Anda di halaman 1dari 18

Resensi Film Habibie & Ainun

OPINI | 24 December 2012 | 12:05 Dibaca: 9424

Komentar: 0

Habibie&Ainun, poster film itu terpampang jelas di depan pintu masuk 21 Cineplex Elos Bogor.
Dan akhirnya, dua hari yang lalu aku berkesempatan untuk menonton film tersebut. Film yang
dibintangi Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari itu menceritakan mengenai perjalanan hidup
Pak Habibie dan juga kisah cintanya dengan Ibu Ainun.
Setting awal dimulai ketika Habibie dan Ainun masih remaja, mereka memang bersekolah
ditempat yang sama dan gurunya kala itu sempat bergurau dengan mengatakan kalau
sebernarnya mereka berjodoh tapi Habibie menyangkalnya, ia malah mengatakan kalau Ainun itu
hitam, jelek, gendut, seperti gula jawa.
Tahun demi tahun pun berlalu, Habibie yang berkuliah di Jerman terpaksa harus pulang ke
Indonesia karena penyakit Tubercolosis yang dideritanya. Tapi dari situlah cerita cinta
Habibie&Ainun berlanjut. Habibie akhirnya dipertemukan kembali dengan Ainun lewat kue
yang harus diantarkannya ke rumah Ainun.

Ainun yang telah berubah menjadi gadis muda nan cantik pun, membuat Habibie jatuh hati.
Karena kecantikannya banyak pria yang menaruh hati padanya. Dan kebanyakan pria yang
menyukainya adalah pria yang berpangkat dan kaya, tapi Habibie sama sekali tidak minder.
Dengan santainya ia datang ke rumah Ainun dengan menggunakan becak sedangkan para
pesaingnya itu kebanyakan bermobil.
Hebatnya, Ainun sendiri tidak silau dengan itu semua, ia lebih memilih Habibie dan hidup
bersama dengannya. Setelah menikah, mereka pergi ke Jerman. Disana Habibie menyelesaikan
studi S3-nya dan berharap bisa kembali ke Indonesia untuk bisa membuat sebuah pesawat anak
bangsa seperti janji yang pernah diucapkan olehnya ketika sakit.
Dinegeri orang dipuji, dinegeri sendiri dicaci. Mungkin itu kalimat tepat yang menggambarkan
kondisi Habibie saat itu. Habibie yang dihormati di Jerman, ternyata tidak dihormati dinegerinya
sendiri. Mimpi Habibie untuk bisa membangun tanah air tempat ia dilahirkan, mengalami
hambatan. Dengan terpaksa ia menerima semua itu dengan lapang dada dan bekerja di Industri
Kereta Api di Jerman.
Sampai akhirnya, Habibie memiliki kesempatan untuk bisa mewujudkan mimpinya. Ia di beri
kesempatan untuk membuat pesawat terbang dinegerinya sendiri. Setelah menjadi wakil dirut
IPTN, kemudian ia diangkat menjadi menteri, kemudian menjadi wakil presiden dan akhirnya
menjadi presiden menggantikan Soeharto yang lengser dari jabatannya.
Setiap kesuksesan pasti ada pengorbanan. Kesuksesan Habibie yang ingin mengabdikan diri pada
negara, berdampak pada keluarganya. Ia tak lagi sempat menghabiskan waktu dengan
keluarganya, bahkan untuk dirinya sendiri pun tidak. Tidur pun hanya 1 jam setiap harinya.
Ketika Habibie tak mencalonkan diri sebagai presiden di pemilu berikutnya, ia pun kembali ke
Jerman bersama dengan Ainun. Disana mereka hidup lebih tenang dan damai. Tapi ketenangan
dan kedamaian itu tak bertahan lama. Ainun yang divonis menderita kanker ovarium stadium 4,
memaksanya harus dirawat di rumah sakit dan menjalankan operasi berkali-kali. Selama sakit,
Habibie dengan setia merawat Ainun dan menjaganya sampai Ainun menutup mata untuk
selama-lamanya.
Kurang lebih itulah sedikit ulasan mengenai film Habibie&Ainun. Film yang membuat presiden
Susilo Bambang Yudhoyono menitikkan air mata ini, memang sukses pula membuatkan tak
berhenti menangis walaupun film sudah berakhir.
Ada banyak sekali adegan yang membuatku terharu, diantaranya adalah ketika Habibie sama
sekali tidak memiliki uang untuk pulang kerumahnya, dan harus berjalan ditengah badai salju
dengan sepatu yang bolong sampai harus ditambal dengan kertas agar ia bisa berjalan kembali.
Ainun yang melihat kaki Habibie yang terluka ketika sampai rumah, tak tega dan meminta
Habibie untuk memulangkannya ke Indonesia agar bisa membantu biaya Habibie selama di
Jerman.
Selain itu ada adegan dimana ketika Ainun yang sedang sakit parah tapi sempat menuliskan
daftar obat yang harus diminum oleh Habibie, karena selama ini dialah yang menyiapkan obat

untuknya. Dan masih banyak adegan-adegan haru yang lainnya yang terlalu panjang jika ditulis
disini.
Setelah menonton film ini, aku kembali teringat dengan artikel yang pernah aku baca ketika
Habibie berkunjung kantor Manajemen Garuda Indonesia, Januari lalu, yang tentunya tidak
diceritakan di film ini.
Ternyata setelah 2 minggu ditinggalkan Ibu Ainun, suatu hari ia memakai piyama tanpa alas kaki
dan berjalan mondar-mandir memanggil. Ainun..Ainun, ia mencari Ibu Ainun disetiap sudut
rumah.
Para dokter yang melihat perkembangannya sepeninggalan Ibu Ainun, berpendapat. Habibie
bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini, kita para dokter harus tolong Habibie.
Lalu berkumpullan dokter dari Jerman dan Indonesia, dan memberi Habibie 3 pilihan.
1. Opsi pertama, Ia harus dirawat dirumah sakit, diberi obat khusus sampai ia dapat mandiri
meneruskan hidupnya. Artinya Habibie gila dan harus dirawat di rumah sakit.
2. Opsi kedua, Para dokter akan mengunjunginya dirumah dan harus berkonsultasi terus menerus
dengan mereka dan ia harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya ia sudah gila dan
harus diawasi terus menerus.
3. Opsi ketiga, Ia disuruh menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah ia bercerita dengan
Ainun, seolah Ainun masih hidup.
Dan Habibie memilih opsi ketiga.
Ketika aku membaca artikel itu ditambah dengan menonton film yang diangkat dari novel
dengan judul yang sama. Rasa kagum, haru dan iri langsung muncul dibenakku. Kagum dan haru
atas ketulusan cinta yang diperlihatkan Pak Habibie kepada Ibu Ainun. Tapi juga iri, karena
sebagai perempuan aku pun berharap bisa mendapatkan pria seperti Pak Habibie, yang
mencintaiku dengan tulus dan murni.
Ibu Ainun sendiri juga merupakan perempuan hebat. Dia menepati janjinya untuk selalu
mendampingi Pak Habibie sampai akhir hidupnya, dikala susah maupun senang. Bahkan didetikdetik terakhir menjelang kepergiannya, ia tetap memikirkan Pak Habibie.
Dan ini pesanku untuk Habibieku yang sampai sekarang belum terlihat siapa orangnya. Aku
akan terlebih dahulu menjadi Ainun yang pantas mendampingimu sebelum kita bertemu.. :)
Eits, jadi ngelantur nih. Hehehe.. Maaf yah.. :D
Overall, film ini memang layak dan very recommended untuk ditonton. Ada banyak pesan dan
pelajaran yang dapat kita ambil. Nah, daripada kalian penasaran mending kalian cepat-cepat
pergi ke bioskop dan segera menonton film yang baru saja diluncurkan pada tanggal 20
Desember ini. Engga akan rugi deh!!

Saya tidak bisa, saya tidak bisa berjanji akan menjadi istri yang sempuran untukmu. tapi saya
akan selalu mendampingimu, saya janji itu.-Ainun, ketika dilamar oleh Habibie.
Setiap ujung terowongan pasti ada cahaya, dan saya janji akan membawamu ke cahaya itu.Habibie, ketika Ainun memintanya untuk dipulangkan ke Indonesia.
Mana bisa kamu memimpin 200 juta rakyat Indonesia, jika memimpin tubuhmu sendiri saja
tidak bisa!-Ainun, ketika melihat Habibie hanya tidur 1 jam setiap harinya.

[Resensi Film] 5 cm (2012) by


Rizal Mantovani
December 24, 2012 by refinekatomon in Drama, Film Indonesia, Movies

~SPOILER ALERT~
Bagi yang belum nonton dimohon tidak membaca ini, karena kenikmatan menontonnya
menjadi tidak berkesan
Director: Rizal Mantovani
Release: 12 Desember 2012
Genre: Drama
Diangkat dari Novel National Bestseller 5cm karya Donny Dhirgantoro
Casts: Herjunot Ali, Raline Shah, Fedi Nuril, Igor Saykoji, Denny Sumargo, Pevita Pearce.
Sinopsis
17 Agustus di puncak tertinggi Jawa, 5 sahabat 2 cinta, sebuah mimpi mengubah segalanya.
Genta, Arial, Zafran, Riani dan Ian adalah lima remaja yang telah menjalin persahabatan belasan
tahun lamanya. Suatu hari mereka berlima merasa jenuh dengan persahabatan mereka dan

akhirnya kelimanya memutuskan untuk berpisah, tidak saling berkomunikasig satu sama lain
selama tiga bulan lamanya.
Resensi
(WARNING: SPOILER!)
Kisah ini menceritakan lima sahabat yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri dan
bergabung, bermain, bersahabat lamanya menjadi kekuatan persahabatan yang utuh. Film ini
berdasarkan novel yang berjudul sama karya Donny Dhirgantoro. Resensi ini merupakan sebuah
resensi film, jadi tidak dihubungkan dan tidak dibandingkan dengan novelnya. Penilaian yang
dilihat dari film.
Akting yang saya suka dari keenam sahabat tersebut yaitu Herjunot sebagai Zafran. Dia
mendalami peran yang begitu penting dan dibawakan sangat bersemangat saat mengeluarkan
kalimat didepan kening 5cm. Untuk Ferdi sebagai Genta entah kenapa saya melihat dia kurang
mendalami akting yang dibawakan, kharisma Genta masih kalah dibanding karakter lelaki yang
lain, entah cerita dari bukunya seperti apa, tetapi saya ingatkan, saya menilai dari segi film bukan
buku. Ada beberapa scene yang memang mengulang saat mulai mendaki saat pagi gelap tiba.
Menampilkan Mahameru dan sekitarnya kurang diekspos secara luas, hanya sebagian yang kita
lihat. Ada kecerobohan disalah satu adegan di stasiun kereta, saat Ian mengejar kereta yang
sudah bergerak maju, dia mengejar pintu masuk yang sudah ditunggu teman-temannya, tetapi
dibelakang ada pintu masuk yang terbuka. Seharusnya bila ingin terlihat lebih baik, Ian bisa
langsung lewat pintu masuk yang dibelakangnya. Tetapi mungkin demi keselamatan Ian tidak
ingin mengambil resiko bila terjadi kecelakaan karena tidak ada yang menarik Ian masuk.
Karena badan Ian gemuk, jadi sulit dikendalikan.
Humor, tingkah laku, dan percakapan yang terjadi bisa dianggap sebagai keseharian yang pernah
terjadi di dunia nyata, tetapi tetap ada bagian yang memang tidak pantas terjadi di dunia nyata.
Riani yang merupakan perempuan sendiri selalu menjadi bagian yang terlindungi daripada
teman-temannya. Mereka berlima semuanya telah lulus masa kuliahnya, tetapi hanya Ian yang
belum. Ian terlalu sibuk mengerjakan hal lain seperti bermain game, menonton film yang biru
dan uniknya selalu suka makan mie. Keunikan perempuan yang paling cantik ini, Riani selalu
meminta kuah mie temannya. Arial yang memiliki tubuh atletis, bila kenalan dengan wanita lain,
selalu grogi. Zafran memiliki keunikan berbeda pastinya, dia seorang yang puitis, dan menyukai
adiknya Arial bernama Dinda. Hubungan mereka berdua selalu datar, hanya hubungan jalan di
tempat. Genta, yang merupakan pekerja rajin dalam perusahaan bersama Riani, selalu terdiam
bila bertatap-tatapan dengannya, dia menyukai Riani tapi tidak bisa diungkapkan walaupun
mereka sudah kenal lama.
Pada suatu malam mereka main kerumah Arial, berkumpul ditempat mereka biasa ngobrol dan
bersantai ria. Tanpa disangka-sangka Genta mempunyai sebuah gagasan yang bikin mereka
merasa sedih sekaligus bimbang. Genta ingin mereka berlima selama tiga bulan tidak boleh
bertemu maupun berkomunikasi dengan cara apapun. Selama itu kita harus melakukan kegiatan
yang ingin dicapai tanpa berhubungan dengan mereka berlima. Riani merasa dia tidak kuat tanpa
mereka semua yang selalu bersama dalam berkegiatan maupun berkomunikasi. Ian setuju, karena

dia ingin menyelesaikan skripsinya yang telah lama dia abaikan. Dengan begitu dia bisa fokus
akan kegiatanannya dengan menyelesaikan skripsi hingga sidang.
Kerja keras Ian sempat mengalami cobaan, tetapi Ian tetap tidak menyerah dia terus berusaha
karena orang tua Ian telah merestui Ian untuk kuliah S2 di Manchester. Ian patah semangat saat
dia memberi 300 lembar kuesioner ke salah satu perusahaan. Kuesioner Ian tentang SDM.
Tetapi, disini kita bisa liat bahwa putus asanya kita, bila ada orang yang meminta bantuan ke
kita, kita harus menolongnya, bukan karena putus asa kita jadi enggan menolong sesama. Ada
salah seorang yang bekerja di tempat tersebut, dia ingin meminjam Dongkar ke Ian, tetapi Ian
cuek, akhirnya dia meminjamkan dongkar milik Ian, dan kebetulan dia bekerja dalam mengurus
SDM. Cocok seperti kuesioner yang Ian teliti.
Sementara itu Zafran sibuk menelpon adiknya Arial, namanya Dinda. Zafran selalu menelpon
Dinda dengan obrolan yang itu-itu saja. Disini ada scene yang menarik dimana Zafran sedang
random chat dengan salah satu akun untuk curhat. Bisa dibilang mirip MIRc gitu. Ternyata
Zafran bisa dibilang sedang ber-chat dengan Riani, yang scene selanjutnya menuju Riani yang
sedang di kantor menunggu hujan reda. Sama yang sedang diobrolkan di chat Zafran. Riani
memang sangat sedih akan keputusan tersebut. Dia merindukan sahabt-sahabatnya.

Selama satu bulan mereka semua mengalami kegiatan yang tidak biasa. Terutama
Arial, pada saat dia sedang nge-gym, dia berhasil kenalan dengan seorang wanita bernama Nindi.
Dia berani mengajak Nindi ke villa puncak orang tuanya. Tetapi dengan sopan mengajak Nindi,
tanpa ada hal yang macam-macam. Kisah mereka ternyata terus berjalin hingga mendekati akhir
film ini.
Tiga bulan lamanya telah berlalu, Genta menghubungi sahabatnya dan memberitahui mereka,
selama seminggu, harus setiap hari latihan lari. Untuk mempersiapkan diri. Mereka berkumpul di
stasiun kereta untuk keberangkatannya menuju tempat misterius yang Genta janjikan. Mereka
semua telah datang, kecuali Ian yang masih dalam perjalanan. Kereta sudah bergerak, Ian pada
saat itu baru muncul. Ian akhirnya berhasil naik ke dalam kereta, walaupun kelelalah mengejar
kereta yang pada saat itu belum jauh.

Rasa penasaran mereka akhirnya terjawab, mereka akan mendaki menuju puncak Jawa
tertinggi, di Mahameru. Mereka tidak hanya berlima, Arial mengajak adiknya Dinda. Berenam
mereka mempersiapkan diri dari tempat penginapan hingga perjalanan mendaki ke puncak.
Keindahan Mahameru dan sekitarnya begitu menakjubkan. Keindahan alam Indonesia yang
memang tidak ada duanya di mana pun. Sebagai warga negara Indonesia, patut bersyukur atas
apa yang Tuhan berikan, dari alam maupun isinya.

Kelucuan pun terjadi saat mereka sudah sampai di tanjakan cinta, dinamakan cinta
karena bentuk dari tanjakan itu membentuk simbol cinta. Jika kita menanjak tanpa melihat
kebawah dan memikirkan seorang wanita yang ingin kita miliki, dipercaya keinginannya akan
terwujud. Zafran dan Ian langsung mendahului, bayangannya Zafran ingin berpasangan dengan
Dindan dan Ian bersama Happy Salma. Tiba-tiba Genta memanggil mereka berdua dari bawah,
otomatis Zafran dan Ian mengengok kebelakang, beberapa saat mereka akhirnya sadar,
kekonyolan mereka berdua membuat mereka putus asa akan keinginannya.

Saat menegangkan pun tiba, mereka berlima sudah mencapai kaki Mahameru. Suhu di tempat
tersebut sangat dingin, bila tidak banyak bergerak, tubuh bisa kaku kedinginan. Arial yang saat
itu tidak kuat lagi, dengan dorongan semangat dari teman-temannya, dia akhirnya bisa
melanjutkan mendaki. Kejadian saat mendaki kembali terjadi, runtuhan batu dan kerikil
mengenai Dinda dan Ian, Dinda mengalami luka disamping kiri bagian bawah telinga, Ian
pingsan karena terbentur runtuhan batu yang lumayan besar sangat keras dihadapannya. Mereka
berlima menolong Ian, Genta berusaha membangunkan Ian dengan napas buatannya dan
menekan bagian dadanya agar bisa sadar. Zafran yang pada saat itu sangat terpukul karena
sahabatnya sudah tiada, dia berteriak memanggil Ian, dan Ian pun sadar. Kesadaran yang lucu.

Setelah semuanya sadar dan kuat, mereka berhasil mencapai puncak Mahameru,
puncak tertinggi di pulau Jawa. Mengibarkan bendera merah putih, melihat matahari terbit 17
Agustus.
Taruh puncak itu di depan kita, dan jangan lepaskan!
Yang kita perlukan adalah kaki yang berjalan lebih jauh, dan tangan yang berbuat lebih banyak
Leher yang akan lebih sering melihat ke atas
Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya
Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja
Hati yang akan bekerja lebih keras
Serta mulut yang akan selalu berdoa.
Dan setiap kali impian dan cita-cita muncul, letakkan di depan kening kita,
Jangan menempel, biarkan menggantung 5 cm di depan kening,
Supaya tidak terlepas dari mata kita.
Dan yang bisa dilakukan seorang manusia terhadap mimpi dan keyakinannya adalah
Ia hanya tinggal mempercayainya.

Film yang bisa bikin penontonnya lebih menghargai dan meningkatnya rasa nasionalis bangsa
Indonesia. Film yang patut ditonton bersama sahabat maupun keluarga. Banyak pesan dan moral
yang bisa kita ambil dalam film 5cm ini.

Resensi Film Garuda di Dadaku


Posted by Viana Reynaldi in Indonesia 9 on Tuesday, February 28th, 2012 at 2:34 am

Jenis Film : Drama Semua Umur (general)


Produser : Shanty Harmayn
Produksi : Sbo Films Dam Mizan Productions
Sutradara : Ifa Isfansyah
Penata kamera: Cesa David Luckmansyah
Penata musik: Aksan Sjuman, Titi Sjuman, Netral
Penulis : Salman Aristo
Pemain : Emir Mahira (Bayu) , Aldo Tansani (Heri) , Marsha Aruan (zahra) , Ikranagara (kakek
bayu) , Maudy Koesnaedi (ibunda bayu) , Ary Sihasale , Ramzi
Garuda Di Dadaku adalah film keluarga yang bercerita tentang Bayu, seorang anak SD,yang
tiggal di perkampungan sesak di Jakarta dan Bayu mempunyai mimpi menjadi seorang pemain
bola dan masuk ke Tim Nasional Indonesia. Bayu mempunyai bakat bermain sepak bola dari
ayahnya yang dulunya juga adalah seorang pemain sepak bola. Sayangnya, cita-cita Bayu itu
ditentang oleh sang kakek yang lebih senang melihat Bayu mengikuti berbagai macam kursus
demi masa depannya namun teman dekat bayu yang bernama Heri selalu meyakinkan bahwa
Bayu sangat memiliki talenta untuk menjadi pemain bola Nasional dan Heri juga yang selalu
mengajak Bayu untuk ikut ke ajang seleksi pemain nasional usia dibawah 13 tahun.
Ternyata kakek mempunyai alasan yang kuat kenapa ia melarang Bayu bermain bola. Ayah Bayu
yang dulunya seorang pemain bola mengalami cedera berat pada waktu itu sehingga tidak bisa
bermain bola dan akhirnya hanya menjadi seorang supir taksi. Kakek Bayu tidak mau nasib yang
sama menimpa Bayu cucu yang ia sayangi. Bayu yang benar-benar mencintai sepak bola tidak
mau begitu saja menuruti apa kata kakeknya.
Masalah pun muncul ketika Bayu membohongi kakeknya yang mengira bahwa ia berbakat
menjadi seorang pelukis. Tidak diduga kakek datang dan melihat Bayu di sekolah sepak bolanya
dan tiba-tiba ia terserang penyakit jantung dan dilarikan ke rumah sakit. Bayu merasa bersalah
dan menyesal telah membohongi kakeknya dan ia memutuskan untuk berhenti bermain bola.
Kenapa film ini disebut dengan Garuda? Karena Garuda adalah lambang Negara kita. Dengan
logo garuda yang disemangatkan dalam seragam nasional pemain sepakbola anak-anak u-13
membuat Bayu (yang dimainkan oleh Emir Mahira) yang berusaha mati-matian untuk menjadi
pemain sepak bola handal dan dalam film Garuda di Dadaku ini kita dapat melihat dan
merasakan aroma perjuangan sang Bayu anak yang masih duduk di bangku kelas 6.

Dirilisnya film Garuda di Dadaku menunjukan rasa nasionalisme melalui film genre olahraga
dan nasionalisme. Film garuda di Dadaku diterbitkan untuk sebuah misi untuk dunia sepak bola
Indonesia agar lebih maju. Disutradarai oleh Ifa Isfansyah, sedangkan pemeran utamanya Aldo
Tanzani, Emir Mahira, Marsha Aruan dipilih hasil penyaringan casting dan aktor professional
lainnya. Background pengambilan film Garuda di Dadaku di beberapa tempat di Jakarta, seperti
staduyn Utama Bung Karno, dan komplek Istana Olahraga Senayan, dan perkampungan di
Jakarta.
Intinya jenis film Garuda di Dadaku, mengisahkan bagaimana perjalanan seseorang menjadi
seorang juara sejati melalui proses yang panjang dan melelahkan untuk menjadi seorang juara
sejati. Sang juara sejati tak akan menyepelekan lawan, dan tak mudah terpengaruh.
Melalui film Garuda di Dadaku ini rasa nasionalisme hadir pada harapan Bayu kecil dengan
timnya yang bermimpi kelak dapat bermain di stadion Bung Karno dan mereka dapat menjadi
kebanggaan rakyat Indonesia. Walaupun tujuan utama film ini adalah untuk menhibur namun
ternyata Film Garuda di Dadaku memiliki maksna yang besar terhadap kemajuan sepak bola
Indonesia.
Di tengah maraknya film Horror di Indonesia, film Garuda di Dadaku datang membawa angin
segar dengan film Garuda di Dadaku dengan pemainnya yang belum terlalu ngetop, memberikan
nuansa baru bagi dunia hiburan layar lebar tanah air. Film Garuda di Dadaku cocok sebagai
hiburan sehat bagi keluarga dengan alur cerita yang sederhana jauh dengan film horror yang bagi
saya tidak mendidik bagi anak dan rakyat Indonesia.
Film Garuda di Dadaku dikategorikan sebagai film sukses dan masuk ke dalam nominasi FFI.
Seperti nominasi untuk pemeran pria terbaik, nominasi scenario asli, tata musik terbaik dan
termasuk juga sebagai nominasi film anak terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia.
Cerita persahabatn bayu dan heri diceritakan sangat apik dalam cerita ini namun banyak juga
masalah antara mereka, tapi mereka tetap dapat menyelesaikan semua masalahnya dan pada
akhir cerita Garuda di Dadaku ini Bayu dapat memenuhi cita-citanya yaitu ia menjadi pemain
Tim Nasional U-13.

Resensi Perahu Kertas: Remaja Cerdas,


Cemburunya Aja Keren!
HL | 22 August 2012 | 21:05 Dibaca: 24207

Komentar: 26

RESENSI PERAHU KERTAS :


REMAJA CERDAS, CEMBURUNYA AJA KEREN!

Jadi penulis dongeng? Mau bikin dunia peri???


Sebuah dialog yang diungkapkan sahabat Kugy pada Keenan, ketika lelaki tersebut kembali ke
Jakarta, dan mengurus bisnis Papa nya. Menjelang ending mampu membuat penonton terbahak
karena cara pengucapan dialog tersebut.
Lebaran hari ketiga saya kembali bersilaturahmi ke bioskop. Kali ini film yang saya tonton
adalah Perahu Kertas, sebuah film yang diadaptasi dari novel best seller mahakarya Dewi Dee
Lestari. Saya memang belum membaca novel ini, jadi tidak bisa membandingkan isi novel
dengan film nya.
Penokohan
Kugy, tokoh paling utama dalam cerita ini. Gadis tomboy yang imajinatif karena hobi menulis
dongeng, diperankan oleh Maudy Ayunda. Namanya bisa dibilang terkenal di dunia per-film-an.
Kalau saya melihat, sosok Maudy sendiri juga tak jauh beda dengan Kugy. Remaja yang

wajahnya sesuai dengan usianya, pembawaannya yang kalem, tidak kecentilan seperti layaknya
ABG pendatang baru di sinetron remaja (ya, tidak semua J). Maudy sangat pas memerankan
tokoh Kugy. Kalau saya lihat, dari model rambut dan gaya bicaranya, Maudy mirip dengan
Endhita istri Onci Ungu. (Endhita pun pernah ikut bermain dalam film Tanda Tanya yang juga
diproduksi oleh Hanung).
Lawan main dari Kugy adalah Keenan, lelaki cool yang hobi melukis. Tokoh Keenan juga sangat
pas diperankan oleh Adipati. Melihat sosok Keenan atau Adipati, saya jadi teringat dengan tokoh
Rangga AADC. Bedanya, Keenan bukan lelaki introvert seperti Rangga. Untuk tokoh lain yaitu
pacar Kugy, dua sahabat Keenan-Kugy, dan gadis Bali sepertinya mereka pendatang baru (atau
saya memang belum pernah menonton mereka).
Sedangkan untuk tokoh pendukung lainnya, banyak juga yang sebelumnya bermain dalam
filmnya Hanung seperti Ira Wibowo di Get Married 1-2-3, Papa Keenan di Ayat-Ayat Cinta
(kalau saya tidak salah), Murid Pak Wayan tokoh utama di Pengejar Angin, dan pastinya Reza
Rahadian di Perempuan Berkalung Sorban.
Ketika Perahu Berlayar di Samudra Cinta
Kisah Kugy dimulai ketika Kugy memutuskan untuk kuliah sastra di Bandung. Ada satu adegan
awal yang begitu keren bagi saya. Kugy menyampaikan perpisahan dengan meletakkan dua
telunjuk di sisi kiri dan kanan pelipisnya (ciri khas Kugy) sambil tertawa-tawa. Sang pacar pun
mengikuti gaya Kugy. Mereka mendekatkan wajah, biar kedua telunjuknya bisa menempel.Ya,
tak ada pelukan erat dan banjir air mata yang mengiringi perpisahan mereka.
Kugy pun tiba di sebuah tempat kos. Saya tidak tahu apakah Kugy telah mengenal sahabat
perempuannya itu sebelumnya, karena begitu tiba di tempat kos, mereka langsung akrab. Adegan
selanjutnya, mereka: Kugy, sahabat perempuan dan pacar si sahabat, berangkat ke stasiun untuk
menjemput Keenan. Sempat terjadi kekacauan untuk mencari Keenan di stasiun. Namun lagi-lagi
Kugy melakukan aksi uniknya yaitu mengangkat telunjuk ke pelipis sambil berjalan ke setiap
gerbong. Dua sahabat terbengong-bengong melihat aksi Kugy, namun langkah Kugy terhenti
karena ada lelaki yang berdiri di depannya. Ya, sahabat pun akhirnya berhasil menemukan
Keenan.
Karena kos mereka berdekatan atau memang satu rumah kos, Keenan dan Kugy jadi langsung
akrab. Keenan begitu kagum dengan perahu kertas hasil karya Kugy, begitu juga dengan buku
dongeng tulisan tangan Kugy. Keenan, lelaki cool dengan rambut agak gondrong. Lelaki model
seperti ini tak mungkin menyukai dongeng kekanak-kanakan, namun Keenan ingin meminjam
buku dongeng Kugy. Wortelina, Nyit Kunyit, Keenan membaca lembar demi lembar tulisan
tangan Kugy.
Keenan yang pintar melukis, diam-diam menggambar tokoh wortelina, nyit kunyit, dan tokoh
yang ada dalam dongeng Kugy. Layaknya pecinta berat dongeng, Keenan menjelaskan satupersatu tokoh dongeng yang dia buat: wortelina, nyit kunyit, satu hal yang membuat Kugy begitu
terharu.

Kugy yang begitu imajinatif meminta Keenan apakah bersedia menjadi agen neptunus. Dengan
bangga, Keenan pun bersedia. Dia melakukan ucapan seperti yang diminta Kugy (dengan
telunjuk ciri khas Kugy tentunya). Selesai, Kugy pun memberikan gantungan kunci inisial K
pada Keenan.
Sikap Keenan memberi pelajaran sederhana akan sebuah cinta: bila mencintai seseorang, cintai
dulu dunianya. Lantas bagaimana jika dunia orang yang kita cintai tidak baik, jangan paksakan
diri untuk mencinta! Karena apa hak kita untuk merubah dunia seseorang!
Jatuh cinta tak lantas membuat Keenan dan Kugy berpacaran. Di suatu resto, Keenan melihat
Kugy sedang dinner dengan pacarnya. Keenan langsung merasa bahwa dia mencintai perempuan
yang salah. Di satu malam, ketika besoknya Keenan ulang-tahun, Kugy menyiapkan hadiah
spesial untuk Keenan, menyatukan gambar Keenan dengan tulisannya dalam sebuah buku
dngeng yang baru. Sayang, ketika ingin memberikan hadiah tersebut, dua sahabat Keenan malah
mengenalkan seorang gadis bule, pemilik gallery lukisan, pada Keenan. Kugy begitu cemburu,
dan mengurungkan niatnya untuk memberi hadiah pada Keenan.
Kugy berpikir, apa dia pantas cemburu pada gadis bule itu. Bukankah dia dan Keenan hanya
berteman, sedangkan Kugy sendiri juga sudah punya pacar. Untuk menghilangkan
kecemburuannya, Kugy memilih untuk menjauh dari mereka bertiga. Sedangkan Keenan jadi
semakin dekat dengan si bule, mengingat gadis ini yang membantu Keenan menjual lukisannya.
Keenan pun marah besar ketika pada akhirnya dia tahu kalau ternyata yang memborong
lukisannya hanyalah rekayasa si bule. Hal yang membuat Keenan berniat untuk berhenti melukis.
Kugy sempat menyemangati Keenan untuk tidak mengubur mimpinya, Alangkah baiknya jika
semua orang menggunakan hobinya untuk menghasilkan uang. Namun Keenan tetap pada
pendiriannya, tak ingin melukis lagi!
Hubungan Kugy dengan sang pacar semakin mengambang. Pacar Kugy iri pada Keenan yang
diberi gantungan kunci.
Kenapa dia yang kamu kasih? Kenapa bukan aku?
Emangnya kamu mau jadi agen neptunus?
Ya enggak lah!
Kugy begitu kecewa dengan jawaban sang pacar. Beda sekali dengan Keenan yang langsung
mengiyakan. Pacar Kugy pun tidak suka karena Kugy menjadi guru dongeng di sekolah
panggung milik sahabatnya. Akhirnya, mereka pun putus.
Keenan memutuskan untuk tinggal di Bali, sambil belajar melukis lagi di gallery Pak Wayan.
Seorang gadis Bali, keponakan Pak Wayan, diam-diam mencintai Keenan. Ada seorang lelaki
Bali yang terlihat cemburu dengan kedekatan Keenan dan gadis itu.

Waktu berlalu, Kugy pun lulus menjadi sarjana sastra. Dia melamar pekerjaan sebagai (hanya)
Office Girl di kantor advertising. Ketika rapat redaksi (apakah ini ya istilahnya untuk tim
advertising) dan tim sedang mati ide. Bos Kugy meminta Kugy untuk menyumbang ide. Dengan
gaya khasnya Kugy berpikir, semua tim kembali bengong, dan pada akhirnya ide Kugy berhasil
goal di mata klien. Kugy pun diterima sebagai karyawan tetap di kantor tersebut. Kedekatan
Kugy pada bos membuat sekretaris bos cemburu.
Benang merah yang didapat dari kisah cinta ini adalah: ada begitu banyak remaja dan orang
dewasa yang cemburu. Keenan pada pacar Kugy, Kugy pada gadis bule, Lelaki Bali pada
Keenan, Sekretaris bos pada Kugy. Yang membedakan adegan cemburu di film ini dengan
sinetron yang pernah ada adalah: tidak ada aksi pamer wajah jutek, perang mulut, jambakjambakan rambut, dorong-dorongan pundak, atau umpatan kasar dan ancaman di antara mereka.
Cemburu, lantas menjauh, hanya itu yang mereka lakukan. Ya, cemburunya remaja cerdas
memang sangat keren di mata saya. Tak perlu bertengkar memperebutkan satu orang, seperti di
dunia ini tak ada lagi manusia yang pantas untuk dicintai selanjutnya.
Ada Mimpi di Balik Cinta
Kugy bermimpi untuk menjadi penulis terkenal. Dia begitu bangga ketika cerpennya masuk
majalah. Saking senangnya mendapat honor, Kugy mentraktir empat sahabatnya. Di suatu
adegan pun, Keenan sempat mengungkapkan, Aku doakan kamu jadi penulis terkenal.
Sedangkan Keenan bermimpi menjadi pelukis. Sayang, tak seperti Kugy yang kuliah sastra
karena keinginannya, Keenan terpaksa harus kuliah ekonomi atas permintaan Papanya. Ketika
mendapat kabar bahwa lukisanya laku 30 juta, Keenan memutuskan berhenti kuliah. Bukan main
marah Papanya, sampai Keenan diusir dari rumah.
Belakangan di saat dia tahu bahwa lukisan itu yang membeli adalah gadis bule yang begitu
menggilai dirinya, Keenan putus asa dan menetap ke Bali. Sang Papa yang koma membuat
Mama Keenan menyusul anaknya, dan Keenan pun pulang ke Jakarta untuk mengurus bisnis
Papanya.
Well, mimpi dan cita-cita, memang hak semua orang. Tak salah jika Keenan memilih untuk
menjadi pelukis saja, karena dia lebih tahu akan talenta dan keingingannya. Namun, salahkah
sang Papa yang memaksanya untuk kuliah ekonomi, mengingat nantinya Keenan akan
meneruskan bisnis Papanya? Pilih kuliah ekonomi lantas bekerja di kantor, atau menjadi pelukis?
Satu hal yang selama ini ada di benak sebagian orang: pekerjaan itu hanya satu! Padahal, jika
kita mampu membagi waktu, bisa saja kita punya tiga pekerjaan sekaligus. Hal yang sama ketika
orang lain melihat saya bisnis coklat, banyak orang yang bertanya, Emang sekarang udah nggak
ngajar lagi? Waw, mengajar itu kan hanya dari pagi hingga sore, malamnya nulis, dan sabtuminggu produksi coklat. Bisa kan punya tiga pekerjaan!
Jadi, andai saya menjadi Keenan, saya akan tetap kuliah ekonomi dan meneruskan hobi melukis.
Kalau ada yang bilang, menulis atau melukis itu hanya pekerjaan sampingan. Saya teringat akan
nasihat Pak Mario Teguh, tidak ada pekerjaan utama dan sampingan, selagi kita menganggap
semuanya itu penting. Semua adalah pekerjaan utama.

Pada akhirnya Keenan harus mengurus bisnis Papanya. Andai dia meneruskan kuliahnya,
mungkin ilmu yang dia dapat makin banyak. Begitu juga dengan Kugy yang akhirnya bekerja di
perusahaan advertising. Bukannya cita-cita dia jadi penulis dongeng? Tanya Keenan. Ya,
jaman sekarang ini, jangan pernah terlalu idealis. Gue maunya jadi ini, bukan itu! Sadarilah, ini
dunia, bukan surga di mana apa yang kita inginkan bisa didapat dalam waktu satu detik (konon
begitu katanya, mengingat saya belum pernah tinggal di surga). Ada seseorang yang saya kenal,
dia berprinsip maunya bekerja dalam bidang ini, dan sampai sekarang dia masih menganggur,
karena belum ada pekerjaan seperti keinginan dia. Padahal banyak tawaran di bidang lain, namun
semuanya dia tolak. Bekerja di kantor advertising pun bukan lantas Kugy tak bisa menulis lagi.
Mengingat setahu saya menjadi penulis itu tidak repot, hanya kirim karya dan tunggu hasil
(tunggu hasil ini yang lama!). Tak perlu bekerja di kantor seharian, kecuali kalau jadi wartawan
atau penulis full time.
Tak Ada Gading yang Tak Retak
Secara keseluruhan, film ini memang keren. Namun ada hal yang menurut saya kurang pas.
Seperti ketika si gadis bule tiba-tiba saja masuk kamar Keenan ketika Keenan sedang tidur. Dan
juga Keenan masuk kamar gadis Bali lalu diam-diam meletakkan hadiah di genggaman
perempuan itu ketika perempuan itu juga sedang tidur. Saya rasa, karena ini film Indonesia,
sepertinya scene ini kurang baik.
Namun, ya tak ada gading yang tak retak. Adegan ini hanya adegan kecil yang tak mengurangi
keindahan film.
Kesimpulan dari film ini: jadilah orang yang pintar, serba-bisa, singkatnya: multi talenta, agar
kita bisa terdampar di mana-mana. Saya punya sahabat sarjana pendidikan biologi, namun dia
bisa semua pelajaran. Dan sekarang, dia yang paling banyak menerima job, tak hanya mengajar
biologi saja. Begitu dengan salah seorang tim pengajar di bimbel kami. Kami baru saja merekrut
anak tetangga lulusan SMA baru akan kuliah. Karena cerdasnya luar biasa, kami memberikan dia
kesempatan mengajar hingga anak kelas 2 SMA, usia muridnya beda dua tahun dengan gurunya.
Sekali lagi, ini sebuah kisah remaja yang cerdas. Memang, tak mungkin seorang Dewi Lestari
membuat naskah novel dan script film asal-asalan. Apa bedanya dengan sinetron remaja yang
nggak jelas (ya, tidak semuanya J) yang hanya menjual kisah cinta dan cinta saja. Ada cinta, ada
cita-cita, ada juga saling memaafkan, inilah pesan moral yang disampaikan film ini pada
penonton, khususnya remaja

Anda mungkin juga menyukai