DISUSUN OLEH
DOSEN PENGAMPU:
Dra. Yulia Djahir, M.M.
Deskoni, S.Pd, M.Pd
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan berkah dan rahmat-Nya berupa kesempatan, kesehatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat padawaktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tu
gas dosen pada mata kuliah pengantar bisnis. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang bentuk-bentuk kepemilikan
bisnis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan………….……………………………………………..1
1.1 Latar belakang…….………...…..............................................................1
3.1 Kesimpulan………………………………………………...……….….16
.
3.3 Saran………...………………………………………………...…......…16
Daftar Pustaka……………………………………..………………………17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Memilih suatu bentuk kepemilikan adalah hal yang penting karena ini adalah k
eputusan yang memilki pengaruh jangka panjang bagi seorang wirausahawan mau
pun usahanya. Dalam banyak kejadian, mengubah suatu usaha dari salah satu bent
uk kepemilikan ke bentuk yang lain akan memicu berbagai konsekuensi pajak yan
g memberatkan bagi para pemilk.
Oleh karenanya, para wirausahawan harus bertindak dengan benar sejak awal.
Memilih bentuk kepemilikan yang “benar” berarti para wirausahawan harus mema
hami berbagai karakteristik dari tiap bentuk tersebut dan seberapa jauh karakteristi
k tersebut sesuai untuk usaha mereka dan kondisi personal mereka. Hanya dengan
cara itu seorang wirausahawan dapat membuat keputusan yang bijak mengenai su
atu kepemilikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian kepemilikan dan bentuk-bentuk kepemilikan usaha ?
1.2.2 Bagaimana karakteristik dari masing-masing bentuk kepemilikan usaha?
1.2.3 Bagaimanakah dampak dari kepemilikan terhadap pengembalian dan risik
o?
1
Kepemilikan usaha adalah suatu bentuk kegiatan usaha yang di lihat dari segi
pemilik/pendirinya,sumber modalnya,dan tujuan pendiriannya,sehingga terdapat
berbagai macam bentuk kepemilikan usaha,sesuai dengan visi dan misi yang di
bawa oleh masing masing usaha tersebut.
1. PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Bisnis yang dimiliki oleh seorang pemilik disebut sebagai suatu kepemiliknya
perseorangan(sole proprietorship). dan pemiliknya disebut dengan pemilik tunggal
(sole proprietor). Pemilik dapat memperoleh modal dari kreditor untuk bisnisnya.
3
4. Seluruh Keuntungan akan Diterima Oleh Pemilik Tunggal
Pemilik tunggal tidak harus membagi keuntungannya kepada pemilik lain.
Jadi, imbalan dari mendirikan sebuah perusahaan yang berhasil akan kembali
kepada pemiliknya sendiri.
2. FIRMA/PERSEKUTUAN
Bisnis yang dimilik secara bersama oleh dua atau lebih orang disebut
persekutuan ( partner ship ). Para pemilik dari bisnis ini disebut sekutu
( partner ).
Dalam persekutuan umum ( general partnership ), seluruh sekutu memiliki
kewajiban yang tidak terbatas. Jadi, semua sekutu akan bertanggung jawab secara
pribadi atas seluruh kewajiban perusahaan. Sebaliknya dalam persekutuan terbatas
( limited partnership ), perusahaan memiliki beberapa sekutu terbatas ( limited
partners ), yaitu sekutu yang kewajibannya dibatasi oleh uang atau harta yang
telah mereka sumbangkan pada persekutuan.sekutu terbatas hanyalah investor
dalam suatu persekutuan dan tidak ikut berperan dalam manajemen, tetapi karena
mereka telah berinvestasi dalam perusahaan, mereka akan menanggung kerugian
maupun keuntungan yang diperoleh.
KEUNTUNGAN PERSEKUTUAN
1. Tambahan Pendanaan
2. Pembagian Kerugian
Setiap kerugian bisnis yang dialami oleh persekutuan akan ditanggung oleh
seluruh sekutu. Jadi, tidak ada satu orang yang akan menyerap keseluruhan
kerugian. Setiap pemilik akan menyerap bagian kerugiannya saja.
KERUGIAN PERSEKUTUAN
3. Pembagian Pengendalian
Pengambilan keputusan dalam persekutuan harus dibagi. Jika para sekutu
tidak mendapatkan kata sepakat mengenai bagaimana cara agar bisnis dapat
berjalan, maka hubungan bisnis dan pribadi dapat terganggu.
6
4. Pembagian Keuntungan
Setiap keuntungan yang didapat oleh persekutuan harus dibagi diantara semua
sekutu. Semakin banyak sekutunya, makin kecil tingkat laba dalam jumlah
tertentu yang akan didistribusikan kepada masing-masing sekutu.
Seseorang dapat menjadi pemilik dari suatu perseroan terbatas dengan cara
membeli sahamnya. Kebanyakan perseroan terbatas kecil merupakan perseroan
tertutup ( privated held ), yaitu kepemilikannya dibatasi hanya untuk sekelompok
kecil investor saja. Kebanyakan perseroan terbatas besar merupakan perseroan
terbuka ( publicly held ), yaitu saham mereka dapat mudah diperjual belikan oleh
para investornya.
8
KEUNTUNGAN PERSEROAN TERBATAS
1. Tanggung Jawab Terbatas (limited liability).
Tanggung jawab para investor terbatas pada investasi pribadi mereka di
perusahaan. Pada saat terjadi kegagalan, pengadilan dapat menyita dan menjual
kekayaan perusahaan tetapi tidak dapat menyentuh milik pribadi para investor.
Keuntungan lainnya adalah kontinuitas. Karena memiliki kehidupan legal yang
terpisah dari para pendiri dan pemiliknya, perusahaan dapat setidaknya secara
teori berdiri selamanya.
2. Akses ke Pendanaan
Perseroan terbatas dapat dengan mudah memperoleh pendanaan dengan
menerbitkan saham baru. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi perseroan terbatas
untuk tumbuh dan bergerak di usaha-usaha bisnis yang baru.
3. Perpindahan Kepemilikan
Para investor di perusahaan besar dan terbuka biasanya dapat menjual saham
mereka dalam hitungan menit dengan menghubungi pialang mereka atau
menjualnya secara online lewat internet. Sebaliknya, para pemilik dari
kepemilikan perseorangan atau persekutuan kemungkinan mengalami kesulitan
dalam menjual bagian kepemilikan mereka atas bisnis.
9
2. Pengungkapan Keuangan
Ketika saham perseroan terbatas diperdagangkan secara terbuka, maka
masyarakat investasi memiliki hak dalam batasan-batasan tertentu dalam
memeriksa data keuangan. Sebagai akibatnya, perusahaan kemungkinan
diwajibkan dalam melakukan lebih banyak pengungkapan kepada publik
mengenai operasi bisnis dan gaji karyawan mereka lebih dari yang mereka ingin
ketahui.
3. Masalah Perwakilan
Perseroan terbatas terbuka biasanya dijalankan oleh manajer yang
bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan bagi bisnis yang akan melayani
kepentingan para pemilikya. Namun, para manajer tidak selalu bertindak demi
kepentingan para pemilik saham. Ketika para manajer tidak bertindak sesuai
dengan tugasnya sebagai wakil yang bertanggung jawab dari para pemegang
saham selaku pemilik bisnis, maka timbul masalah yang disebut sebagai masalah
perwakilan.
10
3. PERUSAHAAN NEGARA UMUM (PERUM)
PERUM adalah Suatu perusahaan negara yang bertujuan untuk melayani
kepentingan umum dan sekaligus mencari keuntungan. PERUM dipimpin oleh
suatu direksi yan bertanggung jawab atas segala hubungan hukum dengan pihak
lain dan diatur menurut hukum perdata.
4. KOPERASI
Prinsip Koperasi
1. Keanggotaan bersifat sukarela
2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi Ø Pembagian sisa hasil usaha
dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa masing- masing
anggota
Ciri Koperasi :
1. Lebih mementingkan keanggotaan dan sifat persamaan
2. Anggota-anggotanya bebas keluar masuk
3. Koperasi merupakan badan hukum yang menjalankan usaha untuk
kesejahteraan anggota
4. Koperasi didirikan secara tertulis dengan akte pendirian dari notaris
5. Tanggung jawab kelancaran usaha koperasi berada ditangan pengurus
6. Para anggota koperasi turut bertanggung jawab atas utang- utang koperasi
terhadap pihak lain
7. Kekuasaan tertinggi di dalam rapat anggota
Jenis-Jenis Koperasi
Jenis koperasi berdasarkan fungsinya yaitu :
11
1. Koperasi Pembelian atau Pengadaan Konsumsi, adalah koperasi yang
menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang maupun jasa
untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir.
2. Koperasi Penjualan atau Pemasaran, adalah koperasi yang
menyelenggarakan distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh
anggotanya agar sampai ke tangan konsumen.
3. Koperasi Produksi, adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa,
dimana anggotanya menjadi pegawai atau karyawan.
4. Koperasi Jasa, adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa
yang dibutuhkan oleh anggotanya. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan
luas daerah kerjanya, yaitu :
5. Koperasi Primer, adalah koperasi yang memiliki anggotanya minimal 20
0rang perseorangan.
6. Koperasi Sekunder, adalah koperasi yang terdiri dari cakupan daerahnya
lebih besar daripada koperasi primer.
Jenis Menurut Status Keanggotannya, yaitu ;
1. Koperasi Produsen, adalah koperasi yang anggotanya produsen barang
atau jasa dan memiliki rumah tangga usaha.
2. Koperasi Konsumen, adalah koperasi yang anggotanya para konsumen
akhir atau pemakai barang dan jasa yang ditawarkan oleh para pemasok di
pasar.
Jenis Koperasi berdasarkan bidang usahanya yaitu :
1. Koperasi Produksi
2. Koperasi Produksi adalah koperasi yang para anggotanya terdiri dari
produsen (penghasil) barang atau jasa.
3. Koperasi Konsumsi
4. Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bergerak dalam penyediaan
bahan kebutuhan pokok bagi para anggotanya.
5. Koperasi Simpan Pinjam
12
6. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam
penghimpunan dana dari para anggota, dan menyalurkannya kepada
anggota yang membutuhkannya.
7. Koperasi Serba Usaha
8. Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang mempunyai bidang usaha
rangkap atau beraneka ragam, sesuai dengan kebutuhan para anggotanya.
5. BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN LAIN
1. Joint venture (patungan)
Bentuk ini merupakan suatu kerjasama antara beberapa perusahaan yang
berasal dari beberapa negara, menjadi satu perusahaan untuk mencapai
konsentrasi kekuatan ekonomi yang lebih padat.
2. Trust
Trust adalah gabungan beberapa perusahaan menjadi satu dan masing-
masing perusahaan yang bergabung telah meleburkan diri, sehingga gabungan
dari perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan yang besar.
3. Holding Company
Holding Company terjadi apabila ada suatu perusahaan dalam kondisi yang
kuat finansialnya kemudian membeli saham-saham dari suatu perusahaan lain.
Atau dengan kata lain terjadi pengambil alihan kekuasaan dan kekayaan dari
suatu perusahaan ke Holding Company .
4. Sindikat
Sindikat adalah suatu kerjasama antara beberapa orang untuk melaksanakan
proyek khusus dibawah satu perjanjian. Dalam sindikat, masing-masing
anggota dapat menjual barang hasil produksinya kepada para anggota lainnya.
5. Kartel
Kartel merupakan suatu bentuk persekutuan antara beberapa perusahaan
sejenis dibawah suatu perjanjian tertentu. Masing-masing perusahaan tetap
berdiri sendiri, mempunyai kedudukan sama dan setiap saat dapat
membatalkan perjanjian yang telah dibuat.
13
6. Yayasan
Pada umumnya tujuan yayasan adalah tidak mencari keuntungan, melainkan
untuk usaha-usaha yang bersifat sosial. Kekayaan yayasan terpisah dari
kekayaan masing-masing anggota.
Risiko (risk) dari sebuah perusahaan mewakili tingkat ketidakpastian akan
laba perusahaan di masa mendatang, yang mencerminkan ketidakpastian
pengembalian bagi para pemiliknya. Laba masa depan perusahan tergantung pada
pendapatan dan pengeluarannya di masa depan. Perusahaan dapat mengalami
kerugian jika pendapatan lebih kecil dari pada pengeluaran. Beberapa perusahaan
yang mengalami kerugian besar akan bangkrut. Dalam hal ini, perusahan akan
kehilangan sebagian besar atau seluruh dana yang telah diinvestasikannya dalam
perusahaan.
Karena kepemilikan perseorangan cenderung berupa bisnis kecil dengan dana
yang terbatas, maka pada umumnya lebih berisiko dibandingkan dengan bisnis-
bisnis besar seperti persekutuan dan perseroan terbatas.
14
Ketika memutuskan memilih bentuk kepemilikan, semakin banyak jumlah
pemilik, maka semakin besar jumlah dana yang diakses, tetapi semakin besar pula
jumlah orang yang ikut berbagi kenerja bisnis. Jadi, kepemilikan perseorangan
akan dapat mengurangi risikonya dengan merubah bentuk menjadi persekutuan
sehingga dapat mengakses lebih banyak modal. Persekutuan akan mengurangi
risiko dengan merubah bentuk menjadi perseroan terbatas sehingga dapat
mengakses lebih banyak modal
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bisnis adalah suatu kegiatan atau organisasi yang menjual barang atau jasa kepad
a konsumen atau bisnis lainnya untuk mendapatkan laba. Bisnis itu memiliki bebe
rapa bentuk kepemilikan. Diantaranya ada bentuk kepemilikan perseorangan, ada
bentuk kepemilikan persekutuan dan juga perseroan terbatas. Dalam bisnis juga ad
a yang namanya bisnis kecil. Semua itu mempunyai kelebihan dan kekurangan. U
ntuk menjalankan bisnis menjadi maju tergantung dengan cara pebisnis menjalank
an bisnisnya tersebut.
3.2. Saran
Jika seseorang ingin membuka bisnis, maka perhatikanlah jenis jenis bisnis yang c
ocok dengan bisnis yang akan di buat. Analisi terlebih dahulu kelebihan dan kekur
angan juga resiko dari bisnis tersebut agar lebih efektif dan tepat sasaran dalam pe
laksaaan bisnis nantinya
16
DAFTAR PUSTAKA
Ku, J. (2017, maret 21). makalah pengantar bisnis. Dikutip maret 20, 2020,