Oleh :
I Nyoman Sugiharta Dana
( P07120214008 )
( P07120214015 )
( P07120214025 )
( P07120214036 )
( P07120214038 )
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2015
Dari beberapa pengertian/definisi stratifikasi sosial di atas, dapat disimpulkan 3 hal, yaitu:
1. Adanya penggolong-golongan manusia secara bertingkat (hierarchis)
2. Dasar penggolongannya adalah kedudukan atau status sosial yang dimiliki oleh sesorang atau sekelompok
orang.
3. Akibat penggolong-golongan tersebut adalah perbedaan antara hak, kesempatan dan kewajiban
dan stratifikasi ekonomi (economic stratification), yaitu pembedaan warga masyarakat berdasarkan
penguasaan dan pemilikan materi, pun merupakan suatu kenyataan sehari-hari (Moeis, 2008).
Hal ini juga disampaikan menurut Herdiyanto (2005), stratifikasi sosial terjadi melalui proses
sebagai berikut:
a. Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir.
Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan
seseorang dalam masyarakat.
b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama. Biasanya dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan
wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti: pemerintahan, partai
politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.
4. Ilmu Pengetahuan
Ukuran ini biasanya dipakai oleh masyarakat-masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Akan tetapi ada kalanya ukuran tersebut menyebabkan akibat-akibat yang negatif,
oleh karena kemudian ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan
tetapi gelar kesarjanaannya.
Sedangkan menurut Herdiyanto (2005), kriteria atau ukuran yang umumnya digunakan untuk
mengelompokkan para anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan tertentu adalah sebagai berikut :
a. Kekayaan
Kekayaan atau sering juga disebut ukuran ekonomi. Orang yang memiliki harta benda berlimpah (kaya)
akan lebih dihargai dan dihormati daripada orang yang miskin.
b. Kekuasaan
Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat. Seorang yang memiliki
kekuasaan dan wewenang besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknya orang yang tidak
mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah.
c. Keturunan
Ukuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Keturunan yang dimaksud
adalah keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau kehormatan. Kaum bangsawan akan
menempati lapisan atas seperti gelar : - Andi di masyarakat Bugis, - Raden di masyarakat
Jawa, - Tengku di masyarakat Aceh, dsb.
d.
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit
mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada
mobilitas horizontal saja. Contoh:
Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di
posisi kulit putih.
Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan
b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Ozened Social Stratification)
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata
dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horizontal. Contoh:
suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut
atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok
yang lebih besar lagi.
Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya
sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya,
dan
hak-hak
serta
kewajiban-kewajibannya.
Kedudukan,
sebagaimana
lazim
Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu;
dengan demikian seseorang dikatakan memiliki beberapa kedudukan, oleh karena
Menurut Anonimous (2010), dalam masyarakat, sekurangnya ada tiga macam kedudukan, yaitu :
Ascribed Status
Merupakan status yang diperoleh seseorang secara alamiah, misalnya:
Assigned Status
Yaitu status sosial yang diperoleh seseorang atau sekelompok orang karena
pemberian, akan tetapi dimasukkan ke dalam achieved status
2. Peranan (Role)
Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan, dimana apabila seseorang
melaksanakan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang itu
telah menjalankan suatu peran. Peranan dan kedudukan itu saling melengkapi, keduaduanya tidak dapat dipisahkan, oleh karena yang satu tergantung pada yang lain dan
demikian sebaliknya. Yang membedakan dari keduanya adalah menyangkut proses, harus ada
kedudukan terlebih dahulu baru kemudian ada peranan, keadaan ini tidak bisa terbalik.
Pentingnya peranan adalah bahwa hal itu mengatur perikelakuan seseorang, dan juga bahwa
peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatanperbuatan orang lain, sehingga dengan demikian, orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan
perikelakuan sendiri dengan perikelakuan orang-orang sekelompoknya (Moeis, 2008). Maka
hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, merupakan hubungan antara
peranan-peranan individu-individu dalam masyarakat. Peranan-peranan tersebut diatur
oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, misalnya norma-norma kesopanan
yang menuntut seseorang untuk menyapa orang banyak dikala dia berjalan
melintasinya, maka dia harus berlaku seperti itu, atau norma kesopanan yang mengatur
sikap seorang penumpang terhadap orang lanjut usia di kendaraan umum, maka dia
harus mendahulukan orang tua itu untuk duduk.
Sekurangnya suatu peranan itu mencakup tiga hal :
1. Peranan adalah meliputi norma-norma yang dihubungakan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat; peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan
yang
membimbing
seseorang
dalam
kehidupan
kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perikelakuan individu yang penting bagi
struktur sosial.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu dikemukakan perihal fasilitasfasilitas bagi peranan individu (role facilities); biasanya masyarakat memberikan
fasilitas-fasilitas bagi individu agar dia dapat melaksanakan peranannya. Lembagalembaga masyarakat merupakan bagian masyarakat yang banyak menyediakan
peluang-peluang untuk melaksanakan peranan. Kadang-kadang struktur suatu golongan
kemasyarakatan,
menyebabkan
fasilitas-fasilitas
tersebut
bertambah;
misalnya
bahwa kedudukan dan peranan yang dianggap tinggi oleh setiap masyarakat adalah
kedudukan dan peranan yang dianggap terpenting serta memerlukan kemampuan dan latihanlatihan yang maksimal.
Tidak banyak individu yang dapat memenuhi persyaratan demikian, bahkan mungkin
hanya segolongan kecil dalam masyarakat. Maka oleh sebab itu pada umumnya warga
lapisan atas (upper class) tidak terlalu banyak apabila dibandingkan dengan lapisan
menengah (middle class) dan lapisan bawah (lower class); tidak mengherankan bila sistem
pelapisan sosial ini diwujudkan dalam bentuk gambar akan selalu berbentu kerucut; semakin
ke atas semakin runcing, menandakan, semakin atas suatu lapisan semakin sedikit orang yang
berkepentingan di sana
DAFTAR PUSTAKA
Agnesia Sinaga. 2015. Makalah ISBD Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat. (Online). Available :
http://www.academia.edu/8433656/Makalah_ISBD_Stratifikasi_Sosial_dalam_Masyarakat_?
login=&email_was_taken=true (8 Maret 2015)
Alhada. 2012. Makalah Stratifikasi Sosial. (Online). Available : http://alhadafisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45465-Makalah-Stratifikasi%20Sosial.html (8 Maret 2015)
Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers