Disusun Oleh :
Puji dan syukur patut kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat
karunia serta kasihnya, sehingga penulis dapat membuat dan menyelesaikan penulisan makalah
tentang Stratifikasi Sosial. Makala ini di susun dan ditulis untuk memenuhi Tugas sosiologi guna
mencapai nilai yang baik,
Dalam masyarakat di mana kamu tinggal, pembedaan atau pengelompokan, kelompok sosial
secara bertingkat didasarkan pada adanya suatu simbol-simbol tertentu yang dianggap berharga
atau bernilai. Baik berharga atau bernilai secara sosial , ekonomi, politik, hukum,budaya maupun
dimensi lainnya dalam suatu kelompok sosial (komunitas). Disitulah kamu dapat menjumpai
penggolongan-penggolongan di dalam masyarakat terhadap tingkatan yang membedakan antara
manusian satu dengan lainnya. Dengan adanya sistem penilaian atau penghargaan terhadap
berbagai hal dalam masyarakat tersebut; berkenaan dengan potensi, kapasitas atau kemampuan
manusia yang tidak sama, dengan sendirinya sesuatu yang dianggap bernilai atau berharga itu
juga menjadi keadaan yang langka, orang akan senantiasa meraih penghargaan itu dengan
sekuat tenaga baik melalui persaingan bahkan tidak jarang dengan melalui konflik fisik.
Adapun tujuan dilakukan penyusunan makala ini agar memberi pengetahuan dan pemahaman
mengenai stratifikasi sosial atau lapisan sosial dalam masyarakat kepada para pembaca,
khususnya mahasiswa dapat mengerti definisi, bentuk-bentuk, sifat-sifat dan fungsi dari
stratifikasi sosial.
Didasari bahwa penyusunan makalah ini belum begitu sempurna, maka masukan dan ide-ide
kreatif dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan dimasa mendatang. Semoga makalah ini
dapat berguna sebagaimana mestinya serta dapat dimaknai dalam kehidupan bersosial dan
bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................
DAFTAR ISI………………………………………………………...
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………
1.2. Rumusan Masalah……………………………………..
1.3. Manfaat dan Tujuan…………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Stratifikasi Sosial………………………….
2.2. Dasar Timbulnya Startifikasi Sosial…………………..
2.3. Krateria-Krateria Stratifikasi Sosisl…………………..
2.4. Sifat- Sifat Stratifikas Sosial………………………….
2.5. Unsur-Unsur Sistem Stratifikasi Sosial………………
2.6. Fungsi Stratifikasi Sosial……………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
Pembedaan dan atau pengelompokan kelompok sosial secara bertingkat didasarkan pada
adanya suatu simbol-simbol tertentu yang dianggap berharga atau bernilai baik berharga
atau bernilai secara sosial , ekonomi, politik, hukum,budaya maupun dimensi lainnya
dalam suatu kelompok sosial (komunitas). Dengan kata lain, selama dalam suatu
kelompok sosial (komunitas) ada sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, dan
dalam suatu kelompok sosial (komunitas) pasti ada sesuatu yang dianggap berharga atau
bernilai, maka selama itu pula akan ada stratifikasi sosial dalam kelompok sosial
(komunitas) tersebut.
1. Bagaimana pengertian stratifikasi sosial?
2. Bagaimana dasar timbulnya stratifikasi sosial?
4. Bagaimana sifat-sifat stratifikasi sosial?
5. Jelaskan unsur-unsur penting dalam sistem stratifikasi sosial!
6. Apakah fungsi dari stratifikasi sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam masyarakat di mana kamu tinggal, kamu dapat menjumpai orang-
orang yang termasuk golongan kaya, sedang, dan miskin.Penggolongan tersebut
menunjukkan bahwa di dalam masyarakat terdapat tingkatan-tingkatan yang
membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Stratifkasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas
secara bertingkat vertical.
yakni pemisahan kedudukan anggota masyarakat ke dalam tingkat-tingkat kelas pada
masyarakat.
Stratifkasisosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang
dihargai. Stratifkasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana setiap anggota
masyarakat akan menempati kelas sosial sesuai dengan kriteri yang mereka miliki.
Kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karen adanya perbedaan kedudukan tinggi
dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas tersebut masing-masing,
sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain. dapun stratifkasi sosial
pada masyarakat kuno dan modern berbeda karena kriteria sesuatu yang dihargai juga
berbeda.
Berikut adalah pengertian stratifikasi sosial menurut Anonimous (2010) dari beberapa
ahli:
Adanya penggolong-golongan manusia secara bertingkat (hierarchis).
Dasar penggolongannya adalah kedudukan atau status sosial yang dimiliki oleh
sesorang atau sekelompok orang.
Akibat penggolong-golongan tersebut adalah perbedaan antara hak,kesempatan
dan kewajiban.
Sekurangnya ada dua proses timbulnya pelapisan dalam masyarakat itu ; pertama, terjadi
dengan sendirinya, dan kedua sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.
Proses yang pertama, pelapisan sosial itu terjadi karena tingkat umur (age stratification),
dalam sistem ini masing-masing anggota menurut klasifikasi umur mempunyai hak dan
kewajiban yang berbeda; untuk masyarakat-masyarakat tertentu, ada keistimewaan dari
seorang anak sulung dimana dengan nilai-nilai sosial yang berlaku mereka mendapat
prioritas dalam pewarisan atau kekuasaan.
Proses yang kedua yaitu, sistem pelapisan yang sengaja disusun untuk mengejar suatu
tujuan bersama, di samping dibeda-bedakan berdasarkan status yang diperoleh, anggota
masyarakat dibeda-bedakan pula berdasarkan status yang diraihnya, sehingga
menghasilkan berbagai jenis stratifikasi. Salah satu diantaranya adalah stratifikasi
berdasarkan pendidikan (educational stratification); bahwa hak dan kewajiban warga
negara sering dibeda-bedakan atas dasar tingkat pendidikan formal yang berhasil mereka
raih.
1. Kekayaan.
Ukuran ini dapat berupa kebendaan, barang siapa yang memiliki kekayaan paling
banyak, orang-orang itu termasuk lapisan paling atas. Kekayaan tersebut,
misalnya dapat dilihat dari tempat tinggal, kendaraan-kendaraan, pakaian yang
dikenakan, kebiasaan dalam mencukupkan kebutuhan rumah tangga, yang
semuanya itu dianggap sebagai statussimbol kedudukan seseorang.
2. Kekuasaan.
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar,
maka orang itu menempati lapisan tertinggi dalam masyarakat.
3. Kehormatan.
Ukuran ini mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan, ukuran
semacam ini biasanya hidup pada bentuk-bentuk masyarakat yang masih
tradisional, orang-orang yang bersangkutan adalah individu yang dianggap atau
pernah berjasa besar dalam masyarakat, orang atau orang-orang yang paling
dihormati atau yang disegani, ada dalam lapisan atas.
4. Ilmu Pengetahuan.
Ukuran ini biasanya dipakai oleh masyarakat-masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Akan tetapi ada kalanya ukuran tersebut menyebabkan akibat-akibat
yang negatif, oleh karena kemudian ternyata bahwa bukan mutu ilmu
pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya.
Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah
kedudukan di posisi kulit putih.
Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.
c. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan
terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan
terhormat di Bali, namun apabila ia pindah keJakarta menjadi buruh, ia
memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan
kelompok masyarakat di Jakarta.
1. Kedudukan (Status)
Kadang-kadang dibedakan antara pengertian-pengertian ‘kedudukan’ (status),
dengan kedudukan sosial’(social status);
Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau
tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam
kelompok yang lebih besar lagi.
Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu;
dengan demikian seseorang dikatakan memiliki beberapa kedudukan, oleh
karena seseorang biasanya ikut serta dalam berbagai pola-pola kehidupan.
Apabila dipisahkan dari individu yang memilikinya, kedudukan hanya
merupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban-kewajiban termaksud hanya
dapat terlaksana melalui perantaraan individu-individu, maka agak sukar
untuk memisahkannya secara tegas dan kaku.
2. Peranan (Role)
Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan, dimana apabila
seseorang melaksanakan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka orang itu telah menjalankan suatu peran. Peranan dan
kedudukan itu saling melengkapi, kedua-duanya tidak dapat dipisahkan, oleh
karena yang satu tergantung pada yang lain dan demikian sebaliknya. Yang
membedakan dari keduanya adalah menyangkut proses, harus ada kedudukan
terlebih dahulu baru kemudian ada peranan, keadaan ini tidak bisa terbalik.
Pentingnya peranan adalah bahwa hal itu mengatur perikelakuan seseorang, dan
juga bahwa peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat
meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain, sehingga dengan demikian, orang
yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perikelakuan sendiri dengan
perikelakuan orang-orang sekelompoknya.
Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara
berpakaian dan bentuk rumah.
Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
3.2 Saran
Disarankan kepada pembaca, khususnya mahasiswa agar mencari lebih banyak
informasi-informasi mengenai stratifikasi social dalam masyarakat dari berbagai sumber.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2010. Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial. UniversitasPendidikan Indonesia.
Moeis, S. 2008. Buku Ajar Struktur Sosial:Stratifikasi Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia:
Bandung.
Herdiyanto, A. 2005. Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial. Diakses padatanggal 10 April
2014 dari http://110.139.54.25/dir/datapdf/DIFERENSIASI SOSIAL DAN STRATIFIKASI
SOSIAL.pdf.
cademia.edu/8433656/Makalah_ISBD_Stratifikasi_Sosial_dalam_Masyarakat_
https://www.academia.edu/10733941/Stratifikasi_Sosial