Anda di halaman 1dari 20

laporan pbl 2

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Latar Belakang PBL
Kesehatan merupakan impian setiap insan di dunia untuk melakukan akitvitas
kesehariannya. Status kesehatan tercapai apabila faktor yang mempengaruhi
kesehatan yaitu Hereditas. Prilaku pelayanan kesehatan dan lingkungan dapat
dikendalikan dengan baik , sehingga terjadi keseimbangan. Dan salah satu faktor yang
paling besar pengaruhnya adalah lingkungan.

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, maka


diselangarakn upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan penyakit (kuratif),
dan penyembuhan penyakit (rehabilitatif) yang dilaksaanakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan (Undang-Undang Kesehatan RI N0. 23 Pasal 10).

Pelaksaan program kesehatan dapat Berjalan dengan efektif dan efisien dengan
hasil yang maksimal jika terlebih dahulu diketahui pokok permasalahan yang ada dalam
masyarakat. Untuk dapat mengetahui masalah-masalah tersebut, maka dibutuhkan
data dan informasi yang akurat serta relevan sehinggah dapat memberikan gambaran
yang jelas tentang permasalahan yang terjadi di masyarakat

Kegiatan pengalaman belajar lapangan (PBL) II merupakan lanjutan dari PBL I .


dimana PBL II menitikberatkan pada kegiatan penentuan prioritas masalah dan
intervensi berdasarkan data primer dan sekunder di PBL I dari hasil penyebaran angket
dan hasil diskusi dengan beberapa toko masyarakat yang ada di Dusun Lekko
Boddong, Kelurahan Anrong Appaka, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep.

2. GAMBARAN UMUM HASIL PBL II


PBL II merupakan rangkaian kegiatan dari PBL I yang telah dilaksanakan pada
semester lalu. Pada PBL I telah dilakukan pengumpulan data baik data kualitatif
maupun data kuantitatif. Pada PBL II ini dilakuakan invertarisir serta prioritas masalah
kesehatan bersama manyasyarakat.
Setelah melakukan PBL I selama 2 minggu di Dusun Lekko Boddong,kami
memperoleh data kualitatif sebagai berikut:
2.1. Keadaan Geografi
Dusun/RK Lekko Boddong adalah salah satu dusun yang berada di Kecamatan
Pangkajene Kabupaten Pangkep yang mempunyai ketinggian tanah dari permukaan
laut 0-5 m, banyaknya arah hujan 3000 mm/th, topagrafi ( daratan rendah tinggi,
pantai), dengan suhu udara rata-rata 33 0 c. Orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan
desa/kelurahan ) jarak dari pusat pemerintahan pemerintahan 3 km, kota
administratif 2 km, jarak dari ibu kota kabupaten 2 km, dan jarak dari ibu kota provinsi
60 km, pada kegiatan PBL 1 ini yang menjadi fokus deskriptif kelopok kami adalah
Dusun Lekko Boddong yang merupakan dusun dari Kelurahan Anrong Appaka.

Letak geografis Kelurahan Anrong Appaka


Secara umum letak gegrafis Kelurahan Anrong Appaka adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan :Kel. TUMAMPUA
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan :Dusun/RK Maini Ayo
c. Sebelah Timur berbatasan dengan :Dusun/RK Paccelang
d. Sebelah Barat berbatasan dengan :Kel TEKO LABBUA
2.2. Keadaan Demografi
berdasarkan hasil pendataan yang kami lakukan di Dusun/RK Lekko Boddong
seluruhnya berjumlah 993 jiwa dengan kepala keluarga 217 KK, Berikut rincian
penduduknya:

a. Jumlah KK :217 (kepala keluarga)


b. Jumlah Laki Laki :500 jiwa
c. Jumlah Perempuan :493 jiwa
d. Jumlah Penduduk Seluruhnya :993 jiwa
3. TUJUAN PBL II
a. Tujuan umum
Menganalisa masalah dan menyusun program berdasarkan masalah yang ada di
Dusun Lekko Boddong, serta meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa
tentang Ilmu kesehatan masyarakat dan aplikasi ya ditengah-tengah masyarakat.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan yang ada dimasyarakat bersama-sama
dengan anggota masyarakat .
Mahasiswa dapat menentukan prioritas masalah dan merumuskan bentuk solusinya
bersama dengan anggota masyarakat.
Mahasiswa mampu menganalisis faktor penyebab masalah (root cause analysis) yang
dituangkan dalam bentuk pohon masalah dan dirumuskan bersama dengan
masyarakat.
Mahasiswa mampu membuat proposal secara sederhana dalam bentuk plan of action
(POA). Dari masalah yang akan di intervensi.
Mahasiswa mampu bekerja sama dengan masyarakat setempat dalam melaksaanakan
kegiatan intervensi
Mahasiswa mampu melakukan suatu laporan kegiatan pada setiap kegiatan yang telah
dilakukan.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. KEGIATAN LAPANGAN
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL II) di laksanakan pada tanggal 11 juli
sampai dengan 24 juli 2011 oleh mahasiswa PBL Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia di Dusun Lekko Boddong Kelurahan Anrong
Appaka Kecamatan Pangkjaene Kabupaten Pangkep, dimana salah satu tujuannya
adalah menentukan prioritas masalah kesehatan dan jenis intervensi untuk
menyelesaikan masalah kesehatan sebagai lanjutan dari PBL I.

Berdasarkan data yang di peroleh dari hasi PBL I di Dusun Lekko Boddong
dengan menggunakan koesioner dan wawancara mwldalam terhadap responden dapat
dilihat bahwasahnya jika dilihat dari lingkungan fisiknya rumah yang teratur, namun
tempat pembuangan sampah yang kurang baik, itu terlihat dari tanah/ lahan kosong dan
sungai yang dijadikan tempat pembuangan sampah, SPAL yang belum memenuhi
syarat kesehatan dan untuk periaku sehat belum cukup baik terlihat dari banyaknya
masyarakat yang tidak menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari hari.

Dengan melihat permasalahan di atas maka dalam pengidentifikasan masalah


kami menggunakan dan berpatokan teori Henrik L. bloom, dimana beliau mengukur
angka kesakitan melalui 4 faktor sebagai berikut:
1) Lingkungan
Keadaan lingkungan Dusun Lekko Boddong merupakan daerah pengarap
emapang dan sawah, hampir seluruhnya dikelilingi oleh sawah dan empangyang di
jadikan sumber penghasilan masyarakat
2) Perilaku Masyarakat
Dari segi perilaku, tingkat masyarakat pada umumnya masih rendah, hal ini
dilihat dari perilaku dari sebagian masyarakat yang membuang sampah di sembarang
tempat seperti di sungai dan tanah tanah kosong, dan adanya kebiasaan berhajat di
sembarang tempat yang tidak memenuhi syarat kesehatan, menyangkut masalah SPAL
yang tidak memenuhi standar kesehatan, tanpa mereka sadari akan dampak
negatifnya.
3) Pelayanan Kesehatan
Untuk masalah pemanfaatan kesehatan, masyarakat sudah memanfatakan
dengan baik. Ini dapat dilihat dari jumlah ibu hamil yang memeriksakan kandungannya
ke pusat pelayanan kesehatan, sudah hampit semuanya, walaupun ada beberapa
warga yang belum memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan baik dikarenakan ada
beberapa factor seperti, factor biaya dan jarak antara rumah dengan pelayanan
kesehatan.
4) Heridatas atau Genitika
Penyakit yang disebabkan oleh factor keturunan atau heriditas.

adapun kegiatan yang kami lakukan PBL II selama 2 minggu yaitu :


a. Pertemuan Dengan Masyarakat
Kegiatan pertemuan ini kami lakukan sebanyak tiga tahap. Tahap tahap pertemuan
tersebut akan kami jabarkan sebagai berikut :
1. Penetapan Prioritas Masalah
Kegiatan ini kami lakuakan di mesjid Raudhatul Muflihin Dusun Lekko Boddong
pada sore hari pukiul 15.45 (bada sholat Ashar), tanggal 13 juli 2011. Pada diskusi ini
hadir juga para tokoh agama (TOGA), dan tokoh masyarakat (TOMA). Tujuan kami
melakukan pertemuan dengan masyarakat ini adalah untuk membahas masalah
masalah yang ada untuk di jadikan prioritas. Adapun prioritas
masalahnya, Pertama: Saluran pembuangan air limbah ,karena pada umumnya
masyarakat Lekko Boddong belum memiliki SPAL yang memenuhi syarat
kesehatan. Kedua : kurangnya kepemilikan tempat sampah karena baru jalan-jalan
utama di Dusun Lekko Boddong yang memiliki tempat sampah. Ketiga : prilaku tidak
memasak air, karena tingginya frekuensi tidak masak air sebelum di minum warga
Lekko Boddong. Pada awalnya, dari ketiga masalah yang kami tawarkan kepada
masyarakat, mereka tidak menganggap ketiga masalah itu sebagai masalah. Tetapi
setelah melakuakan diskusi ulang, akhirnya masyarakat mengusulkan bahwa tempat
sampah sebagai masalah yang lebih utama untuk di selesaikan karena kalau masalah
SPAL dan Jamban masyarakat terkendala di dana dan juga masalah sampah
sangat membantu agar sampah tidak di buang pada sekitar rumah dan sungai-sungai
yang terdapat di sekitar rumah dan sampah juga sangat berhubungan langsung
dengan rumah dan penghuninya. Mereka menginginkan lingkungan sekitar rumah yang
sehat.
Dalam penetapan prioritas masalah harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan
normative. Sebagai tenaga kesehatan masyarakat dapat memandang suatu hal
sebagai masalah yang dapat mengganggu kesehatan dan benar-benar berbahaya,
namun mungkin menurut pandangan masyarakat hal tersebut bukan merupakan suatu
masalah atau hal yang sangat membutuhkan perhatian khusus bagi mereka akan tetapi
di nomor duakan, atau tidak menutup kemungkinan akan terjadi sebaliknya. Oleh
karena itu, peran serta masyrakat dalam penetapan prioritas masalah sangat
dibutuhkan demi terealisasinya suatu program yang benar-benar menyentuh
masyarakat.
2. Penepatan Prioritas Pemecahan Masalah
Setelah penetapan prioritas masalah maka selanjutnya yang harus di tempuh
adalah penentuan prioritas pemecahan masalah dengan melakukan beberapa kegiatan
pokok, yakni sebagai berikut:

i. Menyususn Alternatif Pemecahan Masalah


Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah menyusun alternative
pemecahan masalah untuk menyelesaikan prioritas masalah yang telah di tetapkan.
Alternative pemecahan masalah di pandang penting karena keterkaitannya dengan
upaya memperluas wawasan. Adapun langkah yang di tempuh adalah sebagi berikut:
Membentuk berbagai penyebab masalah
Memeriksa kebenaran penyabab masalah
Mengubah masalah kedalam bentuk kegiatan
Melihat situasi dan kondisi yang ada di dusun Lekko Boddong terdapat beberapa
masalah yang perlu mendapat perhatian khusus baik dari pemerintah setempat maupun
dari instansi terkait. Dengan masalah kesehatan yang timbul di Dusun Lekko Boddong,
maka perlu adanya penetapan dan penyusunan alternative pemecahan masalah
yang kemudian dapat di buat dalam bentuk
Tabel 1
Matriks Pemecahan Masalah
Di Dusun Lekko Boddong, Kelurahan Anrong Appaka
Kecematan Pangkajene Kabupaten Pngkep
Juli 2011

I T R
No Daftar Masalah
P S RI DU SB PB PC
1 SPAL 5 5 5 3 4 4 2 4 4
2 Kepemilikan tempat sampah 4 5 4 3 5 5 2 4 3
3 Prilaku tidak memasak air minum 5 5 3 3 2 1 1 3 4

Keterangan :
P (Prevalensi) :Besarnya masalah
:Akibat yang di timbulkan oleh masalah
RI (Rate of increase) :Kenaikan besarnya masalah
ed) :Derajat keinginan masyarakat yang tidak Terpenuhi
:Keuntungan sosial karena selesainya masalah
:Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
PC (Political Climate) :Susunan Politik
:Makin layak tehnologi yang tersedia dan yang dapat di pakai untuk
mengatasi masalah
:Makin tersedia sumberdaya yang dapat di pakai untuk mengatasi masalah

Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa pembuatan tempat sampah


percontohan dan penyuluhan merupakan prioritas jalan keluar yang paling dominan
untuk di tindak lanjuti karena memiliki nilai tertinggi di bandingkan dengan masalah
yang lainnya.

ii. Memilih Prioritas Pemecahan Masalah


Dari hasil data diatas, nilai efektivitas (efectivity) untuk setiap pemecahan masalah
yakni pemberian angket 1 (paling tidak efektif) hingga 5 (paling efektif).
Prioritas pemecahannya adalah nilai efisien yang lebih tinggi untuk menetapkan
evektifitas pemecahan masalah.
1. Kesehatan Lingkungan
SPAL
Berdasarkan scoring SPAL merupakan masalah yang penting yang perlu di selesaikan,
hal ini sesuai dengan data yang diperoleh di Di PBL I, bahwa masyarakat di dusun
lekko boddong yang membuang air limbah disekitar rumah sebanyak 40,0%.

Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan SPAL
Di Dusun Lekko Boddong, Kelurahan Anrong Appaka
Kecematan Pangkajene Kabupaten Pangkep
juli 2011

No Pembuangan air limbah Jumlah %


1. Dialirkan di sekitar rumah 84 41,8

2. Di buang ke sungai 46 22

3. Dialirkan kesawah/ kekebun 33 16,2

4. Di alirkan ke Got 41 20
Total 204 100

Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Membuang Sampah
Di Dusun Lekko Boddong, Kelurahan Anrong Appaka
Kecematan Pangkajene Kabupaten Pangkep
Juli 2011
No Perilaku membuang sampah Jumlah %
1. Dikumpul lalu di bakar 93 42,9

2. Dikumpul lalu di timbun 5 2,3

3. Kebun/semak/sawah/tempat terbuka 48 22,1


Dipantai
4. 1 0,5
Di buang di pekarangan rumah
5. 24 11
Di bungkus lalu di buang ke TPA
6. 39 18
Lainya

sungai

7 3,2
Total 217 100

Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Tidak Memasak Air Minum Di Dusun
Lekko Boddong, Kelurahan Anrong Appaka
Kecematan Pangkajene Kabupaten Pangkep
Juli 2011

No Alasan tidak memasak air Jumlah %


1. Air sudah bersih 43 63,2

2. Malas masak 10 14,7

3. Tidak praktis 15 22,1

Total 68 100

Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Memasak Air Untuk Diminum
Di Dusun Lekko Boddong, Kelurahan Anrong Appaka
Kecematan Pangkajene Kabupaten Pangkep
Juli 2011

No Alasan tidak memasak air Jumlah %


1. Ya 134 61,8

2. Tidak 83 38,2

Total 217 100


3. Pohon Masalah
a. Kesehatan Lingkungan
Tempat Sampah
82% rumah waraga yang tidak memiliki tempat sampah di dusun Lekko Boddong
Kurangnya dana untuk membuat dan membeli tempat samapah
Rendahnya pendapatan
Rendahnya ekonomi masyarakat
Social , Ekonomi dan Budaya
Kurangnya kesadaran masyarakat
Kurangnya pemahaman masyarakat
Rendahnya pengetahuan
Kurangnya informasi
Sikap acuh
Kurangnya ke sadaran
Malas

76% Rumah tangga yang tidak memiliki SPAL yang sesuai dengan standar kesehatan
SPAL

Faktor kebiasaan masyarakat


Kurangnya pengatahuan
Rendahnya pendidikan
Social , Ekonomi, dan Budaya

Sikap acuh
Kurangnya kesadaran masyarakat
Kurangnya motivasi
Rendahnya ekonomi masyarakat
Rendahnya pendapatan
Tidak mampunya membeli bahan yang di butuhkan
b. Perilaku tidak memasak air sebelum di konsumsi
38,2% ibu rumah tangga tidak memasak air minum sebelum di konsumsi
Faktor kebiasaan
Pengaruh lingkungan
Sudah bersihnya air dari mata air
Mudah di peroleh
Social dan budaya
Airnya sudah bersih
Rendahnya pendidikan
Rendahnya pengetahuan
Prilaku
Tersedianya mata air
Kurangnya penyuluhan
4. Pemecahan Masalah
a. Kesehatan Lingkungan
Sampah
Sampah merupakan masalah yang telah di sepakati di Dusun Lekko Boddong untuk
di jadikan sebagai prioritas karena masyarakat menganggap sampah lebih penting
untuk di atasi karena sampah lebih bersentuhan langsung dengan lingkungan sekitar
rumah warga. Untuk itu, sebagai langkah pemecahannya di Dusun Lekko Boddong
telah di buat tempat sampah percontohan yang memenuhi standar kesehatan.
SPAL
SPAL merupakan masalah yang paling uatama yang harus di selesaikan di Dusun
Lekko Boddong karena banyaknya rumah tangga yang belum memiliki SPAL, hal ini di
akibatkan kareana masyarakat kurang mendapatkan informasi mengenai pentingnya
menjaga kesehatan (kurang pengetahuan dan rendahnya pendidikan), rendahnya
tingkat perekonomian masyarakat. Untuk itu, sebagai langkah pencegahannya, di
Dusun Lekko Boddong telah di adakan penyuluhan dan juga pembuatan SPAL dari
pemerintah setempat yang sudah sesuai dengan standar kesehatan dengan cara
mengundang langsung masyrakat setempat.
b. Prilaku tidak memasak air sebelum di konsumsi
Tingginya frekuensi tidak mengkonsumsi air masak masyarakat Dusun Lekko
Boddong yang di akibatkan oleh faktor ke biasaan dari kecil dan kurangnya
pengetahuan dan informasi tentang bahaya tidak mengkonsumsi air minum yang di
masak bagi kesehatan manusia. Untuk itu, sebagai langkah pemecahannya di adakan
penyuluhan kepada masyarakat Dusun Lekko Boddong dengan cara mengundang
langsung masyarakat.

c. Pembuatan Plan Of Action


1. Kesehatan Lingkungan
Pembuatan tempat sampah percontohan
82 % (178 KK) tidak menggunakan tempat sampah dan juga tempat pembuangan
sampah yang belum memenihi standar kesehatan di Dusun Lekko Boddong juli
2011
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia

A. Latar Belakang
Sampah merupakan kotoran yang di hasilkan dari kegiatan manusia. Jika suatu
rumah tidak mempunyai tempat sampah maka anggota rumah tersebut akan di serang
berbagai macam penyakit dan permasalahannya, sebab sampah di buang di
sembarangan tempat yang menyebabkan nilai estetika dan keindahan berkurang,
menimbulkan bau yang tidak enak, menimbulkan penyakit malaria, thipus,demam
berdarah, colera dan lain-lain. Jika masalah tersebut tidak di tanggulangi segera maka
akan merugikan masyarakat itu sendiri.

Berdasarkan pertimbangan atas hal tersebut dan juga berdasarkan data PBL 1
bahwa 82 % masyarakat Dusun Lekko Boddong menggunakan tempat sampah yang
sesuai dengan standar kesehatan. Dimana anggota rumah tangga membuang
sampahnya di sembarang tempat, di antaranya di sekitar rumah, di sungai, di
kebun/sawah, dll.

B. Tujuan
Apakah dengan membuat tempat sampah percontohan bersama dengan
masyarakat Dusun Lekko Boddong, KK yang mempunyai tempat sampah meningkat
dari 18 % menjadi 50 %.

C. Langkah Langkah
Langkah-langkah yang di lakukan dalam pelaksanaan kegiatan adalah
1. Persiapan
Persiapan yang di lakukan adalah pengadaan sarana dan prasarana, tenaga, peralatan,
perlengkapan dan dana agar mempermudah pelaksanaan kegiatan di lapangan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa pembuatan tempat sampah percontohan yang sesuai dengan
standar kesehatan oleh masyarakat Dusun Lekko Boddong yang merupakan prioritas
program.
3. Evaluasi
Di lakukan oleh mahasiswa PBL dengan cara pemantauan hasil kerja yang di lakukan
oleh masyarakat.

D. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pembuatan Tempat sampah percontohan dilaksanakan pada
minggu ke II.

E. Sumber Dana
Table 5
Bubget / Sumberdaya yang dibutuhkan
Sumber Yang tersedia Yang di butuhkan
daya yang di
Satuan Rp Satuan Rp
butuhkan
Ember - - 2 50.000
Pewarna - - 1 18.000
Total - - 2 118.000

F. Evaluasi
Evaluasi di laksanakan dengan metode free test dan post test oleh mahasiswa
PBL.
Indikator : dari hasil pembuatan tempat sampah percontohan, yang menggunakan
tempat sampah tersebut dari rata-rata post test 18 % meningkat sebanyak 22 % di
bandingkan dari pree test, dan terjadi peningkatan 22 % menjadi 40 % yang
menggunakan tempat sampah.
Penyuluhan Tentang Pentingnya SPAL
76 % (164 KK) tidak memiliki SPAL
Di Dusun Lekko Boddong
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia
A. Latar Belakang
SPAL merupakan salah satu prioritas kesehatan yang harus tersedia di setiap
rumah tangga. Jika satu rumah tidak mempunyai SPAL , maka anggota rumah tangga
tersebut akan mudah terserang berbagai macam permasalahan dan penyakit. Sebab
limbah yang di hasilkan dari rumah tangga akan menimbulkan permasalahan, antara
lain dapat mengkonta minasi permukaan tanah dan sumber air, niali estetika dan ke
indahan berkurang , menimbulkan bau yang tidak enak , menimbulkan penyakit diare,
tipus, dan lain-lain. Jika masalah ini tidak di tanggulangi segera maka akan merugikan
masyarakat itu sendiri.

Dari hasil pendataan pada PBL 1 di Dusun Lekko Boddong, dari 217 KK yang
kami data hanya terdapat 53 KK saja yang memiliki SPAL sedangkan 164 KK atau 76 %
tidak memiliki SPAL.

B. Tujuan
Apakah dengan mengadakan penyuluhan mengenai SPAL kepada masyarakat
Dusun Lekko Boddong dalam waktu satu hari akan menambah pengetahuan dan
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya SPAL bagi kesehatan dan nilai skor post
test meningkat 20 % dari pree test.

C. Langkah Langkah
Langkah- langkah yang di lakuakn dalam pelaksanaan kegiatan adalah
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan adalah pengadaan perlengkapan dan pemantapan
pengetahuan kelompok tentang kesehatan lingkungan agar mempermudah kegiatan
penyuluhan di lapangan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa pemberian penyuluhan kepada masyarakat Di Dusun Lekko
Boddong tentang kesehatan lingkungan khususnya dampak yang akan timbul dari tidak
adanya SPAL.
3. Evaluasi
Evaluasi yang di lakukan oleh mahasiswa kelompok PBL untuk melihat seberapa
besar perubahan pengetahuan pengetahuan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai