Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN

“LAPISAN-LAPISAN SOSIAL DI MASYARAKAT”

DOSEN PEMBIMBING :

Nur Hasanah, SKM., M.Kes

DISUSUN OLEH :
Eka Viola Vernanda
NIM : P27820119067

Tingkat I Reguler B

PRODI D III KEPERAWATAN SOETOMO

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan kehendak-Nya
makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Kesehatan. Adapun yang saya bahas
dalam makalah ini mengenai “Lapisan-Lapisan Sosial di Masyarakat” Dalam penulisan makalah
ini penulis menemui berbagai hambatan dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan penulis
mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya
penulis berterima kasih kepada dosen pembimbing, yakni Ibu Nur Hasanah, SKM., M.Kes yang
telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.

Sebagai hasil karya mahasiswa beberapa kesalahan dan kekurangan pasti di temukan,
karena itu berbagai masukan, kritik dan saran maupun usulan-usulan perbaikan akan sangat
membantu. Harap penulis, makalah ini dapat menjadi referensi dalam mengarungi masa depan.

Surabaya, 20 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Lapisan Sosial di Masyarakat...................................................................... 3

2.2 Proses Terjadinya Lapisan Sosial di Masyarakat......................................................... 12

2.3 Sifat Sistem Lapisan Sosial............................................................................................. 12

BAB III PENUTUP................................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 17

3.2 Saran.................................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................18
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial adalah perbedaan individu atau kelompok
dalam masyarakat yang menempatkan seseorang pada kelas-kelas sosial sosial yang
berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda
pula antara individu pada suatu lapisan sosial lainnya.
Dalam hal ini, stratifikasi sosial terbentuk dengan sendirinya dalam proses
pertumbuhan masyarakat. Pada dasarnya stratifikasi sosial terbagi atas persamaan derajat
yang dimiliki oleh suatu kelompok hingga membentuk lapisan sosial di masyarakat.
Stratifikasi sosial sendiri memiliki sifat positif di masyarakat, contohnya adalah
stratifikasi sosial yang sengaja dibentuk untuk tujuan bersama. Stratifikasi yang sengaja
disusun untuk mencapai tujuan tertentu biasanya berkaitan dengan wewenang dan
pembagian kekuasaan resmi dalam organisasi formal atau politik.
Akhir-akhir ini sering timbul pertikaian karena perbedaan-perbedaan kecil yang
sedikit menyinggung masalah sosial dan juga kesamaan derajat. Maka kami sebagai
mahasiswa memiliki bentuk kepedulian untuk memberikan kontribusi ini minimal dengan
menyusun makalah yang berkaitan dengan berbagai pengetahuan akan Pelapisan Sosial
dan Kesamaan Derajat.
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal
tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai
kekayaan material dari pada kehormatan, maka mereka yang mempunyai kekayaan
material akan menempati kedudukan yang lebih tinggi. Apabila dibandingkan dengan pihak
lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan pembedaan
seseorang atau sekelompok orang dalam kedudukan yang berbeda secara vertikal.
Sedangkan pelapisan sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau para warga
masyarakat ke dalam kelas secara hierarkis (bertingkat). Perwujudan adanya kelas-kelas
tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah di dalam masyarakat.

1.2 Rumusan masalah

1. Definisikan mengenai lapisan sosial di masyarakat!

2. Jelaskan bagaimana proses terjadinya lapisan sosial di masyarakat!

3. Jelaskan sifat sistem lapisan sosial!

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mendefinisiakan lapisan sosial di masyarakat.

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimama proses terjadinya lapisan


sosial di masyarakat.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan sifat sifat sistem pada lapisan sosial.


BAB II

PEMBAHASAN

2 1 Pengertian Lapisan Sosial di Masyarakat

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah perbedaan atau
pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Definisi sistematik
antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).
Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang
tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial.
P.J. Boumanmenggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand,
yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan
beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga
dipakai oleh Max Weber.Di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial yang akan selalu
ditemukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang
dihargai demikian menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya
“Setangkai Bunga Sosiologi”, sesuatu yang dihargai itu adalah uang atau benda-benda yang
lain yang bernilai ekonomis, politis, agamis, sosial maupun kultural.

Adanya kelas yang tinggi dan kelas yang rendah itu disebabkan karena di dalam
masyarakat terdapat ketidakseimbangan atau ketimpangan (inequality) dalam pembagian
sesuatu yang dihargai yang kemudian menjadi hak dan kewajiban yang dipikul dari warga
masyarakat ada segolongan orang yang mendapatkan pembagian lebih besar dan ada pula
mendapatkan pembagian lebih kecil, sedangkan yang mendapatkan lebih besar
mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi, yang mendapatkan lebih kecil menduduki
pelapisan yang lebih rendah. Pelapisan mulai ada sejak manusia mengenal adanya
kehidupan bersama atau organisasi sosial.

Pelapisan sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu
dengan yang lain secara teratur dan tersusun biak secara perorangan maupun kelompok,
setiap orang akan mempunyai situasi sosial (yang mendorong untuk mengambil posisi
sosial tertentu. (Drs. Taufik Rahman Dhohir, 2000)

2.2 Proses Terjadinya Lapisan Sosial di Masyarakat

2.2.1 Jenis Terjadinya Pelapisan Sosial


a. Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun
orang – orang yang ingin menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan
berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu,
tetapi berjalan sacara alamiah dengan sendirinya ( seperti takdir atau
nasib ).Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh
dengan sendirinya.
b. Terjadi secara disengaja
Sistem pelapisan ini memiliki tujuan khusus karena dibuat dengan unsur
kesengajaan. Biasanya ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam
sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan
yang diberikan kepada seseorang.
Lapisan dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan
masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Selain itu
faktor yang dapat menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan
sendirinya adalah kepandaian, usia, system kekerabatan, dan harta dalam batas
tertentu.

Stratifikasi berasal dari bahasa latin “stratus” yang artinya lapisan/tingkatan.


Di dalam masyarakat terdapat sejumlah lapisan dengan jumlah yang berbeda-beda.
Hal itu tidak lain karena di masyarakat terjadi perbedaan sosial. Seorang sosiolog
Pitiram A.osorkin, dalam bukunya yang berjudul social and cultural mobility
mengemukakan bahwa sistem berlapis-lapis itu merupakan ciri yang tetap dan
umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Ia menyebut sistem berlapis-
lapis dalam masyarakat itu dengan istilah social stratification.
Selanjutnya, dikatakan bahwa social stratification adalah penggolongan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat dan wujudnya
adalah kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas rendah. Bahkan pada zaman kuno dahulu,
filosof Aristoteles (Yunani), mengatakan di dalam Negara ada tiga unsur, yaitu
mereka yang kaya sekali, yang melarat, dan yang berada diantara keduanya.ucapan
demikian sedikit banyak membuktikan bahwa pada zaman itu, dan
sebelumnyaorang telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang
mempunyaikedudukan yang bertingkat-tingkat dari yang bawah sampai yang atas.
Biasanya golongan lapisan masyarakat atas tifak hanya memiliki satu macam saja
dari apa yang dihargai oleh masyarakat, tetapi kedudukannya yang tinggi itu bersifat
komulatif. Mereka yang memilki uang banyak, akan mudah sekali mendapatkan
tanah, kekuasaan dan mungkin juga kehormatan, sedang mereka yang mempunyai
kekuasaan besar mudah menjadi kaya dan mengusahakan ilmu
pengetahuan.System lapisan dalam masyarakat tersebut, dalam sosiologi ddikenal
dengan social stratification. Kata stratification berasal dari stratum, jamaknya strata
yang berarti lapisan. Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa social stratification
adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas yang bertingkat-
tingkat (hirarkis).

2.2.2 Dasar terjadinya lapisan masyarakat.

Lapisan-lapisan sosial masyarakat atau stratifikasi sosial dalam masyarakat


bisa terjadi, dikarenakan tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak
dan kewajiban serta bertanggung jawab diantara anggota-anggota masyarakat
yang bersangkutan. Sehingga muncul proses dimana kemunculan itu bisa dengan
sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Kemudian lapisan
masyarakat yang munculnya disengaja yang disusun untuk mengejar suatu tujuan
bersama. Dan yang menjadi faktor utama munculnya lapisan sosial sengaja adalah
kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang
kepala masyarakat.
Dilihat dari prosesnya, stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat terjadi
dengan sendirinya, tetapi juga terdapat unsur-unsur kesengajaan untuk dibuat
bertingkat-tingkat. Koencoroningrat mengemukakan bahwa sesuatu yang berharga
dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
a. Kualitas atau kepandaian.

b. Tingkat usia atau senioritas.

c. Sifat keaslian.

d. Keanggotaan kaum kerabat kepala masyarakat.

e. Pengaruh dan kekuasaan.

Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, dapatlah pokok-poko


sebagai berikut:
a.Sistem lapisan mungkin berpokok pada system pertentangan dalam masyarakat.
System demikian mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat tertentu yang
menjadi objek penyelidika.
b.Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsure-unsur sebagai berikut:

1. distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya penghasilan,


kekayaan, keselamatan (kesehatan laju angka kejahatan), wewenang, dan
sebagainya.
2. Sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan
penghargaan).

3. kriteria system pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas


pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau
kekuasaan.

4. lambang-lambang kedudukan, tingkah laku hidup, cara berpakaian,


perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan selanjutnya.

5. mudah atau sukarnya bertukar kedudukan.

6. solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki


kedudukan yang sama dalam system sosial masyarakat.

2.3 Sifat Sistem Lapisan Sosial

Menurut Soekanto, S., dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi system
pelapisan sosial tertutup, system pelapisan terbuka dan system pelapisan sosial campuran.
a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi di mana anggota dari setiap strata sulit
mengadakan mobilitas vertical. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada
mobilitas horizontal saja. Contohnya, system kasta, kaum sudra tidak bisa naik dan
pindah posisi ke lapisan brahmana. Rasialis, kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi
rendah tidak bisa pindah kedudukan ke posisi kulit putih. Feodal, kaum buruh tidak
bisa pindah ke posisi juragan/majikan.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification)


Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar, di mana setiap
anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertical maupun
horizontal. Contoh, seseorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau
sebaliknya seorang yang tidak memiliki pendidikan akan dapat memperoleh
pendidikan asal ada niat dan usaha.

c. Stratifikasi Sosial Campuran


Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup
dan terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan
terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh
kedudukan rendah maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok
masyarakat yang ada di Jakarta.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang
melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya.
Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu
usaha (achievement status) dan ada yang didapat tanpa suatu usaha (ascribed status).
Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu: Terjadi dengan Sendirinya Proses ini
berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.
Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan
atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara
alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang
membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu,
dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku. Terjadi dengan Sengaja Sistem
pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama.
3.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk
dijadikan pertimbangan, yaitu: Masyarakat mampu menghargai perbedaan yang sudah terjadi di
masyarakat, tidak memaksakan suatu Kelompok untuk mengikuti atau memaksakan sesuatu hal
yang berbeda seperti perbedaan derajat atau persamaan yang sudah berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Surya Darma. 2015. Makalah Antropologi Kesehatan "Lapisan - Lapisan Sosial di Masyarakat
dan Norma/Aturan di Masyararakat" [online]

http://http://masdabloggers.blogspot.com/2015/05/lapisan-sosial-masyarakat-dan.html?m=1

Diakses pada tanggal 20 April 2020

Sugeng. 2014. Makalah Antropologi 5 : Lapisan-lapisan Sosial di Masyarakat [online]

http://http://warungbidan.blogspot.com/2016/07/makalah-antropologi-5-lapisan-
lapisan.html?m=1

Diakses pada tanggal 20 April 2020

Anda mungkin juga menyukai