenis pegangan satu ini adalah yang termasuk umum dan dilakukan oleh pemain
tenis lapangan sejak zaman dulu saat masih memakai raket yang terbuat dari kayu. Tangan
perlu diposisikan ada di atas gagang raket dan posisikan pangkal telunjuk di sudut empat
untuk pemain kidal dan di sudut satu bagi pemain yang menggunakan tangan kanan.
 Forehand Eastern – Jenis pegangan ini adalah yang paling dianjurkan untuk dipelajari para
pemula. Grip ini dianggap paling cocok untuk para pemula yang hendak mempelajari
permainan tenis lapangan. Pegangannya mirip dengan sewaktu kita berjabat tangan dan
biasanya ada variasi pukulan yang diberikan oleh pegangan ini, seperti flat, slice, dan spin.

2. Teknik Servis

Teknik Dasar Servis Tenis LapanganServis merupakan teknik yang paling dasar dalam beberapa jenis
olahraga, termasuk pada tenis lapangan. Servis adalah teknik dasar berupa pukulan untuk membuka
permainan dan itulah mengapa pukulan pionir ini dianggap vital bagi para pemain tenis untuk
menguasainya. Ada 3 teknik servis yang dikenal dengan slice service, cannon ball/flat serve, dan
American twist.

Namun, yang akan dibahas kali ini adalah teknik servis paling mendasar saja di mana pada gerakan
servis perlu ada koordinasi tangan saat hendak melemparkan bola yang artinya servis sudah akan
dimulai. Proses lempar bola atau toss perlu dilakukan pada satu tempat yang sama dan secara
konsisten.

 Untuk servis dengan toss yang baik, lakukan agak di depan kepala dan kemudian bola
dilemparkan lurus ke atas.
 Awali dengan mengambil posisi di belakang garis baseline dan pikiran bisa dipusatkan pada
bola di area servis lawan.
 Posisi kaki kanan di belakang dan kaki kiri di depan dengan arah kaki paralel dengan garis
baseline. Pemakaian grup untuk servis adalah grip continental.
 Setelah itu, lanjutkan dengan melempar bola ke atas dengan posisi sedikit ke depan kepala
Anda dan tingginya diperkirakan 20-30 cm. Tangan pastikan lurus ke atas untuk kunci toss
yang sempurna dan trayek bola juga sudah lurus. Di waktu inilah, berat badan bisa ditransfer
ke bagian kaki belakang.
 Ayunkan raket ke belakang saat bola sudah melambung dan fokuskan pandangan pada bola
tersebut. Pakai tangan yang melempar bola untuk mematok pukulan bola.
 Ketika bola telah mencapat titik kontak, ayunkan raket ke depan dan berat badan Anda
tumpukan ke kaki depan dari kaki belakang supaya pukulan servis bertenaga.
 Sesudah melakukan kontak dengan bola alias memukulnya, lanjutkan dengan followthrough
dan Anda bisa siap kembali ke posisi untuk pukulan-pukulan selanjutnya.

Pada intinya, sikap menerima servis adalah sikap yang siap dan harus selalu dalam kondisi
mengantisipasi. Setiap pemain tenis dianjurkan untuk demiian, terutama ketika pihak lawan hendak
melakukan servis dengan memukul bola. Bola mulai melambung, maka kita harus ancang-ancang
dengan gerakan yang tepat agar bisa membalas serangan dengan tepat.

Bagi pemula, teknik dasar dari tenis lapangan ini tidaklah mudah bagi pemula karena untuk
melakukan servis memerlukan kekonsistenan sekaligus juga dilakukan secara terarah. Hanya saja,
karena ini merupakan teknik dasar, dengan berlatih terus dan memiliki jam terbang lebih tinggi,
pukulan servis pun akan menjadi semakin baik.

3. Teknik Dasar Memukul Bola

Teknik Dasar Memukul Bola Tenis Lapangan Forehand dan BackhandPada permainan olahraga tenis
lapangan, jenis pukulan dibagi menjadi beberapa tipe dan Anda pun perlu mengenalinya satu per satu
apabila ingin mulai belajar tentang tenis dan memainkannya dengan benar.

 Pukulan Lob – Jenis teknik pukulan ini juga disebut dengan teknik pukulan melambung di
mana pukulan dilakukan sedikit pelan tapi bola melambung melewati lawan dan akhirnya bisa
jatuh di bagian garis belakang. Biasanya, pukulan ini digunakan untuk membuat usaha lawan
menjadi terhambat untuk mendekati net. Pukulan ini juga lebih umum pemain lakukan ketika
bola melalui bagian atas kepala lawan.
 Pukulan Voli – Jenis pukulan ini juga merupakan salah satu teknik dasar yang perlu Anda
pelajari di mana sebelum bola jatuh ke lapangan Anda bisa melakukan pukulan ini. Pada
dasarnya, pukulan voli ini dianggap menguntungkan bagi pemain apabila dilaksanakan di
posisi yang dekat dengan net. Pada pukulan voli dan juga lob, Anda bisa menggunakan
backhand maupun forehand.
 Pukulan Overhead Smash – Para pemain tenis biasanya banyak juga menggunakan pukulan ini
di mana tujuan utamanya adalah untuk mematahkan bola lambung yang berada di dekat net.
Jika dibandingkan antara pegangan dan pelaksanaannya, maka memang dapat dikatakan
mirip ketika melakukan servis, tapi Anda tak perlu mengayunkan raket ke bawah lebih dulu
dan bawa ke belakang kepala raket secara langsung.
 Pukulan Chop – Jenis atau teknik pukulan ini perlu dilakukan oleh pemain dari atas ke bawah
sehingga memang bola kemudian bisa berputar ke belakang. Akibatnya, bola berjalan lebih
lambat dan melambungnya pun tak tinggi sesudah terpantul lantai. Pukulan ini dapat
memberikan manfaat yang tak terduga jika dilakukan secara benar.
 Pukulan Backhand – Dalam melakukan pukulan backhand ini, Anda perlu melakukan
pegangan forehand eastern dan setelah itu lanjutkan dengan memutarnya ¼ lingkaran ke kiri.
Raket harus dipegang kuat-kuat supaya pukulan dapat terkendali dengan baik. Anda bisa
mengubah posisi raket ketika raket dibawa ke sisi kiri tubuh.
 Pukulan Forehand – Pada teknik pukulan forehand dan bakchand, selalu pastikan bahwa Anda
memutar tubuh ke arah pinggul ketika bola telah dipukul oleh lawan. Posisi bahu kiri arahkan
ke net dan arahkan raket ke samping. Ketika bola yang dipukul lawan telah melewati net dan
sebentar jatuh ke lapangan sisi Anda, segera kaki kiri Anda langkahkan ke depan dan mulailah
turunkan raket hingga tingginya sepinggang dan akhirnya menuju ke lapangan. Sesudah bola
memantul, tumpukan berat badan ke kaki kiri dan bola bisa dipukul tepat di depan pinggul
kiri. Lanjutkan pukulan dengan gerakan lengan lurus ke arah net walau pukulan bola
bermaksud pelan.
 Pukulan Drop Shot – Pada pukulan satu ini, Anda bisa melakukannya dengan backhand
maupun forehand. Untuk forehand drop shot, awali dengan berdiri dengan kaki terbuka
selebar bahu dan letakkan tangan kanan pada sisi kanan tubuh, barulah bola bisa Anda pukul
dari atas ke bawah. Sementara untuk backhand drop shot, Anda bisa mengawali dengan
mengambil posisi berdiri dengan kaki terbuka selebar bahu. Tumpukan berat badan di bagian
kaki kiri dan letakkan tangan kanan di sisi kiri tubuh. Ketika memukul bola, pastikan tangan
pemegang raket Anda gerakkan dari kiri ke arah depan bawah.
D. Peraturan Permainan
1. Lapangan
 Ukuran panjang lapangan tenis adalah 23,78 meter sedangkan untuk lebarnya adalah 10,97
meter.
 Untuk ukuran jarak garis pinggir permainan tunggal yang diukur dari garis pinggir lapangan
adalah 1,37 meter sedangkan untuk jarak garis service yang diukur dari garis net adalah 6,40
meter.
 Jarak tiang net juga memiliki ukuran tersendiri di mana untuk permainan tunggal yang diukur
dari garis pinggir permainan tunggal adalah 0,914 meter, sementara untuk permainan ganda
yang diukur dari garis pinggir lapangan adalah sama, yaitu 0,914 meter.
 Untuk tinggi net juga mempunyai ukuran standar, yaitu 0,914 meter pada tinggi net yang
berada tepat di tengah dan juga 1,07 meter untuk tinggi net bagian ujung yang sama seperti
tinggi tiang net.
 Untuk panjang ruangan ada 36,7 meter dan lebarnya adalah 18,3 meter.
 Lapangan tenis juga wajib dalam keadaan rata di mana itu artinya sangatlah tidak
diperkenankan untuk sampai berlubang atau meski hanya bergelombang. Jika permukaan
tanahnya sampai bergelombang atau berlubang, maka otomatis akan mengganggu para
pemainnya.

2. Penentuan Tempat
Sebelum permainan tenis lapangan dimulai, pada umumnya sebuah pertandingan akan dilaksanakan
penentuan tentang siapa yang paling memiliki hak untuk melakukan service pertama dan memilih sisi
lapangan. Seperti halnya dalam permainan sepak bola atau bola basket, penentuan akan tempat ini
tak bisa sembarangan.

Pelaksanaan penentuan biasanya adalah berdasar pada undian dan undian ini dilakukan dengan
memanfaatkan koin atau alat lain yang wasit gunakan. Pada tiap awal pertandingan, pemain akan
diminta mengambil posisi yang benar, yaitu sisi kanan lapangan masing-masing. Jadi, pemain tak
boleh berada di tempat lain sewaktu penentuan.

3.Peralatan dan Perlengkapan


 Untuk raket tenis lapangan, yang dianggap paling sah adalah berstandar ukuran 29 inci untuk
panjang dan 12,5 inci untuk lebarnya.
 Raket tenis lapangan juga perlu mempunyai area pukul berupa senar yang rata.
 Kostum tenis lapangan juga tak bisa sembarangan meski memang dijual di pasaran dengan
begitu banyak pilihan untuk para petenis. Namun yang lebih disarankan adalah kostum
dengan bahan yang gampang menyerap keringat.
 Sepatu pun sebaiknya tidak menggunakan sepatu yang sembarangan karena paling baik dan
nyaman tentu adalah dengan menggunakan sepatu khusus tenis lapangan. Mengapa harus
sepatu khusus? Sepatu khusus telah didesain sesuai dengan kebutuhan permainan para
petenis lapangan, jadi lebih baik mengenakan sepatu tenis saja. Bergerak pun akan jauh lebih
nyaman dan perlindungan terhadap cedera juga lebih maksimal.
4. Teknik Permainan
 Forehand, yakni pukulan dengan telapak tangan yang memegang raket menghadap ke depan.
 Backhand, yakni pukulan denga punggung tangan yang memegang raket menghadap ke
depan.
 Slice, yakni pukulan backhand atau forehand dengan memiringkan kepala raket sedikit lalu
memukulnya dengan cara diayun ddari atas ke bawah.
 Groundstroke, yakni pukulan backhand atau forehand dengan melakukannya sesudah bola
memantul 1 kali pada permukaan lantai lapangan.
 Dropshot, yakni pukulan yang menyentuh net dan kemudian jatuhnya di area lawan beradan.
 Spin, yakni pukulan backhand atau forehand dengan memiringkan raket sedikit atau banyak
yang apabila sampai kena bola bakal membuat bola berputar atau berubah arah.
 Lob, yakni pukulan dengan memukul bola tinggi mengarah pada sebelah belakang lawan.
 Smash, yakni pukulan yang dilakukan dengan keras dan menghantam bola tanpa menyentuh
tanah di atas kepala dan target pukulan adalah ke lapangan sisi lawan.
 Volley, yakni pukulan backhand atau forehand dengan melakukannya sebelum bola memantul
di lapangan.
 Passing shot, yakni pukulan yang membuat bola melalui lawan yang sedang berada di area
dekat net, namun bukan dalam artian bola melintas di atas lawan.

5. Melakukan Service
Untuk peraturan dalam melakukan service pun perlu diperhatikan dengan baik, yakni pemain yang
didaulat melaksanakan service awal atau pertama (pemain A) posisi harus ada di belakang garis
baseline sewaktu melakukan service. Arah service juga sebaiknya diagonal ke lapangan pemain B atau
pemain penerima bola.

Sebagai aturannya juga, bola harus memantul 1 kali saja dan tidak boleh lebih dari itu sebelum
pemain B mengembalikannya. Pada kasus permainan ganda, rekan satu tim pemain B atau si
penerima bola sama sekali tak boleh menyentuh bola service sebelum penerima memukulnya.

Pernyataan bola masuk adalah ketika bola bisa melewati net dan tidak memantul pada area sendiri.
Sedangkan bola akan dinyatakan keluar ketika bola jatuh di area luar lapangan atau bola sama sekali
tak menyentuh garis yang telah ditetapkan.

6. Penghitungan Skor
Aturan penghitungan skor pada tenis lapangan juga sudah ada standarnya. Secara umum, ada 3 set
permainan pada pertandingan internasional walau terkadang ada 5 set dalam permainan
tunggal/putra. Yang ditentukan sebagai pemenang pertandingan adalah pemain atau tim yang
menang pada 2 set lebih dulu.

 Jika skor sudah sampai 40-40, maka inilah yang disebut dengan istilah deuce.
 Jika tejadi deuce, maka pemain perlu memenangkan 2 poin lagi supaya bisa menang dalam
permainan.
 Nilai unggul akan didapatkan oleh pemain yang memasukkan bola saat deuce dan ini yang
dinamakan dengan Ad atau Advantage.
 Namun ketika nilai tersebut diperoleh oleh pemain yang melakukan service, maka istilahnya
adalah ad in, sedangkan poin yang diterima oleh penerima bola disebut dengan ad out.
 Pemain perlu memenangkan sampai 6 game untuk menang dalam satu set dengan selisih 2,
namun pengecualian jika menggunakan tie break.
 Pemain bisa memenangkan sebuah permainan dengan skor 6-0, 6-1, 6-2, 6-3, dan 6-4 namun
tidak dengan 6-5.
 Apabila poin sampai 6-5, maka akan diadakan permainan atau babak tambahan yang perlu
dimainkan hingga salah satu pemain bisa unggul 2 game dan poin otomatis menjadi 10-8 atau
8-6 atau 7-5.
 Ada sistem tie break pada tenis lapangan dan penggunaan sistem ini adalah dengan tujuan
untuk mencegah jumlah set terlalu banyak. Dan untuk penggunaam sistem, sistem 12 poinlah
yang umumnya digunakan.
 Pemain pertama perlu memperoleh 7 poin dengan selisih 2 poin apabila permainan berskor 6-
6 supaya bisa menang dalam set tersebut di mana akhirnya skor menjadi 7-6.
3. Permainan Badminton
A. Sejarah

Olah raga yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar
2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Republik Rakyat Tiongkok.
Di Tiongkok, terdapat permainan yang disebut Jianzi, yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa
raket. Alih-alih, koknya dimanipulasi dengan kaki. Objektif permainan ini adalah untuk menjaga kok
agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.

Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks
sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan
bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini
cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah
Punch mempublikasikan kartun untuk ini.

Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, dan Siam (sekarang
Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-
anak di wilayah setempat mereka.

Olah raga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad
ke-19 saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune
dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.

Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan
namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan
Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore bulu tangkis - sebuah permainan
baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat
Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.

Rancangan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi bulu tangkis
Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada
1899 dengan Kejuaraan All England.

Bulu tangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan
Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia.

B. Gambar Lapangan dan Ukurannya


Permainan badminton punya lapangan yang bentuknya persegi panjang dan digolongkan atas dua
yaitu bidang permainan yang saling berhadapan dan terpisah dengan net yang membentang di
tengah.

Ada beberapa garis permainan pada masing masing bidang tersebut yaitu garis servis depan, garis
servis tengah, garis servis samping (Untuk permainan tunggal) sisi kiri dan kanan, dan garis servis
belakang (bagi permainan ganda).

Adapun ketebalan masing masing Garis-garis permainan lapangan badminton tersebut sekitar 40mm
dan diharuskan berwarna kontras dengan warna lapangan. Adapun beberapa warna garis yang
direkomendasikan ialah warna kuning atau putih.

Disarankan juga bahan Permukaan lapangan badminton adalah dari bahan sintetis yang lunak dan
kayu, dan tidak diperbolehkan untuk menggunakan permukaan lapangan yang bahannya dari bahan
sintetis yang keras dan beton karena bisa menyebabkan para pemain cidera.

Ukuran Lapangan Bulu Tangkis / Badminton


Adapun ukuran lapangan permainan badminton yang ditetapkan dan ditentukan oleh Federasi
Badminton Internasional (IBF, International Badminton Federation) yang saat kini kita kenal dengan
nama Federasi Dunia Badminton (BWF, Badminton World Federation).

Sedangkan di Indonesia berada dibawah naungan PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia).
Berikut ukuran internasional lapangan badminton yang ditetapkan standar internasional :

 Panjang lapangan badminton adalah 13,40 m


 Lebar lapangan badminton 6,10 m
 Jarak garis servis depan dari garis net 1,98 m
 Jarak garis servis tengah dari garis samping lapangan 3,05 m
 Jarak garis servis belakang (untuk permainan ganda) dari garis belakang lapangan 0,76 m
 Jarak garis samping permainan tunggal dari garis pinggir lapangan 0,46 m
 Tinggi tiang net 1,55 m
 Tinggi net 1,52 m
C. Teknik Dasar
1. Cara Memegang Raket (Grip)

Teknik paling dasar dari permainan olahraga bulu tangkis adalah cara memegang raket. Hal ini adalah
faktor utama yang paling berpengaruh terhadap kualitas pukulan yang dihasilkan. Seorang pemula
yang belajar bermain bulu tangkis harus benar-benar menguasai teknik dasar ini terlebih dahulu agar
bisa melanjutkan ke teknik dasar permainan bulu tangkis berikutnya. Adapun cara memegang raket
ini terdiri dari 2 jenis teknik, yaitu sebagai berikut :

a. Teknik Forehand
Cara memegang raket dengan teknik forehand dapat dilakukan dengan menggunakan tangan kanan
atau kiri. Adapun detail cara-caranya, sebagai berikut :

1. Posisi kepala raket menyamping


2. Pegang raket seperti halnya ketika kita berjabat tangan dengan orang lain
3. Antara ibu jari dan jari telunjuk terdapat jarak yang berbentuk seperti huruf V
4. Jari yang lainnya (kelingking, jari manis, jari tengah) menggenggam raket

b. Teknik Backhand

Sama halnya dengan teknik forehand, cara memegang raket dengan teknik backhand ini juga
dapat dilakukan dengan tangan kanan atau kiri. Pada dasarnya cara memegang raket dengan
teknik backhand ini sama halnya dengan teknik forehand, hanya ada sedikit perbedaan yakni
posisi ibu jari dan jari telunjuk lebih dekat. Adapun detail cara-caranya, sebagai berikut :

 Posisi kepala raket menyamping


 Posisi ibu jari sedikit terpisah dengan keempat jari lainnya
 Empat jari (jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking) memegang raket

2. Pukulan

Jenis pukulan yang lazim digunakan dalam permainan olahraga bulu tangkis atau badminton adalah
teknik forehand. Pukulan dengan menggunakan teknik forehand dilakukan dengan cara mengayunkan
badan dari arah belakang bergerak menuju arah depan raket, dimana posisi telapak tangan
menghadap ke shuttlecock. Adapun detail cara melakukan pukulan dengan teknik forehand ini,
adalah sebagai berikut :

 Pegang raket dengan cara pegangan raket teknik forehand


 Posisi kaki kanan dan kiri menyilang (kaki kanan di belakang dan kaki kiri berada di depan)
 Miringkan badan ke sebelah kanan
 Pukul shuttlecock sambil menggerakkan bahu ke depan
 Biarkan tangan bergerak terus ke bawah
 Ketika anda ingin melakukan pukulan clear, maka pukullah shuttlecock sekeras mungkin

3. Gerakan Kaki (Footwork)

Dalam permainan olahraga bulu tangkis ada satu keahlian dasar atau basic skill yang harus dimiliki
yakni kelincahan. Seorang pemain bulu tangkis dituntut untuk lincah dalam bergerak, tidak hanya
tangan yang melakukan pukulan saja tetapi juga anggota tubuh lainnya tak terkecuali pergerakan
kaki. Hal ini karena untuk melakukan dan menghasilkan pukulan berkualitas sekaligus mematikan,
antara tangan, tubuh dan kaki haruslah terjadi suatu harmonisasi. Kerja sama yang baik antara
anggota-anggota tubuh ini tidak hanya kita butuhkan saat melakukan serangan, tapi juga untuk
bertahan dari serangan lawan main.

4. Sikap dan Posisi Badan

Teknik dasar permainan bulu tangkis sikap dan posisi badan ini merujuk pada konsep keseimbangan.
Tidak hanya kelincahan, keseimbangan juga merupakan unsur yang tak kalah penting dalam
permainan olahraga bulu tangkis. Hal yang sederhana dan terkadang dipandang sebelah mata oleh
masyarakat awam. Namun bagi seorang pemain bulu tangkis profesional, mereka paham betul betapa
pentingnya unsur keseimbangan ini dalam permainan. Bukti nyata dari pentingnya unsur
keseimbangan dalam permainan bulu tangkis dapat kita lihat pada pertandingan-pertandingan bulu
tangkis profesional, baik yang bertaraf lokal, nasional maupun internasional. Sering kali seorang
pemain bulu tangkis kurang maksimal atau bahkan gagal menghasilkan pukulan yang berkualitas
hanya karena keseimbangan mereka yang tidak baik.

Adapun cara yang harus dilakukan agar memiliki keseimbangan yang baik, adalah sebagai berikut :

 Posisikan badan bertumpu pada kedua kaki kanan dan kiri (hal ini berlaku pada saat
menyerang ataupun bertahan)
 Tekuk atau bengkokkan kedua lutut, selanjutnya berdiri dengan ujung kaki hingga pinggang
berada pada posisi tegak
 Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi sejajar atau salah satu kaki berada di depan
 Salah satu lengan siku yang tidak memegang raket berada di samping badan, agar tangan
lainnya yang memegang raket bebas bergerak
5. Posisi Badan Ketika Memukul (Hitting Position)
Tak bisa dipungkiri bahwa dalam permainan olahraga bulu tangkis, tidak hanya cara memukul tetapi
posisi tubuh pada saat melakukan pukulan juga sangat mempengaruhi kualitas pukulan yang
dihasilkan. Adapun detail posisi badan ketika memukul yang benar, adalah sebagai berikut :

 Usahakan posisi badan menyamping ke arah net


 Kaki kiri berada di depan kaki kanan
 Posisi badan berada di belakang shuttlecock
 Bahu kanan sedikit ditarik ke belakang
 Ketika sedang melakukan beberapa pukulan, maka harus ada pergantian pada posisi bahu
kanan dan kaki kanan
6. Service

Secara umum, teknik service dalam permainan bulu tangkis dilakukan dengan cara mengarahkan
shuttlecock ke kanan, kiri, depan ataupun belakang pemain lawan. Hal yang harus dihindari ketika
melakukan service adalah posisi shuttlecock yang tanggung dan berada tepat di depan lawan. Hal ini
sama saja dengan bunuh diri karena dengan begitu lawan akan dapat dengan mudah mengembalikan
service sekaligus mematikan pergerakan kita. Dalam melakukan service pada permainan olahraga
bulu tangkis terdapat 3 jenis teknik, yaitu sebagai berikut :

6.1 Forehand Service

Forehand Pendek

Teknik service forehand pendek berarti melakukan service dengan menggunakan sedikit tenaga saja
yang mengakibatkan ayunan pada raket tidak terlalu kuat. Ketika melakukan service dengan teknik ini
maka posisi jatuhnya shuttlecock tidak akan jauh dari net, dan berada di area depan pemain lawan.

Forehand Tinggi

Teknik forehand tinggi menggunakan tenaga penuh pada saat melakukan service. Akibatnya, posisi
jatuhnya shuttlecock akan berada sangat jauh dari net. Teknik service forehand tinggi mengakibatkan
pergerakan shuttlecock akan melambung tinggi melewati tubuh pemain lawan dan kemudian jatuh di
area belakang pemain lawan tersebut. Biasanya ketika melakukan jenis service dengan teknik
forehand tinggi, pemain sedikit lebih memperkokoh posisi badan dan berdiri mereka yakni dengan
membuka kedua kaki selebar pinggang kaki dan posisi tubuh menyamping.

6.2 Backhand Service

Jenis teknik service backhand sedikit berbeda dengan kedua teknik sebelumnya. Teknik service
backhand ini dilakukan dengan menggunakan tenaga yang sedang dan ayunan yang sedang pula
(tidak terlalu pelan dan tidak terlalu kuat). Ketika melakukan service dengan teknik backhand posisi
kaki harus disesuaikan dengan tangan mana yang memegang raket. Jika yang memegang raket adalah
tangan kanan maka kaki kanan berada di depan, dan kaki kiri berada di belakang. Service yang
Salah/Dilarang :

 ketika memukul shuttlecock, posisi kepala raket lebih tinggi atau sejajar dengan pegangan
raket
 posisi kepala raket lebih tinggi dari pinggang
 posisi kaki berada di atas garis tengah (garis depan area permainan sendiri)
 kaki kiri melangkah
 kaki kanan melangkah saat shuttlecock belum dipukul
 gerakan mengayun raket dan memukul shuttlecock dilakukan dalam rangkaian gerakan yang
terputus
 penerima service bergerak ketika shuttlecock belum dipukul oleh pemain yang melakukan
service

Service yang Benar :

 pada saat memukul shuttlecock, kepala raket harus berada di bawah (lebih rendah) dari posisi
pegangan raket
 pada saat memegang shuttlecock, ia harus diposisikan lebih rendah dari pinggang
 kaki kiri harus dalam keadaan diam (tidak melangkah sedikitpun)
 kaki bisa bergeser tapi tetap tidak boleh terangkat dari tanah/lantai
 mengayun raket dan memukul shuttlecock harus dilakukan dalam satu rangkaian gerakan
 si penerima service hanya dibolehkan bergerak ketika shuttlecock telah dipukul oleh pemain
yang melakukan service
7. Pengembalian Service

Tidak hanya tata cara melakukan service, teknik pengembalian service juga perlu dikuasai dalam
permainan olahraga bulu tangkis. Gerakan pengembalian service ini dapat dilakukan dengan berbagai
cara yakni dropshot dan netting. Gerakan yang sangat dihindari ketika melakukan pengembalian
service adalah gerakan smash. Hal ini karena pergerakan shuttlecock pada gerakan service ini tidak
terlalu kuat/tajam, sehingga jika kita melakukan gerakan smash maka pukulan smash yang dihasilkan
kurang/tidak tajam. Dan akibatnya pemain lawan dapat dengan mudah mengembalikan pukulan
smash kita, bahkan dalam beberapa kasus justru pemain lawanlah yang akan diuntungkan dengan hal
ini karena pukulan smash yang lemah akan dibalas dengan pukulan smash yang sangat tajam. Hingga
akhirnya mematikan pergerakan permainan kita sendiri.

8. Overhead

Dalam permainan olahraga bulu tangkis, overhead dilakukan ketika arah posisi jatuhnya shuttlecock
mengarah ke belakang posisi tubuh kita berdiri. Selanjutnya overhead ini dilakukan dengan cara
memukul shuttecock seperti halnya melempar, dan raket dipegang dengan menggunakan teknik
forehand.

9. Smash
Dalam permainan olahraga bulu tangkis, smash merupakan suatu teknik gerakan yang bersifat
menyerang dan bertujuan untuk mematikan pergerakan pemain lawan. Pukulan smash terbaik akan
tercipta jika dilakukan dengan lompatan tinggi, karena dalam posisi tersebutlah kita bisa
mendapatkan posisi pukulan smash yang sempurna. Pukulan smash ini dilakukan dengan penuh
tenaga dan shuttlecock dipukul mengarah ke arah bawah area lawan. Karena dilakukan dengan penuh
tenaga, maka pergerakan shuttlecock pada pukulan smash ini sangat tajam.

10. Dropshot

Dropshot merupakan gerakan dalam olahraga bulu tangkis yang sifatnya hampir sama dengan
gerakan smash, atau lebih tepatnya versi lembut dari gerakan smash. Gerakan dropshot juga bersifat
menyerang dan bertujuan untuk mematikan pergerakan pemain lawan. Berbeda dengan gerakan
smash yang dilakukan dengan penuh tenaga, dropshot dilakukan dengan sentuhan halus atau sedikit
dorongan. Target jatuhnya shuttlecock saat melakukan gerakan dropshot ini adalah berada tak jauh
dari net.

Gerakan dropshot ini sering digunakan untuk mengecoh pemain lawan, yakni dengan melompat tinggi
seperti akan melakukan smash namun ternyata adalah gerakan dropshot yang shuttllecock-nya jatuh
tak jauh dari net dan bergerak secara halus (tidak tajam seperti halnya pukulan smash). Melakukan
pukulan dropshot memiliki kesulitan tersendiri jika dibandingkan dengan pukulan smash. Ketika
melakukan pukulan dropshot terdapat beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain dan
berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya pukulan dropshot tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pukulan dropshot :

1. posisi tubuh
2. pegangan raket
3. pergerakan kaki
4. perpindahan berat badan yang bergerak secara harmonis

Langkah-langkah melakukan teknik dropshot :

1. pegang raket dengan menggunakan teknik forehand


2. posisi tubuh menyamping ke arah bahu
3. pergerakan tubuh harus lincah hingga posisi tubuh berada di belakang shuttlecock
4. memukul raket dengan posisi tangan lurus, kemudian lakukan gerakan seperti halnya
melakukan smash tetapi cukup berikan sedikit dorongan dan sentuhan pada shuttlecock
5. arahkan shuttlecock ke posisi yang kosong dari area pemain lawan (daerah yang kira-kira
tidak bisa dijangkau oleh pemain lawan), baik ke kanan, kiri ataupun depan

11. Netting

Netting merupakan salah satu gerakan yang sulit dalam permainan olahraga bulu tangkis. Bahkan
seorang pemain yang telah terhitung sebagai pemain profesional kelas nasional dan internasional
sekalipun tidak menjamin ia selalu berhasil melakukan teknik netting ini. Hal ini karena gerakan
netting membutuhkan sense yang tinggi serta cara dan arah penempatan bola yang harus tepat.
Teknik netting dilakukan dengan cara melakukan pukulan pelan pada shuttlecock kemudian
mengarahkan posisi jatuhnya sedekat mungkin dari net.

D. Peraturan Permainan
1. Peraturan Service Bulutangkis
Servis (Service) adalah pukulan pertama ke arah lawan yang dilakukan untuk memulai suatu
permainan bulutangkis. Tips agar bisa melakukan service yang baik dan benar bisa dibaca pada Cara
Servis yang Betul Dalam Bulutangkis.

Service dilakukan dari satu sisi lapangan (kiri atau kanan) menyilang menyeberangi jaring ke area
lawan. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dinyatakan keluar dan poin untuk penerima
servis. Antara partai tunggal dan ganda memiliki area servis masing-masing yang berbeda.
Pengungdian service dilakukan sebelum permainan dimulai, seorang wasit melakukan pengundian
terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang pertama berhak melakukan servis.

Beberapa aturan service yang perlu diperhatikan dalam pemainan bulutangkis antara lain :

 Pada saat memukul, tinggi kepala (daun) raket harus berada dibawah pegangan raket.
 Perkanaan kok harus berada di bawah pinggang.
 Kaki kiri statis.
 Kaki hanya bergeser, tetapi tidak lepas dari tanah.
 Rangkaian mengayun raket, harus dalam satu rangkaian.
 Penerima servis bergerak sesaat setelah servis dipukul.
 Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam servis permainan olahraga bulutangkis :
 Pada saat memukul bola, kepala (daun) raket lebih tinggi atau sejajar dengan grip raket.
 Titik perkenaan kok, kepala (daun) raket lebih tinggi dari pinggang.
 Posisi kaki menginjak garis tengah atau depan.
 Kaki kiri melakukan langkah.
 Kaki kanan melangkah sebelum kok dipukul.
 Rangkaian mengayun raket dan memukul kok tidak boleh terputus.
 Penerima servis bergerak sebelum kok servis dipukul.

2. Garis Lapangan untuk Area Permainan dan Service Bulutangkis

Lapangan yang digunakan untuk pertandiangan bulutangkis antara partai ganda dan partai tunggal
memiliki perbedaan. Di dalam permainan bulutangkis setiap garis lapangan memiliki fungsinya
masing-masing. Garis samping memiliki 2 garis (Luar dan dalam) dan garis belakang juga memiliki 2
garis (Luar dan dalam).

Untuk area bidang permainan bulutangkis, garis samping dalam dan garis belakang luar digunakan
untuk area permainan tunggal sedangkan garis samping luar dan garis belakang luar digunakan untuk
area permainan untuk partai ganda.

Bidang area service permainan bulutangkis untuk partai tunggal adalah garis samping dalam dan garis
belakang luar, sedangkan untuk area service untuk partai ganda adalah garis samping luar dan garis
belakang bagian dalam.

Untuk tebal garis, ukuran panjang dan lebar lapangan badminton/ bulutangkis bisa dilihat di Ukuran
Standar Lapangan Bulutangkis.
3. Partai/ Bentuk Permainan Bulutangkis

Ada lima partai dalam permainan bulutangkis yang biasa dimainkan, yaitu:

 Partai tunggal putra, yaitu permainan yang dimainkan oleh seorang pemain putra dengan
seorang pemain putra dari lawan. Contoh pemain tunggal putra adalah Taufik Hidayat.
 Partai tunggal putri , yaitu permainan yang dimainkan oleh seorang pemain putri dengan
seorang pemain putri dari tim lawan. Contoh pemain tunggal putri adalah Susi Susanti.
 Partai ganda putra, yaitu permainan yang dimainkan oleh dua orang pemain putra dengan
dua orang pemain putra dari tim lawan. Contoh pemain ganda putra adalah Hendra Setiawan
dan Muhammad Ahsan.
 Partai ganda putri, yaitu permainan yang dimainkan oleh dua orang pemain putri dengan dua
orang pemain putri dari tim lawan. Contoh pemain ganda putri adalah Greysia Poli dan Nitya
Krishinda.
 Partai ganda campuran,yaitu permainan yang dimainkan oleh pasangan putra putra dengan
pasangan putra putra putri juga dari tim lawan. Contoh pemain ganda campuran adalah
Tantowi Ahmad dan Lilyana Natsir.

4. Sistem Penilaian/ Perhitungan Point dalam permainan bulutangkis

Ada beberapa jenis penilaian atau perhitungan poin dalam badminton/ bulutangkis diantaranya
adalah sistem pindah bola dan sistem reli poin. Beberapa peraturan yang diterapkan untuk
perhitungan poin menggunakan sistem pindah bola dan sistem reli poin.

Sistem pindah bola dalam permainan bulutangkis

Sebelum pertandingan dimulai, harus ditentukan salah seorang pemain dari tiap-tiap pasangan
sebagai “orang pertama”. Pilihan ini berlaku untuk setiap set yang dimainkan.

Jumlah poin genap atau ganjil menentukan posisi “orang pertama” saat melakukan servis.

Setiap pasangan mempunyai dua kali kesempatan servis (masing-masing untuk tiap pemain) sebelum
pindah bola, kecuali servis pertama pada tiap-tiap awal set tidak mendapat kesempatan kedua.

Saat pindah bola, servis pertama selalu dilakukan oleh pemain yang berada di sebelah kanan, bukan
oleh “orang pertama”.

Sistem reli poin dalam permainan bulutangkis

Setiap pasangan hanya mendapat satu kali kesempatan servis, tidak ada servis kedua.
Servis dilakukan oleh pemain yang posisinya sesuai dengan poin yang telah diraih oleh pasangan
tersebut.

Pemain yang sama akan terus melakukan servis sampai poin berikutnya diraih oleh lawan.

Sistem perhitungan poin pada bulu tangkis telah mengalami banyak perubahan, mulai dari sistem
klasik yaitu pindah bola 15 poin sampai sistem terbaru, sistem reli 21 poin. Terhitung sejak Mei 2006
pada kejuaraan resmi seluruh partai tunggal maupun ganda menggunakan sistem perhitungan 3 × 21
reli poin.

Poin tertinggi dalam setiap set adalah 21 poin kecuali jika terjadi perpanjangan (Deuce) yang
dikarenakan terjadi persaingan yang sangat ketat antara kedua pemain sehingga harus diperpanjang
hingga selisih jarak 2 poin sesuai dengan ketetapan.

Pemain bisa dikatakan menang dalam sebuah pertandingan jika pemain tunggal maupun ganda bisa
memenangkan dua set pertandingan secara langsung. Jika terjadi hasil yang sama kuat dalam dua set,
maka dilanjutkan dengan set permainan yang ketiga.

4.Permainan Kasti

A. Sejarah

Kasti Hampir sama dengan Softball. Permainan sofbol lahir berasal dari enalt Amerika Serikat.
Diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun 1887.

Sejarah Permainan Kasti Telah Bermain Di Inggris Sejak Zaman Tudor, dengan referensi awal berada di
1744 di Pretty Pocket-Book kecil di mana itu disebut “dasar-bola” oleh John Newbery. Pada tahun
1828, William Clarke di London menerbitkan edisi kedua Sendiri Buku The Boy, yang mencakup aturan
kasti dan yang berisi deskripsi dicetak pertama dalam bahasa Inggris dari pemukul dan bola dasar-
menjalankan permainan yang dimainkan di berlian. Tahun berikutnya, buku ini diterbitkan di Boston,
Massachusetts , Yang pertama aturan nasional diformalkan disusun oleh Gaelic Athletic Association
(GAA) di Irlandia pada tahun 1884..
Permainan ini masih diatur oleh GAA di Irlandia. Di Inggris itu diatur oleh Rounders Inggris, yang
dibentuk pada tahun 1943. Sedangkan dua asosiasi yang berbeda, mereka berbagi elemen yang sama
bermain game dan budaya. Kompetisi diadakan antara tim dari kedua tradisi, dengan permainan
bergantian antara kode dan satu versi yang dimainkan di pagi hari dan yang lain di sore hari. Setelah
aturan kasti yang diformalkan di Irlandia, asosiasi didirikan di Liverpool dan Skotlandia pada tahun
1889. Baik ‘New York permainan’ dan versi ‘Massachusetts permainan’ sekarang sudah tidak
berfungsi bisbol, serta softball, berbagi akar sejarah yang sama seperti kasti dan memiliki kemiripan
dengan versi GAA permainan. Rounders terkait dengan bisbol Inggris, yang masih bermain di
Liverpool, Cardiff dan Newport. Meskipun kasti diasumsikan lebih tua dari bisbol, referensi sastra
untuk bentuk awal ‘dasar-bola’ di Inggris pra-date penggunaan jangka kasti. Permainan ini sekarang
dimainkan hingga tingkat internasional.

B. Gambar Lapangan dan Ukurannya

Lapangan kasti sendiri terdiri dari beberapa bagian. Yang pertama bagian untuk pemain yang akan
melempar (area pelempar atau pelambung), area pemukul, area pos-pos, dan ruang bebas. Tiap
bagian ini diberi tanda menggunakan bendera kecil atau benda-benda lainnya seperti keset atau kain.

Lapangan kasti berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 60-70 meter dan lebar 30 meter.
Lapangan terdiri dari beberapa bagian. Yaitu bagian pelempar (pelambung), pemukul, tiang hinggap
base (1) dan tiang hinggap terakhir (2) di ujung lapangan, dan ruang bebas. Bagian-bagian ini diberi
tanda. Untuk tandanya bisa digunakan keset atau bendera kecil. Sementara untuk ruang tunggu
berukuran 5 meter.
C.Teknik Dasar
1 Melempar Bola

Melempar bola adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan kasti. Terutama bagi
regu penjaga agar bisa melempar ke bagian tubuh regu pemukul dengan tepat. Melempar bola dapat
dilakukan dengan cara melempar bola bawah, mendatar, dan melambung.

a. Melempar bola melambung

Cara melakukannya:

- Pegang bola kasti dengan tangan kanan.

- Pandangan diarahkan ke sasaran lemparan.

- Condongkan badan sedikit ke belakang, kemudian lemparkan bola ke atas sehingga bola
melambung.

- Ulangilah latihan ini beberapa kali agar menjadi lebih ahli

b. Melempar bola mendatar

Cara melakukannya:

- Pegang bola kasti dengan tangan kanan.

- Pandangan diarahkan ke sasaran lemparan.

- Posisi badan tegak, kemudian lemparkan bola arah mendatar.

- Ulangilah latihan ini beberapa kali!

c. Melempar bola ke bawah

Cara melakukannya:

- Pegang bola kasti dengan tangan kanan.


- Pandangan diarahkan ke sasaran lemparan.

- Posisi badan tegak, kemudian lemparkan bola arah bawah.

- Ulangilah latihan ini beberapa kali ya.

2.Menangkap Bola

Pada permainan kasti, di samping mampu melempar bola dengan baik kamu juga harus
mempunyai kemampuan untuk mengkap bola. Kemampuan ini bermanfaat sekali saat pemain
menjadi regu penjaga agar dapat menangkap bola dengan baik. perlu diperhatikan dalam menangkap
bola adalah arah datangnya bola. Cara menangkap bola pun ada tiga, untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar di bawah ini!

- Menangkap bola melambung

- Menangkap bola mendatar

- Menangkap bola ke arah bawah

3 Memukul Bola

Kemampuan memukul ini harus dikuasai agar dapat memukul bola dengan baik. Latihan memukul
bola bisa dilakukan secara berpasangan. Satu orang sebagai pelempar dan yang lain sebagai pemukul.
Memukul bola dapat dilakukan dengan cara memukul bola bawah, mendatar, dan melambung.
(penjasorkes Deni dan Prapanca)

a. Memukul bola arah melambung

Cara melakukannya:

- Sikap awal berdiri tegak.

- Letakkan kaki kiri di depan dan pegang pemukul dengan tangan kananmu.

- Perhatikan arah datangnya bola yang dilemparkan oleh temanmu.

- Kemudian, pukul bola tersebut ke arah melambung.

b. Memukul bola arah mendatar

Cara melakukannya:

- Sikap awal berdiri tegak.

- Letakkan kaki kiri di depan dan pegang pemukul dengan tangan kananmu.

- Perhatikan arah datangnya bola yang dilemparkan oleh temanmu.

- Kemudian, pukul bola tersebut ke arah mendatar.

c. Memukul bola arah ke bawah

Cara melakukannya:

- Sikap awal berdiri tegak.

- Letakkan kaki kiri di depan dan pegang pemukul dengan tangan kananmu.

- Perhatikan arah datangnya bola yang dilemparkan oleh temanmu.

- Kemudian pukul bola tersebut ke arah bawah.

4.Berlari

Teknik berlari dalam permainan kasti yaitu lari lurus dan lari berbelok- belok. Kemampuan ini
bermanfaat bagi regu pemukul untuk menghindari terkena lemparan bola dari regu penjaga.

D.Peraturan Permainan
Beberapa peraturan permainan dalam kasti adalah sebagai berikut.
1. Jumlah Pemain

Jumlah pemain kasti tiap regu adalah 12 orang, dengan salah satu pemain bertindak sebagai kapten.
Setiap pemain wajib mengenakan nomor dada dari 1 sampai 12. Ditambah pemain pengganti atau
cadangan sebanyak 6 orang.

2. Waktu Permainan

Waktu permainan dilakukan dalam 2 babak. Tiap-tiap babak 20 – 30 menit. Diantara tiap babak
diberikan istirahat 15 menit.

3. Wasit

Pertandingan kasti dipimpin oleh seorang wasit dibantu 3 orang penjaga garis dan 1 orang pencatat
waktu.

4. Regu Pemukul

Setiap pemain berhak memukul satu kali, kecuali pemain terakhir berhak memukul sampai 3 kali.

Sesudah memukul, alat pemukul harus diletakkan di dalam ruang pemukul. Apabila alat pemukul
diletakkan di luar, maka pemain tersebut tidak mendapatkan nilai, kecuali jika ia segera
meletakkannya di dalam ruang pemukul.

Pukulan dinyatakan benar apabila bola yang dipukul melampaui garis pukul, tidak jatuh di ruang
bebas, dan tidak mengenai tangan pemukul.

5. Regu Penjaga

Regu penjaga bertugas:

Mematikan lawan dengan cara melemparkan bola ke pemukul atau menangkap langsung bola yang
dipukul melambung oleh regu pemukul.

Membakar ruang bebas dengan cara menempati ruang bebas jika kosong.

6. Pelambung

Pelambung bertugas:

Melambungkan bola sesuai permintaan pemukul

Jika bola yang dilambungkan oleh pelambung tidak sesuai dengan permintaan pemukul, maka
pemukul boleh untuk tidak memukulnya. Jika ini terjadi sampai 3 kali berturut-turut maka pemukul
dapat berlari bebas ke tiang pemberhentian pertama.

7. Pergantian Tempat
Pergantian tempat antara regu pemukul dan regu penjaga terjadi apabila:

Salah seorang regu pemukul terkena lemparan bola

Bola pukulan regu pemukul ditangkap langsung oleh regu penjaga sebanyak 3 kali berturut-turut.

Alat pemukul lepas ketika memukul

8. Cara Mendapatkan Nilai

Pemain berhasil memukul bola, kemudian lari ke pemberhentian I, II, III, dan ruang bebas secara
bertahap, mendapat nilai 1.

Pemain berhasil berlari melewati tiang-tiang pemberhentian dan kembali ke ruang bebas atas
pukulannya sendiri, mendapat nilai 2.

Regu penjaga menangkap langsung bola lambung yang dipukul oleh regu pemukul, mendapat nilai 1.

Regu yang mendapatkan nilai paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.

BAB III. ATLETIK

1. Lempar Cakram
A. Sejarah
Lempar cakram ini adalah salah satu cabang olahraga atletik yang sudah dikenal dari zaman
prasejarah dulu dan juga telah diketahui sejak zaman yunani kuno. Pada zaman dahulu manusia
menyadari sesuatu yaitu perlunya akan ketahanan tubuh dalam berjalan dalam jarak jauh, kecepatan
dalam berlari, ketangkasan dalam melakukan lompatan, dan melemparkan sesuatu. Dan didalam
suatu buku berjudulkan Odyssy menceritakan tentang gerakan – gerakan dasar dari atletik adalah
jalan, lari, melompat, dan melompat yang telah dikenal pada zamannya dahulu yaitu pada zaman
prasejarah. Dan dari cerita semacam itu dapat dikatakan bahwa sejak adanya manusia dibumi,
gerakan – gerakan tersebut telah dikenal oleh manusia.

Dari cerita tersebut dapat dikatakan bahwa gerakan – gerakan pada atletik tersebut merupakan
gerakan dasar pada manusia. Pada zaman prasejarah gerakan seperti berlari, berjalan, melompat, dan
melempar sesuatu lebih dominan digunakan untuk memperjuangkan kelangsungan hidup mereka dan
dari itu semua tergantung dari kesehatan jasmani atau raga manusia tersebut. Apabila seorang
manusia pada zaman prasejarah tidak mampu bertahan hidup dengan berbagai cara serta tidak
memiliki keterampilan dalam melakukan gerakan – gerakan tersebut bisa dipastikan bahwa hidupnya
dapat terancam oleh binatang buas atau bisa jadi juga terkena korban dari bencana alam sekitar pada
zaman prasejarah.

Atletik sendiri oleh Belanda disebut dengan kata lain yaitu “Atletik is a moerder der spotten”. Dari
istilah tersebut memiliki arti yaitu atletik merupakan sebuah cabang olahraga atletik yang menjadi
pusat dari semua cabang olahraga atletik. Dan dari sejarah yang telah ada cabang olahraga atletik
sendiri merupakan sebuah perlombaan atletik salah satunya adalah lempar cakram yang telah
tercatat didalam sejarah baru yang telah terjadi pada zaman purba sekitar 1000 tahun sebelum
masehi yang lalu dan dilakukan oleh manusia. Dari sejarah tersebut bisa anda temukan dalam sebuah
buku karangan pujangga yang berasal dari Yunani yang telah ditulis oleh seseorang yang bernamakan
Homeros dimana buku tersebut isinya menceritakan tentang petualangan odysseus. Dimana pada
suatu ketika seorang odysseus telah terdampar pada sebuah pulau dimana pulau tersebut bernama
Phaeacia, dan pulau tersebut memiliki seorang raja yang memiliki nama raja Alcinaus.

Setelah itu karena odysseus terdampar dia dibawa kehadapan baginda untuk menghadapnya dan
beliau mengadakan sebuah penyambutan yang sangat meriah untuk odysseus. Dan dalam acara
penyambutan tersebut disuguhkanlah beberapa macam perlombaan dimana para pemuda dari
Phaeacia mempertujukkan berbagai macam keahliannya dalam berlari cepat, bergulat, melompat –
lompat, bertinju, dan terakhir adalah lempar cakram. Tidak sampai disitu saja, setelah semua
peragaan dan perlombaan selesai raja meminta odysseus untuk mencoba dan mendemonstrasikan
lempar cakram itu sendiri. Pada awalnya ketika sang baginda raja meminta untuk
mendemonstrasikan melempar cakram, odysseus menolak permintaan itu dengan halus dan sopan.
Tetapi raja berikeras dan mendesak odysseus dengan baiknya untuk mendemonstrasikan lempar
cakram kepada para pemuda – pemudanya agar mengetahui bagaimanakah cara melempar cakram
yang benar dan sempurna, dan kemudian dipenuhilah permintaan raja tersebut untuk melempar
cakram.

Kemudian odysseus meminta izin ke baginda raja tanpa melepaskan pakaian perangnya, dan menuju
ke arena gelanggang dan mengambil cakram teberat dan melakukan lemparan terhadap cakram
tersebut dengan menggunakan gaya terbaik. Dan setelah itu cakram meluncur dengan pesatnya, dan
cakram pun jatuh dengan jarak yang sangat jauh dari jarak yang telah dicapai oleh pada pemuda
Phaeacia sebelumnya. Cerita diatas dapat membuktikan bahwa bangsa Yunani kuno dahulu telah
mempraktekkan atletik. Dan olahraga atletik yang telah dikenal adalah lari, melompat, dan lempar
cakram yang saat ini telah kita kenal merupakan salah satu cabang olahraga atletik.
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya

Lapangan lempar cakram berbentuk lingkaran (tempat atlet untuk melempar). Dari titik tengah
lingkaran ditarik dua garis keluar ke arah depan membentuk sudut 40 derajat. Permukaan lantai
tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal, dan lain-lain. Lingkaran
lemparan dikelilingi oleh sangkar/pagar kawat untuk menjamin keselamatan petugas.

Ukuran lapangan:

 Garis tengah lapangan 2,50 m. Lingkaran untuk melempar dalam perlombaan yang resmi
terbuat dari metal atau baja.
 Perpanjangan garis tengah 0,75 m
 Sudut lempar 40 derajat
 Garis batas lempar (lebar garis 5 cm).peserta, dan penonton.
C. Teknik Dasar
1. Teknik Memegang Cakram

Teknik yang dibenarkan ketika memegang cakram yaitu cakram diletakkan pada telapak tangan
sebelah kiri dan telapak tangan kanan ditelakkan pada bagian tengah cakram. Empat jari sedikit
dibuka atau dlebarkan menutupi bagian cakram. Ibu jari dibiarkan bebas.

2. Teknik Awalan

Pada tahap awalan ini disebut juga dengan tahap persiapan. Teknik awalan ini menentukan lemparan
yang dihasilkan. Jadi, jika posisi atlet benar, maka akan menghasilkan lemparan yang baik. Posisi
Berikut ini adalah poin-poin yang atlet seharusnya lakukan. Cara memegang cakram yang benar pada

tahap awalan yaitu dengan meletakkan cakram pada tangan kiri menghadap ke arah atas. Sementara
itu, tangan kanan diletakkan di bagian atas dengan posisi seperti menutupi dari atas. Tahap awalan
melempar cakram dilakukan dengan gerakan berputar. Terdapat 3 macam putaran, yaitu 1 1/4
putaran, 1 1/2 putaran, dan 1 3/4 putaran. Tahap awalan ini adalah untuk awalan menyamping.

3. Teknik Melempar

Teknik yang ketiga yaitu teknik atau gaya lempar cakram. Tahap ini berkaitan dengan gaya melempar
cakram yang digunakan ketika melakuakan lemparan. Pada tahap ini, pertama-tama posisi kaki
dibuka selebar bahu. Kedua tangan tangan yang memegang cakram diluruskan kemudian ayunkan
dengan memutar atau memilin tubuh ke arah kanan. Lakukan gerakan mengayun cakram beberapa
kali hingga benar lalu lakukan lemparan. Pada ayunan terakhir, lepaskan cakram ke udara membentuk
sudut lemparan 45 derajat.

4. Teknik Akhiran

Tahap yang terakhir atau yang keempat berhubungan dengan sikap dan gaya yang dilakukan setelah
melakukan lemparan. Posisi yang benar yaitu tubuh mengikuti gerakan memutar untuk menjaga
keseimbangan agar tubuh tidak ikut terlempar. Jangan berusaha melawan putaran karena dapat
menyebabkan terjatuh atau hilang keseimbangan.

D. Peraturan Permainan
Aturan Mengenai Lapangan Lempar Cakram

Terdapat peraturan lempar cakram mengenai ukuran lapangan yang sudah ditentukan dan disepakati.
Berikut adalah penjelasan lengkapnya.

 Dalam perlombaan resmi, diameter lapangan tempat melakukan lemparan adalah 2,50m,
Terbuat dari baja atau metal
 Permukaan lantai tempat melakukan lemparan harus datar dan tidak licin. Disarankan terbuat
dari semen atau aspal.
 Untuk menjamin keselamatan petugas, atlet, dan penonton, lapangan harus dikelilingi oleh
pagar kawat atau sangkar.
 Diameter lapangan yaitu 7m dengan garis mulut sepanjang 3,3m. Area lapangan harus
dibatasi garis dengan sudut 40 derajat di pusat lingkaran

Hal-Hal yang Harus Dihindari

Dalam permainan lempar cakram, terdapat aturan mengenai hal-hal yang harus dihindari. Berikut
adalah penjelasannya.

 Tubuh berputar di tempat


 Pada awal putaran jatuh ke belakang
 Badan membungkuk ke arah depan
 Terlalu dini dalam melakukan lemparan
 Berat badan bertumpu pada kaki depan dan menyebabkan terjatuh
 Posisi kaki ditempatkan kurang sempurna dan tegang
 Melompat tinggi ke udara

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan/Diutamakan

Jika sebelumnya sudah dibahas mengenai hal-hal yang harus dihindari, sekarang saatnya membahas
mengenai hal-hal yang harus diperhatikan atau diutamakan dalam olahraga lempar cakram.

1. Mendorong cakram melewati dari lingkaran


2. Dapat mencapai jarak yang cukup ketika melayang melintasi lingkaran
3. Melakukan putaran dengan sempurna. Putaran besar dilakukan oleh badan bagain atas dan
bagian bawah.
4. Mendarat pada titik pusat lingkaran dengan menggunakan kaki kanan sementara kaki kiri
berada sedikit ke kiri dari garis lemparan.

-Juri dalam Pertandingan Lempar Cakram-

Dalam pertandingan lempar cakram, pertandingan dipimpin oleh juri yang memiliki kriteria jujur, adil
dan tegas. Tidak hanya itu, juri dan wasit juga harus memiliki kejelian yang tinggi dan juga
bertanggung jawab. Juri di dalam pertandingan lempar cakram berjumlah sebanyak 5 orang. Masing-
masing juri dinamai juri 1, juri 2, juri 3, juri 4, dan juri 5. Perlu diketahui bahwa masing-masing juri ini
memiliki tugas dan wewenangnya sendiri. Berikut penjelasan tugas dan wewenang masing-masing juri

 Juri 1. Juri 1 memiliki tugas untuk memanggil peserta dan juga mengawasi kesalahan
pergerakan kaki pada sisi lingkaran ketika tubuh peserta berputar
 Juri 2. Juri 2 bertugas untuk mengawasi kesalahan pergerakan kaki pada sisi lingakaran,
mislanya ketika cakram sedang dilepaskan dari tangan peserta. Juri 2 biasanya disediakan
pengeras suara atau megaphone untuk menyuruh peserta untuk bersiap. Selain itu, juri 2 juga
memegang bendera untuk menentukan sah tidak sahnya lemparan yang dilakukan oleh
peserta.
 Juri 3. Juri 3 memiliki tugas untuk meletakkan alat pengukur atau ujung pita meteran sesaat
setelah bendera penanda jatuhnya cakram ditempatkan.
 Juri 4 dan 5. Baik juri 4 maupun 5 sama-sama memiliki tugas untuk mengamati tempat
jatuhnya cakram pertama yang terdekat. Posisi juri atau wasit bisa berubah menyesuaikan
dari kondisi peserta (kidal atau normal).
2. Lempar Lembing
Lempar lembing secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu aktivitas manusia melempar sebuah
benda bernama lembing, yakni tongkat panjang berujung runcing, atau lebih familiar disebut sebagai
tombak. Namun pada konteks olah raga, lempar lembing dapat didefinisikan sebagai salah satu
nomor atletik melempar di mana sang atlet mempertunjukkan kemampuannya untuk melempar
sebuah lembing dengan gaya dan teknik tertentu dengan mengikuti segala peraturan dalam
pertandingan tersebut untuk memperoleh jarak lempar terjauh.
A. Sejarah

Lempar lembing atau lempar tombak merupakan salah satu aktivitas dan ketrampilan sehari-hari yang
dimiliki oleh manusia sejak zaman purba dimana manusia masih hidup dengan cara berburu.

Lembing merupakan salah satu alat berburu yang sederhana dan efisien sehingga alat ini disinyalir
sebagai salah satu alat pertama dalam berburu (selain dengan cara menangkap buruan tanpa alat,
melempar dengan batu dan benda-benda sederhana lainnya).

Keberadaan lembing ini menunjukkan adanya kemajuan proses berfikir pada manusia purba, yakni
mereka mulai bisa menciptakan alat yang berguna untuk bertahan hidup selain ada juga peralatan
dari batu seperti kapak perimbas, pisau (batu dengan permukaan samping yang tajam), dan pemukul
(pentungan). Aktivitas melempar lembing ini tetap bertahan lama meski manusia mulai berkembang
dan telah mengenal logam untuk membuat berbagai sejata canggih seperti pedang, panah, rantai, dan
lain sebagainya.

Tombak atau lembing ini selain merupakan senjata yang bisa dilemparkan hingga mengenai sasaran,
juga bisa dipergunakan sebagai sejata dengan jangkauan yang lebih panjang jika dibandingkan dengan
pedang. Maka tak heran jika sejak masa purba hingga era logam, manusia berlatih untuk bisa
melempar lembing atau tombak. Yup, hal ini perlu latihan.

Konon, olahraga lempar lembing bermula dari aktivitas lempar lembing pada zaman dahulu.

Bagaimanapun juga bisa melempar lembing hingga mengenai sasaran pada jarak yang jauh
merupakan suatu hal yang mengagumkan dan tak jarang hal itu menjadi hal menarik untuk dilihat.

Mula-mula orang hanya berlatih, namun kemudian mulai berlomba untuk menunjukkan
kebolehannya hingga akhirnya aktivitas ini menjadi ajang perlombaan tersendiri yang telah diadakan
sejak zaman dahulu. Di era awal peradaban tinggi, yakni peradaban yunani kuno, lempar lembing
telah diperlombakan dalam olimpiade kuno, yakni pada tahun 776 SM. Namun belum diketahui
secara pasti mengenai peraturan dan segala hal tentang pertandingan lempar lembing pada waktu itu
jika dibandingkan dengan lempar lembing pada saat ini. Namun yang jelas, pertandingan lempar
lembing atau lempar tombak pada masa lalu tak hanya mengejar poin sebagai pelempar dengan
lemparan terjauh karena ada juga perlombaan lempar lembing dengan target tertentu sebagaimana
pertandingan memanah

.Pada waktu itu, ideal lempar lembing adalah bisa melempar dengan jarak yang jauh sekaligus bisa
mengenai sasaran. Konon, Achiiles merupakan prajurit Sparta yang sekaligus merupakan pelempar
lembing yang tak terkalahkan pada waktu itu karena ia tak hanya dikenal kepiawaiannya dalam
pertandingan namun juga dalam medan perang. Lempar lembing mulai masuk dalam cabang atletik
olimpiade modern pada tahun 1908 dan hanya diikuti oleh atlet laki-laki saja. Peraturannya
sederhana, atlet melempar tongkat panjang dengan ujung runcing yang disebut sebagai lembing pada
batas lemparan yang disediakan untuk mencapai jarak lempar sejauh-jauhnya.

Kemenangan diperoleh jika sang atlet mampu melempar dengan jarak terjauh diantara peserta
lainnya. Pada tahun olimpiade 1932, olahraga lempar lembing akhirnya juga diperuntukkan untuk
perempuan dan tentu saja dengan menggunakan lembing yang berbeda dengan laki-laki.

Sejak saat itu, olahraga lempar lembing dibuka untuk dua kelas, yakni laki-laki dan perempuan.

B. Gambar Lapngan dan Ukurannya

Ukuran Lapangan Lempar lembing telah ditentukan secara internasional menurut stantar IAAF/PASI.
Berikut ini penjelasannya:

Lintasan awal dibatasi oleh garis 5 cm dan terpisah 4 meter. Panjang lintasan minimal 30 m dan
maksimal 36,5m.

Lengkung lemparan dengan lebar 7 cm dibuat dari kayu atau logam dan dicat berwarna putih.
Lengkungan ini datar dengan tanah dan merupakan busur dari lingkaran yang berjari-jari 8 meter.

Sudut lemparan dengan sudut 29-30 derajat dibentuk dari dua garis yang dibuat dari titik pusat
lengkung-lemparan memotong kedua ujung lengkung lemparan, dengan tebal garis sektor 5 cm.

Gambar Lapangan Lempar lembing

Klik gambar untuk memperbesar

Lebar Awalan : 4 Meter


Panjang awalan : 40 meter

BC merupakan busur, Jari-jari AB=AC : 8 m

Lebar garis lurus sisi kanan dan kiri adalah : 1,5 m

Lebar Garis Lempar adalah : 7 m

Sudut lemparan: 30 Derajat

C. Teknik Dasar
1. Teknik Memegang Lembing

Teknik Memegang LembingDalam sebuah jenis olahraga, terutama yang menggunakan alat, tentu
memerhatikan sekaligus melatih cara memegangnya adalah hal terpenting. Hal ini pun berlaku pada
cabang olahraga lempar lembing. Olahraga atletik ini mengharuskan pemainnya untuk memegang
lembing dengan efektif dan baik.

Kunci penentu hasil sebuah lemparan bergantung penuh pada cara memegang lembing tersebut dan
apabila dilihat dari strukturnya, lembing memiliki lilitan tali yang menjadi tempat pegangan seperti
yang disarankan. Ini karena pada area tersebut ada titik berat lembing di mana ini diperkirakan adalah
tempat terefektif untuk memegangnya.

Pada teknik memegang lembing, perlu diketahui bahwa ada 3 cara atau teknik yang perlu dilatih,
yaitu:

1. American Style (Cara Amerika)

Pada American style, cara memegang lembing adalah dengan menempatkan ibu jari sekaligus telunjuk
untuk saling bertemu pada lilitan lembing atau di belakang balutan lembing. Untuk yang baru
menekuni lempar lembing, cara memegang lembing satu ini lebih sesuai.

Untuk atlet pemula, pegangan American style sangat mudah dipelajari sehingga ketika latihan tidak
akan begitu menemukan kesulitan. Tak hanya bagi pemula saja sebenarnya, tapi juga secara umum
yang memegang lembing pada dasarnya menggunakan teknik American style. Ini adalah teknik yang
dasar sekaligus juga paling banyak dan kerap kita jumpai.
Alasan mengapa cara memegang dengan gaya Amerika sangat umum adalah karena selain mudah,
daya dorongnya lebih tinggi oleh ibu jari dan jari telunjuk. Teknik pegangan lembing satu ini pun
masih populer sampai sekarang dan masih sering digunakan karena memang sangat nyaman sekaligus
memberikan daya dorong lebih.

2. Finlandia Style (Cara Finlandia)

Pada umumnya, seringkali cara memegang lembing dengan cara Finlandia kerap dianggap sama
dengan cara Amerika. Banyak orang tak terlalu tahu membedakan kedua teknik pegangan yang
padahal sebenarnya sangat mudah. Untuk pegangan ini, tekniknya adalah dengan membuat ibu jari
serta jari tengah bertemu tepat di bagian lilitan lembing.

Bagian lilitan lembing tersebut artinya ada di belakang balutan. Untuk posisi jari telunjuk, Anda bisa
buat posisinya agak lurus dengan batang lembingnya. Tak ada ketentuan kapan harus memakai
pegangan yang mana karena pemain atau pelempar lembing juga bisa menggunakan cara Finlandia
sedari awal apabila memang lebih nyaman dengan teknik ini.

3. Tank Style (Jepit Tang)

Untuk cara memegang lembing satu ini, pegangan berfokus pada jari telunjuk serta jari tengah yang
bertugas menjepit lembing tepat di belakang bagian pegangan. Tentunya pada setiap pegangan
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, dan untuk teknik pegangan ini pun sama baiknya
dengan yang lain hanya memang tak sepopuler American style.

Pada dasarnya, memegang lembing dengan tank style cukup menguntungkan bagi pelemparnya. Ini
karena pegangan ini mampu menjadi pencegah terjadinya luka di bagian siku pelempar yang
diakibatkan biasanya oleh pelencengan. Hanya saja memang ketika melempar, lilitan tipisnyalah yang
nantinya menyebabkan masalah sehingga harus mempertimbangkan hal ini juga sebelum
menggunakannya.

Tak ada teknik pegangan yang lebih baik dari yang lain karena sebetulnya masalah teknik pegangan
lembing kembali ke masing-masing kenyamanan pelemparnya. Seorang atlet perlu memilih jenis
pegangan yang paling sesuai dengannya, yakni yang dianggap paling pas dan cocok sesudah
melakukan latihan untuk setiap teknik memegang lembing.

Setiap pelempar memiliki selera pegangan dan pelempar wajib memilih cara memegang yang
memberikan kenyamanan dan mampu mengendalikan arah lemparan sekaligus jalannya secara lebih
tepat. Bahkan pemilihan cara memegang juga dengan mempertimbangkan apakah pelempar dapat
menyalurkan energinya secara tepat. Hal ini penting karena pada akhirnya teknik pegangan yang
tepatlah yang bakal memberikan hasil pukulan yang baik.

2. Teknik Membawa Lembing


Teknik Membawa LembingSelain cara memegang lembing, teknik dalam membawa lembing juga
perlu untuk Anda kuasai bila ingin menjadi atlet yang baik. Dalam setiap olahraga, mengambil awalan
yang tepat akan meningkatkan kemungkinan luar biasa dalam mencapai hasil maksimal. Cara
mengambil awalan di atletik lempar lembing berhubungan erat dengan cara membawanya.

Sebetulnya dalam membawa lembing, seseorang bisa melakukan cara apapun, hanya saja pastikan
untuk tidak sampai membuat kecepatan berlari terhambat. Intinya di sini adalah bahwa membawa
lembing bisa dilakukan senyaman atlet tersebut, seperti:

 Membawanya di atas pundak di mana mata lembing posisinya serong ke atas.


 Bahkan atlet pun sah-sah saja kalau ingin membawa lembing di atas bahu dengan posisi mata
lembing sering ke bawah maupun juga mendatar.
 Tangan akan menjadi rileks ketika membawa lembing dalam posisi mendatar; tak hanya
tangan, tapi bagian bahu pun otot menjadi lebih nyaman serta tak begitu tertekan sehingga
memang banyak juga atlet yang menggunakannya.
 Membawa lembing tidak harus selalu di atas pundak, karena membawanya dengan posisi
lembing di sisi tubuh juga sah-sah saja untuk dilakukan. Namun pada teknik membawa
lembing ini, Anda perlu meluruskan tangan ke belakang supaya menjadi jauh lebih gampang
dalam mengambil sejumlah sikap lanjutan. Hanya saja, pada cara membawa lembing seperti
ini akan ada sedikit hambatan untuk berlari dengan kecepatan optimal.
3. Teknik Awal Berlari Lempar Lembing

Teknik Awal Berlari Lempar LembingTeknik lainnya yang sangat perlu diperhatikan adalah awalannya.
Awalan ini merupakan gerakan mula-mula dalam proses melempar lembing dan perlu atlet lakukan
dengan melangkah serta berlari ke batas tolakan. Atlet perlu melatih ini di awal karena awalan lari
adalah bagian pertama yang tujuannya sebagai pembangun kecepatan gerak tubuh untuk
kepentingan hasil lemparan.
 Pada awalan lari lempar lembing, pelempar lembing bakal perlu berlari seraya membawa
lembing tepat di atas kepala sambil menekuk bagian lengan. Hadapkan siku ke depan dan
telapak mengarah ke atas. Sementara untuk posisi lembing, pastikan posisinya sejajar dan
letaknya di atas garis paralel dengan tanah.
 Cross steps adalah istilah untuk bagian terakhir dari teknik awalan lari lempar lembing dan
istilah lain untuk itu adalah langkah silang. Pada langkah ini akan meliputi adanya hop-steps
atau dengan jingkat, cross-steps atau dengan langkah silang di bagian depan, serta rear cross-
steps atau langkah silang di belakang.
 Untuk aturan panjang awalan lari, menurut Ballesteros, wajib untuk tak lebih dari 36.50 m
bagi panjang lintasan awalan dan juga tak boleh pula kurang dari 30 m. Perlu ada pemberian
tanda menggunakan 2 garis paralel (4 meter) secara terpisah dengan 5 cm untuk lebar
garisnya.
 Dalam teknik peralihan atau cross steps, atlet perlu memutar kedua bahu secara perlahan ke
arah kanan ketika menurunkan kaki kiri. Sementara itu, lengan kanan harus mulai digerakkan
atau diluruskan ke belakang. Dari situ, titik pusat gravitasi bisa turun perlahan dari yang
tadinya meningkat ketika melakukan awalan lari.
 Teruskan perputaran bahu sekaligus juga pelurusan lengan pembawa lembing ke belakang
dan lanjutkan tanpa terputus. Bergeraklah terus sampai atas sampai melampaui kaki kiri atas.
Dengan gerakan ini biasanya akan membuat tubuh bagian atas condong ke belakang.
 Kedua bahu yang mengalami perputaran ke kanan akan membuat pilinan antara tubuh bagian
bawah dan atas dan ini sekaligus juga membuat lembing tertinggal dengan baik di belakang
tubuh atlet.
 Sementara itu, fokuskan pandangan tetap selalu ke arah depan.
 Tumit kanan perlu diangkat ketika terjadi pendaratan oleh tungkai kanan dalam posisi
setengah ditekuk pada akhir cross steps sewaktu menggerakkan lutut maju. Dalam waktu
yang sama, kedua tungkai perlu dibuka dengan melangkahkan kaki kiri selebar-lebarnya ke
depan dan injakkan pula sedikit ke kiri.
 Tetaplah jaga kedua bahu untuk menghadap ke samping dan lembing perlu untuk tetap dalam
posisi dipegang di belakang. Tangan yang membawa lembing pun harus tetap setinggi pundak.
 Jaga pergelangan tangan supaya tetap dalam kondisi ditekuk dan hadapkan telapak tangan ke
atas supaya bagian ekor lembing tak menyentuh permukaan tanah. Saat melakuakn
pergerakan ini, lipat lengan kiri menyilang di dada.
 Di fase akhirnya, saat menurunkan kaki kiri pada posisi akhir lemparan, mulailah untuk
pemutaran kedua pinggul ke depan. Gerakan ini bisa diawali dengan sebuah putaran ke dalam
oleh lutut dan kaki kanan dan lanjutkan dengan meluruskan tungkai.
 Selanjutnya, bahu kiri bisa dibuka, dan putarlah siku kanan ke arah luar atas sementara
lembing diluruskan di atas bahu dan lengan.
 Tekanlah kaki kiri ke tanah dan langsung lanjutkan dengan memutar kaki kanan ke dalam lalu
diluruskan seraya meluruskan juga lutut kanan. Tujuannya adalah supaya sebuah posisi
membusur dapat tercipta dari tubuh atlet dan otot depan bisa meregang kuat.
4. Teknik Melempar Lembing
Teknik Melempar LembingSetelah teknik memegang, membawa dan bahkan awalan lari, maka
seseorang yang ingin bermain lempar lembing dan menjadi atlet profesional memerlukan teknik
untuk melempar lembing secara tepat juga.

 Ketika hendak melemparkan lembing dari atas kepala, pastikan bawa lembing ke belakang
dnegan tangan lurus yang diputar ke arah dalam, sementara itu rebahkan badan ke belakang
dengan lutut kaki kanan di saat yang sama dengan pembengkokan siku.
 Bawa lembing secepat kilat ke atas kepala sambil mendorong pinggul ke depan, barulah
kemudian lembing dilemparkan sekuat tenaga ke depan dari atas kepala. Dalam posisi ini,
tangan lurus dan dibantu dengan kaki kanan ditolakkan sekuatnya dan badan dilonjakkan ke
depan.
 Lepaskan lembing di saat lurus dan pangkal lilitan tali lembing dapat didorong dengan jari-jari
tangan.
4. Teknik Melepaskan Lembing

Teknik Melepas LembingSetelah dilempar, tentu ada pula teknik untuk melepaskan lembing di mana
gerakan ini sangat vital untuk menciptakan lemparan yang baik. Untuk melepaskan lembing, penting
untuk mengurutkan dari bahu, lengan atas dan tangan dalam pergerakannya secara sempurna.

 Awalnya, bahu dipakai untuk melempar secara aktif dengan dibawa ke depan sambil memutar
lengan yang akan melempar, sementara siku mendorong ke arah atas.
 Pastikan lembing dilempar di atas kaki kiri dan lembing juga lepas dari tangan dengan 45
derajat sudut lemparan. Pergerakannya mirip ketapel dari lengan bawah tangan kanan.
 Sementara itu, pastikan untuk luncurkan kaki kanan di tanah dan saat pelepasan lembing
maka terjadilah pada satu garis lurus yang berasal dari pinggang ke tangan pelempar
sementara tubuh serta kepala condong ke sisi kiri.
 Selama pelepasan lembing, tekuk lengan kiri dengan tujuan memblok dan pastikan tubuh
seimbang dan mempertahankan posisi yang sudah diciptakan saat melempar supaya tak
makin condong ke depan.
 Penting untuk tubuh menjaga keseimbangan supaya tak berakibat pada diskualifikasi. Pada
proses penyeimbangan tubuh, pusatkan pada satu kaki tumpuan.

6. Posisi Tubuh Pasca Pelemparan

Sesudah menolakkan kaki kanan ke atas dan juga ke depan mendarat, angkat kaki ke belakang dan
agak miringkan bagian tubuh sambil agak condong ke depan. Kaki kiri tetap mengarah ke belakang
secara rileks sementara tekukkan siku tangan kanan yang berada di bawah supaya lebih dekat ke
perut.

Untuk posisi tangan kiri, pastikan untuk tetap rileks dan lemas ke belakang. Pandangan harus tetap
fokus ke depan mengikuti arah jalannya lembing sekaligus di tempat jatuhnya. Ketika posisi salah baik
dalam melempar dan melepas, maka hasil lempar lembing pun kemungkinan akan kurang
memuaskan.

D. Peraturan Permainan
Peraturan dalam lempar lembing meliputi peraturan permainan mengenai beberapa hal yang boleh
dilakukan, beberapa pelanggaran yang dapat menyebabkan diskualifikasi serta sedikit informasi
mengenai sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam olahraga tersebut. Sarana dan prasarana
yang dibutuhkan, seperti misalnya lapangan dan tongkat lembing, telah ditentukan oleh IAAF atau
International Amateur Atlhetic Federation. Organisasi tersebut adalah induk olahraga atletik
termasuk juga yang menentukan beberapa peraturan umum lempar lembing dan larangan bagi atlet
lempar lembing, atau di luar negeri disebut juga dengan Javelin Throw. Berikut adalah penjelasan
singkat dari 4 peraturan dalam lempar lembing yang perlu diketahui termasuk lapangan dan sarana
prasarana lain yang digunakan.

1. Peraturan Mengenai Hal yang Diperbolehkan

Peraturan lempar lembing yang paling update mengatur beberapa hal yang sah dan boleh dilakukan
oleh seorang atlet lempar lembing dalam sebuah pertandingan lempar lembing. Peraturan tersebut
antara lain:

 Lembing harus dipegang pada tempat pegangan.


 Lemparan sah bila mata lembing menancap atau menggores tanah di sektor lemparan.
 Lemparan tidak sah bila sewaktu melampar, atau garis 1,5 meter menyentuh tanah di depan
lengkung lemparan.
 Sesaat setelah memulai melempar, tidak diperbolehkan melakukan putaran badan
sepenuhnya yang membuat punggung menghadap ke arah lengkung lemparan.
 Lemparan harus dibuat lewat di ata bahu.
 Jumlah lemparan yang diperoleh adalah sama seperti pada tolak peluru dan lempar cakram.
 Peserta boleh melakukan lemparan 3 kali. Penilaian diambil yang terjauh.

2. Peraturan Mengenai Hal yang Dilarang


Selain peraturan yang diperbolehkan, terdapat peraturan yang dilarang. Larangan ini harus dipatuhi
agar atlet tidak mendapat diskualifikasi karena melakukan pelanggaran dan dapat berakibat fatal
pada boleh tidaknya mengikuti pertandingan. Berikut ini larangan-larangan yang telah ditentukan
dalam olahraga lempar lembing :

 Lembing tidak dipegang pada pembalutnya


 Dipanggil 2 menit belum melemapar
 Menyentuh besi batas lemparan sebelah atas
 Setelah melempar keluar lewat garis bagian depan sektor lempar
 Lembing jatuh di luar garis sektor lemparan
 Ujung lembing tidak membekas pada tanah

3. Peraturan Lapangan Lempar Lembing

Mengenai peraturan lapangan adalah penentuan ukuran yang telah ditetapkan oleh IAAF yang
memenuhi standar dan spesifikasi lapangan olahraga untuk lempar lembing. Ukuran lapangan
lembing tersebut adalah:

 Lintasan awal dibatasi oleh garis 5 cm dan terpisah 4 meter. Panjang lintasan minimal 30 m
dan maksimal 36,5m.
 Lengkungan lemparan terbuat dari kayu atau logam dan berwarna putih selebar 7 cm. Bagian
lengkung tersebut permukaannya rata dengan tanah dan berupa busur dari lingkaran yang
berdiameter 8 meter. Garis 1,5 meter terletak melilit titik pusat gravitasi lembing.
 Adanya sudut lemparan berupa pertemuan dua garis dari pusat lengkung lemparan dan
membentuk sudut 29 hingga 30 derajat dan memotong ujung lengkung lemparan serta
memiliki tebal sebesar 5 cm.
 Lebar Awalan : 4 meter.
 Panjang awalan : 40 meter.
 BC merupakan busur, Jari-jari AB=AC : 8 meter.
 Lebar garis lurus sisi kanan dan kiri adalah : 1,5 meter.
 Lebar Garis Lempar adalah : 7 meter.
 Sudut lemparan : 30 derajat.

4. Peraturan Tongkat Lempar Lembing

Selain ukuran lapangan, dibutuhkan juga peraturan mengenai detail ukuran dan seluk beluk tongkat
yang digunakan agar memiliki standar yang sama di semua negara. Spesifikasi tongkat yang sesuai
peraturan tersebut terdiri atas 3 bagian utama yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan
lembing. Berikut adalah detail dari peraturan tersebut berdasarkan peraturan IAAF:

 Panjang lembing untuk putra : 2,6 m – 2,7 m dengan berat 800 gram (28 Oz).
 Panjang tongkat lembing untuk putri adalah 2,2 m – 2,3 m dengan berat 600 gram (21 Oz).
 Tongkat Lembing memiliki pegangan dengan lebar 150 mm dan terletak di pusat gravitasi
lembing atau sekitar (0,9-1,06 m (2 ft 11 ke 3 ft 6 in) dari ujung lembing untuk lembing putra
dan 0,8-0,92 m (2 kaki 7 sampai 3 ft 0 in) dari ujung lembing untuk lembing wanita.

3. Gerakan lompat jauh


Gerakan Lompat jauh ialah salah satu pengembangan kemampuan daya gerak dari satu
tempat sampai pada tempat lain. Pada lompat jauh juga ada 3 jenis gaya yakni: Lompat Jauh
gaya Jongkok atau (tuck), lompat jauh gaya menggantung atau (hang style), serta lompat jauh
gaya jalan di udara atau (walking in the air). Konsep dan juga gaya lompat jauh tersebut juga
mengatur sikap badan ketika melayang di udara. Sehingga teknik lompat jauh kerap disebut
dengan gaya lompat jauh.Lompat Jauh. Lompat jauh, bentuk gerakan melompat dan
mengangkat kaki di atas-depan untuk membawa titik berat tubuh selama mungkin berada di
udara, dilakukan secara cepat dan dengan cara melakukan tolakan di satu kaki guna mencapai
jarak sejauh-jauhnya. Istilah lompat jauh dalam bahasa inggris disebut sebagai Long Jump.
A. Sejarah
Awal mula sejarah lompat jauh sejak 13 abad silam. Olahraga tersebut sudah ada dari tahun 708
Masehi saat ada Olimpiade Kuno di negara Yunani. Lompat jauh juga termasuk satu-satunya event
olahraga lompat yang telah dilombakan pada Olimpiade Kuno. Berdasarkan catatan, ketika itu,
lompat jauh pernah dijalankan peserta Sparta yang panjang lompatannya hingga 7,05 meter.

Mulanya, seluruh event yang diadakan pada Olimpiade Kuno dimaksudkan untuk bentuk latihan para
militer perang. Kemunculan olahraga ini dipercaya sebagai latihan ketangkasan prajurit perang untuk
melompati rintangan yang beda, misalnya parit ataupun jurang.

Ketika itu, teknik serta cara lompat jauh sangat beda dengan yang sekarang diterapkan. Pada zaman
dulu dibuat dengan bentuk jamak. Pada event ini juga, pelompat cuma diperkenankan memakai start
lari pendek. Disamping itu, pelompat juga diharuskan untuk berlari sambil bawa beban pada kedua
tangannya, atau dikenal sebagai halteres yang beratnya antara 1 hingga 4,5 kg. Menurut bukti berupa
lukisan jaman dulu, berupa tembikar yang dibuat ketika zaman itu, membuktikan jika teknik lompatan
dibuat berkali-kali, sama dengan lompatan multiple, double-triple ataupun quin-triple.

Pada catatan sejarah, seorang atlit olimpiade kuno paling populer bernama Chionis, jetika Olimpiade
tahun 656 telah berhasil menciptakan suatu lompatan melewati 7 meter lebih 5 sentimeter. Saat ini
lompat jauh telah menjadi bagian dari kompetisi Olimpiade dari pertama kali kemunculan lomba ini
pada tahun 1896. Pada akhirnya tahun 1914, bernama Dr. Harry Eaton Stewart telah
merekomendasikan agar dibuat running broad jump distandarkan untuk atlit perempuan agar mereka
pun dapat mengadakan kompetisi olahraga lompat jauh ini. Akhirnya rekomendasi tersebut
dipertimbangkan serta diterapkan. Dengan begitu, atlit perempuan pun bisa ikut kompetisi lompat
jauh di level Olimpiade. Walaupun olahraga ini bagian dari Olimpiade Kuno, namun baru di tahun
1896 ketika Olimpiade modern pertama, olahraga lompat jauh ini dilombakan dengan resmi,
sementara bagi para wanita baru dimulai di tahun 1948.
B. Gambar Lapangan dan Ukurannya

 Ukuran Lapangan Lompat Jauh:


 Panjang bak lompat jauh : 9 meter
 Lebar bak lompat jauh : 2,75 meter
 Panjang lintasan untuk awan lari sebelum melompat : 13-45 meter
 Lebar lintasan untuk awan lari sebelum melompat : 1,22 meter
 Panjang papan tumpu : 1,22 meter
 Lebar papan tumpu : 20 meter
 Pada area bak lompat jauh diisi dengan pasir
C. Teknik Dasar
a. Awalan (approach).

Awalan merupakan suatu gerakan pada lompat jauh yang dilakukan dengan cara lari secepat-
cepatnya untuk memperoleh kecepatan setinggi-tingginya sebelum mencoba tolakan. Awalan juga
bisa diartikan sebagai usaha memperoleh kecepatan horizontal setinggi-tingginya hingga kemudian
akan dirubah kedalam kecepatan vertikal ketika melakukan tolakan (Drs. Eddy Suparman, 1999).
gerakan awalan lompat jauh berikut ini.

 Tergantung tingkat prestasi, lari ancang-ancang beragam antara 10 sampai 20 langkah.


 Tambah kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum bertolak/ bertumpu.
kecepatan ancang-ancang dipertahankan tetap maksimal sampai mencapai papan bertolak.
 Pinggang turun sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang.
 Jarak awalan 30 – 45 meter.

2. Tumpuan/tolakan (take-off)

Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan hori


b. Tolakan (take of).

Tolakan ialah perpindahan kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertical yang sangat cepat dan
kuat guna mengangkat tubuh sampai ke atas melayang ada di udara (1998 : 45). Pada olahraga lompat
jauh, umumnya melakukan tolakan terkuat menggunakan kaki yang dibantu oleh ayunan kaki serta
ayunan kedua tangan pada arah depan atas.

Bila pelompat bisa menggabungkan kecepatan awal dan kekuatan tolakan kaki, maka dia bakal
membawa beban seluruh tubuh berada ke atas arah depan yang melayang di udara. Sehingga si
pelompat bisa membawa titik berat tubuh ke atas, dan melayang ke depan di udara dalam waktu
yang lama. Beberapa hal dibawah ini harus anda perhatikan ketika melakukan tolakan:

Tolakan dilakukan menggunakan kaki yang kuat. Sementara bagian telapak kaki terkuat untuk
bertumpu ialah bagian tumit lebih dulu kemudian berakhir di bagian ujung kaki.

 Jika akan bertumpu, maka sikap badan sedikit condong ke belakang


 Adapun bertumpu sebaiknya tepat di papan tumpuan
 Ketika bertumpu, maka kedua lengan juga harus ikut diayun ke depan arah atas.
 Di bagian kaki yang di ayunkan angkat ke depan sampai setinggi pinggul dengan posisi lutut
yang ditekuk.

c. Sikap Badan di Udara (flight).

Menurut pendapat (Drs. Eddy Suparman, 1995) mengkhususkan gaya jongkok untuk penelitian teknik
badan ketika di udara sesudah kaki kiri bertumpu. Dengan begitu, kaki kanan diayun sangat cepat
menuju arah depan. Ketika mencapai titik tertinggi, maka sikap badan, dan kaki seperti pada posisi
duduk ataupun jongkok. Sesudah bergerak turun, maka kedua kaki harus dijulurkan ke depan, lalu
posisi badan condong ke depan perhatian harus tertuju pada tempat pendaratan.

Cara melakukannya dengan tahap dibawah ini:

 Secara bersamaan melakukan tolakan, kemudian kaki diayun arah depan atas.
 ketika badan melayang ke udara, maka kaki diturunkan. Bersamaan pada peristiwa tersebut,
pinggul harus didorong ke depan, lalu kepala ditengadahkan, dan dada dibusungkan lalu
kedua tangannya ke atas belakang.
 Ketika akan mendarat, bagian kedua kakinya harus diayun ke depan, lalu posisi badannya
dibungkukkan dengan kepala yang ditundukkan siap melakukan pendaratan.

d. Pendaratan (landing).

Proses pendaratan adalah tahap akhir gerakan lompat jauh. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan berdasarkan pendapat (Drs. Eddy Suparman, 1999) diantaranya:
 Harus dilakukan secara sadar supaya gerakan yang tak perlu bisa dihindari.
 Guna menghindari rasa sakit ataupun cidera ketika pendaratan sebaiknya anda lakukan
menggunakan kedua kaki sejajar dengan tumit lebih dulu mendarat pada pasir yang posisinya
mengepit.
 Tapi sebelum tumit kaki anda menyentuh pasir, maka kedua kaki juga harus
diluruskan/dijulurkan ke depan. Upayakan supaya jarak kedua kaki tidak terlalu jauh. Sebab
semakin lebar jarak kedua kaki, artinya semakin mengurangi jarak jauh lompatan tersebut.
 Guna menghindari supaya tidak jauh duduk di pantat, sebaiknya sesudah tumit berpijak pada
pasir, lalu kedua lututnya harus segera ditekuk dengan badannya tetap condong terus jauh di
depan
 Sesudah melakukan pendaratan, janganlah keluar ataupun kembali di tempat awalan dalam
melewati/menginjak wilayah pendaratan pada papan tumpuan.
 Pada teknik ini, atlet juga harus berusaha mendarat sebaik mungkin. Hindari badan ataupun
lengan jatuh di belakang. Pendaratan di bak lompat dimulai pada posisi kedua tumit dan
kakinya agak rapat. Adapun gerakan-gerakan ketika pendaratan juga harus dilakukan
menggunakan kedua kaki. yang harus anda perhatikan ketika mendarat ialah kedua kaki
mendarat bersamaan, diikuti oleh dorongan pinggul didepan. Dengan begitu, badan tak akan
jatuh ke belakang sehingga bisa berakibat fatal.
D. Peraturan Permainan
1. Lintasan awalan lompat jauh lebar minimum 1,22 m dan panjang 45 m.
2. Panjang papan tolakan 1,22m ; lebar 20 cm dan tebal 10 cm.
3. Pada sisi dekat dengan tempat mendarat harus diletakkan papan plastisin untuk mencatat
bekas kaki pelompat bila ia melakukan kesalahan saat menolak. Papan tolakan harus dicat
putih dan harus datar dengan tanah dan harus ditanam sekurang-kurangnya 1 meter dari tepi
depan bak pasir pendaratan.
4. Lebar tempat pendaratan minimum 2,75 m jarak antara garis tolakan sampai akhir tempat
lompatan minimal 10 m.
5. Permukaan pasir di dalam tempat pendaratan harus sama tinggi/datar dengan sisi atas papan
tolakan.
6. Bila peserta perlombaan lebih dari 8 orang, setiap peserta diperbolehkan melompat 3 kali
giliran dan 8 pelompat dengan lompatan terbaik, dapat melompat 3 kali lagi untuk
menentukan pemenang.
7. Bila peserta hanya 8 orang atau kurang, semua peserta harus melompat 6 kali giliran. Semua
lompatan diukur dari titik bebas terdekat di bak pasir/pendaratan yang dibuat oleh setiap
bagian badan ke garis tolakan dalam posisi siku-siku terhadap garis tolakan tersebut.
8. Peserta diberi waktu (1 giliran) lompat hanya selama 1,5 menit. Lompatan yang sama (tie)
ditentukan dengan melihat hasil lompatan terbaik kedua, bila masih sama (tie) dilihat
lompatan terbaik ketiga, bila masih sama (tie) dilihat lompatan terbaik keempat dan
seterusnya, sampai diketahui pemenangnya.
4. Lari Sprint 100m
Lari jarak pendek atau sprint adalah salah satu jenis lari yang dilakukan dengan kekuatan dan
kecepatan penuh sepanjang garis lintasan dari start hingga finish dimana pemenangnya ditentukan
berdasarkan catatan waktu yang paling singkat. Terdapat tiga jarak lintasan yang dilombakan pada
lari jarak pendek, yaitu lari jarak 100 meter, 200 meter dan 400 meter.

Untuk mendapatkan kemenangan, seorang pelari jarak pendek membutuhkan reaksi yang cepat,
kecepatan yang baik, lari yang efisien dan ketepatan saat melakukan start, serta berusaha
mempertahankan kecepatan dari awal hingga mencapai garis finish (Widodo, 2010).

Berikut ini adalah beberapa pengertian dan definisi lari jarak pendek (sprint) dari beberapa sumber
buku:

 Menurut Mujahir (2007), sprint atau lari jarak pendek adalah perlombaan lari yang semua
para pelarinya dengan kecepatan yang sangat penuh dengan menempuh jarak 100 meter, 200
meter, dan 400 meter.
 Menurut Syarifudin dan Muhadi (1992:41), lari jarak pendek atau lari cepat (sprint) adalah
cara lari dimana atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin.
Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh
kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai melewati garis akhir (finish).
 Menurut Adisasmita (1992:35), lari jarak pendek atau sprint adalah semua nomor lari yang
dilakukan dengan kecepatan penuh (sprint) atau kecepatan maksimal, sepanjang jarak yang
ditempuh.
 Menurut Muhtar (2011:12), lari jarak pendek (sprint) merupakan suatu cara untuk berlari
dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin.
Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh
kekuatannya mulai awal (start) sampai melewati garis akhir (finish).
A. Sejarah
Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama pada tahun 776 sebelum Masehi di mana satu-
satunya event adalah perlombaan lari atau stade. Ada beberapa “Games” yang digelar selama era
klasik Eropa: Panhellenik Games The Pythian Game (dimulai 6 SM) digelar di Argolid setiap dua tahun.
The Isthmian Game (dimulai 523 SM) digelar di Isthmus dari Corinth setiap dua tahun.

Pada zaman Kekaisaran Roma juga ada pertandingan ini. Sayangnya, pertandingan lari ini tidak
berlangsung lama karena Kekaisaran Roma jatuh. Untuk lari modern mulai diorganisasikan 200 tahun
lalu. Pada olimpiade modern yang pertama pada tahun 1896, olahraga lari dilombakan untuk pertama
kalinya.

B. Gambar Lapangan dan Ukurannya


-LAPANGAN ATLETIK-

A. Lintasan dan Lapangan Dalam Ruangan

Dalam lintasan indoor atlet berkompetisi sama dengan event lintasan di outdoor dengan
pengecualian untuk lari 100m dan 110/100m haling rintang (diganti dengan sprint 60m dan 60 m
halang rintang di tingkat kebanyakan dan kadang 55m sprint dan 55m haling rintang di tingkat SMA)
dan lari 10.000m, jalan cepat 300m, dan 400m haling rintang. Indoor juga mendapat tambahan lari
3000m yang normalnya pada tingkat kampus dan elit dibandingkan memakai 10.000m. marathon
5.000m adalah event lari jauh yang paling umum, walaupun ada situasi dengan jarak lebih jauh
pernah dilombakan.

Di event lapangan, perlombaan indoor hanya menampilkan lompat tinggi, lompat galah, lompat jauh,
lompat ganda dan menembak. Lembar lembing, lempar bola besi dan tolak peluru ditambahkan
hanya untu event outdoor, dimana normalnya tidak ada ruang yang cukup dalam stadion indoor pada
perlombaan tersebut.

Event unik dari perlombaan indoor (terutama di Amerika Utara) adalah lempar beban seberat 300,
600, 1000 dan 35 pon. Di Negara lain, terutama Norwegia, lompat jauh berdiri dan lompat tinggi
berdiri juga dilombakan, bahkan di Kejuaraan Nasional untuk atlet multi-event ada Pentathlon untuk
wanita (yaitu 60m halang rintang, lompat jauh, tolak peluru dan 800m) dan heptathlon untuk pria
(yaitu 60m halang rintang, lompat jauh, tolak peluru, 60m lari, lompat galah dan 1000m lari) indoor.
Untuk outdoor ada heptathlon untuk wanita dan decathlon untuk pria.

B. Lintasan dan Lapangan Luar Ruangan


Lintasan dan Lapangan luar ruangan biasanya dimulai dan diakhiri selama musim semi. Kebanyakan
lintasan adalah berbentuk oval untuk keadaan 400m. Tetapi, beberapa lintasan tua berukuran 440
yardm dimana ada beberapa lintasan yang tidak oval dan tidak 400m/440 yard karena keadaan
geografis.

Lintasan modern memakai permukaan yang dikaretkan, dan lintasan yang lebih tua memakai pasir
atau kerikil. Lintasan normalnya memakai 6-10 jalur dan bisa termasuk sebuah jalur langkah dan
selokan di salah satu belokan. Jalur ini isa ada di luar atau di dalam lintasan, membuat tikungan yang
lebih sempit atau lebar. Sangat umum dimana lintasan itu akan mengelilingi sebuah lapangan
bermain yang dipakai untuk American Football, sepak bola, atau lacrosse.

Lapangan didalam ini biasanya dikenal dengan lapangan dalam dan permukaanya memakai rumput
atau karpet buatan, dan tempat diaman tim menggelar kamping selama turnamen panjang. Tetapi
lempar lembing, bola besi dan cakram biasanya dilombakan di luar lapangan di lapangan lain karena
membutuhkan ruangan yang lebih luas, dan implementasinya mungkin bisa merusak lapangan yang
dipakai atau lintasan.

C. Teknik Dasar
Start adalah suatu persiapan awal seorang pelari sebelum melakukan gerakan berlari. Tujuan utama
dari start dalam lari jarak pendek adalah mengoptimalkan pola lari cepat (Purnomo 2007: 23).

Terdapat tiga macam teknik start dalam lari jarak pendek, yaitu sebagai berikut:

1. Start Pendek (Bunch Start). Kaki kiri di depan dan lutut kaki kanan diletakkan di sebelah kaki
kiri sekitar satu kepal. Kedua tangan diletakkan di belakang garis start dengan jari-jari rapat
dan ibu jari terpisah.
2. Start Menengah (Medium Start). Kaki kiri di depan, lutut kaki kanan diletakkan di sebelah
kanan tumit kaki kiri jaraknya sekitar satu kepal. Kedua tangan diletakkan diletakkan di
belakang garis start dengan empat jari-jari rapat. Ibu jari terpisah.
3. Start Panjang (Long Start). Kaki kiri diletakkan di depan lutut kaki kanan di belakang kaki kiri,
jaraknya sekitar satu kepal. Kedua tangan diletakkan di belakang garis start dengan jari-jari
rapat dan ibu jari terpisah.

Menurut Bompa (1999), terdapat tiga urutan atau langkah-langkah teknik start lari jarak pendek,
yaitu dijelaskan berdasarkan aba-aba sebagai berikut:

a. Aba-aba bersedia

-Gerakan Lari Aba-aba Bersedia-


Setelah starter memberikan aba-aba bersedia, maka pelari akan menempatkan kedua kakinya
menyentuh blok depan dan belakang, kemudian lutut kaki belakang diletakkan di tanah, terpisah
selebar bahu. Jari-jari tangan membentuk V terbalik dan kepala dalam keadaan datar dengan
punggung, sedangkan mata tetap menatap lurus ke bawah.

b. Aba-aba siap

Gerakan Lari Aba-aba Siap

Setelah ada aba-aba siap, posisi badan seorang pelari adalah lutut ditekan ke belakang, lutut kaki
depan ada dalam posisi membentuk sudut siku-siku 90 derajat, sedangkan kaki belakang pelari
membentuk 120-140 derajat. Dan posisi pinggang sedikit diangkat lebih tinggi dari bahu, tubuh sedikit
condong ke depan, serta bahu agak maju ke depan dari dua tangan.

b. Aba-aba Yaak

-Gerakan Lari Aba-aba Yaak-

Setelah seorang starter memberikan aba-aba, maka gerakan seorang pelari adalah badan diluruskan
dan diangkat pada saat kedua kaki menolak atau menekan keras pada start blok, dan kedua tangan
diangkat dari tanah secara bersamaan untuk kemudian diayunkan bergantian. Kaki belakang
mendorong lebih kuat, dorongan kaki depan sedikit demi sedikit, namun tidak lama, kaki belakang
diayunkan ke depan dengan cepat sedangkan badan condong ke depan, lutut dan pinggang diluruskan
penuh pada saat akhir dorongan.
-Teknik Lari Jarak Pendek-

Menurut Purnomo (2007:33), terdapat dua tahap dalam berlari cepat, yaitu dijelaskan sebagai
berikut:

a. Fase Topang

Fase topang bertujuan untuk memperkecil hambatan saat menyentuh tanah dan memaksimalkan
dorongan ke depan. Fase topang terdiri dari topang depan dan topang dorong. Adapun tekniknya
adalah sebagai berikut:

Fase Topang dalam berlari cepat


Fase Topang dalam berlari cepat
Mendarat pada telapak kaki.
Lutut kaki topang bengkok harus minimal pada saat amortasi.
Kaki ayun dipercepat, pinggang, sendi lutut dan mata kaki dari kaki topang harus diluruskan
kuat-kuat pada saat bertolak.
 Paha kaki ayun naik dengan cepat ke suatu posisi horizontal.
b. Fase layang

Fase layang bertujuan untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu
penempatan kaki yang efektif saat menyentuh tanah. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut:

 Fase Layang dalam berlari cepat


 Fase Layang dalam berlari cepat
 Lutut kaki ayun bergerak ke depan dan ke atas.
 Lutut kaki topang bengkok dalam fase pemulihan, ayunan lengan aktif namun rilek.
 Kaki topang bergerak ke belakang.
-Teknik Melewati Garis Finish-

Pelari dikatakan sudah mencapai garis finish, apabila bagian-bagian tubuhnya sudah dalam bidang
vertikal dari sisi terdekat garis finish, sesuai dengan peraturan dan garis yang telah disediakan. Bagian
tubuh yang dimaksud adalah kepala, leher, lengan dan kaki.

Menurut Muhtar (2011:14), terdapat tiga teknik pada saat melewati garis finish pada lari jarak
pendek, yaitu:

 Menjatuhkan dada ke depan.


 Menjatuhkan salah satu bahu ke depan.
 Lari secepat-cepatnya sampai beberapa meter melewati garis finish.
 Gerakan lari saat memasuki garis finish
 Gerakan lari saat memasuki garis finish

Teknik yang sering dilakukan adalah dengan menjatuhkan dada ke depan apabila ada beberapa pelari
yang bersamaan melewati garis finish, maka pelari yang anggota tubuhnya menyentuh pita terlebih
dahulu merupakan pemenangnya.

D. Peraturan Permainan
Peraturan perlombaan lari jarak pendek diatur dan ditetapkan oleh induk organisasi atletik
internasional IAAF (International Amateur Atloetik Federation) atau tingkat nasional PASI (Persatuan
Atletik Seluruh Indonesia).

a. Peraturan Perlombaan

1. Garis start dan finish dalam lintasan lari ditunjukkan dengan sebuah garis selebar 5 cm siku-siku
dengan batas tepi dalam lintasan. Jarak perlombaan harus diukur dari tepi garis start ke tepi
garis fnish terdekat dengan garis start.
2. Aba-aba yang digunakan dalam lomba lari jarak pendek adalah "bersedia", "siap" dan "ya" atau
bunyi pistol.
3. Semua peserta lomba lari mulai berlari pada saat aba-aba "ya" atau bunyi pistol yang
ditembakkan ke udara.
4. Peserta yang membuat kesalahan pada saat start harus diperingatkan (maksimal 3 kali
kesalahan).
5. Lomba lari jarak pendek pada perlombaan besar dilakukan empat tahap, yaitu babak pertama,
babak kedua, babak semi final, dan babak final.
6. Babak pertama akan diadakan apabila jumlah peserta banyak, pemenang I dan II tiap heat
berhak maju ke babak berikutnya.

b. Diskualifikasi atau Hal-hal yang Dianggap Tidak Sah

Hal-hal yang dianggap tidak sah dalam lari jarak pendek yaitu:

1. Melakukan kesalahan start lebih dari tiga kali.


2. Memasuki lintasan pelari lain.
3. Mengganggu pelari lain.
4. Keluar dari lintasan.
5. Terbukti memakai obat perangsang.

c. Sarana dan Peralatan Lari Jarak Pendek

Lintasan. Perlombaan lari jarak pendek dilakukan di lapangan yang dibuat lintasan atau ban. Lintasan
atau ban perlombaan jumlahnya ada delapan buah. Lebar setiap lintasan berukuran 1,22 meter.

Peralatan. Alat yang digunakan dalam perlombaan lari jarak pendek, misalnya sepatu spikes, start
block, tiang finish, stopwatch, dan bendera start atau pistol.

6. Tolak Peluru
Tolak peluru merupakan satu-satunya yang bisa dilakukan di lapangan indoor karena tidak seperti
lempar cakram misalnya, tolak peluru tak membutuhkan area pendaratan peluru yang luas, karena
sejauh ini belum ada atlet yang sanggup melempar hingga melebihi jarak 25 meter.

Tolak peluru merupakan salah satu olah raga berat yang tidak bisa dilakuka sembarangan, meski olah
raga ini terkesan sepele, yakni hanya melakukan tolakan bola besi dan selesai.

Rata-rata para juara dunia baik untuk kelas laki-laki atau perempuan, memiliki postur tubuh yang
besar dan memiliki energi kuat untuk melakukan tolakan meski banyak juga atlet tolak peluru yang
memiliki postur tubuh sedang.

Faktor penentu dalam tolak peluru secara umum ada 2, yakni teknik dan postur tubuh atlet.

A. Sejarah
Konon, tolak peluru telah ada sejak 2000 tahun lalu. Saat itu, olahraga tolak peluru populer di
kalangan pria Britania atau Inggris untuk menguji kekuatan para pria. Peluru yang digunakanpun
masih berupa batu bukan. Ide olah raga tolak peluru berawal pada abad pertengahan, saat itu meriam
menjadi salah satu senjata yang paling mematikan.

Jenis olahraga lempar seperti tolak peluru kerap dilakukan untuk menguji kekuatan para pria di
Britania atau Inggris, dan sejarah mencatat kegiatan ini sudah ada bahkan sejak 2000 tahun lalu.
Tentu peluru yang digunakan masih berupa batu. Baru pada zaman pertengahan, saat banyak terjadi
perang dan senjata yang digunakan berupa meriam besi dengan canon balls sebagai pelurunya,
menjadi inspirasi untuk prajurit melakukan perlombaan melempar canon balls tersebut sejauh
mungkin. Itu sejarah dari tolak peluru hingga akhirnya menjadi salah satu cabang olahraga yang
diperlombakan hingga saat ini.

Skotlandia tercatat pertama kali mengadakan pertandingan di awal abad 19, yang diselenggarakan
oleh Inggris tahun 1866. Kala itu pertandingan tersebut masih bersifat kejuaraan amatir. Barulah
tahun 1896 tolak peluru masuk pada acara olahraga skala besar yaitu Olimpiade Athena, Yunani.
Perlombaan tingkat amatir mulai diperlombakan dalam kejuaraan yang digelar pada tahun 1866.
Barulah pada tahun 1896 olahraga tolak peluru dimasukkan dalam perlombaan olahraga skala besar
yakni di Olimpiade Athena, Yunani. Kemajuan terbesar dalam olahraga tolak peluru terjadi di
tahun1950, ketika Parry O'Brien memulai tolakannya menghadap bagian belakang ring, metode ini
dikenal sebagai metode O'Brien atau lebih di kenal dengan teknik meluncur.

Namun dalam perkembangannya, teknik yang mendapat popularitas adalah teknik berputar yang
menggunakan lemparan cakram melintasi ring tolak peluru bukan bergerak ke arah belakang yang
telah dilakukan oleh O'Brien. Meski demikian, kedua teknik ini sama-sama mencapai keberhasilan.
B. Teknik Dasar
1. Cara Memegang Peluru

Cara Memegang PeluruDalam memegang peluru pada olahraga ini tidaklah bisa sembarangan dan ada
teknik khusus yang perlu untuk dipelajari. Memegang peluru perlu dilakukan dengan jari-jari tangan
pada telapak tangan area atas. Berikut ini adalah sedikit ulasan tentang langkah cara melakukan
pegangan peluru yang sempurna:

 Letakkan peluru di telapak tangan bagian atas atau juga bisa di bagian ujung telapak tangan di
mana yang terdekat dari jari-jari tangan Anda.
 Renggangkan atau buka jari-jari tangan Anda, yakni jari tengah, manis dan jari telunjuk supaya
dapat Anda gunakan sebagai penahan dan pemegang peluru bagian belakang.
 Sementara itu, pastikan ibu jari serta jari kelingking digunakan sebagai pemegang atau
penahan peluru bagian samping. Tujuan dari cara ini adalah supaya peluru tak tergelincir ke
luar atau ke dalam.
2. Cara Meletakkan Peluru

Cara Meletakkan PeluruDalam teknik olahraga tolak peluru, ada pula cara-cara khusus untuk
meletakkan peluru dengan tepat dan benar. Supaya Anda bisa melakukannya secara sempurna,
berikut ini adalah langkah-langkahnya:
 Aturlah posisi kaki di mana kaki kanan bisa diletakkan pada muka batas belakang lingkaran,
sementara letakkanlah kaki kiri di sisi kiri di mana lebarnya bisa selebar tubuh dan segaris
dengan arah lemparan.
 Peganglah peluru menggunakan tangan kanan dengan pegangan yang selaras.
 Letak peluru bisa diatur dengan baik oleh tangan yang memegang peluru.
 Posisikan peluru di batas leher dengan pundak, yakni di bawah telinga. Saat membuka,
rentangkan lengan segaris dengan bahu.
 Tekuklah bagian lengan kiri di muka dada sedikit saja.
 Kendurkan kaki kiri dan silakan menapak di ujung kaki

3. Awalan

AwalanDalam hal awalan di teknik olahraga tolak peluru, sangat penting juga menyiapkan segala
sesuatu dengan baik. Untuk persiapan awal yang bisa dilakukan, di bawah ini adalah langkah-langkah
penting untuk posisi kaki, lengan dan tubuh bisa diposisikan secara tepat.

 Tempatkan kaki kanan di muka dan pastikan kaki kiri ada di sisi kiri di mana kondisi kaki
membuka selebar bahu dan segaris dengan arah lemparan.
 Pegang peluru dnegan menggunakan tangan kanan.
 Letakkan peluru di batas leher dengan bahu alias di bawah telinga.
 Letakkan lengan kiri tepat di depan dada dengan menekuknya sedikit.
 Tumpukan berat badan di kaki kanan dan bungkukkan juga tubuh sedikit dengan agak
mencondongkannya ke kanan.
 Ayunkan kaki kiri ke depan dan juga ke belakang.

Setelah persiapan selesai, tentunya pemain atau atlet tolak peluru juga harus bersiap melakukan
awalan secara tepat. Untuk melakukan awalan dengan baik, maka langkah-langkah berikut bisa coba
Anda ikuti dan latih:

 Sesudah kaki kiri diayunkan di mana gerakan ini menjadi gerakan awalan, maka lanjutkan
dengan menekuk kaki kanan lebih pendek.
 Sewaktu melakukan ayunan, kaki kiri bisa diposisikan ada di belakang dan kemudian
diayunkan ke kiri atau ke arah lemparan. Barulah mendarat secepatnya dan di saat yang sama
tolakkanlah kaki kanan ke arah lemparan dan lanjutkan dengan pendaratan.
 Ketika pendaratan kaki kanan, tubuh sebaiknya dalam kondisi condong ke kanan.
 Pada pegangan peluru, usahakan agar tidak bergeser ketika melakukan gerakan-gerakan yang
telah dijabarkan di atas. Pastikan tubuh harus dalam posisi siap dengan pegangan peluru yang
tepat sehingga tolakan peluru dapat dilakukan segera dengan sempurna.
 Saat hendak menolakkan peluru, tubuh harus mengarah ke samping arah tolakan.
 Kaki kiri letakkan di depan secara lurus, sedangkan kaki kanan ada di belakang dengan
menekuk lutut.
 Tumpukan berat badan di kaki kanan dan tangan kiri lurus saja rileks ada di depan supaya
keseimbangan dapat terjaga.
4. Cara Menolakkan Peluru

Cara Menolakkan PeluruUntuk cara dalam menolakkan peluru pun ada langkah-langkah tertentu agar
hasil tolakan bisa berhasil sempurna. Berikut ini merupakan cara-cara tolakan peluru yang bisa Anda
latih:

 Tariklah siku menyerong ke belakang atas dalam waktu bersamaan dengan memutar tubuh ke
arah tolakan.
 Dorong juga pinggul serta pinggang ke depan sedikit ke atas sampai dada terbuka menghadap
depan ke arah tolakan atau serong ke atas.
 Angkat dagu dengan pandangan menuju pada arah tolakan.
 Ketika dada atau seluruh badan menghadap ke arah tolakan, peluru dapat sesegera mungkin
ditolakkan sekuat tenaga ke arah depan atas atau arah tolakan.
 Di saat yang sama, Anda bisa menolakkan kaki kanan dan seluruh tubuh dilonjakkan ke atas
menyerong ke depan.

Sebagai pemula, Anda pun perlu tahu kalau cara menolakkan peluru terbagi menjadi 2 cara, yakni
dengan 2 tangan atau dengan 1 tangan saja. Siapkan lebih dulu kondisi fisik Anda dan berikut ini
adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan.

a). Tolakan dengan Kedua Tangan

Cara 1: Peluru harus dipegang menggunakan kedua tangan tepat di depan dada dan pastikan bahwa
posisi kaki adalah dalam kondisi sejajar, barulah peluru bisa didorong atau ditolakkan ke depan atas
sejauh-jauhnya.
Cara 2: Pegang dengan kedua tangan peluru tadi, simpan tepat di bawah perut sambil meluruskan
lengan dan kedua kaki tetap dalam kondisi sejajar, barulah ayunkan dan lemparkan peluru ke depan.

Cara 3: Dengan kedua tangan, pegang peluru dan simpan dulu di bawah perut dengan meluruskan
lengan, sementara kaki tetap sejajar. Posisi seperti ini juga dapat dilaksanakan pelempar dengan
membelakangi arah lemparan barulah ayunkan peluru ke belakang.

Cara 4: Pegang peluru seperti cara di atas, yakni dengan dua tangan, namun hanya satu kaki saja yang
ke depan lalu tolakan bisa dilakukan dengan mendorong kaki ke belakang sebagai bantuan.

b). Tolakan dengan Satu Tangan

Cara 1: Peluru dapat dipegang dengan tangan kanan dan letakkan di leher bagian samping bawah
telinga. Rentangkan lengan kiri ke arah depan sambil tubuh dihadapkan ke depan. Peluru kemudian
ditolakkan dengan sudut parabola sejauh beberapa meter ke arah depan dan kaki kiri juga bisa ikut
dilangkahkan ke depan. Kaki kanan juga perlu dihentakkan supaya dapat membantu tolakan lebih
sempurna sebelum lepas peluru.

Cara 2: Gerakan persis seperti yang disebutkan sebelumnya, namun sebelum tolakan, tubuh bisa Anda
putar ke kanan untuk ambil ancang-ancang.

Cara 3: Gerakan tolak peluru bisa dilakukan dengan awalan membelakang dan hal ini bisa dilakukan
ketika menggunakan bantuan putaran tubuh ketika melakukan tolakan.

5. Akhiran

AkhiranKetika peluru sudah ditolakkan alias sudah lepas, tubuh seharusnya ada pada kondisi condong
ke arah depan. Namun jangan sampai tubuh tidak seimbang dan kemudian jatuh di luar lapangan
tolak peluru. Untuk mencegah agar tubuh tak kemudian jatuh seperti itu, kaki kanan dapat segera
digerakkan ke arah depan.
Di saat yang sama, Anda perlu melakukan pendaratan dengan kaki kanan sementara kaki kiri bisa
ditarik ke belakang. Supaya seluruh tubuh bisa berada pada posisi dan gerakan yang seimbang, maka
lengan kiri pun perlu untuk ditarik ke belakang. Latihlah hal ini agar hasilnya bisa menjadi lebih
sempurna saat melakukannya karena banyak juga pelempar atau pemain tolak peluru yang di awal
banyak melakukan kesalahan dalam gerakan maupun posisi tubuh.

Kesalahan Paling Umum dan Cara Mengatasinya

Pada umumnya, kebanyakan pemula pada olahraga tolak peluru melakukan kesalahan justru di
gerakan pendahuluannya atau gerakan awalan. Ketika posisi tolak lepas, juga banyak yang justru
tungkai yang untuk berdiri di akhir tolakan mendatar tak cukup jauh penempatannya di bawah badan.
Ada pula yang juga menggunakan tungkai dengan mengayunkannya tak cukup tinggi.

Untuk membetulkan kesalahan yang kerap terjadi tersebut, maka sangatlah dianjurkan untuk banyak
berlatih dalam hal mengayunkan tungkai ke belakang sekaligus ke atas. Setelah itu juga kembali
tungkai untuk berdiri. Peluncuran mendatar pun perlu dilatih dengan gerakan awalan hingga posisi
tolak lepas peluru sambil memerhatikan supaya lutut selalu ada pada titik telapak kaki untuk berdiri
dan ayunkan tungkai sambil diluruskan ke arah tolakan.

Ada baiknya untuk melakukan latihan di lapangan karena akan mampu beradaptasi dengan baik.
Apabila hendak berpartisipasi dalam sebuah pertandingan tolak peluru, melatih diri di lapangan
langsung akan sangat membantu, khususnya dalam menghindari gerakan-gerakan yang dianggap
salah atau bisa menyebabkan diskualifikasi. Gagal dalam melakukan proses tolak peluru akan
menjadikan diri sendiri cukup rugi karena pada dasarnya aturan diskualifikasi yang diberlakukan yang
berkaitan dengan kesalahan gerakan atau posisi antara lain:

 Pemain menyentuh balok batas yang ada di atas.


 Keluar masuk lingkaran yang ada dari muka garis tengah.
 Pemain menyentuh tanah yang ada di luar lingkaran.
 Pemain menaruh peluru di belakang kepala.
 Jatuhnya peluru di luar sektor lingkaran.
 Pemain gagal dalam menolakkan atau melemparkan peluru hingga 3 kali kesempatan
lemparan habis.
 Pemain keluar lingkaran tapi tanpa berjalan tenang.
 Pemain keluar melalui depan garis lingkaran.
 Pemain menginjakkan kaki di garis lingkaran lapangan.

C. Gambar Lapangan dan Ukurannya


Dari gambar di atas kita lihat bahwa bentuk lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran, dengan
ukutan tertentu. Terdapat arah tolakan dan diapit oleh dua garis salah dengan sudut masing-masing
45 derajat terhadap garis arah tolakan.

Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok yang dilengkungkan,
bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari
semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus
datar antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.

 Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri
lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
 Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6
mm dan harus di cat putih.
 Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan
sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
 Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

D. Peraturan Permainan
a. Peralatan Olah Raga Tolak Peluru

Olah raga tolak peluru dapat dimainkan dengan menggunakan beberapa peralatan dan sarana yang
merupakan bagian peraturan tolak peluru sebagai berikut :

 Rol Meter
 Bendera Kecil
 Kapur / Tali Rafia
 Peluru, dengan berat sebagai berikut
 Berat peluru untuk senior putra = 7.257 kg
 Berat peluru untuk senior putri = 4 kg
 Berat peluru untuk junior putra = 5 kg
 Berat peluru untuk junior putri = 3 kg

b. Lapangan Tolak Peluru

Lapangan adalah salah satu sarana utama dalam olahraga tolak peluru. Ukuran lapangan tolak peluru
telah diatur dalam peraturan tolak peluru standar hasil ketetapan IAAF.

Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok yang dilengkungkan,
bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari
semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus
datar antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.

1. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri
lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
2. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6
mm dan harus di cat putih.
3. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan
sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
4. Lebar balok 11,2–30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

c. Peraturan Dasar Tolak Peluru

Ketentuan dasar ini adalah hal-hal mendasar dalam peraturan tolak peluru yang harus diketahui oleh
seorang pemain tolak peluru, terdiri dari ketentuan diskualifikasi, hal-hal yang disarankan dan hal-hal
yang harus dihindari.

 Ketentuan diskualifikasi Pada Olah Raga Tolak Peluru


 Menyentuh balok batas sebelah atas
 Menyentuh tanah di luar lingkaran
 Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
 Dipanggil selama 3 menit belum menolak
 Peluru berada di belakang kepala
 Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
 Menginjak garis lingkar lapangan
 Keluar lewat depan garis lingkar
 Keluar lingkaran sebelum peluru menyentuh lantai
 Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
 Menggunakan Doping

Hal yang disarankan dalam olah raga tolak peluru

 Bawalah tungkai kiri merendah


 Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belakang
 Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
 Hasilkan rangkaian pada tungkai kiri
 Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
 Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin
 Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
 Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri

Hal yang harus dihindari dalam olah raga tolak peluru

 Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permainan


 Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
 Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
 Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
 Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
 Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
 Terlalu awal membuka badan
 Mendarat dengan badan menghadap kesamping atau kedepan.
BAB IV. AKTIVITAS AIR

Pengertian, Sejarah, dan Peraturan Renang


-Pengertian Renang-

Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam berenang. Gaya renang
yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada. Perenang
yang memenangkan lomba renang adalah perenang yang menyelesaikan jarak lintasan tercepat.
Pemenang babak penyisihan maju ke babak semifinal, dan pemenang semifinal maju ke babak final.

Bersama-sama dengan loncat indah, renang indah, renang perairan terbuka, dan polo air, peraturan
perlombaan renang ditetapkan oleh badan dunia bernama Federasi Renang Internasional (FINA).
Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) adalah induk organisasi cabang olahraga renang di
Indonesia.

-Sejarah Renang-

Olahraga ini dimulai sejak abad 19 di London. Sekitar tahun 1837, hanya terdapat 6 kolam renang di
kota itu. Popularitas renang terus membaik, dan pada tahun 1869 beberapa asosiasi mulai muncul.
Popularitas kejuaraan renang sederap dengan kebangkitan Olimpyade dan tercantum sebagai
olahraga modern di Athena pada tahun 1896.

Sepanjang perkembangan yang dapat diikuti, kota Bandung merupakan kota yang mengawali
kegiatan olahraga renang di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan kolam renang
Cihampelas pada tahun 1904. di samping itu, sebelum kemerdekaan telah ada beberapa kolam renang
di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan lainnya.

Dengan adanya beberapa kolam renang, perkembangan cabang olahraga ini ditandai dengan
dibentuknya perkumpulan-perkumpulan renang, antara lain Bandungsche Zwembond atau
Perserikatan Renang Bandung pada tahun 1917. ketika itu terdapat 7 perkumpulan yang bernaung di
bawah Perserikatan tersebut, termasuk perkumpulan renang siswa-siswa sekolah di Bandung.

Menyusul berdirinya West Java Zwembond pada tahun 1918, pada tahun 1927 di Jawa Timur berdiri
Oost Java Zwembond (Perserikatan Renang Jawa Timur). Dua peloncat indah Belanda mencetak
prestasi pada tahun1934. Hamaman dan Van de Gron, masing-masing sebagai juara pertama dan
kedua nomor papan 3 meter dan menara. Ketika Far Eastern Games (maksudnya Olimpyade Timur
Jauh) berlangsung di Manila pada tahun 1934 kedua peloncat tersebut menjadi utusan Hindia
Belanda.

-Peraturan Renang-

1. Ukuran Kolam Renang


Federasi Renang Internasional telah menetapkan peraturan rengan berupa standar ukuran kolam
renang yang tentu saja sangat penting dalam kegiatan lomba renang. Secara garis besar ukuran kolam
renang ini dapat kita ketahui sebagai berikut :

 Panjang kolam renag 50 meter dan lebarnya 21 meter.


 Dinding harus vertical dan sejajar.
 Banyaknya lintasan adalah 8 dan masing-masing lintasan lebarnya 2,5 meter.
 Kedalaman air minimum 1,80 meter untuk perlombaan. Suhu air berkisar antara (23-25)o
Celsius.
 Tempat Start tidak boleh licin dan kemiringannya tidak boleh lebih darih 10 derajat.
 Garis-garis tanda lintasan dapat di buat di dasar kolam untuk memberi petunjuk pada
perenang
2. Lintasan

Peraturan renang selanjutnya adalah lintasan. Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling
sedikit 0,2 m di luar lintasan pertama dan lintasan terakhir.Masing-masing lintasan dipisahkan dengan
tali lintasan yang sama panjang dengan panjang lintasan.

Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung berukuran kecil pada seutas tali yang panjangnya sama
dengan panjang lintasan. Pelampung pada tali lintasan dapat berputar-putar bila terkena gelombang
air. Tali lintasan dibedakan menurut warna: hijau untuk lintasan 1 dan 8, biru untuk lintasan 2, 3, 6,
dan 7, dan kuning untuk lintasan 4 dan 5.

Perenang diletakkan di lintasan berdasarkan catatan waktu dalam babak penyisihan (heat). Di kolam
berlintasan ganjil, perenang tercepat diunggulkan di lintasan paling tengah. Di kolam 8 lintasan,
perenang tercepat ditempatkan di lintasan 4 (di lintasan 3 untuk kolam 6 lintasan). Perenang-
perenang dengan catatan waktu di bawahnya secara berurutan menempati lintasan 5, 3, 6, 2, 7, 1,
dan 8.

3. Pengukur waktu

Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh pengukur waktu
otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan sentuh ini hanya 1 cm. Perenang
mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan dan finis. Papan sentuh pengukur waktu
produksi Omega mulai dipakai di Pan-American Games 1967 di Winnipeg, Kanada.

4. Balok start

Di setiap balok start terdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan pistol start dan sensor
pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika perenang meloncat dari balok start.

Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok start adalah 0,5 x 0,5 m,
dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan balok start tidak melebihi 10°.

5. Peraturan Lomba Renang


Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang melakukan posisi start di
atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air dengan lutut sedikit ditekuk.

Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan badan menghadap ke dinding
kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada balok start, sementara kaki bertumpu di dinding
kolam, dan kedua lutut ditekuk di antara kedua lengan. Posisi start gaya punggung juga dipakai oleh
perenang pertama dalam gaya ganti estafet.

Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik ke atas balok start
(bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti estafet). Perenang berada dalam posisi start
setelah aba-aba Siap ((Take your marks dalam bahasa Inggris) diteriakkan oleh wasit start. Start
dinyatakan tidak sah bila perenang meloncat dari balok start sebelum ada aba-aba. Hingga tembakan
pistol start dimulai, tubuh perenang harus dalam keadaan diam.

1. Renang Gaya Bebas


Gaya bebas (bahasa Inggris: free swim) adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke
permukaan air. Kedua belah lengan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan
mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian "dicambukkan" naik turun ke atas dan ke
bawah. Sewaktu berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan
dilakukan saat lengan digerakkan keluar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke
samping. Sewaktu mengambil napas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan.
Dibandingkan gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang yang bisa membuat
tubuh melaju lebih cepat di air. Tidak seperti halnya gaya punggung, gaya dada, dan gaya kupu-kupu,
Federasi Renang Internasional (FINA) tidak mengatur teknik yang digunakan dalam lomba renang
kategori gaya bebas. Perenang dapat berenang dengan gaya apa saja, kecuali gaya dada, gaya
punggung, atau gaya kupu-kupu. Walaupun sebenarnya masih ada teknik-teknik renang "gaya bebas"
yang lain, gaya krol (front crawl) digunakan hampir secara universal oleh perenang dalam lomba
renang gaya bebas, sehingga gaya krol identik dengan gaya bebas.

A. Sejarah
Manusia sudah berenang gaya bebas sejak zaman kuno. Di dunia Barat, gaya bebas pertama kali
dilombakan tahun 1844 di London. Perenang dari suku Indian dengan mudah mengalahkan perenang
dari Inggris.[1][2] Walaupun demikian, pria Inggris waktu itu menganggap gaya bebas tidak elegan,
karena banyak memercikkan air ke sana ke mari. Dalam lomba renang, perenang Inggris tetap
mempertahankan gaya dada.

Sewaktu pergi ke Argentina antara tahun 1870 dan 1890, pelatih renang John Arthur Trudgen
mempelajari gaya bebas dari penduduk asli Amerika Selatan. Berbagai sumber menyebut angka tahun
yang berbeda-beda, tetapi tahun 1873 adalah angka tahun yang paling sering dikutip.[1] Namun di
Inggris Trudgen memakai gerakan kaki menggunting seperti gaya samping dan bukan gerakan kaki
lurus melecut naik turun seperti gaya bebas yang dikenal orang sekarang ini. Gaya renang campuran
yang diperkenalkan oleh Trudgen disebut gaya trudgen.[3]

Gaya trudgen dikembangkan oleh perenang Australia Richmond (Dick) Cavill[3], putra dari instruktur
renang Inggris "Profesor" Frederick Cavill yang menetap di Australia sejak 1879. Frederick Cavill
memiliki enam anak laki-laki[4] yang semuanya perenang mahir, Ernest, Charles, Percy, Arthur (Tums),
Sydney, dan Richmond (Dick).[5] Ketika Dick dan "Tums" sedang mengembangkan gaya trudgen,
mereka berdua melihat Alick Wickham yang berenang dengan gerakan kaki lurus melecut naik turun.
Wickham adalah orang Kepulauan Solomon yang tinggal di Sydney. Dalam Kejuaraan Renang
Internasional 1902, Richard Cavill memenangi lomba renang 100 yard dengan catatan waktu 58,8
detik. Ketika ditanya nama gaya renang yang dipakainya, menurut salah satu dari anggota keluarga
Cavill, "seperti merangkak (crawl) di dalam air". Di kemudian hari, gaya renang yang dikembangkan
Cavill disebut gaya krol (crawl).[4]

Pada 1905, setelah bertemu dengan perenang Australia Barney Kieran yang mengadakan tur di Inggris
pada 1905, perenang gaya trudgen asal Amerika Serikat Charles Daniels memutuskan untuk
menguasai gaya krol Australia yang dipelajarinya dari Kieran.[6] Gaya krol Australia diubah sedikit
oleh Daniels menjadi gaya bebas seperti dikenal orang sekarang.

B. Teknik Dasar
1. Teknik gerakan kaki

Cara melakukan teknik gerakan kaki adalah sebagai berikut.

Teknik in dilakukan dengan cara kedua tangan berpegangan pada besi dipinggir kolam. Kedua kaki
lurus kebelakang dan digerakkan turun naik secara bergantian dengan sumber gerakan dari pangkal
paha.

2. Teknik gerakan tangan

Cara melakukan teknik gerakan tangan adalah sebagai berikut.

Kedua kaki dibuka lebar dan berdiri di kolam yang dangkal. Bungkukkan badan bersamaan kedua
tangan lurus kedepan. Gerakan satu tangan kedalam air kearah pusar dengan siku dibengkokkan.
Kemudian, tangan kebelakang hingga lurus di samping paha.

Setelah itu, tangan diangkat keatas hingga siku-siku membentuk sudut 90 derajat. Tangan dijatuhkan
kedalam air dengan ibu jari masuk dulu sejajar tangan yang didepannya, dilakukan dengan tangan
bergatian secara terus-menerus.

3. Taknik pengambilan napas

Teknik pengambilan napas adalah sebagai berikut.


Berdiri menghadap kedinding kolam dan kedua tangan berpegangan pada besi di tepi kolam. Teknik
kedua lutut direndahkan hingga kepala masuk kedalam air. Putar leher kekanan kiri dan lakukan
secara bergantian. Hirup udara sebanyak-banyaknya dan saat mulut di air buang napas dari mulut
hingga habis.

4. Teknik gerakan renang gaya bebas

Pelaksanaan teknik gerakan renang gaya bebas adalah sebagai berikut.

Posisi tubuh streamline, yaitu sejajar dengan permukaan air dan posisi kepala normal. Kaki digerakan
naik-turun secara bergantian (menggunting air) dengan sumber gerakan pangkal paha. Gerakan
tangan berputar kedepan dengan gerakan menarik dan mendorong dalam air. Saat leher keluar
kepermukaan air, hirup udara dari mulut dan saat kepala didalam, keluarkan napas dari mulut.

C. Peraturan Permainan
1. Aturan Start

Penting untuk mengetahi aturan start yang benar untuk menghindari kesalahan renang gaya bebas
yang dapat menyebabkan diskualifikasi. Pada dasarnya, aturan start renang gaya bebas hampir sama
dengan gaya dada dan gaya kupu-kupu. Perbedaan ketiganya hanya terletak pada sudut yang dibuat
saat masuk ke dalam air. Gaya bebas dan gaya kupu-kupu, sudutnya sekitar 15 derajat. Sementara itu,
dalam aturan start gaya bebas juga memiliki teknik-teknik tertentu, yaitu sebagai berikut:

 Sikap yang benar ketika melakukan start yaitu posisi badan membungkuk dengan pandangan
lurus ke depan. Sementara itu, posisi kedua tangan diluruskan ke belakang dan ujung jari-jari
kaki dikaitkan pada bibir balok start.
 Badan dibungkukkan menghadap ke air kolam dengan tangan yang diayunkan ke belakang.
 Ayunkan kedua lengan ke depan agar tubuh ikut terdorong maju
 Tubuh terdorong maju dan agak condong ke permukaan air. Kemudian, ketika tubuh
melayang, usahakan lengan dan kaki serta sikap tubuh saat meluncur ke dalam air tetap lurus.
2. Aturan Pembalikan

Peraturan renang gaya bebas mengenai pembalikan yaitu, perenang diharapkan untuk dapat
melakukan pembalikan ke kanan maupun ke kiri dengan gerak cepat. Jika tangan kanan menyentuh
dinding kolam, maka harus memutar badan kea rah kiri. Tangan kanan yang menyentuh dinding
kolam tersebut diletakkan pada dinding kolam agak ke arah kiri dengan jemari yang menghadap ke
kiri bawah.

Sementara ke dinding, lalu tangan yang menyentuh dinding ditekukkan. Lepaskan segera tangan yang
tadi menempel pada dinding dan luruskan ke depan. Sementara itu, kedua kaki diluruskan kuat-kuat
ketika menolak dinding kolam agar meluncur ke depan.

Terdapat setidaknya dua teknik ketika melakukan pembalikan dengan gaya bebas, yaitu teknik salto
dan tanpa salto. Berikut adalah penjelasan masing-masing teknik tersebut.
1. Teknik yang pertama, yaitu teknik pembalikan gaya bebas dengan salto. Pembalikan
dilakukan pada saat jarak tubuh sekitar satu lengan dari tempat berbalik. Cara melakukannya
adalah pertama-tama, salah satu lengan berada di samping tubuh. Ayunan tangan dan kepala
ditundukkan hingga dada, kemudian secara bersamaan kedua lutut ditarik ke perut dengan
menggunakkan hentakkan punggung, ayunan kedua tangan, kaki, lalu tubuh akan berputar.
Tubuh akan berhenti berputar ketika kedua telapak kaki sampai ke dinding kolam dengan
posisi telentang. Lalu bersamaan dengan tolakan kaki, badan diputar hingga telungkup dan
posisi lengan lurus setelah dilepas.
2. Teknik kedua yaitu, teknik pembalikan gaya bebas tanpa salto. Cara melakukannya yaitu, kaki
ditarik mendekat ke dinding kolam, lalu salah satu lengan diposisikan menyamping lurus
bersamaan dengan tolakan kedua kaki dari dinding kolam. Setelah itu, kedua lengan
diluruskan ke depan sejurus dengan kaki depan lepas landas dan kedua lengan lurus di depan
meskipun masih berada dalam posisi menyamping dengan dorongan kaki yang kuat
mendorong tubuh menjadi posisi telungkup. Untuk mendapatkan kaki yang kuat, coba
lakukan latihan untuk pergelangan kaki agar cepat terbiasa mendorong tubuh dengan kuat.

3. Peraturan Perlombaan Renang Gaya Bebas

Dalam perlombaan gaya renang, terdapat aturan-aturan standard yang ditetapkan oleh pihak
penyelenggara. Berikut adalah aturan-aturannya.

 Perenang harus dapat melakukan finish dalam lintasan yang sama dengan ketika melakukan
start.
 Dalam perlombaan renang, seorang perenang harus menyentuh ujung kolam atau lintasan
ketika melukan pembalikan. Pembalikan yang diwajibkan adalah dari dinding kolam dan
dilarang untuk mengambil langkah dari dasar kolam.
 Saat nomor pertandingan renang gaya bebas atau nomor pertandingan gaya ganti, perenang
tidak akan didiskualifasi jika berdiri di dasar kolam.
 Perenang akan dikenakan diskualifikasi jika mengganggu perenang lainnya dengan cara
menyebrang ke lintasan lain.
 Semua peserta atau perenang tidak diperkenankan untuk menggunakan alat yang dapat
menambah kecepatan, daya tahan, dan daya renang saat perlombangan.

4. Aturan Umum Perlombaan Renang

Selain aturan renang gaya bebas mengenai start dan pembalikan, kini kita akan membahas mengenai
aturan perlombaan renang secara umum. Berikut adalah poin-poin aturan umum pada perlombaan
renang.

 Perenang diwajibkan berada pada lintasannya masing-masing sesuai dengan keputusan


panitia atu sesuai undian.
 Jika terjadi suatu pelanggaran yang dapat menghilangkan kesempatan menang bagi peserta
lain, maka ketua pertandingan dapat memperkenankan peserta tersebut untuk berlomba
ulang pada babak selanjutnya.
 Peserta lomba dapat dinyatakan menang jika telah menyelesaikan seluruh jarak renangnya
terlebih dahulu.
 Dalam nomor perlombaan estafet, akan dinyatakan diskualifikasi jika ada perenang yang
kakinya terlepas dari tempat start sebelum peserta menyentuh dinding terlebih dahulu,
kecual jika perenang tersebut kembali ke tempat start dan cukup pada dinding saja.

5. Aturan Khusus pada Perlombaan Renang

Dalam perlombaan renang pada umumnya, baik itu renang gaya bebas, kupu-kupu, dada, dan gaya
punggung, terdapat aturan-aturan khusus yang diwajibkan kepada para peserta, yaitu sebagai
berikut:

 Tidak ada pengelompokkan kelas maupun umur.


 Aturan perlombaan renang mengikuti aturan yang ditetapkan oleh PRSI/FINA.
 Semua nomor perlombaan dilaksanakan langsung sampai final atau timed-final.
 Semua nomor perlombaan menggunakan aturan 2x start.
 Masing-masing nomor perlombaan hanya diwakili oleh satu orang untuk setiap daerah.
 Masing-masing peserta diharuskan mengikuti minimal 1 nomor dan maksimal 4 nomor yang
diperlombakan.
 Jika ingin melakukan protes, protes harus dinyatakan secara resmi. Protes dapat diterima oleh
ketua perlombaan jika memenuhi ketentuan-ketentuan, seperti: a). Protes harus disampaikan
secara tertulis dan ditandatangani oleh manager bersangkutan. b). Protes diajukan paling
lambat 30 menit setelah nomor/acara perlombaan yang diprotes berakhir dan disertai dengan
pembayar.

6. Sistem Penilaian Pertandingan

Selain aturan umum dan khusus, juga terdapat sistem penilaian pertandingan yang diberlakukan oleh
panitia acara perlombaan renang, baik gaya bebas maupun gaya renang lainnya. Berikut adalah poin-
poinnya.

Akan diberlakukan sistem diskualifikasi.

Jika peserta dinyatakan didiskualifikasi, tidak akan dikenakan biaya apapun atau gratis.

Ketentuan diskualifikasi:

a). Peserta menggunakan gaya yang tidak sesuai dengan yang dipertandingkan

b). Peserta melakukan start sebelum diberi aba-aba terlebih dahulu

c). Peserta melakukan finish yang tidak sesuai dengan cara standard yang sudah ditetapkan.
Peserta dinyatakan menang jika telah mencapai garis finish tercepat sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan tanpa melanggarnya.

2.Gaya Renang Dada


Gaya dada atau gaya katak adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air,
namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki
menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan
dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan
tubuh meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan
ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan
tangan-kaki.

Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi. Posisi tubuh stabil dan
kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Dalam pelajaran berenang, perenang pemula
belajar gaya dada atau gaya bebas.

A. Sejarah
Manusia sudah berenang gaya dada sejak Zaman Batu seperti digambarkan dalam lukisan di Gua
Perenang, dekat Wadi Sora, Mesir barat daya. Gerakan kaki gaya dada diperkirakan meniru gerakan
berenang katak. Di lukisan dinding yang dibuat orang Assyria dan lukisan relief yang ditemukan di
Babilonia.

Pada tahun 1538, seorang profesor ilmu bahasa berkebangsaan Jerman bernama Nicolas Wynman
menerbitkan buku berenang yang pertama, Colymbetes. Tujuannya menulis buku bukan untuk
mempromosikan berenang, melainkan untuk mengurangi resiko bahaya tenggelam. Meskipun
demikian, buku tersebut berisi cara belajar gaya dada.

Pada tahun 1696, pengarang Prancis Melchisédech Thévenot menulis buku The Art of Swimming yang
menjelaskan berenang gaya dada yang serupa dengan gaya dada sekarang ini. Salah seorang dari
pembacanya adalah Benjamin Franklin. Lomba renang dimulai di Eropa sekitar tahun 1800. Sebagian
besar perenang memakai gaya dada. Dalam lomba renang tahun 1844 di London, sejumlah perenang
suku Indian ikut serta. Perenang Inggris menggunakan gaya dada sementara perenang suku Indian
menggunakan gaya bebas. Hingga tahun 1873, orang Inggris lebih senang berenang gaya dada.

Pada tahun 1875, Kapten Matthew Webb berhasil mencatatkan diri sebagai orang pertama yang
berenang menyeberangi Selat Inggris. Selat selebar 34,21 km itu diseberanginya dengan berenang
gaya dada selama 21 jam 45 menit.

Olimpiade St. Louis 1904 adalah Olimpiade yang pertama kali mempertandingkan nomor gaya dada
secara terpisah untuk jarak 440 yard (402 m). Pada waktu itu diperlombakan nomor gaya dada, gaya
punggung, dan gaya bebas.
B. Teknik Dasar
1. Latihan Teknik Gerakan Meluncur

Meluncur merupakan gerakan paling dasar dari berenang. Gaya meluncur dipakai oleh teknik renang
manapun termasuk renang gaya dada. Langkah ini penting dikuasai agar kita tidak merasa takut
ketika berenang dalam air, dapat menyesuaikan suhu dan mengurangi resiko cedera dalam air.

Berikut Cara Meluncur Saat Berenang:

 Berdiri menempel pada pinggiran kolam renang dengan satu kaki menempel pada dinding
kolam
 Posisi badan membungkuk sejajar dengan permukaan air seperti ketika rukuk dan posisi
tangan lurus kedepan mengapit kedua daun telinga.
 Dorong badan kuat-kuat dengan kaki yang menempel pada dinding kolam, lalu tubuh anda
akan meluncur ke depan.
 Posisi kan tangan, kaki dan tubuh lurus kedepan sejajar dengan permukaan air lalu jaga
keseimbangan badan.

2. Latihan Teknik Gerakan Kaki


Gerakan kaki sangat penting karena merupakan sumber gerak anda di dalam air. Dengan gerakan kaki
yang benar, anda dapat bergerak dengan cepat dan leluasa di dalam atau di permukaan air.

Berikut Cara Menggerakkan Kaki Saat Berenang:

 Posisi badan terlungkup sejajar dengan air.


 Berpegangan pada dinding kolam renang.
 Kepala berada pada permukaan air (bisa bernafas)
 Tarik kedua kaki ke arah samping lalu luruskan kembali seperti katak ketika berenang.
 Buat lecutan ketika kaki akan menutup.
 Lakukan dengan kondisi kaki rileks.
 Ulangi berulang kali sampai gerakan menjadi sempurna.

3. Latihan Teknik Gerakan Tangan


Gerakan tangan tidak kalah penting dengan gerakan kaki. Dari segi tenaga yang dihasilkan tentu lebih
kuat kaki, namun gerakan tangan menjaga badan tetap seimbang dan membantu kepala ketika naik
ke permukaan untuk mengambil nafas.

Berikut Cara Menggerakkan Tangan Saat Berenang:

 Posisikan kaki menempel pada dinding kolam renang.


 Luruskan kedua tangan dan kepala terlihat jelas dari atas permukaan air.
 Tarik kedua tangan ke arah dada secara bersamaan sembari mendayung air dengan telapak
tangan.
 Latihan ini dapat anda gunakan dengan bantuan papan seluncur

3. Latihan Mengambil Nafas


Pernafasan dalam renang gaya dada dilakukan pada saat tangan ada ditarik ke samping lalu angkat
kepala anda ke atas sambil mengambil udara. Kepala harus menghadap ke bawah, karena jika
menghadap ke depan dapat membebani leher anda. Lalu keluarkan udara secara perlahan di dalam
air.

C. Peraturan Permainan
1. Renang gaya dada dimulai dari dayungan tangan pertama sesudah start dan sesudah
pembalikan. Badan tetap menelungkup dan kedua bahu segaris dengan permukaan air yang
normal.
2. Semua gerakan lengan harus serempak dan dalam bidang horizonal yang sama, tanpa gerakan
bergantian.
3. Kedua tangan harus didorong ke depan bersama-sama dari dada dan harus ditarik ke belakang
atau di bawah permukaan air. Kecuali pada start dan pembalikan, kedua tangan tidak boleh
ditarik ke belakang melampaui garis pinggang.
4. Semua gerakan kaki harus serempak dan pada bidang horizonal yang sama, tanpa gerakan
bergantian.
5. Saat melakukan gerakan menendang, kedua kaki harus diarahkan ke luar hingga mendorong
ke belakang. Suatu gerakan menggunting (scissors), beralun (flutter), atau gerakan kaki
menekan ke bawah (dolphin kick) tidak diperbolehkan. Memecah permukaan air dengan
kedua kaki diperkenankan, kecuali bila diikuti dengan gerakan kaki menekan ke bawah atau
tendangan lumba-lumba.
6. Saat pembalikan dan finish, sentuhan harus dilakukan dengan kedua tangan serempak, baik di
atas atau di bawah permukaan air. Kedua bahu harus tetap pada posisi horizonal hingga
sentuhan dilakukan. Kepala boleh di bawah permukaan air setelah tarikan terakhir saat
menyentuh dinding.
7. Selama melakukan gerakan lengkap dari satu kayuhan lengan dan tendangan kaki, saat itu
sebagian dari kepala harus memecah permukaan air. Kecuali setelah start dan pembalikan,
perenang boleh melakukan satu tarikan lengan penuh ke belakang hingga mengarah ke kaki
dan satu gerakan tendangan kaki di bawah permukaan air. Kepala harus memecah permukaan
air, sebelum lengan kembali melakukan putaran ke dalam dari bagian melebar.
4. Renang Gaya Punggung
Renang gaya punggung adalah gaya berenang dengan posisi menghadap ke permukaan air. Jadi, posisi
wajah adalah menghadap ke atas, perenang mudah dalam mengambil napas, tetapi tidak dapat
melihat ke depan. Gaya berenang dengan gaya bebas, namun dilakukan dengan posisi tubuh
terlentang.

Sikap start berenang gaya punggung berbeda dengan gaya bebas, gaya kupu-kupu atau gaya dada
yang dilakukan di atas blok star. Untuk perenang gaya punggung pada saat start dalam perlombaan
dilakukan di dalam kolam. Saat start perenang menghadap ke dinding kolam dengan kedua tangan
memegangi besi yang dijadikan pegangan di diinging kolam. Kedua lutu ditekuk diantara kedua
tangan, kemudian kedua telapak kaki bertumpu pada dinding kolam.
A. Sejarah
Gaya punggung adalah gaya berenang yang sudah dikenal sejak zaman kuno. Pertama kali
dipertandingkan di Olimpiade Paris 1900, gaya punggung merupakan gaya renang tertua yang
dipertandingkan setelah gaya bebas.

Selain itu, gaya punggung diperlombakan pula pada olimpiade tahun 1912 di Stocholm. Pada waktu
itu kompetisi renang dibagi menjadi tiga nomor pertandingan, yaitu gaya dada, punggung, dan gaya
bebas baik level nasional maupun internasional. Orang-orang pada saat itu menggunakan gaya
punggung dengan memakai kedua lengan memutar secara bersamaan atau double over arm dan
menggunakan gerakan kaki gaya katak.

-Adolf Kiefer-

Adolph Gustav Kiefer (lahir 27 Juni 1918) adalah mantan perenang kompetisi Amerika, juara
Olimpiade, mantan pemegang rekor dunia, penemu dan inovator produk baru yang terkait dengan
kompetisi olahraga air. Dia adalah orang pertama di dunia yang mampu berenang sejauh 100 yard
dengan gaya punggung dengan waktu kurang dari enam puluh detik.

Adolf Kiefer adalah orang yang telah berjasa melakukan perbaikan gaya katak. Sebagaimana yang
diceritakan oleh Badruzaman (2007: 19), bahwa: ”Pada tahun 1934 seorang perenang bernama Adolf
Kiefer melakukan perbaikan-perbaikan gaya sehingga menambah kecepatan dengan baik, maka dari
itu gaya ini semakin digemari.

B. Teknik Dasar
1. Posisi Badan

1. Posisi badan pada renang gaya punggung, adalah sebagai berikut.


2. Badan telentang di permukaan air, usahakan badan mulai dari kepala sampai ujung kaki
sehorizontal mungkin.
3. Telinga berada di permukaan air (sedikit masuk ke air) dan leher harus rileks.
4. Panggul tetap dipertahankan jangan sampai membuat sudut dan pandangan harus selalu
lurus ke atas.
5. Untuk gerakan kaki agar dapat terlihat jelas, perlu ditinjau dari masing-masing bagian. Berikut
adalah uraian gerakan kaki pada renang gaya punggung.
6. Mengapung dengan menggerak-gerakkan tungkai kanan dan kiri naik turun secara bergantian
dengan posisi tidur terlentang.
7. Sudut naik turunnya kaki waktu pukulan kaki bergantung pada setiap individu, tetapi sudut
kaki ini harus lebih besar daripada gaya bebas.
8. Gerakan telapak kaki ke atas merupakan gerakan cambuk. Waktu melakukan gerakan
tersebut jari kaki boleh sedikit keluar dari air.
9. Waktu melakukan pukulan kaki, harus diusahakan supaya kaki tetap di bawah permukaan air
terutama lutut.
10. Kaki digerakkan bergantian dengan cukup cepat agar arah renang tidak berbelok atau
melenceng.
11. Posisi tangan saat latihan kaki, tangan berada lurus di permukaan air di atas kepala dengan
kedua telapak tangan berdekatan atau terkait.
12. Bagi pemula tangan lurus di samping badan, keadaan kedua tangan harus selalu rileks.

2.Gerakan Tangan

Ada tiga fase gerakan lengan dalam renang gaya punggung, yaitu sebagai berikut.

a.) Gerakan Pull (Penarikan)

Gerakan ini dimulai dari posisi lengan lurus di belakang kepada, jari kelingking berada di bawah.
Untuk memulai gerakan siku sedikit ditekuk, kemudian tarik lengan mendekati beban. Gerakan ini
berakhir setelah lengan atas atau siku mendekati badan yang selanjutnya dilakukan gerakan push.

b.) Gerakan Push (Pendorongan)


Gerakan ini dilakukan dengan cara lengan bawah mengadakan pendorongan dengan kuat sampai
telapak tangan mendekati paha. Gerakan ini dilakukan setelah gerakan tangan akan berakhir. Setelah
gerakan push berakhir dilakukan gerakan recovery.

c.) Gerakan Recovery (Istirahat)

Ibu jari yang keluar terlebih dahulu dari permukaan air, setelah tangan lurus ke atas tangan diputar
(telapak tangan menghadap keluar) seterusnya recovery berakhir setelah tangan masuk ke air dengan
jari kelingking masuk terlebih dahulu. Gerakan ini harus dilakukan dengan rileks.

Fase-fase gerakan tersebut dilakukan oleh kedua tangan terus-menerus secara tidak terputus-putus
sehingga seperti gerakan baling-baling.

3. Latihan Napas

Pengambilan napas tidak terlalu sulit pada renang gaya punggung karena muka tidak masuk ke dalam
air. Namun, percikan air sering menggangu dalam bernapas karena bisa masuk ke hidung. Oleh karena
itu, sebaiknya pengambilan napas dilakukan melalui mulut dan hidung pada saat kedua lengan berada
di dalam air yaitu pada saat kedua lengan dalam posisi horizontal (lengan yang satu masuk dan lengan
yang lain keluar).

Koordinasi yang baik antara gerakan tangan dan kaki memengaruhi besarnya daya dorong. Berikut
langkah-langkah menggerakkan tangan dan kaki dalam berenang dengan gaya punggung elemeter.

1. Dari posisi tubuh mengapung telentang, dimulai gerakan pemulihan tangan dengan ibu jari
menyusuri sisi tubuh perenang. Bersamaan dengan itu, ayunkan tumit kaki ke bawah dengan
pergelangan kaki ditekuk.
2. Ketika telapak tangan pada posisi setinggi bahu dan jari-jari lurus menghadap keluar,
pergelangan kaki ditekuk dengan jari-jari juga lurus menghadap ke luar.
3. Rentangkan tangan untuk mengayuh. Sementara itu, telapak kaki bergerak keluar, yang
didahului oleh jari kaki.
4. Sementara tangan mulai mengayuh, telapak kaki bergerak keluar dan melakukan gerak
memutar.
5. Ketika tangan berada di pertengahan kayuhan, pergelangan kaki ditekuk.
6. Tangan selesai melakukan kayuhan, pergelangan kaki diluruskan dan jari kaki dalam posisi
berjinjit, serta kedua kaki menekan air di antaranya.
7. Meluncur di air dengan tubuh tetap dalam posisi lurus. Semakin sedikit dalam melakukan
kesalahan, berarti semakin baik penguasaan teknik berenang dengan gaya punggung
elementer.

Agar dapat menguasai teknik-teknik dalam menggerakkan kaki selama berenang dengan gaya
punggung elementer, dapat dilakukan latihan-latihan dasar berikut.

 Latihan ayunan kaki darat.


 Latihan ayunan kaki dengan bersandar pada tepian kolam, tangan terbuka lebar.
 Latihan ayunan kaki dengan tekanan.
 Latihan ayunan kaki menggunakan papan pelampung.
C. Peraturan Permainan
Sebelum aba aba Start (setelah peluit panjang wasit), para perenang harus berjajar didalam air
mengahdap dinding tempat start, dengan kedua tangan berpegang pada pegangan start. Dilarang
berdiri didalam atau diatas parit (Gutter), ataupun menekukkan jari kaki diatas bibir parit (Gutter).

Pada isyarat Start dan setelah melakukan pembalikan, perenang harus bertolak dari dinding kolam
dan harus berenang telentang selama perlombaan, kecuali saat melakukan pembalikan seperti yang
dimaksud dalam posisi normal telentang bisa termasuk gerakan badan berguling, tetapi tidak boleh
sampai 90 derajat dari tegak lurus (Horizaontal). Posisi kepala tidaklah menjadi pertimbangan.

Sebagian dari tubuh perenang harus memecah permukaan air selama perlombaan. Tetapi
diperbolehkan sama sekali berada dibawah permukaan air (tenggelam) saat melakukan pembalikan
dan sepanjang maksimal 15 meter setelah melakukan Start maupun setelah melakukan tiap
pembalikan. Pada jarak tersebut (15 M) kepala harus sudah memecah permukaan air.

Saat melakukan pembalikan harus ada bagian dari tubuh perenang yang menyentuh dinding pada
waktu pembalikan bahu boleh berbalik melebihi Vertikal sampai kedada dimana setelah itu satu
gerakan berlanjut sebelah tangan atau satu gerakan berlanjut yang bersamaan kedua belah tangan
untuk memulai pembalikan. Bila badan telah meninggalkan posisi telentang, setiap gerakan kaki atau
tarikan tangan haruslah merupakan lanjutan gerakan pembalikan (bukan gerakan baru). Perenang
harus sudah ke posisi telentang bila lepas/ meninggalkan dinding.

Pada saat finish perenang harus menyentuh dinding dalam posisi telentang pada lintasan masing
masing.

5. Renang Gaya Kupu-Kupu


Gaya kupu-kupu (bahasa Inggris: butterfly stroke) adalah salah satu dari gaya renang yang
diperlombakan dalam Olimpiade dan lomba-lomba resmi yang lain. Karena gerakan kakinya, gaya ini
juga dikenal sebagai gaya lumba-lumba atau dolphin.

Dibandingkan gaya renang lainnya, berenang gaya kupu-kupu memerlukan kekuatan yang besar dari
perenang. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah tangan secara
bersamaan, dikombinasi dengan dorongan kaki bersamaan. Ketepatan irama sangat penting dalam
akselerasi gerakan ini.

Gaya kupu-kupu adalah gaya renang terbaru dalam pertandingan renang dan menurut sejarahnya
merupakan variasi dari gaya dada. Perenang gaya kupu-kupu pertama kali ikut dalam lomba renang
pada tahun 1933.

A. Sejarah
Pada akhir tahun 1933, perenang Amerika Serikat bernama Henry Myers berenang gaya kupu-kupu di
perlombaan renang Brooklyn Central YMCA.[1] Pelatih renang David Armbruster dari Universitas Iowa
meneliti masalah hambatan air sewaktu berenang gaya dada. Pada tahun 1934, Armbruster diduga
telah memperbaiki metode mengayunkan lengan ke depan sewaktu berenang gaya dada. Armbruster
menyebut gaya "baru" tersebut sebagai gaya "kupu-kupu". Walaupun gaya kupu-kupu sulit dipelajari,
perenang gaya kupu-kupu bisa berenang lebih cepat. Pada tahun berikutnya (1935), perenang Jack
Sieg dari Universitas Iowa mengembangkan teknik menendang seperti sirip ekor ikan, Sieg berenang
dengan tubuh dimiringkan ke salah satu sisi. Ia menyebut tendangannya sebagai "tendangan sirip
ekor lumba-lumba". Armbruster dan Sieg lalu bersama-sama mengembangkan kedua teknik ini
menjadi gaya renang yang sangat cepat. Satu ayunan lengan kupu-kupu dipadu dengan dua
tendangan lumba-lumba. Richard Rhodes mengklaim bahwa Volney Wilson adalah orang yang
menciptakan "tendangan lumba-lumba" setelah mempelajari gerakan ikan. Volney Wilson mencoba
gerakan barunya di penyaringan wakil Amerika Serikat untuk Olimpiade 1938. Hasilnya, Wilson
terkena diskualifikasi.

B. Teknik Gerak
1. Start
Pada nomor renang gaya kupu-kupu, perenang melakukan posisi start di atas balok start.
Badan dibungkukkan ke arah air dengan lutut sedikit ditekuk.
2. Posisi Badan / tubuh

Dalam Renang gaya kupu kupu, posisi badan merupakan bagian yang sangat penting karena sangat
menentukan kesempurnaan gerakan. Saat melakukan gerakan, posisi posisi badan diusahakan sedatar
mungkin dengan permukaan air meski dalam praktiknya terjadi gerakan naik dan turun secara
Vertikal dan sesuai dengan irama kaki yang dihentakan secara bersamaan.

Pada renang gaya kupu-kupu, tubuh mengambang dalam posisi telungkup hampir sejajar di bawah
permukaan air. Posisi ini dipertahankan mulai dari kepala, bahu, pinggang, hingga kaki. Kedua lengan
berada di atas kepala dan garis permukaan air tepat di atas alis mata. Posisi tubuh harus diatur
sedatar mungkin dengan air untuk memperkecil hambatan.

Selain itu, posisi tubuh yang lainnnya perlu diperhatikan yakni bagian kepala dan kaki.

Bagian Kepala - Untuk mempermudah dalam melakukan pangambilan nafas diusahakan agar bagian
kepala naik sedikit saja asalkan mulut sudah berada di atas permukaan air dan cukup untuk
mengambil nafas, dan ketika kita telah selesai mengambil nafas maka dengan cepat kepala tunduk
kembali agar tubuh tetap datar dengan permukaan air.

Bagian Kaki - Ketika melakukan hentakan Dholpin yang dilakukan oleh kedua kaki sebaiknya kaki tidak
memukul terlalu dalam, karena jika pukulan terlalu dalam maka akan mengakibatkan penambahan
tahanan ke bagian depan, tendangan kaki tersebut dilakukan dengan menekuk kedua kaki pada
persendian Lutut yang kemudian di luruskan kembali dengan keras (seperti ekor ikan paus).

3. Gerakan Kaki

Gerakan kaki pada Renang Gaya Kupu-kupu ini hampir sama dengan Renang gaya bebas
perbedaannya adalah pada Renang gaya Kupu-kupu gerakan kaki di dilakukan secara bersamaan
sedangkan pada gaya renang misalnya gaya bebas gerakan kaki dilakukan secara bergantian.

Pada gerakan kaki yang sangat berperan adalah gerak tungkai, yakni gerakan yang dilakukan dengan
cambukan kaki ke atas dan ke bawah. Cambukan ke atas merupakan gerak recovery, yaitu dengan
menggerakkan kaki ke atas hingga ke permukaan air. Cambukan dilakukan dua kali untuk satu
putaran lengan.

Cambukan ke bawah dimulai dengan melentingkan pinggang, lutut diluruskan, dan kedua kaki
dicambukkan dengan cepat ke bawah. Kelenturan pada sendi pergelangan kaki dan sendi lutut sangat
menentukan hasil cambukan ke bawah.

Teknik gerakan kaki renang gaya Kupu-kupu:

 Usahakan posisi kaki lurus mulai dari pangkal sampai ujung kaki.
 Lakukan gerakan kaki dengan menekuk bagian lutut namun tidak terlalu bengkok.
 Lakukan gerakan kaki (Tendangan) dengan meluruskan kaki yang semula dibengkokan,
lakukan dengan keras terutama pada punggung kaki.
 Setelah kaki di kayuh (ditendang) kebawah kaki kembali di luruskan dan kembali ke posisi
awal.
4. Gerakan Lengan

Gerakan tangan Renang Gaya Kupu Kupu

Gerakan lengan pada gaya Kupu-kupu harus digerakan secara bersamaan antara lengan kanan dan
lengan kiri. Gerak lengan pada gaya kupu-kupu diawali dengan memasukkan kedua lengan ke dalam
air.

Berikut ini gerakan cara melakukan gerakan lengan pada gaya Kupu kupu:

 Menangkap (catch) - Setelah badan masuk ke dalam air, lengan digerakkan keluar, lalu
dilanjutkan dengan gerak menangkap. Gerak ini bersamaan dengan gerak cambukan ke
bawah yang pertama.
 Meraih (down sweep) - Setelah gerak menangkap, gerak pergelangan tangan dan siku-siku
sedikit membengkok ke bawah lalu keluar dan meraih air.
 Menarik (insweep) - Tangan ditarik ke dalam dan ke belakang di bawah kepala dekat badan.
 Mendorong (upsweep) -Gerakan ini dilakukan di akhir gerak menarik dengan mendorong
lengan ke belakang dan mengeluarkan lengan dari air.
 Pemulihan (recovery) - Pemulihan dilakukan setelah melakukan gerakan mendorong. Caranya,
yaitu dengan mengangkat siku ke atas permukaan air dan memutar sendi bahu untuk
memindahkan lengan ke depan.
5. Pernafasan

Peroses pengambilan nafas pada rengan gaya kupu-kupu dilakukan dengan mengangkat kepala ke
atas permukaan air, teknik mengangkat kepala pada renang gaya Kupu-kupu ini dilakukan pada saat
akhir tarikan, pada saat melakukan pengambilan nafas diusahakan agar kepala naik sedikit di
permukaan, dan setelah selesai maka dengan cepat kepala diturunkan kembali kedalam air agar
tahanan depan tidak terlalu besar, untuk pengeluaran air dilakukan di bawah air dengan
menggunakan hidung.

6. Koordinasi Gerakan

gerakan Renang Gaya Kupu Kupu

Dalam melakukan renang Gaya Kupu-kupu gerakan antara lengan dan kaki harus sesuai khususnya
pada saat tubuh naik turun di permukaan air, pada 1 putaran lengan harus terjadi 2 kali putaran kaki
(Keras & Lemah), ketika permulaan gerakan tendangan kaki harus dilakukan dengan keras sedangkan
pada saat melakukan dorongan gerakan kaki dilakukan dengan lemah.

Pembalikan gaya kupu-kupu


Membalik pada gaya kupu-kupu peraturannya hampir sama dengan gaya dada, setelah kedua tangan
menyentuh dinding bersama-sama, kemudian baru boleh membalik. Pantat dan kedua kaki yang
telah ditekukkan betul-betul, diputar ke samping sehingga sangat dengan dinding. Satu persatu
tangan dilepaskan dan diluruskan kemuka disertai gerakan bertolak yang kuat pada dinding,
kemudian meluncur ke depan dengan sikap lurus dekat dengan permukaan air. Gerakan kaki boleh
lebih satu kali gerakan.

-Bentuk Latihan Renang Gaya Kupu-Kupu-

Untuk menguasai renang gaya kupu-kupu, perlu dilakukan latihan yang mencakup gerakan lengan,
gerakan tungkai, dan cara pengambilan napas.

 Latihan 1 - Latihan ini bertujuan untuk melatih fleksibilitas atau kelenturan sendi-sendi
pinggang dan pergelangan kaki.
 Posisi badan telungkup dan berpegangan pada dinding kolam.
 Posisikan badan dengan melentingkan pinggang.
 Gerakkan pinggang ke atas dan ke bawah dengan menggerakkan kaki naik turun.
 Pergelangan kaki diluruskan dan bersiap melakukan cambukan ke bawah.
 Latihan 2 - Latihan ini berguna untuk melatih gerakan tungkai .
 Kedua lengan memegang papan luncur dalam posisi lurus.
 Lakukan gerak meluncur tubuh.
 Lakukan gerak cambukan tungkai ke atas dan ke bawah untuk menghasilkan cambukan yang
baik.
 Latihan 3 - Latihan ini ditujukan untuk melatih gerak lengan pada renang gaya kupu-kupu.
 Jepitlah papan luncur dengan kedua paha.
 Lakukan gerak luncuran.
 Lakukan latihan gerak lengan gaya kupu-kupu tanpa bantuan gerak tungkai.
6. Gambar Lapangan dan Ukurannya

Ukuran Kolam Renang Standar Nasional :


1. Panjang kolam : 50 m
2. Lebar kolam renang : 25 m
3. Kedalaman kolam Renang minimum : 2 meter
4. Lebar lintasan kolam renang : 2, 5 m
5. Jumlah Lintasan Kolam Renang : 8
6. Temperatur Air pada kolam renang : 25° C – 28° C

Ukuran Kolam Renang Standar Internasional :


1. Panjang kolam renang : 50m
2. Lebar kolam Renang : 25 m
3. Temperatur Air pada kolam renang : 25° C sampai 28° C
4. Lebar lintasan kolam renang : 2,5 m
5. Jumlah Lintasan Kolam Renang : 8
6. Kedalaman kolam minimum adalah 1,35 meter, dimulai dari 1,0 m pada lintasan pertama
hingga paling sedikit 6,0 m dihitung dari dinding kolam renang yang dilengkapi dengan balok
start. Kedalaman minimum pada bagian lainnya yaitu 1,0 m.

Anda mungkin juga menyukai