Anda di halaman 1dari 12

BENTUK-BENTUK BADAN USAHA DI INDONESIA

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi mata kuliah ekonomi bisnis dari
Dosen Hj. Yayan Mulyana, S.Sos, M.Si.

Disusun oleh :
1. Abdul Haris 222040013
2. Annisa Vega R.H.K.P. 222040048
3. Aulia Zharifah A.P. 222040041
4. Ardhika Dhiyaulhayat 222040032
5. Amalia 222040045
6. Azriel Bilal R. 222040017
7. Assyfa Dewi 222040016
8. Aghniya Nurlatifah 222040039
9. Cindy Nursypa 222040042

PRODI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan kasih karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Bentuk-Bentuk Badan Usaha Di Indonesia”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Ekonomi Bisnis. Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk
mengembangkan makalah ini agar dapat menambah wawasan bagi para pembacanya serta
dapat diterima dan bernilai positif bagi semua pihak.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyusun makalah ini, tertutama kepada :
- Hj. Yayan Mulyana, S.Sos, M.Si. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Bisnis
- Anggota kelompok satu selaku tim penyusun makalah
- Semua pihak yang telah membantu dari awal hingga akhir, yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Semoga apa yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi pembaca serta
rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Universitas Pasundan.

Bandung, 27 Maret 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
3. Tujuan................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
1. Pengertian Badan Usaha dan Proses Pendiriannya ........................................................... 2
2. Bentuk-bentuk Badan Usaha .............................................................................................. 3
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 8
1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 8
2. Saran ............................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Badan usaha merupakan suatu usaha yang menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan
mencari keuntungan atau laba sebesar-besarnya. Dalam mempertahankan kelangsungan
usahanya dan untuk memperoleh laba tersebut, badan usaha tidak lepas dari masalah tenaga
kerja atau sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu
tercapainya tujuan organisasi. Selain itu sumber daya manusia merupakan modal yang
terpenting dalam perusahaan karena pengetahuan yang mereka miliki. Sumber daya manusia
juga merupakan penggerak utama atas kelancaran proses produksi bahkan jalannya
perusahaan. Mengingat sangat pentingnya sumberdaya manusia dalam suatu organisasi maka
masalah karyawan perlu mendapat perhatian dari perusahaan. Banyak usaha yang dilakukan
perusahaan untuk memelihara serta menumbuhkan loyalitas, tanggung jawab dan semangat
kerja karyawan antara lain dengan pemberian berbagai macam bentuk balas jasa. Balas jasa
bisa merupakan salah satu alat untuk memenuhi salah satu atau beberapa kebutuhan karyawan.
Tujuan perseorangan atau individu didalam setiap organisasi berpengaruh dalam menentukan
tercapai tidaknya tujuan yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Karena itu
bilamana tujuan-tujuan perseorangan dalam organisasi mendapat perhatian setepatnya atau
mendapat pemuasan sepantasnya, maka semakin terarah dan efektif kegiatan-kegiatan yang
mereka lakukan.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian badan usaha dan bagaimana proses pendiriannya?
2. Apa saja bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu badan usaha dan bagaimana proses pendiriannya
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Badan Usaha dan Proses Pendiriannya


Badan usaha dapat diartikan sebagai satu kesatuan organisasi yang melakukan proses
produksi untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan tujuan mencari laba. Definisi lain dari
badan usaha yaitu sebagai kesatuan yuridis, teknis dan ekonomis yang mempunyai tujuan untuk
mencari keuntungan. Disebut kesatuan yuridis karena badan usaha umumnya berbadan hukum.
Disebut kesatuan ekonomis karena faktor-faktor produksi yang terdiri dari atas sumber daya
alam, modal, dan tenaga kerja yang dikombinasikan untuk mendapat laba atau memberi
layanan kepada masyarakat. Badan usaha pada umumnya dimiliki oleh pihak swasta. Jadi
secara garis besar Badan usaha merupakan suatu kesatuan organisasi yang mempunyai tujuan
untuk mendapatkan laba atau keuntungan.
Meski badan usaha memiliki legalitas dan prosedur pendirian masing-masing, cara
pendiriannya memiliki kesamaan dan bisa dikerucutkan dalam langkah-langkah umum.
Berikut cara umum mendirikan badan usaha, baik berbentuk hukum maupun non-hukum.

1. Pembuatan Akta Perusahaan


Akta perusahaan merupakan dokumen yang dibuat dan disahkan oleh notaris terkait
dengan usaha untuk mendirikan sebuah perusahaan, baik itu perusahaan yang berbadan hukum
maupun perusahaan yang tidak berbadan hukum. Akta perusahaan ini berisi informasi lengkap
tentang usaha yang dijalankan, mulai dari nama perusahaan, bergerak di bidang apa, nama
pemilik modal, besaran modal dasar dan disetor serta struktur pengurus perusahaan (direktur,
komisaris, dll).
Akta pendirian perusahaan ini harus dibuatdan ditandatangani oleh notaris yang
berwenang di seluruh wilayah Indonesia. Pembuatannya adalah dengan menyertakan fotokopi
KTP pendiri. Selanjutnya, akan mendapatkan SK Pengesahan Akta Pendirian Perusahaan dari
Kementerian Hukum dan HAM. Meskipun dalam prakteknya ada beberapa badan usaha yang
tidak harus memiliki akta perusahaan, akan tetapi saat ini akte menjadi penting dimiliki karena
akta adalah identitas dari usaha yang dijalankan.

2. Mendapatkan Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)


Surat ini dibuat dan dikeluarkan oleh kantor kelurahan/desa dimana perusahaan berada.
Berdasarkan surat ini, Camat akan menerbitkan surat keterangan yang sama. Persyaratan untuk
mendapatkan SKDU adalah fotokopi PBB tahun terakhir, Perjanjian Sewa atau kontrak tempat
usaha bagi yang berdomisili bukan di gedung perkantoran, KTP direktur, serta IMB jika PT
tidak berada di gedung perkantoran.
Perkembangan terbaru adalah bahwa Pemerintah Daerah sudah diperintahkan untuk
tidak lagi mengeluarkan dokumen SKDU dan Izin Gangguan dalam rangka kemudahan
pelayanan perizinan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.19/2017 dan Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 503/6491/SJ pada 17 Juli 2019. Dalam prakteknya
secara umum, dokumen ini digantikan dengan Surat Pernyataan Domisili Usaha (SPDU) yang
dibuat sendiri oleh pemohon perizinan (pemilik dan penanggung jawab utama suatu usaha).

2
3. Mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya disingkat NPWP adalah nomor yang
diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya. Untuk mendapatkan NPWP Badan Usaha, yang diperlukan
adalah salinan akte perusahaan dan surat keterangan domisili. Permohonan pendaftaran NPWP
diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili Badan
Usaha. Persyaratan lain yang dibutuhkan: NPWP pendiri badan usaha, photocopy KTP
Direktur (atau photocopy Paspor bagi WNA, khusus PT PMA), SKDU, dan akta pendirian
badan.

4. Mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB)


Nomor Induk Berusaha (NIB) yang merupakan identitas pelaku usaha yang diterbitkan
oleh Lembaga OSS setelah pelaku usaha melakukan pendaftaran yang berbentuk 13 (tiga belas)
digit angka acak yang diberi pengaman dan disertai dengan tanda tangan elektronik. NIB ini
berlaku sebagai Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Angka Pengenal Importir (API) dan Akses
Kepabeanan. Tidak ada perbedaan proses pengajuan NIB di OSS baik untuk perusahaan
perorangan, badan usaha, dan badan hukum. Dengan memiliki NIB, maka usaha sahabat sudah
terdaftar. Setelah berhasil mendapatkan NIB, maka proses selanjutnya di OSS adalah
mendapatkan Izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional termasuk untuk pemenuhan
persyaratan Izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional. Yang perlu diperhatikan, dalam
permohonan melalui Lembaga OSS pelaku usaha wajib memiliki akta perusahaan beserta
perubahannya yang masuk dalam sistem administrasi badan usaha Kemenkumham, NPWP dan
IMB.

2. Bentuk-bentuk Badan Usaha


a. Bentuk Pemilikan Bisnis Di Indonesia
Pemilihan bentuk kepemilikan bisnis merupakan langkah awal dalam
menjalankan usaha bisnis. Sebab, berhasil tidaknya bisnis yang dijalankan juga
tergantung dari keputusan tersebut. Bentuk kepemilikan bisnis yang dikatakan
berbentuk badan hukum dan tidak berbadan hukum.
Yang dimaksud dengan bentuk badan hukum yaitu badan usaha yang memiliki
kekayaan tersendiri, pisah dari harta kekayaan para pendirinya atau para pengurusnya.

➢ Usaha yang berbentuk badan hukum:


- Perseroan Terbatas (PT)
- Koperasi
- Yayasan

➢ Usaha yang tidak berbentuk badan hukum:


- Badan Usaha Perseorangan
- Persekutuan Firma
- Persekutuan Komanditer (CV)

3
➢ Bentuk kepemilikan bisnis antara lain:
- Perusahaan Perseorangan
- Firma
- Persekutuan Komanditer (CV)
- Perseroan Terbatas (PT)
- BUMN
- Koperasi
- Yayasan

b. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan suatu bisnis yang dimiliki dan dikelola
oleh seorang individu atau dimiliki oleh seorang saja. Orang tersebut menjalankan
usahanya untuk mendapat keuntungan dari bisnisnya. Pemimpin dalam perusahaan ini
merupakan pemilik dan mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas. Contoh
perusahaan perseorangan: usaha bengkel, pertokoan, bioskop, karaoke, dan sebagainya.

➢ Kelebihan bisnis perseorangan:


1) Mudah untuk memulai
2) Adanya kebebasan dan fleksibilitas
3) Pemilik memiliki laba
4) Kerahasiaan usaha relative lebih terjamin
5) Mudah untuk membubarkan

➢ Kelemahan bisnis perseorangan:


1) Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
2) Keterbatasan dalam kemampuan managerial
3) Keterbatasan sumber keuangan
4) Kesulitan dalam menyewa dan mempertahankan pekerja yang baik

c. Firma
Bentuk bisnis firma merupakan satu persekutuan untuk menjalankan usaha
antara dua orang atau lebih dengan nama bersama. Tanggung jawab masing-masing
anggota firma tidak terbatas, sedangkan keuntungan dan kerugian dibagi bersama.
Firma didirikan dengan akte notaris, yang didaftarkan pada panitera pengadilan
setempat dan diumumkan dalam Berita Negara.
Permodalan berasal dari pemilik dengan suatu jumlah yang diatur bersama dan
kemungkinan hanya ada yang memasukan keahlian kedalam firma. Untuk anggota
yang hanya memasukan keahlian, bagian labanya sama dengan anggota yang menyetor
modal paling kecil. Jika dilihat dari ketentuan pasal 16 KUHD, letak kekhususan firma
adalah unsur formal dan unsur materil. Unsur formal dalam firma adalah:
1) Menjalankan perusahaan yang memenuhi syarat, terang-terangan, terus-menerus,
dan mencari untung.
2) Memakai nama bersama.
Unsur materil adalah tanggung jawab tiap- tiap peserta secara pribadi untuk seluruhnya
mengenai perserikatan- perserikatan persekutuan.

4
➢ Kelebihan firma:
1) Jumlah modal relatif lebih besar dibandingkan usaha perseorangan.
2) Kemampuan organisasi dan manajemen lebih besar.
3) Lebih mudah memperoleh kredit
4) Pendiriannya relative mudah

➢ Kekurangan firma:
1) Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
2) Kelangsungan usaha relatif tidak menentu.

d. CV (Commanditer Vennootschap)
Persekutuan komanditer (Commanditaire Vennootschaap/CV) dalah suatu
perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama antara orang- orang yang bersedia
memimpin, mengatur perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan kekayaan
pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman tidakbersedia memimpin
perusahaan serta bertanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikut sertakan dalam
perusahaan tersebut.
Bentuk usaha ini mempunyai dua jenis anggota, yaitu:
1) Anggota pengurus, yang bertanggung jawab penuh dengan seluruh harta bendanya.
2) Anggota komanditer, yang bertanggung jawab terbatas sebesar modal yang
disetornya.
Peserta komanditer tidak boleh mejalankan pekerjaan kepengurusan. Jika dia turut
dalam kepengurusan, maka dia akan bertanggung jawab dengan seluruh hartanya. CV
ini didirikan dengan akte notaries, dan didaftarkan pada Pengadilan Negeri setempat.

➢ Kelebihan bentuk kepemilikan bisnis CV, antara lain:


1) Modal yang terkumpul relative besar.
2) Relative mudah memperoleh pinjaman modal.
3) Kemampuan manajemen lebih besar.
4) Pendiriannya relative mudah.

➢ Sedangkan kekurangannya adalah:


1) Sebagian sekutu mempunyai tanggung jawab tidak terbatas
2) Kelangsungan hidup perusahaan relative tidak menentu
3) Sulit untuk menarik kembali modal yang sudah ditanamkan dalam bisnis,
terutama bagi sekutu pimpinan.

e. PT (Perseroan Terbatas)
Perseroan Terbatas (PT) yang juga disebut Naamloze Vennooschap
(NV) merupakan bentuk perusahaan yang terdiri atas pemegang saham yang
mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap hutang-hutang perusahaan sebesar mudal
yang disetor.
Perseroan terbatas ini merupakan organisasi berwatak kapitalis yang bertujuan
mencari keuntungan. Modalnya ditetapkan lebih dahulu dan dibagi-bagi dalam saham.
Saham itu dijual kepada siapa saja yang berminat, tanpa memperhatikan sifat-sifat
orang yang bersangkutan. Pada umumnya saham itu diperjualbelikan sehingga
kepemilikan PT dengan mudah dipindahtangankan.

5
Saham yang dikeluarkan PT pada prinsipnya dapat digolongkan ka dalam dua jenis
saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (prefered stock).
Ciri-ciri PT sebgai berikut:
1. Didirikan dengan akta notaries dan disahkan oleh Departemen Kehakiman.
2. Merupakan persekutuan modal.
3. Tak langsung mengerjakan kepentingan anggota dan anggotanya bersifat
menunggu.
4. Maju mundurnya usaha tergantung pada kecakapan direksinya.
5. Hak suara dan rapat anggota seimbang dengan besar kecilnya saham yang
dipegang anggota masing-masing.
6. Besar kecilnya keuntungan tergantung kepada jumlah saham yang dimiliki
anggota.
7. Pada umumnya acuh tak acuh terhadap kesejahteraan masyarakat.

➢ Kelebihan PT:
1) Tanggung jawab yang terbatas dari pemegang saham.
2) Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin.
3) Relative mudah memperoleh modal.
4) Manajemen yang kuat dan lebih besar.
5) Mudah untuk memindahkan hak milik perusahaan dengan menjual sahamnya
kepada pihak lain.

➢ Keburukan PT:
1) Pendirian perusahan relative sulit.
2) Biaya pendirian perusahan relative besar.
3) Pendirian relative lama.
4) Rahasia perusahaan relative kurang terjamin.

f. Koperasi
Usaha koperasi disusun oleh anggota dan untuk anggota. Pimpinan dalam
koperasi disebut pengurus yang dipilih oleh anggota dalam masa jabatan tertentu.
Dikatakan bahwa koperasi tumbuh dari golongan lemah, bersatu guna memenuhi
kebutuhan bersama. Usaha koperasi lebih banyak bersifat sosial menolong anggota dari
pada mencari untung yang sebesar-besarnya.
Dalam sejarah perkembangan koperasi di Negara kita ada UU yang mengatur
gerakan koperasi. Undang-undang koperasi yang pertama ialah UU No 12/1967.
Kemudian UU No. 12 ini diganti dengan yang baru yaitu, UU koperasi No. 25/1992.
Menurut UU No. 12/1967 koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak sosial dan beranggota orang-orang atau badan hukum koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Menurut UU No.25/1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.

6
Bila mereka keluar, maka mereka akan mengambil simpanannya. Jenis-jenis simpanan
yaitu:
1. Simpanan pokok, yang dibayar pada waktu masuk jadi anggota.
2. Simpanan wajib, simpanan yang dibayar terus-menerus secara teratur.
3. Simpanan sukarela atau simpanan masukan.
4. Simpanan hari koperasi 12 Juli dan simpanan-simpanan khusus lainnya.

g. Yayasan
Yayasan merupakan suatu badan hukum yang hartanya terpisah dari harta-harta
pengurusnya. Menurut peradiran dan hukum, yayasan adalah suatu badan hukum, yang
bisa bertindak atas nama sendiri. Didalam yayasan jika terjadi kepailitan maka harta
pemilik tidak turut menanggung resiko, misalnya bentuk usaha PT, koperasi yayasan.
Hal tersebut tidak sama seperti organisasi yang tidak berbadan hukum, harta pemilik
dan harta organisasi tidak terpisah secara jellas seperti pada usaha perseorangan.
Pada umumnya yayasan bergerak dengan tujuan sosial seperti yayasan rumah
sakit islam, yayasan yatim piatu dan sebagainya. Guna mencapai tujuannya, yayasan
berusaha mengumpulkan atau barang-barang dari sumbangan-sumbangan, wakaf dan
lain-lain. Dalam mengumpulkan dana ini kadang-kadang yayasan mendirikan usaha-
usaha tertentu dibawah koordinasi yayasan.

7
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Badan usaha merupakan suatu kesatuan organisasi yang mempunyai tujuan
untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Bentuk kepemilikan bisnis tidak hanya
menjadi indentitas bagi sebuah perusahaan, tetapi juga membuktikan bahwa usaha
tersebut sah di mata hukum. Bentuk kepemilikan bisnis yang dikatakan berbentuk
badan hukum dan tidak berbadan hukum.
Yang dimaksud dengan bentuk badan hukum yaitu badan usaha yang memiliki
kekayaan tersendiri, pisah dari harta kekayaan para pendirinya atau para pengurusnya.
Usaha yang berbentuk badan hukum:
- Perseroan Terbatas (PT)
- Koperasi
- Yayasan
Usaha yang tidak berbentuk badan hukum:
- Badan Usaha Perseorangan
- Persekutuan Firma
- Persekutuan Komanditer (CV)
Bentuk kepemilikan bisnis antara lain:
- Perusahaan Perseorangan
- Firma
- Persekutuan Komanditer (CV)
- Perseroan Terbatas (PT)
- BUMN
- Koperasi
- Yayasan

2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami sangat
menerima segala kritik dan saran yang membangun sangat agar kami dapat
memperbaiki segala kekurangan dalam penulisan makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dararizki Kinanth. 2021. Langkah Pendirian Badan Usaha. Diakses pada :


https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/langkah-pendirian-badan-usaha/

Anonim. (TT). Badan Usaha dalam Perekonomian Indonesia. Diakses pada :


https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Badan%20Usaha%20Dalam%20Pe
rekonomian/menu3.html

Anonim. (TT). Bab 2 Bentuk Kepemilikan Bisnis. Diakses pada :


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.dinus.ac.id/doc
s/ajar/BAB_2_BENTUK_KEPEMILIKAN_BISNIS.docx&ved=2ahUKEwi3-b-YjYD-
AhXOSWwGHdw3AxEQFnoECCkQAQ&usg=AOvVaw2CzA8PC7DqQNGJXG-nhr2D

Anda mungkin juga menyukai