Anda di halaman 1dari 8

Stratifikasi sosial

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sosiologi

Portal

Teori dan Sejarah

Positivisme · Antipositivisme
Fungsionalisme · Teori konflik
Strukturalisme · Interaksionisme · Jarak menengah · Matematis
Teori kritis · Sosialisasi
Struktur dan agen

Metode penelitian

Kuantitatif · Kualitatif
Komputasional · Etnografi

Topik dan Cabang

agama · budaya · demografi


ekonomi · hukum · ilmu · industri
internet · jejaring sosial · jenis kelamin
kejahatan · kelas · keluarga
kesehatan · kota · lingkungan
pendidikan · pengetahuan · penyimpangan
psikologi sosial · medis
mobilitas · politik · ras & etnisitas
rasionalisasi · sekularisasi · stratifikasi

Stratifikasi sosial adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara
vertikal (bertingkat).

Daftar isi
 1Pengertian stratifikasi
 2Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
o 2.1Ukuran kekayaan
o 2.2Ukuran kekuasaan dan wewenang
o 2.3Ukuran kehormatan
o 2.4Ukuran ilmu pengetahuan
 3Lihat pula
 4Bacaan lanjutan

Pengertian stratifikasi
Stratifikasi sosial menurut Pitirim Sorokin adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul Social Stratification mengatakan bahwa sistem
lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup
teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi
kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang
yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi
kekuasaan, privilese dan prestise.

Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial


Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial
adalah sebagai berikut.
Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan
termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak
mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat
dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara
berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam berbagi
kepada sesama
Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan
teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan
sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat
menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat
mendatangkan kekayaan.
Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang
yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial
masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya
mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua
ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi
dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini
biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh
seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti
profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang
tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha
dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli
skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

Lihat pula
 Sosiologi
 Konflik
 Diferensiasi Sosial

Bacaan lanjutan
 Grusky, David B. (2014). Social Stratification: Class, Race, and Gender in Sociological Perspective (4th
edition). Boulder: Westview Press. ISBN 978-0813346717.
 Solon, Gary (March 2014). "Theoretical models of inequality transmission across multiple
generations". Research in Social Stratification and Mobility. 35: 13–18. doi:10.1016/j.rssm.2013.09.005.
Stratifikasi sosial: Kelas sosial
Borjuis Kelas atas Kelas penguasa
Borjuis pekerja Kelas menengah atas Kelas kreatif
Proletariat Kelas menengah Kelas budak
Lumpenproletariat Kelas menengah bawah Kelas menengah bawahan
Petani/Hamba Kelas pekerja Kelas bawah

 Halaman ini terakhir diubah pada 24 April 2019, pukul 10.41.


3 Bentuk – Bentuk Stratifikasi Sosial dalam
Masyarakat dan Contohnya
Stratifikasi sosial merupakan fenomena yang universal dan dapat ditemui pada
semua kalangan kelompok masyarakat yang ada di seluruh dunia. Stratifikasi sosial
yang tersebar di seluruh kelompok masyarakat selalu berbentuk hirarki atau tatanan.
Entah itu antar kelompok ataupun antar sesama individual. Ini berarti terdapat
individu atau kelompok yang berada di bagian tatanan atas, dan terdapat pula
individu atau kelompok yang berada di bagian bawah.

Sebelum kita membahas tentang bentuk – bentuk stratitifikasi sosial, alangkah


baiknya kita mengenal lebih jauh tentang apa itu stratifikasi sosial. Stratifikasi
sosial berasal dari kata stratum atau strata yang berarti lapisan. Stratifikasi sosial
atau lapisan sosial dapat diartikan sebagai penggolongan masyarakat atau individu
dalam kelompok – kelompok tertentu dalam suatu tatanan hirarki. Dengan
terdapatnya lapisan – lapisan atau hirarki yang tercipta dari kehidupan manusia,
muncullah kelas – kelas dalam kehidupan masyarakat seperti isitilah kelas atas,
kelas menengah dan kelas bawah.

Pengertian dan Bentuk Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial, menurut Melvin Turmin salah seorang sosiologis Amerika yang
terkenal akan spesialisasinya dalam hubungan antar ras memberikan pandangannya
akan hal itu. Stratifikasi sosial menurutnya merupakan pengaturan kelompok
masyarakat ke dalam sistem hirarki yang tidak setara berkaitan yang dengan
kekuasaan, kepemilikan properti atau objek, evaluasi sosial dan
gratifikasi. Masyarakat yang mengalami stratifikasi sosial memiliki ciri tertentu
menurut Lundberg. Beliau juga merupakan sosiologis asal Amerika, ciri-ciri yang
mengalami strafikasi sosial sebagai berikut:

 Menurutnya stratifikasi sosial dapat ditandai dengan ketidakmerataan posisi sosial


seseorang secara keseluruhan yang dapat terlihat berdasarkan tinggi dan rendahnya
posisi sosial seseorang di masyarakat.
 Bentuk – bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat merupakan bagian yang tidak
bisa dilepaskan dari bentuk – bentuk struktur sosial.
 Hal ini merupakan gejala alami yang tidak dapat dihilangkan karena sudah menjadi
bagian dari kehidupan sehari hari manusia.
 Munculnya keberadaan stratifikasi sosial merupakan konsekuensi yang tidak dapat
dihindari dari beberapa faktor yang selalu ada di dalam manusia. Faktor -faktor
tersebut antara lain berkaitan dengan keturunan, kekayaan, kedudukan, pendidikan,
dan pekerjaan.

Pada dasarnya stratifikasi sosial atau lapisan sosial dapat terbentuk karena adanya
sesuatu yang dihormati dan dihargai di dalam kehidupan suatu masyarakat.
Pembagian seperti beberapa kelas (kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah)
terjadi karena adanya keinginan dalam suatu masyarakat untuk memberikan suatu
penghargaan. Golongan yang mendapatkan penghargaan yang tinggi biasanya akan
ditempatkan ke dalam kelompok masyarakat kelas atas. Golongan yang
mendapatkan penghargaan yang bisa dikatakan biasa- biasa saja akan ditempatkan
ke dalam kelompok masyarakat kelas menengah. Sedangkan golongan yang
mendapatkan penghargaan yang rendah akan ditempatkan ke dalam kelompok
masyarakat kelas bawah.

Bentuk – bentuk stratifikasi sosial


Seperti yang telah dibahas secara singkat dalam pembahasan sebelumnya.
Terbentuknya stratifikasi sosial sangat terkait dengan nilai – nilai yang dijunjung
tinggi dalam kehidupan masyarakat. Meskipun standar nilai yang tinggi tersebut
berbeda -beda dalam suatu kelompok masyarakat di seluruh dunia. Akan tetapi
kebanyakan dari nilai tersebut memiliki tujuan yang pastinya akan memberikan hasil
yang terbaik bagi kelompok tersebut. Standar nilai yang berharga tersebut akan
sangat tergantung dari sudut mana seseorang memandangnya. Secara umum nilai –
nilai tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kriteria, yakni kriteria ekonomi,
kriteria sosial, dan kriteria politik.

Untuk stratifikasi sosial yang terjadi karena disengaja dan dibentuk oleh manusia
dapat dilihat pada suatu organisasi politik seperti pada tingkat pembagian
kekuasaan, pembentukan organisasi politik, dan lain sebagainya. Setiap lapisan
dalam susunan tertentu mempunyai sifat dan kesatuannya sendiri. Namun demikian
setiap lapisan memiliki sifat yang dapat menghubungkan suatu lapisan dengan
lapisan yang lainnya. Secara umum, sederhananya lapisan – lapisan tersebut dapat
dibagi menjadi tiga bagian yakni lapisan atas, lapisan menengah, dan lapisan bawah.
Lapisan – lapisan inilah yang banyak ditemukan pada berbagai bentuk – bentuk
stratifikasi sosial dalam masyarakat. Seperti yang dibahas sebelumnya pada kriteria
umum, bentuk – bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat dibagi menjadi
tiga bagian yakni stratifikasi ekonomi, stratifikasi politik, dan stratfikasi sosial.
Berikut penjelasan dari masing – masing bentuk stratifikasi sosial tersebut:

 Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi dapat dilihat dari segi


pendapatannya, kekayaan dan juga pekerjaan suatu individu ataupun kelompok.
Dalam hal ini faktor yang menentukan lapisan tingkat sosial dalam individu/
kelompok dalam suatu masyarakat didasarkan pada tingkat ekonomi individu/
kelompok tersebut. Dengan kata lain individu/ kelompok yang mampu memperoleh
kekayaan ekonomi dalam jumlah besar biasanya akan menduduki lapisan teratas,
dan sebaliknya bagi mereka yang tidak berhasil dalam mengumpulkan jumlah
kekayaan ekonomi seperti pada tingkatan diatasnya akan seringkali menempati
lapisan bagian bawah, dan beberapa variasinya sebagai berikut:

 Variasi – variasi dari potensi dan kesempatan yang berbeda – beda pada tiap
individual ataupun kelompok tertentu akan memunculkan kelas – kelas ekonomi
yang berbeda.
 Seperti yang disebutkan sebelumnya tolak ukur ekonomi biasanya ditentukan oleh
seberapa banyak seseorang memiliki pendapatan atau kekayaan dari individu/
kelompok tersebut.
 Secara garis besar terdapat tiga lapisan masyarakat bila dipandang dari sudut
ekonomi, yakni kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.
 Masyarakat kelas atas merupakan kelompok orang – orang kaya yang dipenuhi
dengan kemewahan.
 Masyarakat kelas menengah merupakan kelompok orang – orang yang secara
ekonomi hidup dengan berkecukupan.
 Sedangkan masyarakat kelas bawah merupakan kelompok orang – orang yang hidup
dalam kekurangan dari segi ekonomi.

Contoh dari bentuk stratifikasi sosial pada kehidupan sehari – hari dapat dilihat pada
lingkungan sekitar kita. Golongan masyarakat yang menduduki lapisan atas dalam
stratifikasi ekonomi, misalnya pengusaha besar, pejabat, dan pekerja profesional
yang memiliki penghasilan besar. Golongan menengah biasanya ditempati oleh para
karyawan, pekerja, dan buruh. Sementara itu golongan yang menduduki lapisan
sosial paling bawah antara lain gelandangan, pengemis, pemulung, dan buruh tani.
Stratitifikasi ekonomi bersifat terbuka karena biasanya individu/ kelompok yang
disebutkan sebelumnya dapat mengalami perubahan dalam status ekonomi mereka.
Biasanya yang menentukan ini adalah faktor pendorong mobilitas sosial.

 Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial merupakan pengelompokkan individu/


kelompok dalam masyarakat berdasarkan status sosial yang dimiliki oleh individu/
kelompok tersebut didalam kehidupan bermasyarakat. Status sosial merupakan
kedudukan yang dimiliki oleh seseorang dalam suatu pola interaksi sosial tertentu,
dan hubungan pelapisan sosial sebagai berikut:

 Pelapisan sosial jenis ini berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang
dalam masyarakat. Menurut Max Weber salah seorang sosiologis ternama, manusia
dikelompokkan dalam kelompok – kelompok yang memiliki status berdasarkan atas
ukuran kehormatan.
 Kelompok status ini, didefinisikan olehnya sebagai suatu kelompok yang para
anggotanya memiliki gaya hidup tertentu dan juga mempunyai tingkat penghargaan
serta kehormatan sosial tertentu.
 Pembagian pelapisan pada kriteria sosial maksudnya adalah stratifikasi, antara lain
dalam arti kasta, pendidikan, dan jenis pekerjaan.

Seringkali seseorang tidak hanya memiliki satu pola interaksi sosial, melainkan
beberapa pola interaksi sosial secara sekaligus. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila seorang individu/ kelompok memiliki lebih dari satu
kedudukan (status sosial) dalam kehidupan masyarakatnya. Sebagai berikut contoh
bentuk stratifikasi sosialnya:
 Contoh bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat berdasarkan status sosialnya
dalam kehidupan sehari – hari dapat dilihat dalam bentuk kassta. Sistem ini
merupakan salah satu peninggalan pengaruh Hindu Budha di Indonesia.

Kasta merupakan stratifikasi sosial yang bersifat tertutup.Artinya, jika seseorang


dilahirkan sebagai seorang golongan paling bawah (sudra), maka selamanya orang
tersebut akan dicap menjadi seorang sudra. Ini juga akan berlaku dengan keturunan
– keturunan dari individu tersebut. Demikian juga dengan golongan menengah
(Waisya), golongan bangsawan (Ksatria), dan golongan cendekiawan
(Brahmana). Sistem kasta ini dapat terlihat pada kehidupan masyarakat India dan
Bali pada beberapa dekade terakhir. Dulunya sistem kasta di bali sangat
berpengaruh terhadap sistem kehidupan dan tata cara pergaulan sehari – hari
mereka. Mulai dari tatanan sosial, hingga permasalahan perkawinan. Saat ini
kehidupan masyarakat Bali tidak terlalu ketat dalam memisahkan masing – masing
kasta antara yang satu dengan yang lainnya.

Status sosial yang terjadi dalam sistem kasta bersifat keturunan. Artinya kasta
merupakan status sosial yang diwariskan. Dengan demikian, status sosial ini
merupakan status bawaan yang sangat berbeda dengan status yang diusahakan/
kerja keras. Selain sistem kasta, dalam kehidupan sehari – hari terdapat juga suatu
status sosial yang disebut assigned status (status yang diterima dari lahir). Contoh
kasus assigned status merupakan bentuk lain stratifikasi sosial dalam bentuk
status sosial yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari – hari.

 Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik

Status sosial yang berdasarkan kriteria politik merupakan pengelompokkan lapisan


masyarakat yang berdasarkan atas tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh suatu
individu atau kelompok. Semakin besar kekuasaan individu atau kelompok tersebut,
maka akan semakin tinggi pula statusnya di tengah – tengah kehidupan
masyarakat. Pengertian dasar dari kekuasaan merupakan suatu kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi pihak lain agar
mengikuti kehendak atau kemauan dari individu atau kelompok tersebut.

Ada berbagai jenis bentuk – bentuk kekuasaan, akan tetapi dari berbagai macam
jenis kekuasaan tersebut terdapat satu pola umum yang dapat ditemui dalam bentuk
– bentuk kekuasaan. Pola tersebut merupakan sistem – sistem kekuasaan yang
selalu menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan pola perilaku yang ada didalam
kehidupan masyarakat. Pelapisan dalam masyarakat berdasarkan kriteria politik
berarti pembedaan penduduk atau warga menurut pembagian kuasa. Dalam
stratifikasi politik menghasilkan dua kelas yakni kelas penguasa, dan kelas yang
dikuasai. Seringkali dibalik tujuan ini para penguasa memanfaatkan pemikiran utnuk
mencegah dampak masalah sosial yang bersifat negatif dengan melakukan sistem
yang bisa dikatakan mengekang masyarakatnya.

Contoh bentuk stratitikfasi sosial berdasarkan politik, sebagai berikut:


 Stratifikasi sosial berdasarkan politik pada kelas pengguna terdiri atas sekelompok
elit yang jumlahnya sedikit.
 Di tangan kelas penguasa itulah (seperti para diktator) terdapat wewenang untuk
mengatur gerak masyarakat.
 Anggota kelas penguasa memiliki kemampuan dan kewenangan utnuk mengatur
masyarakatnya.
 Sifat kelas penguasa seperti ini terjadi pada sistem masyarakat yang hidup dalam
pemerintahan feudal, dan otoriter.

Sedangkan startifikasi sosial berdasarkan politik pada kelas yang dikuasai terdiri
atas masyarakat pada umumnya. Mereka menjadi sebuah objek kekuasaan yang
tidak memiliki kewenangan untuk mengatur apapun. Mereka harus tunduk kepada
semua aturan yang telah dibuat dan diputuskan oleh penguasa, serta menjadi objek
kekuasaan.

Itu tadi pembahasan bentuk – bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat dan
contohnya dalam kehidupan sehari – hari. Sampai jumpa lagi di pembahasan
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai