Disusun oleh :
Nama : Insan Nurani
Kelas : VII F
Penulis
Insan Nurani
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Sepak bola adalah olahraga menggunakan bola yang dimainkan oleh dua tim yang masing-
masing beranggotakan 11 (sebelas) orang. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan
oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di
dunia. Sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan
bola kulit ke gawang lawan. Sepak bola dimainkan dalam lapangan yang berbentuk persegi
panjang, di atas rumput atau rumput sintetis.
Secara umum hanya penjaga gawang saja yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau
lengan di dalam daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain lainnya hanya diijinkan
menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya dengan kaki untuk menendang, dada
untuk mengontrol, dan kepala untuk menyundul bola. Tim yang mencetak gol lebih banyak
pada akhir pertandingan adalah pemenangnya. Jika hingga waktu berakhir masih berakhir
imbang, maka dapat dilakukan undian, perpanjangan waktu maupun adu penalti, tergantung dari
format penyelenggaraan kejuaraan.
Peraturan pertandingan secara umum diperbarui setiap tahunnya oleh induk organisasi
sepak bola internasional (FIFA), yang juga menyelenggarakan Piala Dunia setiap empat tahun
sekali.
C. Rumusan Masalah
· Bagai sebenarnya Teknik Permainan Sepak Bola
· Bagai mana peraturan tenis Permainan Sepak Bola
· Apa saja yang diperlukan dalam permainan Permainan Sepak Bola
BAB II
PEMBAHASAN
Masuk Ke Indonesia
Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo.
Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan nama
menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin
sering digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun tempat
Kompetisi I Perserikatan diadakan. Sebagai bentuk dukungan terhadap kebangkitan "Sepakbola
Kebangsaan", Paku Buwono X mendirikan stadion Sriwedari yang membuat persepakbolaan
Indonesia semakin gencar.
Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesiatidak
terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan pengembangan
organisasi dan kompetisi. Pada era sebelum tahun 1970-an, beberapa pemain Indonesia sempat
bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang,Sucipto Suntoro, Ronny
Pattinasarani, dan Tan Liong Houw. Dalam perkembangannya, PSSI telah memperluas
kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super
Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi
Tiga untuk pemain amatir. Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola
wanita dan kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19,U21, dan U-23)
1. Menendang (kicking)
Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbolayang paling
dominan. Tujuan utama menendang bola adalah untuk mengumpan ( passing ), dan menembak
kearah gawang ( shootig at the goal ). Dilihat dari perkenaan bagian kaki ke bola, menendang
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu Menendang dengan kaki bagian dalam, Menendang
dengan kaki bagian luar, dan menendang dengan punggung kaki.
a. Menendang dengan kaki bagian dalam
Pada umumnya teknik ini digunakan untuk mengumpan jarak pendek. Analisis geraknya
adalah sebagai berikut :
Badan menghadap sasaran di belakang bola.
Kaki tumpu berada disamping bola kurang lebih 15 cm, ujung kaki menghadap
sasaran, lutut sedikit ditekuk.
Kaki tending ditarik kebelakang, dan ayunkan ke depan.
Setelah terjadi benturan dilanjutkan dengan Follow trow, (gerakan lanjutan).
b. Menendang dengan kaki bagian luar
Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian luar digunakan untuk mengumpan
jarak pendek. Analisis geraknya sebagai berikut :
Posisi badan dibelakang bola, kaki tumpu disamping belakang bola 25 cm,
Ujung kaki menghadap kesasaran, dan lutut sedikit ditekuk.
Kaki tendang berada di belakang bola, dengan ujung kaki menghadap
kedalam.
Kaki tending ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan.
Perkenaan bola tepat di punggung kakibagian luar, dan tepat pada tengah –tengah bola.
Gerakan lanjutan kaki tending diangkat serong kurang lebih 45 derajat
menghadap sasaran.
c. Menandang dengan punggung kaki
Pada umumnyamenendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke gawang
atau shooting. Analisis gerakanya sebagai berikut :
Badan dibelakang bola sedikit condong kedepan, kaki tumpu diletakkan di samping bola
dengan ujung kaki menghadap kesasaran, kaki sedikit ditekuk.
Kaki tending berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap kedepan /
sasaran.
Kaki tending tarik ke belakang dan ayunkan kedepan hingga mengenai bola. Perkenaan
kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dsan tepat pada tengah- tengah bola.
Gerakan lanjut kaki tending diarahkan dan di angkat kearah sasaran.
3. Menggiring Bola
Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus – putus atau pelan, oleh
karenanya bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki
yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk
mendekati jarak kesasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. Dibawah ini akan
di jelaskan mengenai posisi tubuh saat menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian
dalam :
Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang bola.
Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak ditarik kebelakang hanya diayunkan
kedepan.
Diupayakan setiap melangkah, secara teratur bola disentuh/ didorong bergulir kedepan.
Bola bergulir harus selalu dekatdengan kaki agar bola dapat dikuasai.
Pada waktu menggiring bolakedua lutut sedikit ditekuk untuk mempermudah
penguasaan bola.
Pada saat kaki menyentuh bola, pendangan ke arah bola dan selanjutnya melihat situasi
kelapangan.
E. Taktik Permainan
Taktik yang biasa dipakai oleh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut: 4-4-2 , 4-3-2-
1 , 4-5-1 , 3-4-3 , 3-5-2 , 4-3-3.
Taktik yang dipakai oleh sebuah tim selalu berubah tergantung dari kondisi yang terjadi
selama permainan berlangsung. Pada intinya ada tiga taktik yang digunakan yaitu; Bertahan,
Menyerang dan Normal.
F. Ofisial
Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang mempunyai "wewenang penuh
untuk menjalankan pertandingan sesuai Peraturan Permainan dalam suatu pertandingan yang
telah diutuskan kepadanya" (Peraturan 5), dan keputusan-keputusan pertandingan yang
dikeluarkannya dianggap sudah final. Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (dulu
dipanggil hakim/penjaga garis). Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial
keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika diperlukan.
G. Tim
Setiap tim maksimal memiliki sebelas pemain, salah satunya haruslah penjaga gawang.
Kadang-kadang ada peraturan kejuaraan yang mengharuskan jumlah minimum pemain dalam
sebuah tim (biasanya delapan).Sang penjaga gawang diperbolehkan untuk mengambil bola
dengan tangan atau lengannya di dalam kotak penalti di depan gawangnya.
Pemain lainnya dalam kedua tim dilarang untuk memegang bola dengan tangan atau lengan
mereka ketika bola masih dalam permainan, namun boleh menggunakan bagian tubuh lainnya.
Pengecualian terhadap peraturan ini berlaku ketika bola ditendang keluar melewati garis dan
lemparan dalam dilakukan untuk mengembalikan bola ke dalam permainan. Sejumlah pemain
(jumlahnya berbeda tergantung liga dan negara) dapat digantikan oleh pemain cadangan pada
masa permainan. Alasan umum digantikannya seorang pemain termasuk cedera, keletihan,
kekurangefektifan, perubahan taktik, atau untuk membuang sedikit waktu pada akhir sebuah
pertandingan. Dalam pertandingan standar, pemain yang telah diganti tidak boleh kembali
bermain dalam pertandingan tersebut.
Lapangan yang digunakan biasanya adalah lapangan rumput yang berbentuk persegi empat.
Dengan panjang 91.4 meter dan lebar 54.8 meter. Pada kedua sisi pendek, terdapat gawang
sebesar 24 x 8 kaki, atau 7,32 x 2,44 meter.
H. Lama permainan
Lama permainan sepak bola normal adalah 2×45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit
(kadang-kadang 10 menit). Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu
selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu
penalti.
Kebanyakan pertandingan biasanya berakhir setelah kedua babak tersebut, dengan sebuah
tim memenangkan pertandingan atau berakhir seri. Meskipun begitu, beberapa pertandingan,
terutamanya yang memerlukan pemenang mengadakan babak tambahan yang disebut
perpanjangan waktu kala pertandingan berakhir imbang: dua babak yang masing-masing
sepanjang 15 menit dimainkan. Hingga belum lama ini, IFAB telah mencoba menggunakan
beberapa bentuk dari sistem 'sudden death', namun mereka kini telah tidak digunakan. Jika
hasilnya masih imbang setelah perpanjangan waktu, beberapa kejuaraan mempergunakan adu
penalti untuk menentukan sang pemenang. Ada juga kejuaraan lainnya yang mengharuskan
pertandingan tersebut untuk diulangi.
Perlu diperhatikan bahwa gol yang dicetak sewaktu babak perpanjangan waktu ikut
dihitung ke dalam hasil akhir, berbeda dari gol yang dihasilkan dari titik penalti yang hanya
digunakan untuk menentukan pemenang pertandingan.
I. Wasit sebagai pengukur waktu resmi
Wasit yang memimpin pertandingan sejumlah 1 orang dan dibantu 2 orang sebagaihakim
garis. Kemudian dibantu wasit cadangan yang membantu apabila terjadi pergantian pemain dan
mengumumkan tambahan waktu. Pada Piala Dunia 2006, digunakan ofisial ke-lima.
Penggunaan 2 wasit sempat dicoba pada copa italia.Penggunaan 4 hakim garis kabarnya juga
dicoba di piala dunia 2010,dimana 2 diantaranya berada di belakang gawang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemain terbagi atas Dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung untuk
memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan ("mencetak gol"). Tim yang mencetak lebih
banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara
lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri). Peraturan terpenting dalam mencapai
tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan
tangan mereka selama masih dalam permainan.
B. Saran
Bermain sepak bola juga menuntut kemampuan otak yang prima, Untuk dapat bermain
sepak bola kita harus banyak berlatih dan memupuk kerja sama yang ulet karena dalam
permainan ini sangat diperlukan kebersamaan dan keuletan dalam bermain demi terciptanya
dinamika kebersamaan untuk mencapai kemenangan.
DAFTAR PUSTAKA
Pada dewasa ini olahraga cukup digandrungi oleh semua kelompok umur.
Masalah pentingnya berolahraga semakin dirasakan oleh manusia dalam kegiatannya
sehari-hari Salah satu contoh olahraga raket yang terkenal adalah tenis meja. Tenis meja
adalah olahraga raket jumlah partisipannya menempati urutan kedua, penggemarnya
tidak terbatas pada tingkat usia remaja, tetapi juga anak-anak dan orangtua. Hal ini
disebabkan karena olahraga yang satu ini tidak sulit untuk diikuti. Pada dasarnya
olahraga tenis meja merupakan olahraga yang berskala internasional, banyak negara
yang ikut berperan dalam olimpiade atau pesta olahraga dunia, bahkan pada tahun 1977
kurang lebih 75 negara ikut bertanding di Bermingham (Inggris).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sejarah tenis meja
2. Mengetahui teknik-teknik dasar dalam bermain tenis meja
3. Mengetahui peraturan-peraturan yantg berlaku dalam permainan tenis meja
BAB II
PEMBAHASAN
Tenis Meja adalah merupakan salah satu olahraga bola kecil yang cukup populer
dan banyak dimainkan oleh Masyarakat karena permainan olahraga tenis meja ini
tergolong mudah serta tidak memerlukan tempat yang luas, bahkan permainan Tenis
Meja (Ping Pong) ini dapat dilakukan didalam ruangan yang tidak terlalu besar.
Berawal dari sebuah permainan yang bersifat rekreasi, ping pong atau tenis meja
menjadi olahraga serius yang turut dilombakan di ajang Olimpiade. Peminatnya pun tak
sebatas pada para atlet tenis meja, tetapi merambah juga hingga ke klub atau
perkumpulan nonformal di masyarakat.
Sejarah tenis meja sendiri berawal di Inggris. Situs pongworld menyebutkan bahwa
ping pong dimulai sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an. Meja
makan dan bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama yang digunakan.
Boleh jadi mereka menyebut permainan itu sebagai gossima, flim-flam, atau ping pong.
Ketika abad berganti, permainan itu pun mengalami sejumlah perubahan di Inggris.
Belakangan, ada yang memperkenalkan bola seluloid pada permainan itu, sedangkan
yang lain menambahkan karet pada bet yang terbuat dari kayu. Namun, belakangan
seperti dilansir situs geocities.com, olahraga ini juga populer di Amerika Serikat (AS)
sekitar 1900-an.
Sayang, permainan ini mulai kehilangan popularitas. Tapi secara bersamaan muncul
satu gerakan simultan yang dimulai dari sejumlah kawasan di dunia berupaya
menghidupkan kembali ping pong sebagai olahraga serius pada 1922.
Hasilnya, terbentuklah Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) yang terdiri atas 140
negara anggota pada 1926. ITTF juga menjadi sponsor individu dan tim yang bermain di
kejuaraan dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.
Olahraga ini pun segera menyebar ke Jepang dan negara Asia lain. Jepang pun
mendominasi olahraga tersebut pada 1950-1960-an. Namun, Cina langsung mengejar
ketertinggalan. Sekitar 1960-an dan 1970-an, Cina menguasai sendiri tenis meja. Tapi,
setelah tenis meja menjadi cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade pada 1980-
an, negara lain seperti Swedia dan Korea Selatan turut masuk dalam jajaran papan atas
dunia.
Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat
Cina, namun di Indonesia juga tidak asing lagi dengan istilah ping pong. Permainan ping
pong sama dengan permainan badminton yaitu menggunakan raket, namun raket bola
ping pong terbuat dari papan dan dilapisi dengan karet atau sering disebut bat (baca
bet). Sejarah tenis meja masuk ke asia melalui Republik Rakyat Cina, Jepang dan Korea.
Negara-negara tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di Asia.
Sedangkan sejarah tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa
itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu
permainan rekreasi. Pada tahun 1939 sebelum perang dunia ke II para tokoh petinis
meja indonesia mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Dan sejak
itu, Perkembangan tenis meja di Indonesia hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesat.
Permainan tenis meja masuk Asia Selain India setelah tahun 1910. Namun usaha-usaha
terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru berakar pada waktu
diselenggarakannya kejuaraan dunia di Bombay pada bulan Februari 1952. Negara-
negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan untuk
membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan
The Table Tennis Federation of Asia(TTFA). Federasi ini telah menyelenggarakan
dangan sukses 10 kejuaraan Asia, yaitu :
Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table
Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya
PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan
tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di
tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh
perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang
taruna dll.
Teknik ini merupakan teknik yang paling populer di Amerika dan Eropa. Dengan
memakai teknik ini, kamu bisa menggunakan kedua sisi bet untuk bermain.
2. Memegang Bet seperti memegang pena (Penhold grip)
Penhold grip dikenal pula dengan nama Asia grip, walaupun sebenarnya
kebanyakan atlit tenis meja Asia memakai teknik Shakehand grip. Pada teknik ini,
sisi yang bisa digunakan untuk bermain hanya satu saja.
3. Seemiller Grip
Seemiller grip adalah cabang dari Shakehand grip, karena dasar cara
memegangnya masih hampir sama dengan Shakehand grip. Hanya saja, bedanya
adalah kalauSeemiller grip ini masih harus memutar bet bagian atas mulai dari 20-
90 derajat ke arah tubuh, sehingga jari telunjuk menempel di sepanjang sisi bet.
Kelebihan teknik ini adalah mudah melakukan blok dan bisa menguasai permainan
di tengah meja dengan melakukan perubahan sisi bet saat permainan sedang
berlangsung. Kelemahannya, teknik ini sangat tidak cocok dengan tipe pemain
bertahan karena sulit menangkal serangan-serangan lawan
B. Teknik Siap Sedia (Stance)
Teknik ini adalah teknik siap sedia yang berarti posisi badan, tangan dan kaki
pada saat siap menunggu bola datang atau pada saat memukul bola. Ada dua
teknik stance utama yang biasa dipakai oleh profesional dalam permainan tenis
meja, yaitu:
1. Square Stance
Square Stance adalah posisi badan menghadap penuh ke meja seperti biasa.
Biasanya posisi ini digunakan untuk menerima servis dari lawan atau siap kembali
setelah mengembalikan pukulan dari lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri,
samping kanan, ke depan, ke belakang maupun diagonal, pemain diharapkan
dapat mengembalikan bola dari lawan dengan baik.
2. Side Stance
Metode gerak kaki yang sering kita gunakan adalah two-step. Teknik ini
biasanya digunakan oleh pemain dengan tipe menyerang. Cara melakukan teknik
ini adalah sebagai berikut:
Macam-macam Pukulan
1. Pukulan Forehand
Pukulan forehand dilakukan apabila bola berada disebelah kanan/kiri
(sesuaikan dengan kebiasaan tangan) tubuh. Cara melakukan pukulan ini adalah
dengan merendahkan posisi tubuh, lalu tangan yang memegang bet digerakkan
ke arah pinggang. Apabila tidak kidal, maka gerakkan tangan ke arah kanan. Pada
teknik ini, siku dibentuk menjadi sudut 90 derajat dan sekarang tinggal
menggerakkan tangan kedepan tanpa merubah siku.
2. Pukulan Backhand
Posisi pukulan ini dilakukan apabila bola berada di arah yang berlawanan
dengan tangan yang memegang bet. Untuk melakukannya, rendahkan posisi
tubuh lalu gerakkan tangan yang memegang bet ke arah kiri (apabila tidak
kidal). Arahkan tangan dan bet ke arah depan dan jaga siku agar tetap berada
dalam bentuk sudut 90 derajat.
Jenis Pukulan
1. Drive
Drive adalah pukulan dengan ayunan panjang sehingga menghasilkan
pukulan yang datar dan sangat keras. Tipe pukulan ini keras dan cepat. Ada
dua jenis drive, yaitu forehand drive and backhand drive.
a) Forehand Drive
Teknik melakukan forehand drive adalah dengan menggerakkan bet ke
arah depan. Gerakan ini diikuti dengan perputaran badan kearah depan
kira-kira badan berputar hingga 30 derajat.
Kesalahan yang biasa terjadi dalam pukulan drive adalah pada gerakan
kaki. Untuk mengatasi hal ini, perbanyaklah latihan melakukan
backhand.
Push
Push merupakan pukulan backspin pasif yang dilakukan untuk
membalas backspin dari lawan. Pukulan ini bisa menjaga agar bola
tidak melambung terlalu tinggi dari net ketika kita membalas pukulan.
Terdapat dua jenis push, yaitu forehand push dan backhand push.
a) Forehand push.
Untuk memakai teknik ini, kamu harus memperhatikan posisi bet agar
sedikit terbuka. Gerakkan bet ke arah depan dan sedikit ke bawah.
Usahakan agar bola mengenai bagian tengah bet.
b) Backhand push
Chop
Chop merupakan pukulan backspin yang cocok untuk mode bertahan.
Ada dua jenis chop, yaitu forehand chop dan backhand chop.
a) Forehand chop.
Posisi awal teknik ini sama dengan backhand, tetapi posisi bet agak
terbuka atau sisi depan condong ke atas. Usahakan kontak dengan bola
terjadi pada bagian sisi bawah bet depan dengan sisi bawah bola.
Block
Block merupakan teknik paling sederhana untuk mengembalikan
pukulan yang keras atau smash. Block dilakukan tepat setelah bola
memantul dari meja. Hal ini dilakukan untuk membuat lawan tidak
dapat melancarkan serangan dengan cepat, karena bola yang
di block akan kembali dengan cepat. Ada dua jenis block,
yaitu forehand block danbackhand block.
a) Forehand block.
b) Backhand block.
Service
Servis maksudnya adalah pukulan bola pertama saat memulai
permainan. Ada beberapa teknik servis yaitu servis forehand
topspin, servis backhand topspin, servis forehand backspin,
servis backhand backspin.
Pengertian Topspin dan Backspin
a) Forehand Topspin.
b) Backhand Topspin.
c) Backhand Backspin.
1) Penilaian
– Seorang pemain memperoleh niai bila lawannya gagal melakukan pengembalian
bola yang sah. Ini termauk memukul bola keluar dari ujung atau sisi meja, memukul
bola ke net, atau gagal melakukan servis yang baik.
– Satu pertandingan selesai dengan 2 kali menang dari 3 set atau 3 kali menang dari 5
set.
– Servis berpindah setiap 5 poin, kecuali saat deuce (20-20) dimana pemain
melakukan servis bergantian tiap 1 poin.
– Permainan tidak berhenti pada 7-0 atau skor lainnya kecuali 21 atau deuce.
2) Meja
Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk segi empat dengan
panjang 2,74m dan lebar 1,525m, dan harus datar dengan ketinggian 76 cm di atas
lantai.
Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.
Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun harus menghasilkan
pantulan sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.
Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar dengan garis putih
selebar 2 cm pada tiap sisi panjang meja 2,74 m dan tiap lebar meja 1,525 m.
Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh net paralel
dengan garis akhir dan harus melewati lebar permukaan masing-masing bagian
meja.
Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan
garis tengah berwarna putih selebar 3 mm, paralel dengan garis lurus sepanjang
kedua bagian meja, garis tengah tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan
kanan.
3) Net
Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan ke dua tiang penyangga,
termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke meja.
Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat pada ke dua sisi atas tiang
setinggi 15,25 cm, batas perpanjangan ke dua tiang di setiap sisi akhir lebar meja
adalah 15,25 cm.
Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan
meja.
Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan
perpanjangan ujung net harus serapat mungkin dengan tiang penyangga.
4) Bola
5) Bet
Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar
dan kaku.
Daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu diukur dari ketebalannya; lapisan
perekat di dalam kayu dapat diperkuat dengan bahan yang berserat seperti serat
karbon (carbon fibre) atau serat kaca (glass fibre) atau bahan kertas yang
dipadatkan, namun bahan tersebut tidak boleh lebih dari 7,5 % dari total ketebalan
atau berukuran 0,35 mm, yang lebih tipis yang dipakai sebagai acuan.
Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet
licin/halus maupun bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol ke luar
(tanpa spons) maka ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak boleh
lebih dari 2.0 mm, atau jika menggunakan karet lapis (karet + spons) dengan bintik
di dalamnya menghadap keluar atau ke dalam maka ketebalannya tidak boleh
lebih dari 4.0 mm sudah termasuk dengan lem perekat.
Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal karet yang bukan seluler (cellular), sintetik
atau alami, dengan bintik yang menyebar dipermukaannya secara merata dengan
kepadatan tidak kurang dari 10 per-cm2 dan tidak lebih dari 30 per-cm2.
Karet lapis (sandwich rubber) adalah lapisan tunggal karet seluler (biasa disebut
spons) yang ditutupi/ditumpuk dengan satu lapisan luar karet bintik biasa (biasa
disebut topsheet), ketebalan dari karet bintik tidak lebih dari 2 mm.
Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada
bagian yang terdekat dari pegangan raket dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat
ditutupi oleh bahan lain atau tidak ditutupi.
Daun raket, lapisan yang ada di dalam dan lapisan yang menutupinya baik karet
atau lemnya pada sisi yang digunakan untuk memukul bola harus tiada sambungan
dan ketebalannya juga merata.
Permukaan karet yang menutup daun raket di satu sisi harus berwarna merah
menyala di satu sisi dan hitam di sisi lain (tidak sama dengan warna sebelahnya),
atau permukaan daun raket yang dibiarkan polos tanpa penutup harus berwarna
pudar.
Karet penutup raket yang digunakan harus tanpa perlakuan bahan kimia, merubah
karakterisktik karet secara fisik, atau hal lainnya.
Apabila terjadi sedikit kekurangan/ penyimpangan pada warna dan
kesinambungan permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian yang
tidak disengaja dapat diijinkan sepanjang tidak merubah karakteristik dari
permukaan karet.
Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya selama
permainan berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan raketnya pada
lawannya dan pada wasit dan harus mengijinkan wasit dan lawannya untuk
memeriksa/ mencobanya.
6) Definisi-definisi
Suatu reli (rally) adalah suatu periode selama bola dalam permainan.
Bola dalam permainan mulai dari saat terakhir diam di telapak tangan bebas
sebelum bola dilambungkan pada saat servis hingga reli diputuskan sebagai suatu
let atau poin.
Suatu let adalah suatu reli yang hasilnya tidak dinilai/dihitung.
Suatu poin adalah hasil suatu reli yang hasilnya dinilai/dihitung.
Tangan raket adalah tangan yang memegang raket.
Tangan bebas adalah tangan yang tidak memegang raket; lengan bebas adalah
lengan dari tangan bebas.
Seorang pemain memukul bola jika dia menyentuhnya dengan raket yang
dipegangnya atau bagian tangan dibawah pergelangan tangan yang memegang
raket ketika bola masih dalam permainan.
Seorang pemain yang menyentuh bola jika dia, atau apa saja yang dipakai atau
dibawanya, mengenai bola dalam permainan ketika bola masih berada/melintas
di atas permukaan meja dan belum melewati garis akhir, belum menyentuh
bagian mejanya sejak dipukul oleh lawannya.
Pelaku Servis/Pemain yang melakukan servis(server) adalah pemain yang
memukul bola pertama kalinya dalam suatu reli.
Penerima bola (receiver) adalah pemain yang memukul bola yang kedua pada
suatu reli.
Wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk mengawasi permainan.
Pembantu wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk membantu wasit dengan
keputusan-keputusan tertentu.
Sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain adalah segala sesuatu
yang dipakai atau dibawa, kecuali bola, pada saat reli dimulai.
Bola sudah harus dinyatakan melewati atau mengelilingi net jika telah melalui
bagian mana saja selain antara net dan tiangnya dan antara net dan permukaan
meja.
Garis akhir adalah juga perpanjangan kedua arah sisi ujung meja.
7) Servis
Servis dimulai dengan bola diam berada di atas permukaan telapak tangan yang
terbuka dari tangan bebas pelaku servis (siap untuk dilambungkan).
Pelaku servis harus melambungkan bola secara vertikal ke atas, tanpa putaran,
sehingga bola naik minimal 16 cm dari permukaan telapak tangan bebas,
kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul.
Pada saat bola turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga menyentuh
mejanya terlebih dahulu dan setelah melewati net atau mengelilingi net
kemudian menyentuh meja dari penerima; pada permainan ganda, bola harus
menyentuh bagian kanan dari masing-masing meja pelaku servis dan penerima
secara berurutan.
Dari mulai servis hingga bola dipukul, bola harus berada di atas perpanjangan
permukaan meja permainan (di belakang batas akhir meja) pelaku servis, dan
bola tidak boleh dihalangi dari pandangan penerima oleh pelaku servis atau
pasangan gandanya atau apa saja yang mereka bawa atau pakai.
Segera setelah bola dilambungkan, lengan dan tangan bebas pelaku servis harus
disingkirkan/ditarik dari ruang antara bola dan net. Catatan: Ruang antara bola
dan net (net dan tiang penyangga) ditentukan oleh bola yang dilambungkan.
Menjadi tanggung jawab pemain untuk melakukan servis agar wasit atau
pembantu wasit dapat diyakinkan bahwa servisnya sesuai peraturan dan
demikian juga untuk memutuskan bahwa servisnya tidak benar.
Jika wasit atau pembantu wasit ragu atas keabsahan suatu servis, maka pada
kesempatan pertama pada pertandingan tersebut, dapat menghentikan
pemainan dan memperingatkan pelaku servis; tetapi untuk servis yang
meragukan berikutnya yang dilakukan oleh pemain atau pasangannya harus
dinyatakan tidak benar/sah.
Pengecualian, wasit dapat melonggarkan persyaratan servis yang baik jika
diyakini bahwa rintangan tersebut disebabkan oleh kemampuan fisik yang tidak
normal (cacat).
8) Pengembalian Bola
9) Urutan Permainan
Pada permainan tunggal, pelaku servis harus melakukan servis terlebih dahulu,
kemudian penerima harus melakukan pengembalian dan setelah itu pelaku servis
dan penerima secara bergantian melakukan pengembalian.
Pada permainan ganda, pelaku servis harus melakukan servis terlebih dahulu,
selanjutnya penerima melakukan pengembalian, kemudian, pasangan pelaku
servis melakukan pengembalian, pasangan penerima kemudian melakukan
pengembalian dan akhirnya setiap pemain melakukan pengembalian sesuai
gilirannya.
Ketika pemain cacat yang duduk di kursi roda bermain ganda, pelaku servis
melakukan servis terlebih dahulu kemudian dikembalikan oleh penerima, tetapi
setelah itu, siapa saja dari mereka boleh melakukan pengembalian. Namun
demikian, apabila kursi roda (bagian mana saja dari kursi roda) melewati garis
tengah meja, maka wasit menyatakan poin untuk lawannya.
11) Poin
Hak untuk memilih urutan servis, menerima bola, atau tempat harus diputuskan
oleh undian dan pemenangnya dapat memilih servis, atau menerima bola, atau
memilih tempat terlebih dahulu;
Bila salah satu pemain/pasangan telah memilih servis atau menerima atau
memilih tempat, maka lawannya harus memilih yang lainnya;
Setelah mencapai 2 (dua) poin, penerima/pasangan yang harus menjadi pelaku
servis, dan seterusnya secara bergantian hingga game selesai, kecuali kedua
pemain/pasangan telah sama-sama mencapai poin 10 atau sistem percepatan
waktu diberlakukan, maka urutan servis dan menerima tetap sama tetapi tiap
pemain harus melakukan servis 1 kali secara bergantian;
Pada setiap game/set dalam pertandingan ganda, pasangan yang berhak
melakukan servis terlebih dahulu harus menentukan siapa dari mereka yang
melakukan servis pertama dan penerima bola juga harus menentukan siapa
yang terlebih dahulu menerima bola; pada game/set berikutnya, pemain yang
melakukan servis (server) pertama ditentukan oleh pasangan tersebut dan
penerima adalah pemain yang melakukan servis kepadanya pada game
sebelumnya;
Dalam ganda, tiap pindah servis, penerima sebelumnya menjadi pelaku servis
dan pasangan yang melakukan servis sebelumnya menjadi penerima servis.
Pemain/pasangan yang melakukan servis pertama pada suatu game/set
menjadi penerima pada game/set berikutnya dan untuk game
terakhir/penentuan pada pertandingan ganda, pasangan yang menerima bola
kemudian harus merubah urutan yang menerima apabila salah satu pasangan
telah mencapai poin 5;
Pemain/pasangan yang memulai pada suatu sisi (tempat) dalam suatu game
akan pindah tempat pada game berikutnya dan pada game/set penentuan,
pemain/pasangan, harus tukar tempat jika salah satunya telah mendapat
skor/poin 5.
15) Kesalahan Urutan Servis, Penerima, Tempat
3.1 KESIMPULAN
Tenis meja adalah olahraga raket yang paling terkenal di dunia dan jumlah partisipannya
menempati urutan kedua. Sejarah tenis meja ini tidak diketahui asal negaranya, Olahraga ini
dimulai kira-kira di tahun 1890-an sebagai pemain pendatang dan menebarkan keranjingan
akan olahraga ini di seluruh kota. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam permainan ini
meliputi, meja, net, bola, bet, pelapis bet, speed glue dan pakaian.