Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis
Dosen Pengampu : H Rois Arifin, SE MM
Disusun oleh :
1. Urmila wilni maulidia (22201081394)
2. Zahro Putri Surya Dewi (22201081331)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesepurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 4
1. Latar Belakang.......................................................................................................... 5
2. Rumusan Masalah…..................................................................................................5
3. Tujuan....................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................. 6
A. Pengertian Badan Usaha………………………………………………………………………................. 6
B. Bentuk-bentuk Kepemilikan Perusahaan.................................................................. 6
1. Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum………………………………………………………………. 6
A.1 Perusahaan Perseorangan............................................................................6
A.2 Persekutuan Firma (FA) .............................................................................. 7
A.3 Persektuan Komanditer (CV )....................................................................... 7
2. Badan usaha Berbentuk Badan Hukum……………………………………………………………. 8
B.1 PT (PerseroanTerbatas)................................................................................ 8
B.2 Koperasi........................................................................................................ 9
3. Bentuk-Bentuk Penggabungan Usaha………………………........................................ 9
C.1 Trust…………………………………………………………..................................................9
C.2 Kartel………………………………………………………................................................... 9
C.3 Holding Company……………………………………………........................................... 9
4. Jenis-jenis Koperasi............................................................................................... 10
5. Pertimbangan memilih Bentuk Badan Usaha........................................................ 10
6. Alasan mengapa bentuk badan usaha perlu diketahui......................................... 11
7. Perusahaan kemitraan dan ciri-cirinya.................................................................. 11
8. Waralaba............................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP........................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi dan melengkapi tugas pengantar bisnis yang bermuatan sofskill.
2. Menjelaskan bagaimana pemilik bisnis memilih jenis bisnis yang sesuaI.
3. Memberikan informasi mengenai bentuk badan usaha.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Bentuk persorangan merupakan bentuk yang muncul pertama kali dan paling
sederhana di bidang bisnis, karena tidak terdapat pembedaan kepemilikan antara hak
milik pribadi dengan milik perusahaan. Semua kekayaan, keuntungan dan rugi dari
kegiaan bisnis menjadi milik/tanggungan pemilik secara pribadi.
Bentuk perseorangan terdapat diseluruh dunia, baik Negara maju & Negara
berkembang. Bentuk badan ini terjadi di perusahaan kecil misalnya bengkel mobil,
toko pengecer kecil, kerajinan serta jasa dan sebagainya.
Kelebihan perseorangan :
1. Peguasaan sepenuhnya keuntungan yang diperoleh
Keuntungan / rugi menjadi pemilik perusahaan (tentu setelah dipotong pajak
penghasilan)
2. Motivasi usaha yang tinggi
Mendorong usaha untuk mendatangkan keuntungan besar yang mampu
memotivasi pengembangan usaha.
3. Penanganan aspek hukum yang minimal
Memudahkan seseorang memasuki / keluar dari bisnis. Aspek hukum yang
biasanya dituntut adalah izin usaha (SIUP) & izin gangguan (HO / Hinder
Ordonaise). Kedua izin tersebut tidak sulit bahkan tidak diperlukan.
Kekurangan perseorangan :
1. Tanggung jawab keuangan tak terbatas
2. Keterbatasan kemampuan keuangan
3. Keterbatasan manajerial
4. Kontinuitas kerja karyawan terbatas
5
A.2 Persekutuan Firma(FA)
Persektuan Komanditer (CV ) adalah suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk
berusaha bersama antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur, dan
bertanggungjawab penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang
memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perrusahaan serta
bertanggungjawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan
tersebut.
Terdapat dua macam anggota yang disebut sekutu atau partner.Sekutu-sekutu
tersebut adalah:
1. Sekutu Pimpinan (General Partner)
Sekutu Pimpinan yakni anggota yang aktif dan duduk sebagai pengurus dalam
Perseroan Komanditer: biasanya modal yang disetorkan lebih besar dari anggota
yang lain. Sekutu ini bertanggungjawab secara tidak terbatas terhadap utang-utang
perusahaan.
2. Sekutu Terbatas (Limited Partner)
Anggota yang bertanggungjawabterb atas terhadap utang perusahaan sebesar
modal yang disetorkan, dan mereka tidak diperbolehkan aktif dalam perusahaan.
Kelebihan CV:
1. Modal yang terkumpul relative besar
2. Relatif mudah memperoleh kredit
6
3. Kemampuan manajemen lebih besar
4. Pendiriannya relatif mudah
Kekurangan CV:
1. Sebagian sekutu mempunyai tanggungjawab tidak terbatas
2. Kelangsungan hidup perusahaan relatif tidak menentu
3. Sulit untuk menarik kembali modalnya terutama bagi sekutu pimpinan.
B.2 Koperasi
7
Ditinjau dari arti kata koperasi yang dalam bahasa asing adalah cooperation yang
artinya kerjasama. Sedangkan dalam arti bisnis koperasi merupakan bentuk kerjasama
dari para anggota secara lebih ekonomis dengan tujuan agar dapat memenuhi
kebutuhan mereka bersama secara lebih ekonomis.
Koperasi yang dibentuk oleh para konsumen disebut koperasi konsumsi
sedangkan yang dibentuk oleh para produsen disebut koperasi produksi, yang
termasuk dalam koperasi prosuksi adalah koperasi pertanian yang lebih dikenal atau
terkenal dengan sebutan KUD (Koperasi Unit Desa)
Adapun tujuan yang terkandung dalam bentuk usaha koperasi ini adalah :
Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota.
Meningkatkan kemakmuran yang adil dan merata bagi segenap anggota-anggota
nya.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya koperasi memiliki prinsip dasar kerja yang
berbunyi: “Dari anggota, untuk anggota dan oleh anggota”. Dari prinsip kerja tersebut
koperasi bergrak untuk kepentingan para anggota-anggota nya dan pihak lain
(konsumen).
Badan usaha gabungan adalah gabungan dari beberapa badan usaha, baik itu BUMN,
Swasta, maupun koperasi. Terdapat dua macam penggabungan badan usaha yaitu:
1. Gabungan Vertikal
Badan usaha yang bergabung secara vertikal adalah badan usaha yang disatukan
karena urutan kegiatan. Misalkan perusahaan pertanian ketela dengan perusahaan
tepung tapioka. Kedua perusahaan itu kemudian bergabung menjadi satu
perusahaan. Atau gabungan perusahaan peternak ayam dengan perusahaan
penjualan ayam potong.
Keuntungan dari penggabungan secara vertikal adalah sebagai berikut:
Ketersediaan bahan dasar pasti. Karena badan usaha yang menyediakan bahan
dasar sudah menjadi bagian dari badan usaha.
Persaingan dapat dikurangi karena faktor-faktor persaingan telah berkurang.
2. Gabungan Horizontal
Badan usaha yang bergabung secara horizontal adalah penggabungan beberapa
badan usaha yang memiliki kegiatan yang sama untuk tujuan tertentu.
Berikut ini adalah beberapa nama gabungan horizontal:
Trust
Kartel
Holding company
8
C.1 Trust
Trust yaitu gabungan beberapa badan usaha yang dilebur dan disatukan menjadi
badan usaha yang baru yang lebih besar dan kuat.
C.2 Kartel
Kartel, yaitu gabungan dari beberapa badan usaha untuk tujuan tertentu. Tujuan
penggabungannya dapat berupa keseragaman harga, jumlah produksi tiap badan
usaha, dan pembagian daerah pemasaran. Kebebasan badan usaha yang bergabung
masih tetap seperti semula. Mereka hanya terikat dengan kesepakatan-kesepakatan
yang telah disetujui.
Berikut ini adalah jenis-jenis kartel :
1. Kartel daerah
Badan usaha yang bergabung membagi daerah-daerah pemasaran atau sumber
bahan mentah
2. Kartel produksi.
Badan usaha yang bergabung menetapkan kuota produksi (jumlah yang diproduksi)
tiap-tiap anggota. Pembatasan ini bertujuan untuk menghindari kelebihan produksi.
Contohnya adalah OPEC (organisasi negara pengekspor minya). Seringkali negara-
negara anggota OPEC membuat kebijakan untuk menetapkan kuota produksi
dengan tujuan meningkatkan harga minyak mentah dunia.
3. Kartel harga.
Badan usaha yang bergabung sepakat untuk menetapkan harga minimum
4. Kartel kondisi (syarat).
Badan usaha yang bergabung membuat kesepakatan tentang harga, syarat
pembayaran, dan syarat penyerahan. Tujuannya adalah untuk menyeragamkan
harga, syarat penyerahan, dan syarat pembayaran
5. Kartel pembagian keuntungan.
Badan usaha yang bergabung menetapkan besarnya keuntungan atau deviden tiap
anggota
Holding company, yaitu penggabungan badan usaha dengan badan usaha lainnya
dengan cara membeli sebagian besar saham. Badan usaha yang membeli sebagian
besar saham badan usaha dapat memengaruhi badan usaha yang dibeli di bidang
pemasaran dan keuangan.
9
Kebabasan badan usaha yang membeli saham dengan badan usaha yang
sebagian besar sahamnya dibeli masih tetap semula. Holding company muncul sebagai
jalan keluar dari undang-undang antitrust di Amerika Serikat. Contoh dari holding
company adalah PT Semen Indonesia yang merupakan gabungan dari PT Semen Gresik,
PT Semen Tonasa, PT Semen Padang dan lainnya.
10
6. Alasan mengapa bentuk badan usaha perlu diketahui
Kemitraan merupakan suatu jenis bisnis perjanjian formal yang terjadi diantara 2 orang
atau lebih yang dibuat dan disepakati untuk bisa menjadi rekan pemilik dan saling
melakukan pendistribusian tanggung jawab untuk bisa menjalankan organisasi dan berbagai
pendapatan ataupun kerugian yang terjadi dalam bisnis
Beberapa jenis kemitraan adalah sebagai berikut:
1. General partnership : kerjasama yang dilakukan secara lebih merata dan bertanggung
jawab penuh terkait hutang dan permasalahan apapun yang terikat secara hukum
2. Limited partnership : kerjasama yang biasanya dilakukan oleh para mitra yang sudah
bekerja dalam satu bidang yang sama, seluruh mitra memiliki perlindungan hukum yang
sama. Ciri-ciri partnership atau kemitraan adalah sebagai berikut :
a. Adanya kerjasama
b. Saling menguntungkan
c. Bertujuan untuk memajukan usaha bisnis
8. Waralaba (Franchising)
Usaha waralaba adalah kesepakatan bisnis untuk memproduksi dan menjual suatu
produk atau jasa di dalam rangka mengembangkan suatu usaha secara eksklusif dengan
pembinaan dan komitmen khusus. Perjanjian ini melibatkan dua pihak :
1. Franchisor sebagai pemilik merek yang mempunyai sistem manajemen serta eknologi
yang sudah teruji keberhasilannnya sesuai dengan pengalamanya
2. Franchisee yaitu perusahaan yang mendapat izin untuk memanfaatkan property right
(merek, logo, dll) transfer sistem manajemen, teknologi dan pengalaman untuk franchisor
mendapat imbalan berupa franchisee fee, royalti, dll.
Secara umum terdapat dua jenis waralaba :
a. Business format franchaise adalah suatu waralaba dengan ketentuan franchisor
memberi franchisee rencana yang menyeluruh dan komprehensif untuk
mengoperasikan suatu usaha.
b. Product of trade franchise adalah suatu waralaba dengan ketentuan franchisor
mengijinkan franchise untuk menjual produk dengan menggunakan merek dagang
dan logo franchisor.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap organisasi bisnis yang akan didirikan, dapat memilih bentuk yang paling tepat
misalnya perusahaan perseorangan , persekutuan, atau perseroan terbatas.
Pertimbangan yang harus diambil dalam mendirikan organisasi bisnis tersebut antara lain
modal, resiko, pengawasan, kemampuan manajerial, pajak.
Badan usaha milik perseorangan adalah unit bisnis yang kepemilikkan dan
pengelolaanya ditangani oleh satu orang.
Organisasi bentuk firma adalah persekutuan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih dengan nama bersama untuk menjalankan usaha.
Organisasi CV pada dasarnya sama dengan persekutuan antara dua orang atau lebih
yng memiliki tujusn bersama untuk mendirikan usaha. Perbedaanya organisasi CV
keanggotaanya dibagi menjadi dua jenis berdasar pada tanggungjawab dan tingkat
keterlibatan.
Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang berbentuk badan hukum, dimana
tanggungjawab dan kewajiban usaha terpisah dari pemilik modalnya. Modal tersebut
dihimpun dari investor yang berminat menanamkan modalnya pada perusahaan.
Di Indonesia dikenal bentuk badan usaha lain yang diatur menurut undang-undang
yang berbeda. Bentuk badan usaha tersebut diantaranya BUMN, koperasi, dll.
12
DAFTAR PUSTAKA
Murti Sumarni dan John Suprihanto “Pengantar Bisnis, Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan” ,
Liberty ,Yogyakarta.
Louis E. Boone, David L. Kurtz, Pengantar Bisnis Kontemporer, Salemba Empat, Jakarta, 2006
13