Anda di halaman 1dari 13

MAKALA STRATIFIKASI SOSIAL

Makala Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakulia Sosiologi

Disusun Oleh :

Nama : Erwin Nopri Iriyanto Sasi


NPM : 202263201056
Jurusan : Administrasi Negara
Matakulia : Sosiologi
Dosen : Bap. Paul Ardyani Moento,S.Sos.,M.Si
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat
karunia serta kasihnya, sehingga penulis dapat membuat dan menyelesaikan penulisan makalah
tentang Stratifikasi Sosial. Makala ini di susun dan ditulis untuk memenuhi Tugas sosiologi guna
mencapai nilai yang baik,
Dalam masyarakat di mana kamu tinggal,  pembedaan atau pengelompokan, kelompok sosial
secara bertingkat didasarkan pada adanya suatu simbol-simbol tertentu yang dianggap berharga
atau bernilai. Baik berharga atau bernilai secara sosial , ekonomi, politik, hukum,budaya maupun
dimensi lainnya dalam suatu kelompok sosial (komunitas). Disitulah kamu dapat menjumpai
penggolongan-penggolongan di dalam masyarakat terhadap tingkatan yang membedakan antara
manusian satu dengan lainnya. Dengan adanya sistem penilaian atau penghargaan terhadap
berbagai hal dalam masyarakat tersebut; berkenaan dengan potensi, kapasitas atau kemampuan
manusia yang tidak sama, dengan sendirinya sesuatu yang dianggap bernilai atau berharga itu
juga menjadi keadaan yang langka, orang akan senantiasa meraih penghargaan itu dengan
sekuat tenaga baik melalui persaingan bahkan tidak jarang dengan melalui konflik fisik.
Adapun tujuan dilakukan penyusunan makala ini agar memberi pengetahuan dan pemahaman
mengenai stratifikasi sosial atau lapisan sosial dalam masyarakat kepada para pembaca,
khususnya mahasiswa dapat mengerti definisi, bentuk-bentuk, sifat-sifat dan fungsi dari
stratifikasi sosial.
Didasari bahwa penyusunan makalah ini belum begitu sempurna, maka masukan dan ide-ide
kreatif dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan dimasa mendatang. Semoga makalah ini
dapat berguna sebagaimana mestinya serta dapat dimaknai dalam kehidupan bersosial dan
bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................
DAFTAR ISI………………………………………………………...

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………
1.2. Rumusan Masalah……………………………………..
1.3. Manfaat dan Tujuan…………………………………...

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Stratifikasi Sosial………………………….
2.2. Dasar Timbulnya Startifikasi Sosial…………………..
2.3. Krateria-Krateria Stratifikasi Sosisl…………………..
2.4. Sifat- Sifat Stratifikas Sosial………………………….
2.5. Unsur-Unsur Sistem Stratifikasi Sosial………………
2.6. Fungsi Stratifikasi Sosial……………………………..

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan…………………………………………..
3.2. Saran…………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari berbagai perbedaan kehidupan manusia, satu bentuk variasi kehidupan mereka yang
menonjol adalah fenomena stratifikasi (tingkatan-tingkatan) sosial. Perbedaan itu tidak
semata-mata ada, tetapi melalui proses; suatu bentuk kehidupan (bisa berupa gagasan,
nilai, norma, aktifitas sosial,maupun benda-benda) akan ada dalam masyarakat karena
mereka menganggap bentuk kehidupan itu benar, baik dan berguna untuk mereka.
Fenomena dari stratifikasi sosial ini akan selalu ada dalam kehidupan manusia,
sesederhana apapun kehidupan mereka, tetapi bentuknya mungkin berbeda satu sama
lain,semua tergantung bagaimana mereka menempatkannya. Selama dalam masyarakat
itu ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang
dihargai, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya
sistem yang berlapis-lapis dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai itu
mungkin berupa uang atau benda-bendayang bernilai ekonomis, mungkin berupa tanah,
kekuasaan, ilmu pengetahuan atau mungkin keturunan dari orang terhormat (Moeis,
2008).Oleh karena status, baik yang berupa harta, kedudukan atau jabatan seringkali
menciptakan perbedaan dalam menghargai seseorang. Dalam suatu masyarakat, orang
yang memiliki harta berlimpah lebih dihargai dari pada orang yang miskin. Demikian
pula orang yang lebih berpendidikan dihargai lebih dari pada yang kurang berpendidikan.
Atas dasar itu, kemudian masyarakat dikelompokkan secara vertikal atau bertingkat-
tingkat sehingga membentuk lapisan-lapisan sosial tertentu dengan kedudukannya
masing-masing.Masyarakat sebenarnya telah mengenal pembagian atau pelapisan sosial
sejak dahulu. Pada zaman dahulu, Aristoteles menyatakan bahwa di dalam setiap negara
selalu terdapat tiga unsur, yakni orang-orang kaya sekali, orang-orang melarat dan orang-
orang yang berada di tengah-tengah. Menurut Aristoteles, orang-orang kaya sekali
ditempatkan dalam lapisan atas oleh masyarakat, sedangkan orang-orang melarat
ditempatkan dalam lapisan bawah, dan orang-orang di tengah ditempatkan dalam lapisan
masyarakat menengah.

Pembedaan dan atau pengelompokan kelompok sosial secara bertingkat didasarkan pada
adanya suatu simbol-simbol tertentu yang dianggap berharga atau bernilai baik berharga
atau bernilai secara sosial , ekonomi, politik, hukum,budaya maupun dimensi lainnya
dalam suatu kelompok sosial (komunitas). Dengan kata lain, selama dalam suatu
kelompok sosial (komunitas) ada sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, dan
dalam suatu kelompok sosial (komunitas) pasti ada sesuatu yang dianggap berharga atau
bernilai, maka selama itu pula akan ada stratifikasi sosial dalam kelompok sosial
(komunitas) tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


  Adapun masalah yang dapat dirumuskan dari makalah ini adalah sebagaiberikut:

1. Bagaimana pengertian stratifikasi sosial?

2. Bagaimana dasar timbulnya stratifikasi sosial?

3. Bagaimana kriteria-kriteria yang dipakai dalam stratifikasi sosial?

4. Bagaimana sifat-sifat stratifikasi sosial?

5. Jelaskan unsur-unsur penting dalam sistem stratifikasi sosial!

6. Apakah fungsi dari stratifikasi sosial?

1.3 Manfaat dan Tujuan


Adapun manfaat dari makalah ini adalah memberi pengetahuan dan pemahaman
mengenai stratifikasi sosial atau lapisan sosial dalam masyarakat kepada para pembaca.
Dan tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca, khususnya mahasiswa dapat mengerti
definisi, bentuk-bentuk, sifat-sifat dan fungsi dari stratifikasi sosial.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial berasal dari istilah Social Stratification yang berarti sistem berlapis-
lapis dalam masyarakat; kata Stratification berasal dari stratum (jamaknya : strata) yang
berarti lapisan; stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).

Dalam masyarakat di mana kamu tinggal, kamu dapat menjumpai orang-
orang yang termasuk golongan kaya, sedang, dan miskin.Penggolongan tersebut
menunjukkan bahwa di dalam masyarakat terdapat tingkatan-tingkatan yang
membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Stratifkasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas
secara bertingkat vertical.
yakni pemisahan kedudukan anggota masyarakat ke dalam tingkat-tingkat kelas pada
masyarakat.

Jadi stratifkasi sosial adalah perbedaan yang terjadi baik disengaja atau tidak dalam


masyarakat secara vertikal. Stratifkasi sosial terjadi karena ada sesuatu yang dihargai
dalam masyarakat, misalnya, harta, kekayaan ,ilmu pengetahuan, kesalehan,
keturunan dan lain sebagainya.

Stratifkasisosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang
dihargai. Stratifkasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana setiap anggota
masyarakat akan menempati kelas sosial sesuai dengan kriteri yang mereka miliki.

Kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karen adanya perbedaan kedudukan tinggi
dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas tersebut masing-masing,
sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain. dapun stratifkasi sosial
pada masyarakat kuno dan modern berbeda karena kriteria sesuatu yang dihargai juga
berbeda.

Berikut adalah pengertian stratifikasi sosial menurut Anonimous (2010) dari beberapa
ahli:

1. Pitrim A. Sorokin : Pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas


secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas
rendah dengan ditandai oleh adanya ketidak seimbangan dalam pembagian antara hak
dan kewajiban serta tanggung jawab individu dan kelompok didalam suatu sistem
sosial.

2. Soerjono Soekamto : Pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan


berbeda-beda secara vertikal baik pada masyarakat tradisional maupun masyarakat
moder nyang heterogen atas dasar kedudukan yang diperoleh melalui perjuanganya
untuk melangsungkan interaksinya dalam masyarakat.
3. Paul B. Horton dan ChesterL Hunt : Sistem perbedaan status yang berlaku dalam
suatu masyarakat.

4. Robert M.Z. Lawang : Penggolongan orang-orang termasuk dalam suatu sistem


sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese
dan prestise.

5. Bruce J. Cohen : Sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang


dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.

6. Astrid S. Susanto : Hasil kebiasaan hubungan antar manusia dan tersusun sehingga


setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan
orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakatnya.

7. Horton dan Horton : Sistem pembedaan status yang berlaku dalam suatu


masyarakat.

Dari beberapa pengertian/definisi stratifikasi sosial di atas, dapat di simpulkan 3 hal,


yaitu:

 Adanya penggolong-golongan manusia secara bertingkat (hierarchis).
 Dasar penggolongannya adalah kedudukan atau status sosial yang dimiliki oleh
sesorang atau sekelompok orang.
 Akibat penggolong-golongan tersebut adalah perbedaan antara hak,kesempatan
dan kewajiban.

2.2 Dasar Timbulnya Stratifikasi Sosial


Telah diketahui sebelumnya bahwa dasar pokok timbulnya system pelapisan dalam
masyarakat itu karena adanya sistem penilaian atau penghargaan terhadap berbagai hal
dalam masyarakat tersebut; berkenaan dengan potensi, kapasitas atau kemampuan
manusia yang tidak sama satu dengan yang lain, dengan sendirinya sesuatu yang
dianggap bernilai atau berharga itu juga menjadi keadaan yang langka, orang akan
senantiasa meraih penghargaan itu dengan sekuat tenaga baik melalui persaingan bahkan
tidak jarang dengan melalui konflik fisik.

Sekurangnya ada dua proses timbulnya pelapisan dalam masyarakat itu ; pertama, terjadi
dengan sendirinya, dan kedua sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.
Proses yang pertama, pelapisan sosial itu terjadi karena tingkat umur (age stratification),
dalam sistem ini masing-masing anggota menurut klasifikasi umur mempunyai hak dan
kewajiban yang berbeda; untuk masyarakat-masyarakat tertentu, ada keistimewaan dari
seorang anak sulung dimana dengan nilai-nilai sosial yang berlaku mereka mendapat
prioritas dalam pewarisan atau kekuasaan.

Proses yang kedua yaitu, sistem pelapisan yang sengaja disusun untuk mengejar suatu
tujuan bersama, di samping dibeda-bedakan berdasarkan status yang diperoleh, anggota
masyarakat dibeda-bedakan pula berdasarkan status yang diraihnya, sehingga
menghasilkan berbagai jenis stratifikasi. Salah satu diantaranya adalah stratifikasi
berdasarkan pendidikan (educational stratification); bahwa hak dan kewajiban warga
negara sering dibeda-bedakan atas dasar tingkat pendidikan formal yang berhasil mereka
raih.

2.3 Kriteria-Kriteria Stratifikasi Sosial


Menurut Moeis (2008), ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolong-
golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Kekayaan.
Ukuran ini dapat berupa kebendaan, barang siapa yang memiliki kekayaan paling
banyak, orang-orang itu termasuk lapisan paling atas. Kekayaan tersebut,
misalnya dapat dilihat dari tempat tinggal, kendaraan-kendaraan, pakaian yang
dikenakan, kebiasaan dalam mencukupkan kebutuhan rumah tangga, yang
semuanya itu dianggap sebagai statussimbol kedudukan seseorang.

2. Kekuasaan.
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar,
maka orang itu menempati lapisan tertinggi dalam masyarakat.

3. Kehormatan.
Ukuran ini mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan, ukuran
semacam ini biasanya hidup pada bentuk-bentuk masyarakat yang masih
tradisional, orang-orang yang bersangkutan adalah individu yang dianggap atau
pernah berjasa besar dalam masyarakat, orang atau orang-orang yang paling
dihormati atau yang disegani, ada dalam lapisan atas.

4. Ilmu Pengetahuan.
Ukuran ini biasanya dipakai oleh masyarakat-masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Akan tetapi ada kalanya ukuran tersebut menyebabkan akibat-akibat
yang negatif, oleh karena kemudian ternyata bahwa bukan mutu ilmu
pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya.

2.4 Sifat-Sifat Stratifikasi Sosial.


Menurut Herdiyanto (2005), Soerjono Soekanto membedakan lapisan sosial berdasarkan
sifatnya, yaitu:

a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification )


Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit
mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas
pada mobilitas horizontal saja. Contoh:

 Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
 Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah
kedudukan di posisi kulit putih.
 Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)


Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota
strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertical maupun horizontal.
Contoh:

 Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.


 Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan
asal ada niat dan usaha.

c. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan
terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan
terhormat di Bali, namun apabila ia pindah keJakarta menjadi buruh, ia
memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan
kelompok masyarakat di Jakarta.

2.5 Unsur-Unsur Sistem Stratifikasi Sosial.


Selo Soemardjan (1964), seorang tokoh sosiologi Indonesia, menyatakan bahwa hal yang
mewujudkan unsur-unsur dalam teorisosiologi tentang system berlapis lapis dalam
masyarakat, adalah kedudukan (status) dan peranan (role) ;
kedudukan dan peranan ini kecuali merupakan unsur-unsur baku dalam system berlapis-
lapis, juga mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial masyarakat. Ralph Linton
(1967) mengartikan sistem sosial itu sebagai pola-pola yang mengatur hubungan timbal
balik antar individu dalam masyarakat dan antar individu dengan masyarakatnya, dan
tingkah laku individu-individu tersebut.Dalam hubungan-hubungan timbal balik tersebut,
kedudukan dan peranan individu mempunyai arti yang penting, karena keberlangsungan
hidup masyarakat tergantung dari pada keseimbangan kepentingan kepentingan individu-
individu termaksud.

1. Kedudukan (Status)
Kadang-kadang dibedakan antara pengertian-pengertian ‘kedudukan’ (status),
dengan kedudukan sosial’(social status);
Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau
tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam
kelompok yang lebih besar lagi.

Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam


masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Kedudukan, sebagaimana lazim dipergunakan, mempunyai dua arti :

 Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu;
dengan demikian seseorang dikatakan memiliki beberapa kedudukan, oleh
karena seseorang biasanya ikut serta dalam berbagai pola-pola kehidupan.
 Apabila dipisahkan dari individu yang memilikinya, kedudukan hanya
merupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban-kewajiban termaksud hanya
dapat terlaksana melalui perantaraan individu-individu, maka agak sukar
untuk memisahkannya secara tegas dan kaku.

2. Peranan (Role)
Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan, dimana apabila
seseorang melaksanakan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka orang itu telah menjalankan suatu peran. Peranan dan
kedudukan itu saling melengkapi, kedua-duanya tidak dapat dipisahkan, oleh
karena yang satu tergantung pada yang lain dan demikian sebaliknya. Yang
membedakan dari keduanya adalah menyangkut proses, harus ada kedudukan
terlebih dahulu baru kemudian ada peranan, keadaan ini tidak bisa terbalik.
Pentingnya peranan adalah bahwa hal itu mengatur perikelakuan seseorang, dan
juga bahwa peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat
meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain, sehingga dengan demikian, orang
yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perikelakuan sendiri dengan
perikelakuan orang-orang sekelompoknya.

2.6 Fungsi Stratifikasi Sosial.


Menurut Herdiyanto (2005), stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :

 Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat


kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan, pangkat, dan kedudukan
seseorang.

 Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang


menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima
anugerah penghargaan, gelar, kebangsawanan, dan sebagainya.

 Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitaspribadi,


keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenangatau kekuasaan.

 Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara
berpakaian dan bentuk rumah.

 Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.

 Alat solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem


sosial yang sama dalam masyarakat.

Menurut Anonimous (2010), fungsi stratifikasi adalah sebagai berikut:

 Mendorong individu untuk menempati status-status sosial tertentu.


 Mendorong timbulnya konflik sosial akibat dari ketidak adilan social.
 Memberikan fasilitas hidup tertentu (life chance) dan membentuk gaya tingkah laku
hidup (life style) bagi masing-masing anggotanya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas


secara bertingkat (hierarkis)
2. Dasar pokok timbulnya sistem pelapisan dalam masyarakat itu karena adanya sistem penilaian atau
penghargaan terhadap berbagai hal dalam masyarakat tersebut.
3. Kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan, yaitu: kekayaan, kekuasan, kehormatan, ilmu pengetahuan,
dan keturunan.
4. Sifat-sifat stratifikasi social terbagi tiga, yaitu: Stratifikasi Sosial Tertutup(Closed
Social Stratification), Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened SocialStratification),
dan Stratifikasi Sosial Campuran.
5. Unsur-unsur penting dalam sistem stratifikasi sosial ada dua, yaitu: kedudukan
(status) dan peranan (role).
6. Stratifikasi sosial memiliki fungsi, yaitu untuk distribusi hak-hak istimewa yang
obyektif, kriteria sistem pertentangan, penentu lambang-lambang(simbol status) atau
kedudukan, tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan serta alat solidaritas di antara
individu-individu atau kelompok.

3.2 Saran
Disarankan kepada pembaca, khususnya mahasiswa agar mencari lebih banyak
informasi-informasi mengenai stratifikasi social dalam masyarakat dari berbagai sumber.
DAFTAR PUSTAKA

 Anonimous. 2010. Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial. UniversitasPendidikan Indonesia.

Moeis, S. 2008. Buku Ajar Struktur Sosial:Stratifikasi Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia:
Bandung.

Herdiyanto, A. 2005. Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial. Diakses padatanggal 10 April
2014 dari http://110.139.54.25/dir/datapdf/DIFERENSIASI SOSIAL DAN STRATIFIKASI
SOSIAL.pdf. 

Singgih, D. S. 2014. Prosedur Analisis Stratifikasi Sosial dalam Perspektif Sosiologi.


Universitas Airlangga.

cademia.edu/8433656/Makalah_ISBD_Stratifikasi_Sosial_dalam_Masyarakat_

https://www.academia.edu/10733941/Stratifikasi_Sosial

Anda mungkin juga menyukai