Anda di halaman 1dari 3

Forester-untad.blogspot.com/2014/05/makalah-dampak-tindakan-korupsi.html?

m=1

DAMPAK TERHADAP PELESTARIAN LINGKUNGAN

1. Menurunnya kualitas lingkugan


Akibat yang dihasilkan dari kerusakan lingkungan sangatlah merugikan, seperti
efek rumah kaca (effect green house) misalnya. Hutan yang berfungsi sebagai penjaga
sekaligus penghasil oksigen, yang berfungsi juga mengurangi polusi yang dihasilkan oleh
aktivitas manusia, kini fungsinya tidak dapat berjalan dengan optimal lagi seperti
sebelumnya. Keadaan ini menimbulkan kenaikan suhu dan perubahan musim yang biasa
disebut Global Warming.
Penggunaan bahan kimia dan hasil pembakaran industri yang dapat merusak
lapisan ozon yang selanjutnya akan mengakibatkan kanker dan penyakit baru serta dapat
mengakibatkan punahnya plasma nutfah.
Dari kasus illegal loging saja sudah menimbulkan kerugian yang mencapai 30-42
triliun rupiah.Belum lagi kerusakan lingkungan ini yang dapat menyebabkan bencana
alam yang beberapa diantaranya disebabkan oleh ulah manusia seperti banjir, tanah
longsor yang disebabkan oleh ulah manusia yang menebang pohon dan tidak menerapkan
system tebang pilih maupun tidak melakukan penanaman kembali untuk menggantikan
pohon yang ditebang tersebut, tingginya polusi tanah, air dan juga udara dan lain
sebagainya.
2. Menurunnya kualitas hidup
Kerusakan hutan hujan tropis yang parah akan sangat berdampak pada persediaan
oksigen yang dibutuhkan, bukan hanya diwilayah tersebut tetapi juga dapat berdampak
pada bumi secara keseluruhan.
Berkurangnya kualitas udara tentunya berakibat pada kesehatan mahluk hidup
khususnya manusia. Selain berkurangnya kualitas pada udara, juga terjadi menurunnya
kualitas yang menyangkut perairan dan juga tanah seperti pencemaran air yang banyak
terjadi di kota-kota besar dan juga pencemaran tanah yang berakibat pada sistem
pertanian, yang dari keseluruhan tersebut sangat berdampak pada menurunnya kualitas
hidup manusia
Kebanyakan manusia menempatkan lingkungan hidup untuk bahan eksploitasi tujuan
jangka pendek. Kondisi ini tentunya sangat mendesak untuk segera dikendalikan. Perlu diadakan
suatu system yang nyata untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang secara
berkelanjutan. Paradigm yang menempatkan lingkungan sebagai objek eksploitasi telah
membawa kerusakan lingkungan fatal yang berujung kepada bencana alam yang sangat
merugikan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Emil Salim yang menyimpulkan bahwa ada lima
tantangan besar yang harus dihadapi gerakan penyelamatan lingkungan hidup, yaitu :

1. Penyelamatan air dari eksploitasi secara berlebihan dan pencemaran yang kian
meningkat, baik air tanah, sungai, danau, maupun air laut.
2. Menurunnya kualitas tanah dan hutan akibat tekanan penduduk dan eksploitasi besar-
besaran untuk keperluan masyarakat umum.
3. Menurunnya keanekaragaman hayati akibat rusaknya habitat lingkungan berbagai
tumbuh-tumbuhan dan hewan.
4. Perubahan iklim yang sangat berakibat bagi kehidupan mahluk hidup di bumi. Seperti
penipisan lapisan ozon yang berakibat suhu bumi meningkat, berbagai tumbuhan
mengalami kekeringan akibat suhu udara dan juga kekurangan air.
5. Meningkatnya jumlah penduduk yang berakibat dan berhubungan dalam pelestarian
lingkungan hidup.

Melihat kerusakan lingkungan yang sudah begitu parah, seharusnya negara ini menindak
dengan tegas palaku-pelaku perusakan lingkungan, terutama yang disertai dengan praktik KKN.
Dalam praktik KKN di ruang lingkup lingkungan hidup yang patut diwaspadai adalah para
pelaku perusak lingkungan yang berasal dari pemodal besar seperti perusahaan-perusahaan besar
yang terlibat dalam hal kehutanan dan pertambangan. Hal ini juga ditegaskan oleh wakil ketua
KPK Chandra Hamzah dalam sebuah workshop investigasi kasus lingkungan di Jakarta, dimana
menurutnya, perusahaan yang melakukan perusakan lingkungan pada umumya sulit ditindak
karena mereka mengantongi izin yang cukup, karena itu menurutnya, yang perlu diwaspadai
adalah proses control administrasi dalam pemberian izin sebelum perusahaan tersebut beroperasi.
Selain di bidang perizinan, diperlukan juga pengawasan proses input maupun output dari
perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar seperti pencatatan bagi perusahaan
yang memiliki keuntungan yang sangat besar, maka patut dicurigai perusahaan tersebut
mendapatkan hasil dari pohon-pohon yang mereka tebang yang bukannya dari pohon-pohon
yang mereka tebang tanpa izin.
Permasalahan yang terjadi yang masih terlarut-larut hingga kini yaitu kurangnya
kesadaran masyarakat akan kerugian ekologis ini, sering kali oknum-oknum yang menyebabkan
kerusakan lingkungan hanya terfokus mengenai ganti rugi terhadap setempat. Memang benar
ganti rugi itu perlu, namun ganti rugi oleh oknum jangan hanya sebatas materi kepada manusia,
namun juga kepada alam. Alam yang telah rusak tidak dapat diperbaiki dalam waktu singkat
melainkan membutuhkan waktu yang bertahun-tahun walaupun disebabkan oleh hal kecil.

Anda mungkin juga menyukai