Anda di halaman 1dari 19

STRATIFIKASI SOSIAL DAN KESENJANGAN SOSIAL DI NEGARA

INDONESIA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila
dari dosen
Dra. Trisa Nur Kania, M.si

Disusun oleh :

1. Annisa Vega 222040048


2. Amalia 222040045
3. Aulia Zharifah Aprilianti 222040041
4. Fauzie Robby 222040009
5. Abdul Haris 222040013
6. Sadam Abdul Aziz 222040008
7. Rendy Wahyu 222040022
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2022

II
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “Menganalisis Penggunaan Kalimat Efektif Dalam Karya Tulis Ilmiah”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini,

Bandung, 24 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

STRATIFIKASI SOSIAL DAN KESENJANGAN SOSIAL DI NEGARA INDONESIA.....I


KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Pengertian Stratifikasi dan Kesenjangan Sosial................................................................3
2.2 Bentuk-bentuk Stratifikasi & Kesenjangan Sosial............................................................4
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Stratifikasi Sosial dan Kesenjangan Sosial.........................8
2.4 Dampak dari Stratifikasi dan Kesenjangan Sosial serta Cara Mengatasinya.................10
BAB III PENUTUP......................................................................................................................13
1.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
1.2 Saran................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia adalah bangsa yang memiliki karakteristik masyarakat yang majemuk yang
menghasilkan adanya stratifikasi sosial atau pengelompokan suatu masyarakat ke dalam
tingkatan-tingkatan tertentu secara vertikal. Stratifikasi sosial dan Kesenjangan Sosial
sebenarnya sudah ada sejak jaman Indonesia di jajah oleh Belanda dan Jepang. Koloni
mengelompokkan masyarakat Indonesia ke dalam golongan-golongan tertentu sesuai dengan
rasnya. Akan tetapi di jaman sekarang, stratifikasi sosial tidak lagi dikelompokkan berdasarkan
ras.
Stratifikasi sosial dan Kesenjangan Sosial di Indonesia lebih mengarahkan penggolongan
suatu masyarakat yang dinilai dari segi status sosialnya seperti jabatan, kekayaan, pendidikan
atau sistem feodal pada masayarkat Aceh dan kasta pada masyarakat Bali. Sedangkan ras, suku,
klan, budaya, agama termasuk ke dalam penggolongan secara horizontal. faktor yang
menyebabkan kemajemukan di indonesia yang  pertama keadaan geografis yang membagi
Indonesia kurang lebih 3000 pulau. Hal tersebut yang menyebabkan Indonesia memiliki suku
budaya yang banyak seperti Jawa, Sunda, Bugis, Dayak, dan lain-lain. Kedua adalah Indonesia
terletak di antara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik yang menyebabkan adanya
pluralitas agama di dalam masyarakat Indonesia seperti Islam, Kristen, Budha, dan Hindu. Dan
ketiga adalah iklim yang berbeda-beda dan struktur tanah yang tidak sama yang menyebabkan
perbedaan mata pencaharian antar wilayah satu dengan wilayah lainnya. Sehingga hal tersebut
pula dapat membedakan mobilitas suatu masyarakat satu dengan masyarakat lainnya dalam
kondisi wilayah yang berbeda.
1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian Stratifikasi Sosial dan Kesenjangan Sosial?


2. Apa saja bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial dan Kesenjangan Sosial
3. Apa yang menyebabkan terjadinya Stratifikasi Sosial dan Kesenjangan Sosial?
4. Apa dampak dari Stratifikasi dan Kesenjangan Sosial serta cara mengatasinya?

1.3 Tujuan

2. Mengetahui pengertian Stratifikasi Sosial dan Kesenjangan Sosial


3. Mengetahui bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial dan Kesenjangan Sosial
4. Mengetahui faktor penyebab dari terjadinya Stratifikasi Sosial dan Kesenjangan
Sosial
5. Menjelaskan dampak dan cara mengatasinya Stratifikasi Sosial dengan Kesenjangan
Sosial

1.4 Manfaat

1. Agar pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud dari Stratifikasi Sosial dan
Kesenjangan Sosial
2. Agar pembaca dapat memahami bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial dan Kesenjangan
Sosial
3. Mengedukasi pembaca tentang Stratifikasi Sosial dan Kesenjangam
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stratifikasi dan Kesenjangan Sosial


A. Pengetian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum”
(tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam sosiologi, stratifikasi
sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas
secara bertingkat.
Beberapa definisi stratifikasi sosial adalah Sebagai berikut:
a. Pitirim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial Sebago perbedaan penduduk
atau masyarak kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).
b. Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial Sebagai penggolongan orang-orang
yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan hierarki
menurut dimensi kekuasaan, previllege, Dan prestise.
c. Cuber mendefinisikan stratifikasi sosial Sebagai suatu pola yang di tempatkan diatas
kategori dari hak-hak yang berbeda.
Sejak lahir seseorang memperoleh sejumlah status tanpa memandang perbedaan
antar individu atau kemampuan. Berdasarkan status yang diperoleh dengan sendirinya itu,
anggota masyarakat dibeda-bedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, hubungan
kekerabatan, dan keanggotaan dalam kelompok tertentu, seperti kasta, dan kelas.
Bentuk-bentuk stratifikasi sosial (lapisan) masyarakat berbeda-beda dan banyak
sekali. Lapisan-lapisan tersebut tetap ada, sekalipun dalam masyarakat kapitalis,
demokratis, komunis dan lain sebagainya. Lapisan masyarakat tadi, mulai ada sejak
manusia mengenal adanya kehidupan bersama di dalam suatu organisasi sosial. Lapisan
masyarakat mula-mula didasarkan pada perbedaan seks, perbendaan antara pemimpin
dengan yang dipimpin. Golongan buangan/budak dengan golongan dan bukan
buangan/budak, pembagian kerja dan bahkan juga suatu pembedaan berdasarkan
kekayaan. Semakin rumit dan semakin maju teknologi suatu masyarakat, semakin
kompleks pula sistem lapisan masyarakat.
Pada masyarakat-masyarakat kecil dan bersahaja, biasanya pembedaan kedudukan
dan peranan bersifat minim, karena warganya sedikit dan orang-orang yang dianggap
tinggi kedudukanya juga tak banyak baik macam maupun jumlahnya. Di dalam
masyarakat yang sudah kompleks, pembedaan kedudukan dan peranan juga bersifat
kompleks karena banyaknya orang dan aneka warna ukuran yang dapat diterapkan
padanya.
B. Pengertian Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi dimana terdapat ketidaksetaraan
dalam kehidupan bermasyarakat di berbagai aspek. Kondisi tersebut juga dapat
dianalogikan dengan adanya jurang pemisah antara masyarakat kelas sosial ke atas
dengan masyarakat kelas sosial ke bawah. Di dunia yang kian modern ini, kondisi ini
juga masih sangat banyak ditemukan di kehidupan sosial kita terutama kita yang tinggal
di negara berkembang. Seperti salah satunya di salah satu kota besar Indonesia, Jakarta,
dimana terdapat banyak bangunan liar yang tersebar di beberapa tempat di Jakarta.
Seperti pada daerah yang dibangun rel kereta api, banyak masyarakat yang membangun
rumah dan tinggal di pinggiran rel karena sudah tidak ada lahan yang dapat ditempati
oleh mereka. Contoh lainnya ada di kota Manila, ibukota Filipina, dimana terdapat
kawasan kumuh di tengah kota yang mayoritas ditinggali oleh masyarakat yang bekerja
sebagai pengais sampah. Kesenjangan sosial semakin tampak nyata di kota ini, dengan
mayoritas masyarakat di kawasan kumuhnya memasak kembali makanan-makanan bekas
yang didapatkan dari hasil mengais sampah. Hal ini jelas berbanding terbalik dengan
masyarakat lain yang memiliki pekerjaan yang lebih layak dan mampu untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
Kesenjangan sosial menurut Abad Badruzaman (2009:284), merupakan suatu
ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat sehingga menjadikan suatu perbedaan
yang sangat mencolok, dapat juga diartikan suatu keadaan dimana yang kaya memiliki
kedudukan yang lebih tinggi dan lebih berkuasa daripada yang miskin.

2.2 Bentuk-bentuk Stratifikasi & Kesenjangan Sosial

Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan adanya sesuatu yang


dihargai dan dianggap bernilai. Pada dasarnya sesuatu yang dihargai selalu berubah-ubah
sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Keadaan ini menjadikan bentuk-bentuk
stratifikasi sosial semakin beragam. Selain itu, semakin kompleksnya kehidupan masyarakat
semakin kompleks pula bentuk-bentuk stratifikasi yang ada.

A. Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial

1. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi


Dalam stratifikasi ini dikenal dengan sebutan kelas sosial. Kelas sosial dalam
ekonomi didasarkan pada jumlah pemilikan kekayaan atau penghasilan. Secara umum
klasifikasi kelas sosial terdiri atas tiga kelompok sebagai berikut:
a) Kelas sosial atas, yaitu kelompok orang memiliki kekayaan banyak, yang dapat
memenuhi segala kebutuhan hidup bahkan secara berlebihan. Golongan kelas ini
dapat dilihat dari pakaian yang dikenakan, bentuk rumah, gaya hidup yang
dijalankan, dan lain-lain.
b) Kelas sosial menengah, yaitu kelompok orang berkecukupan yang sudah dapat
memenuhi kebutuhan pokok (primer), misalnya sandang, pangan, dan papan.
Keadaan golongan kelas ini secara umum tidak akan sama dengan keadaan kelas
atas.
c) Kelas sosial bawah, yaitu kelompok orang miskin yang masih belum dapat
memenuhi kebutuhan primer. Golongan kelas bawah biasanya terdiri atas
pengangguran, buruh kecil, dan buruh tani.

2. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial


Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial adalah pembedaan anggota
masyarakat ke dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan status sosialnya. Oleh
karena itu, anggota masyarakat yang memiliki kedudukan sosial yang terhormat
menempati kelompok lapisan tertinggi. Sebaliknya, anggota masyarakat yang tidak
memiliki kedudukan sosial akan menempati pada lapisan lebih rendah. Contoh: seorang
tokoh agama atau tokoh masyarakat akan menempati posisi tinggi dalam pelapisan sosial.

3. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik


Apabila kita berbicara mengenai politik, maka pembicaraan kita berhubungan erat
dengan sistem pemerintahan. Dalam stratifikasi sosial, media politik dapat dijadikan
salah satu kriteria penggolongan. Orang-orang yang menduduki jabatan di dunia politik
atau pemerintahan akan menempati strata tinggi. Mereka dihormati, disegani, bahkan
disanjung-sanjung oleh warga masyarakat. Orang-orang yang menduduki jabatan di
pemerintahan dianggap memiliki kelas yang lebih tinggi dibandingkan warga biasa.
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik menjadikan masyarakat terbagi menjadi dua
kelompok besar. Kelompok lapisan atas yaitu elite kekuasaan disebut juga kelompok
dominan (menguasai) sedangkan kelompok lapisan bawah, yaitu orang atau kelompok
masyarakat yang dikuasai disebut massa atau kelompok terdominasi (terkuasai).

4. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Pekerjaan


Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang dapat dijadikan sebagai dasar
pembedaan dalam masyarakat. Seseorang yang bekerja di kantor dianggap lebih tinggi
statusnya daripada bekerja kasar, walaupun mereka mempunyai gaji yang sama. Adapun
penggolongan masyarakat didasarkan pada mata pencaharian atau pekerjaan sebagai
berikut:
a) Elite yaitu orang kaya dan orang yang menempati kedudukan atau pekerjaan yang
dinilai tinggi oleh masyarakat.
b) Profesional yaitu orang yang berijazah dan bergelar kesarjanaan serta orang dari
dunia perdagangan yang berhasil.
c) Semiprofesional mereka adalah para pegawai kantor, pedagang, teknisi
berpendidikan menengah, mereka yang tidak berhasil mencapai gelar, para
pedagang buku, dan sebagainya.
d) Tenaga terampil mereka adalah orang-orang yang mempunyai keterampilan teknik
mekanik seperti pemotong rambut, pekerja pabrik, sekretaris, dan stenografer.
e) Tenaga tidak terdidik, misalnya pembantu rumah tangga dan tukang kebun.

5. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Pendidikan


Antara kelas sosial dan pendidikan saling memengaruhi. Hal ini dikarenakan
untuk mencapai pendidikan tinggi diperlukan uang yang cukup banyak. Selain itu,
diperlukan juga motivasi, kecerdasan, dan ketekunan. Oleh karena itu, tinggi dan
rendahnya pendidikan akan berpengaruh pada jenjang kelas sosial.

6. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Budaya Suku Bangsa


Pada dasarnya setiap suku bangsa memiliki stratifikasi sosial yang berbeda-beda.
Misalnya pada suku Jawa. Di Jawa terdapat stratifikasi sosial berdasarkan kepemilikan
tanah sebagai berikut.
a) Golongan wong baku (cikal bakal), yaitu orangorang keturunan para pendiri desa.
Mereka mempunyai hak pakai atas tanah pertanian dan berkewajiban memikul
beban anak keturunan para cikal bakal tersebut. Kewajiban seperti itu disebut
dengan gogol atau sikep.
b) Golongan kuli gandok (lindung), yaitu orang-orang yang mempunyai rumah sendiri,
tetapi tidak mempunyai hak pakai atas tanah desa.
c) Golongan mondok emplok, yaitu orang-orang yang mempunyai rumah sendiri pada
tanah pekarangan orang lain.
d) Golongan rangkepan, yaitu orang-orang yang sudah berumah tangga, tetapi belum
mempunyai rumah dan pekarangan sendiri.
e) Golongan sinoman, yaitu orang-orang muda yang belum menikah dan masih tinggal
bersama-sama dengan orang tuanya.
Selain itu, stratifikasi sosial pada masyarakat Jawa didasarkan pula atas pekerjaan
atau keturunan, yaitu golongan priayi dan golongan wong cilik. Golongan priayi adalah
orang-orang keturunan bangsawan dan para pegawai pemerintah serta kaum cendekiawan
yang menempati lapisan atas. Sedangkan golongan wong cilik antara lain para petani,
tukang, pedagang kecil, dan buruh yang menempati lapisan kelas bawah. Pada tahun
1960-an, Clifford Geertz seorang pakar antropolog Amerika membagi masyarakat Jawa
menjadi tiga kelompok, yaitu santri, abangan, dan priayi. Menurutnya, kaum santri adalah
penganut agama Islam yang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara nominal
atau menganut Kejawen, sedangkan kaum priayi adalah kaum bangsawan.

B. Bentuk-bentuk Kesenjangan Sosial

1. Kesenjangan Antara Desa dan Kota


Kesenjangan sosial yang terjadi di desa dan kota disebabkan oleh beberapa
faktor. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah kondisi geografis dan juga
tipologi desa yang kurang menguntungkan. Hal tersebut terjadi karena mata
pencaharian masyarakat yang ada di desa tidak mempunyai banyak alternatif lain,
seperti halnya di kota. Contohnya, mayoritas masyarakat yang tinggal di daerah
pegunungan akan bekerja sebagai petani dan pedagang. Sebab, mereka hanya
memiliki sumber penghasilan dari kebun. Dimana kebun yang mereka miliki akan
memberikan hasil panen. Kemudian hasil panen tersebut dapat mereka gunakan untuk
dimakan maupun dijual kembali. Sedangkan program pembangunan masih
memprioritaskan sektor industri yang ada di perkotaan. Sehingga sektor pertanian
yang ada di desa menjadi semakin terpuruk dan tertinggal. Para pedagang dan petani
yang ada di desa hanya mendapatkan keuntungan yang kecil dari hasil panen mereka.
Keuntungan yang mereka dapatkan nantinya akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, tingkat kemiskinan yang ada di desa
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat kota. Selain itu, minimnya
alternatif pekerjaan yang tersedia di desa juga berpengaruh pada perekonomian
masyarakat desa. Mereka akhirnya memutuskan untuk mencari pekerjaan lain di kota.
Supaya mendapatkan penghasilan yang lebih besar.

2. Kesenjangan Kualitas Sumber Daya Manusia


Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa pendidikan merupakan salah satu
faktor penting dalam pembangunan masyarakat. Terlebih untuk bidang sumber daya
manusia. Dimana dengan adanya pendidikan yang baik, seseorang bisa meningkatkan
status sosial mereka dan membuat hidupnya lebih sejahtera. Namun, tidak semua
masyarakat dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas. Nah, antara masyarakat
desa dan masyarakat kota juga terjadi kesenjangan pendidikan. Dimana pendidikan
yang ada di kota lebih berkualitas dan mudah di akses. Sedangkan masyarakat yang
ada di desa masih kesulitan dalam mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Apalagi
infrastruktur dan jaringan komunikasi di desa masih sangat minim. Oleh karena itu,
hal tersebut menciptakan adanya kesenjangan sosial di bidang pendidikan dan kualitas
SDM. Masyarakat desa yang tidak memperoleh pendidikan yang berkualitas, tentu
akan kalah saing dengan masyarakat kota. Peluang dan potensi mereka untuk
mendapatkan pekerjaan juga sangat kecil. Sehingga mereka akan kesulitan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup keluarganya.
3. Kesenjangan Ekonomi Antar Kelompok Masyarakat
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan adanya kesenjangan ekonomi.
Salah satunya adalah tidak meratanya pembangunan antar daerah. Selain itu,
menurunnya pendapatan per kapita akibat pertumbuhan penduduk juga bisa
mempengaruhi adanya kesenjangan ekonomi. Hal tersebut terjadi karena
pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi akan berpengaruh pada tingkat
produktivitas. Dengan adanya pembangunan yang tidak merata. Maka akan ada
masyarakat yang kesulitan dalam memperoleh pelayanan dasar. Mulai dari
pendidikan, kesehatan, air bersih, dan juga sanitasi.
Seperti yang sudah dibahas di atas, bahwa kualitas pendidikan dapat berpengaruh
pada kualitas diri seseorang atau SDM. Masyarakat yang tidak memiliki keterampilan
akan terjebak di dalam pekerjaan dengan penghasilan yang rendah. Oleh karena itu,
mereka akan kesulitan dalam mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Selain itu,
tingginya tingkat pertumbuhan penduduk juga dapat membuat masyarakat semakin
susah memperoleh pekerjaan. Hal tersebut dapat diperparah dengan adanya pengaruh
urbanisasi yang bisa menyebabkan tidak meratanya persebaran penduduk. Dengan
begitu, akan ada banyak masyarakat desa yang memutuskan untuk pergi dan mencari
pekerjaan di kota. Mereka nekat mencari pekerjaan di kota dengan keterampilan
seadanya. Namun berharap agar bisa memperbaiki kesejahteraan hidup dengan cara
bekerja di kota. Akan tetapi, dengan banyaknya pesaing dari kota, akan membuat
masyarakat desa tadi menjadi kalah dan tersingkir. Kondisi tersebut pada akhirnya
akan membuat mereka memperoleh nasib yang lebih buruk dari sebelumnya.

4. Kesenjangan Penyebaran Aset Swasta


Aset adalah salah satu bentuk kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan
atau perseorangan. Kekayaan tersebut dapat berupa bangunan, uang tunai, mesin
produksi, atau hak kuasa. Sampai sekarang, aset yang dimiliki oleh badan usaha
masih sangat berpusat di usaha dengan skala yang besar. Padahal, tenaga kerja yang
tersedia di Indonesia lebih banyak bekerja di usaha mikro kecil hingga menengah. Hal
tersebut akan menyebabkan usaha kecil dan menengah menjadi sulit berkembang.
Bahkan, ada banyak usaha-usaha mikro yang akhirnya bangkrut karena minimnya
modal dan juga aset.

5. Kesenjangan Antar Wilayah dan Subwilayah


Apakah kamu pernah berkunjung ke suatu wilayah yang masih memiliki
fasilitas yang terbatas? Misalnya, wilayah tersebut masih minim penerangan, sinyal
internet, air bersih, transportasi, dan juga jasa antar jemput barang secara online.
Sementara itu, kamu sudah tinggal di daerah yang memiliki akses-akses semacam itu.
Tentu kamu akan merasakan bagaimana susahnya hidup dengan keadaan yang serba
kekurangan bukan? Nah, biasanya hal tersebut terjadi di daerah-daerah yang masih
pelosok. Sebenarnya, pembangunan yang tidak merata disebabkan oleh beberapa hal.
Mulai dari keadaan geografis dan sumber daya alam serta manusia. Akibatnya, setiap
daerah memiliki kemampuan pembangunan yang berbeda-beda dan hal inilah yang
menyebabkan adanya kesenjangan sosial.
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Stratifikasi Sosial dan Kesenjangan Sosial

A. Faktor Penyebab Terjadinya Stratifikasi Sosial

Dalam suatu kehidupan masyarakat memiliki yang dihargai dan bernilai bisa
berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, prestesi, keaslian keanggotaan
masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda bedakan penghargaan terhadap
suatu yang dimiliki tersbut pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat.
Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat atau seseorang terhadap sesuatu
yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang
hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidakmemiliki sama sekali, maka mereka
mempunyai kedudukan dan lapisan rendah.
Terjadinya sistem lapisan-lapisan dalam masyarakat dapat terjadi dengan
sendirinya, atau sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. System lapisan
social yang sengaja disusun biasanya mengacu kepada pembagian kekuasaan dan
wewenang yang resmi dalam organisasi formal. Agar dalam masyarakat manusia hidup
dengan teratur, maka kekuasaan dan wewenang yang ada harus dibagi-bagi dengan
teratur dalam suatu organisasi vertical atau horizontal. Bila tidak kemungkinan besar
terjadi pertentangan yang dapat membahayakan keutuhan masyarakat.
Sifat dari system pelapisan masyarakat ada yang tertutup dan ada yang terbuka.
Yang bersifat tidak memungkinkan pindahnya orang orang dan suatu lapisan ke lapisan
lain, baik gerak pindahnya ke atas maupun ke bawah. Keanggotan dari suatu lapisan
tertutup, diperoleh dari atau memulai kelahiran. System lapisan tertutup dapat dilihat
pada masyarakat yang berkasta, suatu masyarakat yang feodal, atau pada masyarakat
yang system pelapisannya ditentukan oleh perbedaan rasial. Pada Masyarakat yang
system pelapisannya bersifat terbuka, setiap anggota mempunyai kesempatan buat
berusaha dengan kecakapannya sendiri untuk naik lapisan social, atau kalau tidak
beruntung, dapat jatuh kelapisan bawahnya.
Beberapa kriteria yang menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial:
1. Ukuran Kekayaan
Seseorang yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan
teratas kekayaan tersebut dapat dilihat melalui ukuran rumah, kendaraan pribadi, luas
kepemilikan tanah, cara berpakaian, dan lain-lain
2. Ukuran Kekuasaan
Seseorang yang memiliki wewenang terbesar menempati lapisan paling atas,
misalnya saja seorang Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota atau yang
paling rendah Ketua Rukun Tetangga (RT)
3. Ukuran Kehormatan
Seseorang yang di hormati dan segani secara social dalam masyarakat
biasanya menduduki tempat paling tinggi dalam sebuah masyarakat, terutama dalam
masyarkat yang masih tradisional. Biasanya mereka adalah kelompok ulama/kyai,
ustadz, tokoh/kepala suku, orang tua atau seseorang yang memiliki jasa terhadap
masyarakat dalam hal ini seorang pahlawan
4. Ukuran Ilmu Pengetahuan Umumnya
Seorang atau kelompok yang memiliki derajat Pendidikan yang tinggi
biasanya menduudki posisi tertinggi dalam masyarakat. Misalnya seorang sarjana
lebih tinggi posisinya ketimbang seorang lulusan Sekolah Menengah Atas atau
SLTA/SLTP. Namun ukuran ini terkadang menyebabkan terjadi efek negatif karena
dalam kenyataan masyarakat sekarang bahwa kualitas atau mutu ilmu
pengetahuannya tidak lagi menjadi ukuran, melainkan ukuran gelar yang
disandangnya, dan ukuran ini bersifat limitative

B. Faktor Penyebab Terjadinya Kesenjangan Sosial

Ada 5 faktor penyebab kesenjangan sosial, antara lain perbedaan sumber daya
alam, kebijakan pemerintah, pengaruh globalisasi, demograf serta kondisi dan letak
geografis.

1. Perbedaan Sumber Daya Alam


Masalah sumber daya alam menjadi salah satu faktor utama di Negara atau
wilayah tertentu mengalami kesenjangan sosial. Seperti yang sudah disinggung
sebelumnya, bahwasanya sumber daya alam menjadi penentu utama terjadinya
kesenjangan sosial.
Sebut saja di kota A memiliki potensi dan sumber daya alam yang luar biasa.
Kemudian sumber daya alam tersebut dikelola, dan dimanfaatkan secara bijak dan
tepat. Maka masyarakat sekitar pun akan merasakan manfaatnya. Setidaknya dari segi
perekonomian menjadi lebih baik. Distribusi perekonomian juga berjalan. Jika terjadi
seperti ini, maka kota A bisa menjadi kota yang maju. Secara pendapatan ekonomi pun
mengalami perputaran. Sebaliknya, jika kota B secara sumber daya alam
SEBENARNYA sangat potensial. Namun karena kurangnya kreativitas dan inisiatif.
Maka kota tersebut akan menjadi daerah yang mengalami disparitas daerah. Banyak
masyarakat yang miskin, dan roda perekonomian pun terbilang lambat bahkan jalan
ditempat.

2. Kebijakan Pemerintah
Ternyata masalah kebijakan pemerintah juga menjadi faktor utama terjadinya
kesenjangan sosial loh. Maka tidak heran jika menjadi Kepala Negara itu harus
berhati-hati. Jika salah melakukan analisis, maka rakyat yang mengalami dampak
terburuknya. Contoh kasus terjadinya kesenjangan sosial yang dibuat pemerintah,
adalah aturan pemberlakuan PPKM selama beberapa bulan akibat covid-19.
Dampaknya, pertumbuhan ekonomi macet total. Banyak pedagang yang harus gulung
tikar, banyak karyawan yang dirumahkan dan di PHK. Maka secara otomatis, semakin
banyak orang-orang miskin baru.

3. Pengaruh Globalisasi
Kesenjangan sosial yang saat ini paling kita rasakan adalah kesenjangan sosial
akibat pengaruh globalisasi. Teknologi berkembang cepat. Bahkan, metode jual beli
yang dulu dilakukan secara offline (datang langsung ke toko) sekarang beralih serba
online. Bagi yang gagap dan tidak dapat mengikuti tren, maka akan tergilas dan
tertinggal. Bagi yang mampu mengimbangi globalisasi, mereka akan tetap bertahan
dalam dunia bisnis mereka. Apalagi sekarang ada istilah content creator youtube,
banyak Orang Kaya Baru (OKB) yang mendapatkan penghasilan dari youtube. Tidak
perlu pergi kemana-mana hanya buat konten, bermain-main dan edit video, maka uang
datang sendiri. Jumlahnya pun cukup fantastis bagi yang memiliki banyak
pengikutnya. Maka tidak heran jika orang-orang yang tidak memiliki keterampilan,
kreativitas akan tertinggal, semakin sulit mendapatkan uang.
4. Demografis
Faktor kesenjangan sosial demografis lebih menekankan pada kualitas
masyarakat yang tinggal disuatu daerah. Sebut saja daerah A yang memiliki kesadaran
akan pendidikan, kesadaran untuk kesehatan, dan kesadaran untuk membuka lapangan
kerja (meski kecil), serta struktur kependudukan yang sudah memiliki wawasan maju.
Maka lebih mudah membuka kesempatan baru. Sehingga mampu mendapatkan
penghasilan lewat kapasitas dan ilmu mereka. Sementara daerah yang tidak memiliki
kesempatan pada pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja akan mengalami kesulitan
secara finansial. Secara sederhana, demografis yang dinamis mampu menekan
terjadinya kesenjangan sosial, sementara demografis yang cenderung kolot sulit
berkembang.
5. Kondisi dan Letak Geografis
Faktor kesenjangan sosial yang paling umum dipengaruhi oleh kondisi dan
letak geografis. Contohnya di pulau Jawa. Sebagai pulau terpadat dan didatangi dari
berbagai pulau di Indonesia bahkan berbagai Negara. Maka dari segi pembangunan
dan infrastruktur lebih memadai. Karena memang banyak stakeholder yang tinggal
disitu dan memiliki kepentingan, dana dan tenaga banyak. Sementara di beberapa
pulau lain, dari infrastruktur ala kadarnya. Karena memang dari segi sumber daya
manusia, mobilitas dan kepentingannya pun juga berbeda. Sehingga ketika
disandingkan dan dibandingkan, terjadi kesenjangan.

2.4 Dampak dari Stratifikasi dan Kesenjangan Sosial serta Cara Mengatasinya

A. Dampak Kesenjangan Sosial


Kesenjangan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai tindak kriminal jika tidak segera
dikendalikan atau diatasi. Berikut adalah beberapa dampak kessenjangan social yang
terjadi di masyarakat :
1. Meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan
2. Munculnya berbagai tindak kejahatan
3. Kesulitan mencari SDM yang handal dan berkualitas
4. Target pasar menjadi tidak jelas

B. Dampak Stratifikasi Sosial


1. Konflik di antara kelas
Dimasyarakat terdapat sebuah tingkatan sosial berdasarkan kependidikan,
kekuasaan dan kekayaan. Kelompok-kelompok tersebut dikenal sebagai kelas sosial.
Jika terdapat sebuah perbedaan kepentingan diantara kelas sosial maka konflik antar
kelas akan muncul. Misalnya, demonstrasi yang dilakukan buruh untuk menuntut
kewajiban dari perusahaan.
2. Konflik di antara kelompok social
Masyarakat yang majemuk dan beragam bisa menjadi latar belakang
munculnya kelompok sosial. Beberapa kelompok sosial terbentuk berdasarkan
agama, ras, suku, ideologi, atau profesi. Hal tersebut bisa memunculkan keinginan
untuk menguasai kelompok sosial lainnya yang dilakukan dengan cara pemaksaan
yang mengakibatkan konflik kelompok sosial.
3. Konflik antargenerasi
Konflik ini bisa terjadi apabila generasi tua yang berusaha untuk
mempertahankan adat serta nilai yang sudah lama berlaku dengan generasi muda
yang ingin melakukan perubahan yang dilakukan secara modern. Misalnya,
hilangnya sopan santun atau tidak digunakannya musyawarah sebagai cara untuk
mengambil keputusan.

A. Cara Mengatasi Kesenjangan Sosial


1. Peningkatan kualitas penduduk
Masyarakat Indonesia memiliki keanekaragaman dari karakteristiknya.
Keanekaraman itu ternyata bisa menjadi faktor yang menimbulkan kesenjangan. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang ada yang dapat dilakukan dengan upaya upaya berikut:
a. Memperbaiki kualitas Pendidikan agar setiap anak memiliki kemudahan akses
untuk memperoleh Pendidikan
b. Meningkatkan fasilitas Kesehatan, baik tenaga medis maupun pelayanan
Kesehatan
c. Melakukan pembedayaan kelompok masyarakat, seperti memberikan penyuluhan
atau pengarahan pada masyarakat
d. Pemberian modal bagi UMKM yang membutuhkannya untuk mendirikan usaha
sebagai alternatif mata pencaharian
2. Mobilitas penduduk
Pengertian mobilitas erat kaitannya dengan perpindahan atau perubahan
gerak. Perpindahan disini berarti pindahnya sekelompok orang (penduduk) dari suatu
daerah ke daerah lainnya. Tujuan utama mobilitas adalah untuk mengendalikan
jumlah penduduk di suatu daerah, karena jumlah penduduk yang terlalu padat akan
menimbulkan kesenjangan
3. Menciptakan peluang pekerjaan
Indonesia merupakan salah satu negara padat penduduk. Jika tidak diimbangi
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang memadai, maka akan banyak pengangguran.
Memperluas peluang pekerjaan akan membantu mengurangi munculnya pembeda
antara si kaya dan si miskin

B. Cara Mengatasi Stratifikasi Sosial


1. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan
bangsa yanag terdiri dari berbagai suku, Bahasa, agama, dan adat. Hal ini mewajibkan
kita Bersatu sebagai bangsa Indonesia.
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa unggul dari bangsa
lain. Nasionalisme mengajarkan kita untuk senantiasa menghargai bangsa lain, yaitu
dengan cara tidak memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain.
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan dan
tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya, dan dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
4. Prinsip Wawasan Nusantara
Prinsip wawasan Nusantara mengajarkan kepada kita bahwa kedudukan
manusia di Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, social budaya,
ekonomi, serta pertahanan keamanan yang sama. Sehingga dengan mengetahui
wawasan tersebut, masyarakat Indonesia akan merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita cita
pembangunan nasional.
5. Prinsip Persatuan Pengembangan untuk Mewujudkan Cita Cita Reformasi
Prinsip ini dilandasi oleh semangat persatuan Indonesia dalam mengisi
kemerdekaan, yaitu dengan melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil
dan Makmur.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Stratifikasi pendidikan atau pelapisan sosial muncul dengan sendirinya bersamaan
dengan proses pertumbuhan masyarakat. Pelapisan sosial ini muncul menjadi seperti
pembatas antara suatu golongan dengan golongan tertentu. Misalnya munculnya golongan
kaya, miskin. Didalam pembatasan ini akan muncul sikap dimana suatu golongan hanya mau
bergaul dengan golongannya. Tetapi tidak selalu demikian, kadang-kadang ada yang tetap
mau bergaul diluar golongannya, semua itu tergantung kepada individunya masing-masing.
Gotong royong sudah muncul di dalam masyarakat Indonesia sejak bertahun tahun
lalu. Gotong royong muncul membawa nilai-nilai yang baik di dalam kehidupan ini. Nilai-nilai
tersebut sudah menjadi suatu hal yang sepertinya menjadi suatu hal yang baik di dalam
kehidupan ini. Sifat gotong royong ini mengajarkan tentang nilai kebersamaan dan saling
tolong menolong tanpa mengharapkan imbalan. Masyarakat Indonesia sendiri pada dasarnya
memang sangat menghargai prinsip-prinsip hidup bersama dan saling mengasihi gotong
royong pun tercipta karena prinsip kebersamaan ini.

1.2 Saran
A. Saran Dari Kesenjangan Sosial
1. Program pengentasan kemiskinan sebaiknya lebih berorientasi pada pemerataan pendapatan
agar kesenjangan sosial tidak semakin timpang dan permasalahan kemiskinan tidak semakin
rumit.
2. Dalam menjalankan program pengentasan kemiskinan, harus ada kerjasama antara
pemerintah, masyarakat dan swasta dengan cara mengakomodir program pengentasan
kemiskinan agar tepat sasaran
3. Untuk mendapatkan profesionalitas pelaksana program, perlu di terapkan sistem tenaga
fungsional sebagaimana pelaksana program pengentasan kemiskinan itu di akui sebagai tenaga
professional dan mendapat tunjangan fungsional/tunjangan profesi.
4. Tahapan dalam pelaksanaan perlu dirampingkan agar tidak terlalu berbelit sehingga
masyarakat bisa mengaksesnya dengan lebih baik.

B. Saran Dari Stratifikasi Sosial


Bagi mahasiswa untuk lebih dewasa menyikapi adanya stratifikasi sosial karena startifikasi sosial
diperlukan dalam lingkungan masyarakat dan berperan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
dengan adanya kelas atas dan kelas bawah serta pemerintah harus berperan besar tentang adanya
stratifikasi sosial di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Salsabila, N. (2022, 05 25) Memahami Stratifikasi Sosial Melalui Bentuk, Sifat, dan
Fungsinya. https://www.brainacademy.id/blog/stratifikasi-sosial

Pakdosen (2022, 11 09) Stratifikasi Sosial. https://pakdosen.co.id/stratifikasi-sosial

(2016, 11 22) Makalah Kesenjangan Sosial.


https://www.makalah.my.id/2016/11/makalah-kesenjangan-sosial.html

Sasa, S. (2019, 03 10) Makalah Kesenjangan Sosial


https://underpapers.blogspot.com/2019/03/makalah-kesenjangan-sosial.html

(2014, 11 13) Stratifikasi Sosial di Negara Indonesia


https://www.kompasiana.com/mizukataru416/54f93c20a3331112678b4bf8/stratifikasi-
sosial-di-negara-indonesia

https://apayangkamu.com/jelaskan-hubungan-antara-stratifikasi-sosial-dengan-
kesenjangan-sosial/amp

(2020, 01 20) Pendidikan dan Stratifikasi Sosial


https://www.kompasiana.com/adma087183/5e24aeb5097f365438053282/pendidikan-
dan-stratifikasi-sosial

Syah, R.T.D. (2020, 07 30) Kesenjangan Sosial : Pengertian, Dampak, dan Cara
Mengatasinya https://www.linovhr.com/kesenjangan-sosial/

Dwi, L.F (2022, 03 18) Faktor Penyebab dan Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial.
https://katadata.co.id/agung/berita/623449123f0df/faktor-penyebab-dan-upaya-
mengatasi-ketimpangan-sosial

Laeli, N.A Pengertian Kesenjangan Sosial: Bentuk, Faktor, Dampak, dan Solusinya.
https://www.gramedia.com/literasi/kesenjangan-sosial/

Citizen. (2022, 09 06) Bentuk-bentuk Kesenjangan Sosial dan Contohnya.


https://celebesmedia.id/citizen/artikel/1007060922/bentuk-bentuk-kesenjangan-sosial-
dan-contohnya

Anda mungkin juga menyukai