STRATIFIKASI SOSIAL
yaitu lapisan tanah yang dibentuk oleh proses alam. Dalam masyarakat
DIFERENSI SOSIAL
o Pengelompokan secara horizontal
o Berdasarkan ciri dan fungsi
o Distribusi kelompok
o Genotipe
o Kriteria biologis/fisik sosiokultural
STRATIFIKASI SOSIAL
o Pengelompokan secara vertikal
o Berdasarkan posisi, status, kelebihan yang dimiliki, dan sesuatu yang dihargai
o Distribusi hak dan wewenang
o Stereotipe
o Kriteria ekonomi, pendidikan, kekuasaan, dan kehormatan
Yang dimaksud dengan stratifikasi sosial adalah pengelompokan secara vertikal. Plato
menganggap bahwa pelapisan sosial adalah biasa. Baginya, tidak ada kesetaraan idealistis di
kalangan manusia untuk menghargai bakat dan kemampuan. Dia berpandangan bahwa alam
membuat kemampuan manusia berbeda, baik karena pengejaran fisik maupun intelektual atau
karena mencapai kebajikan.
Plato menganggap ketidaksetaraan dan perbedaan status dan kelas
merupakan hal yang ditentukan oleh Tuhan. Dengan demikian, bakat
dan kemampuan intelektual dianggap bukan karena pengalaman
dan sebab-sebab material. Status dan kelas dianggap sebagai suatu
yang ada dan membawa konsekuensi bagi posisinya masing-masing,
tetapi ia tak mempermasalahkan perbedaan yang membawa efek
eksploitatif.
Dalam Bukunya Republic, ia juga mengatakan bahwa berdasarkan atas prinsip
bakatnya, anggota negara yang ideal dibagi menjadi tiga kelas:
- Penguasa (pemimpin): kelas penguasa adalah pemimpin yang
memiliki nalar baik. Kelas ini menentukan seluruh bagian negara
melalui legislasi dan aturan umum;
- Prajurit: mereka adalah pribadi-pribadi yang menggunakan
kebesaran nafsu dan jiwanya yang berani. Kelas ini mencakup
golongan militer dan pejabat administratif, tugasnya menjaga
negara dan menegakkan hukum; dan
- Produsen: mereka yang dikaitkan dengan pancaindranya. Mereka
adalah bagian besar dari rakyat yang bertugas menyediakan
kebutuhan material untuk masyarakat.
Setelah Plato, Aristoteles mengatakan bahwa setiap orang harus dicintai sesuai dengan
kelebihannya, yang lebih rendah harus mencintai yang lebih tinggi daripada yang tinggi
mencintai yang lebih rendah; para istri, anak-anak, dan rakyat harus memberikan cinta
kepada suami, orangtua, monarki secara lebih daripada suami, orangtua, monarki berikan
kepada mereka. Stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap dan umum dalam
setiap masyarakat yang hidup teratur. Barangsiapa yang memiliki
sesuatu yang berharga dalam jumlah yang sangat banyak dianggap
masyarakat memiliki kedudukan dalam lapisan atas.
Soerjono Soekanto, mengutip Pitirim A. Sorokin, mengatakan bahwa stratifikasi sosial
adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat
(hierarkis). Sementara itu, Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam
lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan , previlese, dan prestise. Cuber
mengartikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-
hak yang berbeda.
Proses terjadinya stratifikasi sosial sendiri bisa terjadi secara otomatis karena faktor-faktor
yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat
keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat. Bisa pula terjadi dengan sengaja untuk
tujuan bersama. Biasanya, dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi
dalam organisasiorganisasi formal, seperti pemerintahan, partai politik, perusahaan,
perkumpulan, dan angkatan bersenjata.
Fungsi stratifikasi sosial sebagaimana dikatakan oleh Kingsley Davis dan Wilbert Moore:
Stratifikasi sosial menjelaskan kepada seseorang “tempat”-nya dalam
masyarakat sesuai dengan pekerjaan, menjelaskan kepadanya bagaimana ia
harus menjalankannya dan sehubungan dengan tugasnya menjelaskan apa dan
bagaimana efek serta sumbangannya kepada masyarakatnya;
Karena peranan setiap tugas dalam setiap masyarakat berbeda-beda dengan
sering adanya tugas yang kurang dianggap penting oleh masyarakat (karena
beberapa pekerjaan meminta pendidikan dan keahlian terlebih dahulu),
berdasarkan perbedaan persyaratan dan tuntutan atas prestasi kerja,
masyarakat biasanya memberi imbalan kepada yang melaksanakan tugas
dengan baik dan sebaliknya “menghukum” yang tidak atau kurang baik. Dengan
sendirinya, terjadilah distribusi penghargaan, yang menghasilkan dengan
sendirinya pembentukan stratifi kasi sosial ; dan
Penghargaan yang diberikan biasanya bersifat ekonomis, berupa pemberian
status sosial atau fasilitas-fasilitas yang karena distribusinya berbeda (sesuai
dengan pemenuhan persyaratan dan penilaian terhadap pelaksanaan tugas)
membentuk struktur sosial.
Peranan (Role)
Peranan (role ) disebut sebagai aspek dinamis kedudukan (status ).
Keduanya sangat berkaitan dan tak dapat dipisahkan.
Suatu peranan paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu:
• Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan;
• Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi; dan
• Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial.
Perihal aneka peranan yang melekat pada individu dalam masyarakat penting karena
hal-hal sebagai berikut:
• Peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat
hendak dipertahankan kelangsungannya;
• Peranan-peranan seyogianya dilekatkan pada individu-individu yang oleh
masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka harus telah
terlatih dan mempunyai hasrat untuk melaksanakannya;
• Dalam masyarakat, kadang-kadang dijumpai individu yang tak mampu
melaksanakan peranannya sebagaimana diharapkan masyarakat karena
mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan kepentingan-kepentingan
pribadinya yang terlalu banyak; dan
• Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya, belum
tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang.
Bahkan, sering terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluang tersebut.
Privilege
Privilege berarti hak istimewa, hak yang jarang didapat orang lain. Jadi, previlege merupakan
hak untuk mendapatkan perlakuan khusus akibat kedudukan dan kekuasaannya di
masyarakat. Distribusi privilege membagi masyarakat ke dalam kelompok yang memiliki
dan yang tidak memiliki. Kelompok strata atas memiliki kekebalan, pendapatan, dan hak-hak
prerogatif, kebebasan, dan pilihan-pilihan yang kurang sesuai dengan strata bawah. Privilege
memiliki dua aspek utama, yakni ekonomi dan kultural. Beberapa privilege secara langsung
dihubungkan dengan posisi ekonomi individual. Orang yang memiliki banyak uang dan
mendapatkan kesejahteraan yang lebih besar dapat memperoleh banyak keuntungan, seperti
pelayanan kesehatan yang baik dan dapat menghindari setiap kesulitan hidup. Sedangkan,
yang dimaksud dengan “privilege budaya” adalah dukungan nilai-nilai budaya dan kaidah-
kaidah atau norma-norma yang menyebabkan didapatkannya keuntungan atau hak istimewa.
Misalnya, di Islam laki-laki mendapatkan hak istimewa dalam pewarisan karena
mendapatkan bagian dua kali lebih banyak dari perempuan.
Prestige
Prestige merupakan kehormatan yang diberikan pada orang yang memiliki kekuasaan atau
status tertentu. Masalah kehormatan tentu saja bersifat relatif, berkaitan dengan kebudayaan
dan nilai-nilai masing-masing. Misalnya, di kalangan pondok pesantren seorang kiai sangat
dihormati. Akan tetapi, ketika ia berada di tempat lain, belum tentu ia mendapatkan
kehormatan.
MOBILITAS SOSIAL
Mobilitas sosial (gerak sosial ) adalah proses perpindahan dari kedudukan satu ke kedudukan
lainnya yang lebih tinggi atau sebaliknya.
Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack mobilitas sosial adalah suatu gerak
dalam struktur, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok serta
hubungan antara individu dan kelompoknya.