Anda di halaman 1dari 19

STRATIFIKASI SOSIAL

Dosen Pengampu: AZZANIRHA ,SH.M

Disusun Oleh:

Kelompok IV

1. Istinganah (1820101054)
2. Mariyam (1820101061)
3. M.ainun niam (1820101063)
4. sangkut ramadan (1820101083)
5. widia wulandari (1820101094)

HUKUM KELUARGA ISLAM

SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan Karunianya-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang stratifikasi sosial
ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.kami juga
berterima kasih IBU AZZANIRA,SH.MH selaku Dosen mata kuliah pengantar
sosiologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai stratifikasi sosial.kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karen itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat dikesempatan-kesempatan
berikutnya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-
kata yang kurang berkenan dihati.

Palembang, April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................... ..............ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. iii

A. Latar Belakang .................................................................................. iii


B. Rumusan Masalah ............................................................................. iii
C. Tujuan ............................................................................................... iii

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 1

A. Pengertian stratifikasi sosial ............................................................... 1


B. Apa unsur-unsur stratifikasi sosial .................................................... 2
C. Bentuk-bentuk stratifikasi .................................................................. 4

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 7

A. Kesimpulan ........................................................................................ 7
B. Saran ................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 8


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap


hal-hal tertentu seperti, ilmu pengetahuan, kekayaan material dan kekuasaan
dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang tinggi terhadap hal-hal
tersebut, akan menempatkannya pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal
lainnya sepeti, bodoh, miskin dan jelata. Misalnya jika masyarakat menghargai
kekayaan material dari pada kehormatan maka mereka yang memiliki kekayaan
tinggi akan menempati kedudukan yang tinggi dibandingkan pihak-pihak lainnya.
Gejala tersebut akan menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan
pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan berbeda-beda
secara vertikal (dari rendah ke tinggi).

Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat, namun dalam


realitanya hal tersebut tidak demikian adanya. Pembedaan atas lapisan merupakan
gejala universal (menyeluruh) yang merupakan bagian sistem sosial setiap
masyarakat. Sistem lapisan dengan sengaja dibentuk dan disusun untuk mengejar
suatu tujuan bersama. Sehingga suatu organisasi masyarakat tidak akan pernah
lepas dari terbentuknya lapisan sosial dalam masyarakat tersebut.

Filosof Aristoteles (Soekanto, 2003:227) mengatakan bahwa zaman


dahulu di dalam negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang
melarat dan yang berada di tengah-tengah (artinya di tengah-tengah adalah tidak
terlalu kaya dan juga tidak melarat). Membuktikan bahwa zaman itu dan
sebelumnya orang telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyai
kedudukan bertingkat-tingkat dari bawah ke atas. Barang siapa yang mempunyai
sesuatu yang berharga dalam jumlah yang banyak, seperti kendaraan mewah,
rumah yang besar, pakaian yang bagus dan lain-lain dianggap masyarakat
berkedudukan dalam lapisan atas. Mereka yang hanya sedikit sekali atau tidak
memiliki sesuatu yang berharga, dalam pandangan masyarakat mempunyai
kedudukan yang rendah.

Sistem lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan sebutan


stratifikasi sosial (social stratification). Ini merupakan pembedaan masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat. Kelas sosial tersebut dibagi dalam tiga kelas
yaitu kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah
(lower class).

Adanya lapisan masyarakat sangat berperan penting dalam aktivitas sosial


individu atau kelompok dalam suatu organisasi sosial. Tanpa lapisan sosial dalam
masyarakat maka masyarakat itu akan menarik untuk dilihat, dikenal, dan
dipelajari.

Lapisan masyarakat sudah ada sejak dulu, dimulai sejak manusia itu
mengenal adanya kehidupan bersama dalam suatu organisasi sosial. Lapisan
masyarakat mula-mula didasarkan pada perbedaan seks, perbedaan antara yang
pemimpin dan yang dipimpin, golongan budak dan bukan budak, pembagian kerja
bahkan pada pembedaan kekayaan. Semakin maju dan rumit teknologi suatu
masyarakat, maka semakin kompleks sistem lapisan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya


perbedaan atau pengelompokan suatu kelompok sosial(komunitas) secara
bertingkat.Menurut soerjono soekanto(1982)di dalam setiap masyarakat dimana
pun selalu dan pasti mempunyai sesuatu yang di hargai.sesuatu yang di hargai
dalam masyarakat bisa berupa kekayaan ,ilmu pengetahuan, status haji, status
“darah biru” atau keturunan dari keluarga tertentu yang terhormat atau apapun
yang bernilai ekonomis.

Pitirim A. Sorokin mengemukakan bahwa sistem pelapisan dalam


masyarakat merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang
hidup dengan teratur.mereka yang memiliki barang atau sesuatu yang berharga
dalam jumlah yang banyak atau menduduki lapisan atas dan sebaliknya mereka
yang memiliki dalam jumlah yang relatif sedikit atau bahkan tidak memiliki sama
sekali akan dipandang mempunyai kedudukan yang lemah.

Sorokin mengemukakan stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk


atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).
Perwududannya adalah kelas-kelas di bagi dengan kelas yang lebih rendah.pada
umumnya mereka yang mempunyai kedudukan yang tinggi bersifat kumulatif
artinya mereka yang mempunyai uang banyak misalnya, akan mudah
mendapatkan tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan.

Bentuk konkret lapisan-lapisan dalam masyarakat di klasifikasikan dalam tiga


kelas yaitu:

1. Kelas yang di dasarkan pada faktor ekonomis


2. Kelas yang di dasarkan pada faktor politis
3. Kelas yang di dasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarat.

Dilihat dari sumber terjadinya stratifikasi sosial sejumlah ahli sosiologi


mengatakan:
1. P.A sorokin :stratifiksi sosial bersumber dari distribusi atau
pembagian yang tidak sama dalam hak , pembagian tugas
,kewajiban/tanggung jawab ,nilai-nilai sosial ,kekuatan sosial, dan
pengaruh di antara anggota masyarakat.
2. Selo soemarjan:bersumber stratifikasi sosial adalah sesuatu yang
dihargai tinggi/rendah oleh masyarakat ,dalam hal uang,benda-benda
ekonomis ,ilmu dan lainsebagainya.
3. Max weber sumber-sumber strata yang berbeda :berkembangnya
corak hidup yang khusus ,seperti tipe pekerjaan, kharisma dan
otoritas pemilik atau birokrsi.
4. Robbin wiliam jr: sistem stratifikasi sosial berpangkal pada sistem
penjenjangan dalam masyarakat.

Untuk menentukan golongan/kelompok sosial dapat di ikuti tiga metode :

a) Metode objektif
Metode objektif merupakan stratifikasi sosial di tentukan
berdasarkan kriteria objektif antara lain:jumlah pendapat, lama atau
tinggi pendidikan, dan jenis pekerjaan.
b) Metode subjektif
Metode subjektif merupakan golongan/kelompok sosial dirumuskan
berdasarkan pandangan menurut anggota masyarakat menilai dirinya
dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat itu.
c) Metode reputasi
Metode reputasi adalah golongan/kelompok sosial dirumuskan
berdasarkan bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-
masing dalam stratifikasi masyarakat itu.
Seperti dikatakan jeffris dan ransford di dalam masyarakat pada dasarnya
bisa dibedakan tiga macam stratifikasi sosial sebagai berikut:
1. Hierarki kelas (class hierarchies) yang didasarkan pada penguasaan atas
barang dan jasa
2. Hierarki kekuasaan (power hierarchies) yang didasarkan pada kekuasaan
3. Hierarki status (status hierarchies) yang didasarkan atas pembagian
kehormatan dan status.

B. Bentuk – bentuk stratifikasi sosial

Seperti yang telah dibahas secara singkat dalam pembahasan


sebelumnya. Terbentuknya stratifikasi sosial sangat terkait dengan nilai – nilai
yang dijunjung tinggi dalam kehidupan masyarakat. Meskipun standar nilai yang
tinggi tersebut berbeda -beda dalam suatu kelompok masyarakat di seluruh
dunia. Akan tetapi kebanyakan dari nilai tersebut memiliki tujuan yang pastinya
akan memberikan hasil yang terbaik bagi kelompok tersebut. Standar nilai yang
berharga tersebut akan sangat tergantung dari sudut mana seseorang
memandangnya. Secara umum nilai – nilai tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam tiga kriteria, yakni kriteria ekonomi, kriteria sosial, dan kriteria politik.

Untuk stratifikasi sosial yang terjadi karena disengaja dan dibentuk oleh manusia
dapat dilihat pada suatu organisasi politik seperti pada tingkat pembagian
kekuasaan, pembentukan organisasi politik, dan lain sebagainya. Setiap lapisan
dalam susunan tertentu mempunyai sifat dan kesatuannya sendiri. Namun
demikian setiap lapisan memiliki sifat yang dapat menghubungkan suatu lapisan
dengan lapisan yang lainnya. Secara umum, sederhananya lapisan – lapisan
tersebut dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni lapisan atas, lapisan menengah,
dan lapisan bawah. Lapisan – lapisan inilah yang banyak ditemukan pada
berbagai bentuk – bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat. Seperti yang
dibahas sebelumnya pada kriteria umum, bentuk – bentuk stratifikasi sosial
dalam masyarakat dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni stratifikasi ekonomi,
stratifikasi politik, dan stratfikasi sosial. Berikut penjelasan dari masing – masing
bentuk stratifikasi sosial tersebut:

1. Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi dapat dilihat dari segi


pendapatannya, kekayaan dan juga pekerjaan suatu individu ataupun
kelompok. Dalam hal ini faktor yang menentukan lapisan tingkat sosial
dalam individu/ kelompok dalam suatu masyarakat didasarkan pada
tingkat ekonomi individu/ kelompok tersebut. Dengan kata lain individu/
kelompok yang mampu memperoleh kekayaan ekonomi dalam jumlah
besar biasanya akan menduduki lapisan teratas, dan sebaliknya bagi
mereka yang tidak berhasil dalam mengumpulkan jumlah kekayaan
ekonomi seperti pada tingkatan diatasnya akan seringkali menempati
lapisan bagian bawah.

. Contoh dari bentuk stratifikasi sosial pada kehidupan sehari – hari


dapat dilihat pada lingkungan sekitar kita. Golongan masyarakat yang
menduduki lapisan atas dalam stratifikasi ekonomi, misalnya pengusaha
besar, pejabat, dan pekerja profesional yang memiliki penghasilan besar.
Golongan menengah biasanya ditempati oleh para karyawan, pekerja,
dan buruh. Sementara itu golongan yang menduduki lapisan sosial paling
bawah antara lain gelandangan, pengemis, pemulung, dan buruh tani.
Stratitifikasi ekonomi bersifat terbuka karena biasanya individu/
kelompok yang disebutkan sebelumnya dapat mengalami perubahan
dalam status ekonomi mereka. Biasanya yang menentukan ini adalah
faktor pendorong mobilitas sosial.
2. Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial merupakan


pengelompokkan individu/ kelompok dalam masyarakat berdasarkan
status sosial yang dimiliki oleh individu/ kelompok tersebut didalam
kehidupan bermasyarakat. Status sosial merupakan kedudukan yang
dimiliki oleh seseorang dalam suatu pola interaksi sosial tertentu, dan
hubungan pelapisan sosial.

Contoh bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat berdasarkan


status sosialnya dalam kehidupan sehari – hari dapat dilihat dalam bentuk
kassta. Sistem ini merupakan salah satu peninggalan pengaruh Hindu
Budha di Indonesia.

3. Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik

Status sosial yang berdasarkan kriteria politik merupakan


pengelompokkan lapisan masyarakat yang berdasarkan atas tingkat
kekuasaan yang dimiliki oleh suatu individu atau kelompok. Semakin besar
kekuasaan individu atau kelompok tersebut, maka akan semakin tinggi pula
statusnya di tengah – tengah kehidupan masyarakat. Pengertian dasar dari
kekuasaan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang atau
kelompok untuk mempengaruhi pihak lain agar mengikuti kehendak atau
kemauan dari individu atau kelompok tersebut.

Contoh bentuk stratitikfasi sosial berdasarkan politik:

Stratifikasi sosial berdasarkan politik pada kelas pengguna terdiri atas


sekelompok elit yang jumlahnya sedikit.Di tangan kelas penguasa itulah
(seperti para diktator) terdapat wewenang untuk mengatur gerak
masyarakat.Anggota kelas penguasa memiliki kemampuan dan kewenangan
utnuk mengatur masyarakatnya.Sifat kelas penguasa seperti ini terjadi pada
sistem masyarakat yang hidup dalam pemerintahan feudal, dan otoriter.
Fungsi Stratifikasi Sosial

Sudah dijelaskan mengenai pengertian dan juga jenisnya, dan untuk


penjelasan yang berikutnya ialah sebuah penjelasan mengenai fungsi dari
stratifikasi sosiai yaitu Sebagai sebuah alat agar pendistribusian hak dan juga
kewajiban misalkan seperti, menentukan kedudukan, jabatan, penghasilan
seseorang dan yang lainnya.Supaya mempersatukan dengan pola
mengkoordinasikan kepada bagian-bagian yang terdapat pada sebuah struktur
sosial yang gunanya agar mencapai tujuan yang sudah di tentukan sebelumnya.

. Karakter stratifikasi sosial


Pengertian stratifikasi sosial (social stratificaton) pada hakikatnya berbeda
dengan konsep ketidaksamaan sosial (social inequality).adapun dua ciri penting
dari ketidaksamaan sosial yaitu:
1. Ketidaksamaan sosial hanya mengenai perbedaan prestise atau pengaruh
antara individu satu terhadap individu lainnya. Jadi ketidaksamaan sisial
bukan berkenaan dengan derajat kekuasaan atau kekayaan .
ketidaksamaan sosial ada dan terjadi dlam masyarakat yang homogen.
2. Ketidaksamaan sosial individu bukan antar kelompok yang berlainan

Secara rinci ada tiga aspek yang merupakan karakteristik stratifikasi sosial
yaitu:
1. Perbedaan dalam kemampuan atau kesanggupan anggota masyarakat
2. Perbedaan dalam gaya hidup ( life style )
3. Perbedaan dalam hal hak dan akses dalam memanfaatkan sumber daya.

.Unsur-unsur stratifikasi sosial

Dalam teori sosiologi unsur-unsur pelapisan sosial dalam masyarakat


adalah:

a. Kedudukan (status)
Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang lain dalam kelompok
tersebut,atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-
kelomok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi.sedangkan
kedudukan sosial adalah tempat seseorang secaraumum dalam
masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan prestisenya,hak-hak, dan kewajiban-kewajibannya.untuk
mengukur status seseorang menurut pitirinsorokin secara rinci dapat
dilihat dari:

a) Jabatan atau pekerjaan


b) Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan
c) Kekayaan
d) Keturunan

Status dapat dibedakan dalam dua jenis yakni bersipat objektif dan
bersipat subjektif.jabatan sebagai direktur merupakan status yang bersifat
objektif dengan hak dan kewajiban dari individu sementara itu yang dimaksud
dengan subjektif adalah status yang menunjukkan hasil dari penilaian orang lain
dimana sumber status yang berhubungan dengan penilaian orang lain tidak
selamnya konsisten untuk seseorang.

Di dalam masyarakat status di bedakan menjadi dua

a) Ascribed-Status diartikan sebagai kedudukan seseorang dalam


masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang.
b) Achived-status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan
usaha-usaha yang sengaja dilakukan bukan diperoleh karena kelahiran
b. Peran (role)
Pean dapat membimbing seseorangdalam berperilaku. Karena fungsi
peran sendiri sebagai berikut:
a) Memberi arah pada proses sosialisasi
b) Kepercayaan,nilai-nilai, norma-norma, dan pengetahuan
c) Dapat mempersatukan kelompok attau masyarakat
d) Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol sehingga dapat
melestarikan kehidupan masyarakat.

Berdasarkan pelaksanaannya peran sosial dapat dibedakan menjadi


dua yaitu:
a) Peran yang diharapkan (expected roles) cra ideal dalam pelaksanaan
peranan menuru penilaian masyarakat.masyarakat menghendaki
peran yang diharapkan dilaksanakan seama-lamanya dan peran ini
tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan.
b) Peran yang disesuaikan (actual roles) yaitu cara bagaimana sebenarnya
peran itu dijalankan.pelaksanaannya lebih luwes dapat di sesuaikan
dengan situasi dan kondisi tertentu.

Sementara itu berdasarkan cara memperolehnya peran bisa


dibedakan menjadi:
a) Pern bawaan (ascribed roles) yaitu peran yang diperoleh secara
otomatis bukan karena usaha, misalnya peran sebagai nenek,anak.
b) Peran pilihan (achived roles) yaitu peran yang di peroleh atas dasar
keputusan sendiri, misalnya seorang yang memutuskan untukmemilih
kuliah di fakultas ilmu sosial dan ilmu fikih iniversitas airlangga dan
menjadi mahasiswa program sosiologi.

C . Sifat sistem pelapisan masyarakat

Ada dua sifat dari sistem pelapisan dalam masyarakat yaitu bersifat
(closed social stratification) dan bersifat terbuka (opened social stratification).
Sistem pelapisan dalam masyarakat yang bersifat tertutup membatasi
kemungkinan berpindahnya seseorang dari lapisan satu ke la[isan yang lain.baik
ke lapisan atas maupun ke lapisan bawah.

Contoh stratifikasi tertutup

Di afrika selatan misalnya pemilihan atau diskriminasi hak dan


kewajiban antara warna kulit hitam dan kulit putih telah melahirkan berbagai
reaksi ketidakpusan.di amerika serikat ,perlakuan yang tidak adil terhadap
warna kulit hitam acapkali juga melahirkan kecaman dan protes dari berbagai
kalangan.

Dalam sistem terbuka setiap anggota masyarakat mempunyai


kesempatan untuk berusaha dengan kemampuannya sendiri apabila mampu
dan beruntung seseorang dapat untuk naik ke lapisan yang lebih atas atau
bagi mereka yang tidak beruntung dapat turun kelapisan yang lebih rendah.

Contoh stratifikasi terbuka

Sebuah perusahaan yang di kelola secara profesionaldan tidak atas dasar ikatan.

Selain dari penjelasan mengenai pengertian stratifikasi sosial ada pula sifat
sistem pelapisan masyarakat sosial yang akan dijelaskan berikut ini.

a) Stratifikasi sosial tertutup atau pelapisan sosial tertutup

Stratifikasi tertutup ialah sebuah stratifikasi yang mana pada


setiap anggota masyarakat tidak dapat pindah ke tingkat sosial
yang lebih tinggi atau juga ke tingkat sosial yang lebih rendah.

b) Stratifikasi sosial terbuka atau pelapisan sosial terbuka

Stratifikasi sosial terbuka ialah sebuah sistem stratifikasi yang


mana pada setiap anggota masyarakat dapat berpindah-pindah
dari satu tingkatan ke satu tingkatan yang lainnya.
. presfektif tentang stratifikasi sosial

1. Perbedaan asumsi dasar


Para penganut pendekatan fungsional biasanya akan menjawab
bahwa pelapisan sosial adalah sesuatu yang inheren bagi kelangsungan
sistem.sedangkan penganut pendekatan konflik akan menjawab
sebaliknya dan menyatakan bahwa timbul pelapisan sosial sesungguhnya
hanyalah ulah kelompok-kelompok yang elite masyarakat untuk
mempertahankan dodminasinya.
2. Pendekatan fungsional
Pelopor pendekatan fungsionalis adalah kingslay davis dan wilbert
moore. Menurut kedua pakar ini stratifikasi dibutuhkan demi
kelangsungan hidup masyarakat yang membutuhkan suatu pekerjaan.
Stratifikasi sosial bagi penganut pendekatan fungsional merupakan
kepeluan tersebut muncul dari kebutuhan masyarakat untuk
menempatkan orang-orang kedalam posisi-posisi yang membentuk
struktur sosial dan kemudian mendorong mereka menjalankan tugas-
tugas yang berhubungan dengan posisi tersebut.

Struktur kurangnya ada hal yang harus dilakukan masyarakat agar


stratifikasi sosial dapat berfungsi optimal.
a) Masyarakat harus menanamkan keinginan tertentu pada individu-
individu yang sesuai untuk itu.
b) Setelah orang-orang berasa pada posisi itu, masyarakat harus
menanamkan keinginan untuk menjalankannya sesuai dengan posisi
tersebut.

Davis dan moore menyatakan agar kelangsungan hidup masyarakat bisa


berfungsi norml ,oleh sebab itu di perlukan imbalan yang lebih besar orang-
orang kelas sosial atas guna merangsang mereka agar mau menerima
tanggung jawab dan mengikuti latihan pendidikan yang di butuhkan bagi
kedudukan penting.di dalam semua masyarakat posisi yang memperoleh
imbalan tinnggi pada umumnya terdiri dari posisi sebagai berikut:

1) Secara fungsional bersifat sangat penting (permintaan)


2) Diduduki oleh orang yang paling berbakat atau paling memenuhi
syarat .

C . pendekatan konflik

Karl marx memiliki pandangan bahwa pendekatan konflik bukan


kugunaan fungsional yang menetapkan atrifikasi sosial melainkan dominasi
kekuasaan, artinya menurut pendekatan konflik, adanya pelapisan sosial
bukan di pandang sebagai hasil konsensus karena semua anggota
masyarakat menyetujui dan membutuhkan hal itu tetapi lebih dikarenakan
anggota masyarakat terpaksa harus menerima adanya perbedaan itu sebab
mereka tidak memiliki kemampuan.

Marx mengemukakan bahwa dasar pembentukan kelas sosial


bukanlah konsensus tetapi penghisapan suatu kelas lain yang lebih tinggi .
menurut marx di dalam masyarakat kapitalis pemilik saran saran produksi
serta ,pada hakikat nya adalah wakil dari kelas atas yang melakukan
tekanan serta dapat memaksakan kontrol terhadap kelas buruh yang
posisinya dalam lapisan masyarakat lebih rendah.

E . Cara mempelajari stratifikasi sosial

Menurut zanden di dalam sosiologi dikenal pendekatan untuk


mempelajari stratifikasi sosial:

1) Pendekatan objektif
Pendekatan objektif adalah usaha untuk memilah-milajh
masyarakat kedalam beberapa lapisan dilakukan menurut ukuran-
ukuran yang objektif berupa variabel yang mudah di ukur secara
kuantitatif.
Contoh:
Ketika pemerintah mengumumkan jumlah orang miskin di
indonesia tahun 1990 hanya tinggal sekitar 27 jiwa,banyak masyarakat
akan tidak sadar bahwa mereka termasuk orang miskin.

2) Pendekatan subjektif
Pendekatan subjektif adalah munculnya pelapisan sosial dalam
masyaralkat tidak di uukur dengan kriteria-kriteria objektif melinkan
dipilih menurut kesadaran subjektif warga masyarakat itu sendiri.
3) Pendekatan reputasional
Pendekatan reputasional adalah pelapisan sosial di susun dengan
cara subjek penelitian, menilai status orang lain dengan jalan
menempatkan orang-orang tersebut untuk mencari siapakah desa
yang termasuk kelas atas, peneliti yang menggunakan pendekatan
reputasional bisa melakukan dengan cara menanya kepada warga desa
tersebut siapakah warga desa tersebut siapakah warga desa setempat
yang paling mungkin diminta pertolongan meminjamkan uang dan
sebagainya.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai