Anda di halaman 1dari 11

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

JUDUL MATERI :

LAPISAN-LAPISAN SOSIAL MASYARAKAT

DAN KELOMPOK SOSIAL MASYARAKAT

KELOMPOK 15

NAMA MAHASISWA

1. Tedi Turyadi

2. Tuti Alawiah

3. Marbella Rizki Prawesty (1023032040)

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

TRANSFER

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN

SERANG 2023
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkar Rahmat dan hidayah-Nya kami

dapat Menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah ini kami

beri judul “Lapisan-lapisan sosial masyarakat dan Kelompok sosial Masyarakat”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari koordinator MK.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami

sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal bersosialisasi antar individu

maupun berkelompok sebagai upaya meningkatkan kinerja kita dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat.

Kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agung Budiyanto,

P.Si. M.Psi., selaku koordinator MK yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk

dapat menyusun makalah ini.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna. Maka dari

itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar pada

tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoha makalah ini

bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

I
DAFTAR ISI

LAPISAN-LAPISAN SOSIAL MASYARAKAT DAN


KELOMPOK SOSIAL MASYARAKAT

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. I

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. II

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang……………………………………………………………….. 1
1.2.Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 2
1.3.Tujuan Masalah………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Stratifikasi Sosial dan Kelompok Sosial…………………………… 3

2.2 Kriteria Stratifikasi Sosial dan Kelompok Sosial…………………………… 6

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan………………………………………………………………….. 7

DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum pengertian masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang

hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah

memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam

lingkungannya. Masyarakat berasal dari bahasa inggris yaitu "society" yang berarti

"masyarakat", lalu kata society berasal dari bahasa latin yaitu "societas" yang berarti

"kawan". Sedangkan masyarakat yang berasal dari bahasa arab yaitu "musyarak".

Pengertian masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan hidup bersama

tanpa dengan dibatasi lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan pengertian

masyarakat dalam arti sempit adalah sekelompok individu yang dibatasi oleh

golongan, bangsa, teritorial, dan lain sebagainya. Pengertian masyarakat juga dapat

didefinisikan sebagai kelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan

yang sama. Pengertian masyarakat secara sederhana adalah sekumpulan manusia

yang saling berinteraksi atau bergaul dengan kepentingan yang sama. Terbentuknya

masyarakat karena manusia menggunakan perasaan, pikiran dan keinginannya

memberikan reaksi dalam lingkungannya.

Individu sebagai makhluk sosial tentu tidak bisa dihindarkan dari yang namanya

interaksi sosial di masyarakat. Adanya interaksi sosial ini akan mempengaruhi

pembentukan sebuah kelompok. Secara umum pengelompokan masyarakat Indonesia

terbagi menjadi dua bentuk. Pertama, pengelompokan secara horizontal berupa

deferensiasi dan Kedua, pengelompokan secara vertikal berupa stratiikasi sosial.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil sebuah masalah yang akan dikaji

dalam makalah ini, diantaranya:

A. Apakah pengertian Stratifikasi Sosial dan Kelompok Sosial

B. Kriteria apa saja yang terdapat pada Stratifikasi Sosial dan Kelompok Sosial

1.3 Tujuan

Mahasiswa mampu mengerti serta memahami Stratifikasi Sosial dan Kelompok

Sosial dalam masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

A. Stratifikasi Sosial/ Lapisan Sosial

Dalam sosiologi, sistem lapisan yang bertingkat disebut stratifikasi sosial

(social stratification). Kata stratification berasal dari kata “Stratum” yang

berarti lapisan. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2008:860) menyatakan

bahwa, “Stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam

kelas-kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak-hak istimewa, dan

prestise.” Selanjutnya, Sorokin (dalam Soekanto, 1998:252) menyatakan

“Social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam

kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).” Dalam versi bahasa Inggris,

Sorokin (dalam Pateda (1987:78) menjelaskan, “Social stratification means

the differentiation of a given population into hierarchically superposed

classes.” Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa stratifikasi sosial adalah pelapisan penduduk atau masyarakat ke dalam

kelas-kelas secara bertingkat.

B. Kelompok Sosial

Dalam (Brym & Lie, 2018) disebutkan kelompok sosial (social group)

terbentuk karena adanya satu atau lebih jaringan individu yang teridentifikasi

sama dengan yang lainnya yang saling mengikat membentuk norma-norma,

peran, dan status sosial.

3
2.2 Kriteria

A. Stratifikasi Sosial

Sistem stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke

dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas atas

(upper class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah/rendah (lower

class). Istilah kelas tidak selalu mempunyai arti yang sama, walaupun pada

hakikatnya hal itu dapat mewujudkan sistem kedudukan-kedudukan yang

sangat pokok dalam masyarakat yang bersangkutan.

1. Kelas atas (upper class), ditandai dengan besarnya kekayaan, besarnya

pengaruh baik dalam sektor masyarakat, perseorangan maupun buruh

kecil, penghasilan tinggi, tingkat pendidikan yang tinggi, dan kestabilan

kehidupan dalam keluarga

2. Kelas menengah (middle class), ditandai oleh pendapatan dan pendidikan

yang cukup tinggi, rendahnya pengangguran, dan penghargaan yang

tinggi terhadap kebutuhan menabung serta perencanaan masa depan.

3. Kelas bawah/rendah (lower class), ditandai dengan orang yang memiliki

penghasilan yang sangat kecil dan dianggap sebagai orang miskin

Kriteria lapisan masyarakat juga dapat ditentukan berdasarkan ukuran

kekuasaan seperti jabatan atau wewenang seseorang dalam suatu masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan

menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan

sistem pelapisan sosial campuran.

1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification) adalah

stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas

4
vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas

horisontal saja. Contoh: 1. Sistem kasta ; Kaum Sudra tidak bisa pindah

posisi naik di lapisan Brahmana. 2. Rasialis ; Kulit hitam (negro) yang

dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit

putih. 3. Feodal ; Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi

juragan/majikan.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification) bersifat

dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat

bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal.

Contoh: 1. Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau

sebaliknya. 2. Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat

memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.

3. Stratifikasi Sosial Campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi

tertutup dan terbuka. Misalnya, orang Bali berkasta Brahmana

mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke

Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus

menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.

Dan menurut saya sifat stratifikasi sosial yang sering digunakan di daerah-

daerah adalah stratifikasi sosial campuran. Faktor pendorong adanya sifat

strtifikasi sosial adalah adanya diferensiasi, ras, suku, budaya/adat serta

keyakinan daerah setempat dan factor – factor lain yang mungkin tidak

disebutkan di atas. Bagi setiap daerah pola stratifikasi social rata -rata sama,

walaupun mungkinada sedikit perubahan sesuai gaya hidup, sikap dari orang

- orang berada dalam stratifikasi social tersebut.

5
B. Kelompok Sosial

Banyak sekali jenis-jenis kelompok yang ada di masyarakat, namun ahli

sosiologi membaginya ke dalam dua kelompok besar (Brym & Lie, 2018)

yaitu Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder

(Secondary Group).

Tabel 1. Perbedaan antara Kelompok Primer dengan Kelompok Sekunder

Kelompok Primer Kelompok Sekunder

1. Norma, peran, dan status anggota 1. Norma, peran, dan status anggota

disetujui namun tidak tertulis disetujui dan tertulis secara formal

2. Interaksi sosial ditentukan oleh faktor 2. Interaksi sosial ditentukan oleh

emosi yang kuat factor emosi yang lemah

3. Berlangsung dalam jangka Panjang 3. Berlangsung dalam jangka pendek

dan melibatkan aktivitas-aktivitas dan hanya melibatkan aktivitas-

yang sangat bervariasi aktivitas tertentu saja

4. Terjadi karena anggota kelompok 4. Terjadi ketika anggota kelompok

saling mengetahui dengan baik satu sudah melalui tahap perkenalan satu

sama lainnya sehingga tidak sama lain karena awalnya tidak

membutuhkan perkenalan saling mengetahui

5. Ukuran kelompok lebih kecil dan 5. Ukuran kelompok lebih besar dan

informal formal

6. Kualitas hubungan anggota lebih 6. Kualitas hubungan anggota

personal berdasrkan pada tujuan Bersama

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas dan memahami uraian di atas, dapat dibuat sebuah kesimpulan
sebagai berikut:
Selama dalam satu masyarakat ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti
mempunyai sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem
lapisan dalam masyarakat. Sistem lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal
dengan istilah stratifikasi sosial yang merupakan pembedaan penduduk atau
nasyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hirarkis).

7
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Donny Prasetyo, & Irwansyah, Memahami Masyarakat dan Perspektifnya, Volume 1, Issue 1, Januari 2020

Heryana Ade, Kelompok Sosial, Jakarta: Universitas Esa Unggul, 2020

Awalludin, & Samsul Anam, Stratifikasi Sosial Dalam Novel Pabril Karya Putu Wijaya, Jurnal Penelitian

Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing, Vol. 2, No. 1, Juni 2019, ISSN: 2620-3316

Anda mungkin juga menyukai