Disusun Oleh:
Kelompok IV
1. Istinganah (1820101054)
2. Mariyam (1820101061)
3. M.ainun niam (1820101063)
4. sangkut ramadan (1820101083)
5. widia wulandari (1820101094)
PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan Karunianya-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang stratifikasi sosial
ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.kami juga
berterima kasih IBU AZZANIRA,SH.MH selaku Dosen mata kuliah pengantar
sosiologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Semoga makalah sederhana ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-
kata yang kurang berkenan dihati.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................ 7
B. Saran ................................................................................................... 7
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lapisan masyarakat sudah ada sejak dulu, dimulai sejak manusia itu
mengenal adanya kehidupan bersama dalam suatu organisasi sosial. Lapisan
masyarakat mula-mula didasarkan pada perbedaan seks, perbedaan antara yang
pemimpin dan yang dipimpin, golongan budak dan bukan budak, pembagian kerja
bahkan pada pembedaan kekayaan. Semakin maju dan rumit teknologi suatu
masyarakat, maka semakin kompleks sistem lapisan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
a) Metode objektif
Metode objektif merupakan stratifikasi sosial di tentukan
berdasarkan kriteria objektif antara lain:jumlah pendapat, lama atau
tinggi pendidikan, dan jenis pekerjaan.
b) Metode subjektif
Metode subjektif merupakan golongan/kelompok sosial dirumuskan
berdasarkan pandangan menurut anggota masyarakat menilai dirinya
dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat itu.
c) Metode reputasi
Metode reputasi adalah golongan/kelompok sosial dirumuskan
berdasarkan bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-
masing dalam stratifikasi masyarakat itu.
Seperti dikatakan jeffris dan ransford di dalam masyarakat pada dasarnya
bisa dibedakan tiga macam stratifikasi sosial sebagai berikut:
1. Hierarki kelas (class hierarchies) yang didasarkan pada penguasaan atas
barang dan jasa
2. Hierarki kekuasaan (power hierarchies) yang didasarkan pada kekuasaan
3. Hierarki status (status hierarchies) yang didasarkan atas pembagian
kehormatan dan status.
Untuk stratifikasi sosial yang terjadi karena disengaja dan dibentuk oleh manusia
dapat dilihat pada suatu organisasi politik seperti pada tingkat pembagian
kekuasaan, pembentukan organisasi politik, dan lain sebagainya. Setiap lapisan
dalam susunan tertentu mempunyai sifat dan kesatuannya sendiri. Namun
demikian setiap lapisan memiliki sifat yang dapat menghubungkan suatu lapisan
dengan lapisan yang lainnya. Secara umum, sederhananya lapisan – lapisan
tersebut dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni lapisan atas, lapisan menengah,
dan lapisan bawah. Lapisan – lapisan inilah yang banyak ditemukan pada
berbagai bentuk – bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat. Seperti yang
dibahas sebelumnya pada kriteria umum, bentuk – bentuk stratifikasi sosial
dalam masyarakat dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni stratifikasi ekonomi,
stratifikasi politik, dan stratfikasi sosial. Berikut penjelasan dari masing – masing
bentuk stratifikasi sosial tersebut:
Secara rinci ada tiga aspek yang merupakan karakteristik stratifikasi sosial
yaitu:
1. Perbedaan dalam kemampuan atau kesanggupan anggota masyarakat
2. Perbedaan dalam gaya hidup ( life style )
3. Perbedaan dalam hal hak dan akses dalam memanfaatkan sumber daya.
a. Kedudukan (status)
Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang lain dalam kelompok
tersebut,atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-
kelomok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi.sedangkan
kedudukan sosial adalah tempat seseorang secaraumum dalam
masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan prestisenya,hak-hak, dan kewajiban-kewajibannya.untuk
mengukur status seseorang menurut pitirinsorokin secara rinci dapat
dilihat dari:
Status dapat dibedakan dalam dua jenis yakni bersipat objektif dan
bersipat subjektif.jabatan sebagai direktur merupakan status yang bersifat
objektif dengan hak dan kewajiban dari individu sementara itu yang dimaksud
dengan subjektif adalah status yang menunjukkan hasil dari penilaian orang lain
dimana sumber status yang berhubungan dengan penilaian orang lain tidak
selamnya konsisten untuk seseorang.
Ada dua sifat dari sistem pelapisan dalam masyarakat yaitu bersifat
(closed social stratification) dan bersifat terbuka (opened social stratification).
Sistem pelapisan dalam masyarakat yang bersifat tertutup membatasi
kemungkinan berpindahnya seseorang dari lapisan satu ke la[isan yang lain.baik
ke lapisan atas maupun ke lapisan bawah.
Sebuah perusahaan yang di kelola secara profesionaldan tidak atas dasar ikatan.
Selain dari penjelasan mengenai pengertian stratifikasi sosial ada pula sifat
sistem pelapisan masyarakat sosial yang akan dijelaskan berikut ini.
C . pendekatan konflik
1) Pendekatan objektif
Pendekatan objektif adalah usaha untuk memilah-milajh
masyarakat kedalam beberapa lapisan dilakukan menurut ukuran-
ukuran yang objektif berupa variabel yang mudah di ukur secara
kuantitatif.
Contoh:
Ketika pemerintah mengumumkan jumlah orang miskin di
indonesia tahun 1990 hanya tinggal sekitar 27 jiwa,banyak masyarakat
akan tidak sadar bahwa mereka termasuk orang miskin.
2) Pendekatan subjektif
Pendekatan subjektif adalah munculnya pelapisan sosial dalam
masyaralkat tidak di uukur dengan kriteria-kriteria objektif melinkan
dipilih menurut kesadaran subjektif warga masyarakat itu sendiri.
3) Pendekatan reputasional
Pendekatan reputasional adalah pelapisan sosial di susun dengan
cara subjek penelitian, menilai status orang lain dengan jalan
menempatkan orang-orang tersebut untuk mencari siapakah desa
yang termasuk kelas atas, peneliti yang menggunakan pendekatan
reputasional bisa melakukan dengan cara menanya kepada warga desa
tersebut siapakah warga desa tersebut siapakah warga desa setempat
yang paling mungkin diminta pertolongan meminjamkan uang dan
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Daftar pustaka