Anda di halaman 1dari 14

BAB 5

MEMILIH BENTUK KEPEMILIKAN


BISNIS

RISNA ERIKA
A31115024

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
PENDAHULUAN

Ketika seorang wirausahawan sudah memutuskan untuk meluncurkan usahanya, salah


satu dari beberapa masalah awal yang dihadapinya adalah memilih bentuk kepemilikan. Sering
kali para wirausahawan tidak cukup banyak meluangkan waktu untuk dan usaha untuk
mengevaluasi dampak dari berbagai jenis bentuk kepemilikan atas diri mereka dan usahanya.
Mereka hanya memilih begitu saja salah satu bentuk kepemilikan berdasarkan kebiasaan atau
memiliki bentuk bentuk yang paling banyak digunakan dalam waktu tersebut. Memilih suatu
bentuk kepemilikan adalah hal yang penting karena ini adalah keputusan yang memilki
pengaruh jangka panjang bagi seorang wirausahawan maupun usahanya. Walaupun keputusan
tersebut dapat diubah, mengubah suatu bentuk kepemilikan menjadi bentuk kepemilkan yang
lain dapat dapat menjadi hal yang meyulitkan, memakan waktu, rumit, serta mahal. Dalam
banyak kejadian, mengubah suatu usaha dari salah satu bentuk kepemilikanke bentuk yang lain
akan memicu berbagai konsekuensi pajak yang memberatkan bagi para pemilk. Oleh
karenanya, para wirausahawan harus bertindak dengan benar sejak awal. Tidak ada bentuk
kepemilikan yang “terbaik”. Bentuk kepemilikan yang terbaik untuk seorang wirausahawan
mungkin sama sekali tidak sesuai untuk wirausahawan lainnya. Memilih bentuk kepemilikan
yang “benar” berarti para wirausahawan harus memahami berbagai karakteristik dari tiap bentuk
tersebut dan seberapa jauh karakteristik tersebut sesuai untuk usaha mereka dan kondisi
personal mereka. Hanya dengan cara itu seorang wirausahawan dapat membuat keputusan
yang bijak mengenai suatu kepemilikan.
PERMASALAHAN

1. Apakah yang dimaksud dengan bisnis kepemilikan perseorangan?


2. Apakah yang dimaksud dengan bisnis persekutuan?
3. Apakah yang dimaksud dengan bisnis perseroan terbatas?
4. Apa pengaruh kepemilikan dan risiko?
5. Bagaimana memperoleh kepemilikan terhadap bisnis yang sedang berjalan?
PEMBAHASAN

Memilih Bentuk Kepemilikan Bisnis

Saat seorang pengusaha membuka usahanya maka hal yang harus dipikirkan adalah
bentuk kepemilikan bisnis yang akan ia jalankan. Bentuk kepemilikan dibentuk menjadi 3 bagian
yaitu perseorangan, persekutuan, dan perseroan terbatas.

1. Kepemilikan Perseorangan
Bisnis yang dimiliki oleh seorang pemilik disebut sebagai pemilik perseorangan (sole
proprietorship). Pemilik dari suatu pemilik perseorangan disebut pemilik tunggal (sole
proprietor). Seorang pemilik tunggal dapat memperoleh pinjaman dari kreditor untuk membantu
mendanai perusahaannya,dimana pinjaman itu sendiri mencerminkan kepemilikan. Pemilik
tunggal memiliki kewajiban untuk menutup sleuruh pembayaran yang diakibatkan oleh pinjaman
tersebut, tetapi tidak perlu membagi keuntungan bisnisnya dengan kreditor.

Karakteristik Bentuk Kepemilikan Perseorangan yang Berhasil


Kepemilikan perseorangan harus bersedia menerima tanggung jawab kinerja
perusahaan secara penuh. Tekanan dari tanggung jawab dapat lebih besar daripada tanggung
jawab seorang karyawan. Kepemilikan perseorangan juga harus bekerja sesuai dengan waktu
yang fleksibel. Tanggung jawab atas keberhasilan bisnis yang dijalankan dapat mendorong
mereka untuk terus-menerus memonitor perkembangan bisnisnya. Mereka harus mampu
menunjukan sikap kepemimpinan yang kuat,kemampuan organisasi yang baik, dan
berkomunikasi secara baik dengan para karyawannya.

Keuntungan Kepemilikan Perseorangan


 Seluruh keuntungan akan diterima oleh pemilik tunggal. Pemilik tunggal (pemilik) tidak
harus membagi keuntungan perusahaannya dengan para pemilik lain. Imbalan dari
mendirika sebuah perusahaan yang berhasil akan kembali kepada pemiliknya.
 Organisasi yang mudah. Mendirikan suatu kepemilikan perseorangan relative mudah.
Hanya sedikit persyaratan hokum yang dibutuhkan. Pemilik perlu mengajukan izin kerja
untuk melakukan jenis bisnis tertentu. Persyaratan perizinan yang spesifik dapat bervariasi
di antara setiap Negara bagian bahkan kota dimana bisnis tersebut berlokasi.
 Pengendalian penuh. Dengan hanya seorang pemilik yang memiliki kendali penuh atas
perusahaan, maka peluang terjadinya konflik selama proses pengambilan keputusan dapat
dihilangkan.
 Pajak yang lebih rendah. Karena keuntungan dalam suatu kepemilikan perseorangan
dianggap sebagai penghasilan pribadi, maka mereka menjadi subjek pajak yang lebih
rendah daripada yang dikenakan untuk beberapa bentuk kepemilikan bisnis lainnya.

Kerugian Kepemilikan Tunggal

 Pemilik tunggal menanggung semua kerugian. Sama halnya dengan pemilik tunggal
yang yang tidak harus membagi keuntungannya,mereka juga tidak dapat membagi
kerugian yang dialami oleh perusahaan
 Kewajiban yang tidak terbatas. Seorang pemilik tunggal menjadi subjek dari kewajiban
yang tidak terbatas (unlimited liability), yang tidak terdapat batasan atas utang yang
menjadi kewajiban pemiliknya.
 Dana yang terbatas. Seorang pemilik tunggal mungkin memiliki dana tersedia yang
terbatas untuk diinvestasikan dalam perusahaannya. Pemilik tunggal akan mengalami
kesulitan untuk terlibat dalam pembuatan pesawat terbang, kapal, computer, dan bisnis
lainnya yang membutuhkan modal dalam jumlah yang substansial.
 Keahlian yang terbatas. Seorang pemilik tunggal memiliki keahlian yang terbatas dan
mungkin tidak mampu mengendalikan seluruh aspek bisnisnya.

2. Persekutuan

Bisnis yang dimiliki secara bersama oleh dua atau lebih orang disebut persekutuan
(partnership). Para pemilik dari bentuk bisnis ini disebut sebagai sekutu (partner). Dalam
persekutuan umum (general partner), seluruh sekutu akan memiliki kewajiban yang tidak
terbatas. Jadi, semua sekutu akan bertanggung jawab sacara pribadi atas seluruh kewajiban
perusahaan. Sebaliknya dalam persekutuan terbatas (limited partnership), atau sekutu yang
kewajibannyadibatasi atas uang atau harta yang telah mereka sumbangkan pada persekutuan.

Keuntungan Persekutuan
 Tambahan pendanaan,tersedia banyak uang yang dapat digunakan untuk mendanai
operasi bisnis . Beberapa persekutuan memiliki ribuan sekutu, yang kesemuanya
diharuskan untuk menginvestasikan sebagian uang mereka ke dalam bisnis.
 Pembagian kerugian. Tidak ada satu orang yang akan menyerap keseluruhan kerugian.
Setiap pemilik akan menyerap bagian kerugiannya saja.
 Lebih banyak spesialisasi. Dengan persekutuan, para sekutu dapat memusatkan perhatian
mereka pada masing-masing spesialisasi yang dimilikinya dan dapat melayani berbagai
macam pelanggan.

Kerugian Persekutuan

 Pembagian pengendalian. Pengambilan keputusan dalam suatu persekutuan harus dibagi.


Jiak para sekutu tidak mencapai kata sepakat mengenai cara bagaiman bisnis tersebut
dijalankan , maka hubungan bisnis dan pribadi dapat terganggu.
 Kewajiban yang tidak terbatas. Para sekutu dalam suatu persekutuan menjadi subjek dari
kewajiban yang tidak terbatas, sama seperti pada kepemilikan perseorangan.
 Pembagian keuntungan. Semakin banyak sekutunya semakin kecil tingkat laba dalam
jumlah tertentu yang akan didistribusikan kepada masing-masing sekutu.

Korporasi

Para pemilik Korporasi-S memiliki kewajiban yang terbatas (seprti pemilik perseroan
terbatas), tetapi mereka dikenakan pajak yang sama dengan perusahaan jika perusahaan
tersebut berbentuk persekutuan. Jadi keuntungan didistribusikan kepada para pemilik dan
dikenakan pajak sesuai dengan tariff pajak penghasilan pribadi masing-masing pemilik.

Perusahaan Kewajiban Terbatas (LLC)

Perusahaan kewajiban terbatas (limitid liability company –LLC).LLC memiliki fasilitas


yang menguntungkan dari jenis persekutuan namun juga menawarkan kewajiban terbatas bagi
para sekutunya.LLC umumnya melindungi harta pribadi seorang sekutu dari kegiatan yang
diakibatkan oleh kelalaina sekutu-sekutu lainnya di dalam perusahaan. LLC dibentuk sesuai
dengan undang-undang Negara bagian dimana bisnis tersebut berada. Aturan-aturan terinci
mengenai perlindungan atas kewajiban bervariasi di antara setiap Negara bagian.

3. Perseroan Terbatas

Bentuk ketiga kepemilikan bisnis adalah perseroan terbatas (corporation), yaitu suatu
entitas yang tercatat di sebuah Negara bagian yang membayarkan pajak serta secara hokum
dapat dibedakan dari para pemiliknya.

Untuk mendirikan perseroan terbatas, seseorang atau suatu kelompok harus membuat
akta pendirian (charter) perseroan terbatas, atau dokumen yang digunakan untuk mendirikan
usaha, dan melaporkannya kepada pemerintah Negara bagian. Akta pendirian tersebut
mencantumkan aspek-aspek penting perseroan, seperti misalnya nama perusahaan, jumlah
saham yang di terbitkan, dan operasi perusahaan.

Bagaimana Para Pemegang Saham Mendapatkan Penghasilannya

Para pegang saham memperoleh penghasilan atas investasi mereka pada sebuah
perusahaan melalui dua cara yang berbeda. Yang pertama, mereka dapat menerima dividen
dari perusahaan, yang merupakan bagian dari keuntungan perusahaan selama tiga bulan
terakhir yang didistribusikan kepada para pemegang saham . Kedua, saham yang mereka miliki
dapat mengalami peningkatan nilai. Mereka dapat memperoleh keuntungan dengan menjual
saham tersebut pada harga yang jauh lebih tinggi daripada pada waktu mereka membelinya.

Perseroan Tertutup VS Perseroan Terbuka

Seorang dapat menjadi pemilik dari suatu perseroan terbatas dengan cara membeli
sahamnya. Kebanyakan perseroan terbatas kecil merupakan perseroan tertutup (privately held),
yaitu kepemilikannya dibatasi hanya untuk sekelompok kecil investor saja. Beberapa perseroan
tertutup yang cukup terkenal antara lain L.L Bean, Enterprise Rent-A-Car.

Para pemegang saham dari perseroan terbuka dapat menjual saham mereka ketika
mereka membutuhkan uang, kecewa dengan kinerja perseroan, atau munkin mereka
memperkirakan harga saham akan mengalami peningkatan lagi dimasa mendatang. Saham
mereka dapat dijual (dengan bantuan pialang saham) ke beberapa investor lain yang mungkin
menempatkan investasinya di perusahaan tersebut. Perseroan terbuaka dapat memperoleh
tambahan dana dengan menerbitkan saham biasa baru. Artinya, para pemegang saham lama
dapat membeli tambahan sham, atau investor-investor lain dapat menjadi pemegang saham
dengan membeli saham perseroan.

Keuntungan Perseroan Terbatas

 Kewajiban terbatas. Para pemilik perseroan terbatas mempunyai kewajiban yang terbatas,
berbeda dengan pemilik tunggal dan sekutu umu yang ada umumnya memiliki kewajiban
yang tidak terbatas.
 Akses ke pendanaan. Perseroan terbatas dapat dengan mudah memperoleh pendanaan
dengan menerbitkan saham baru. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi perseroan terbatas
untuk tumbuh dan bergerak di usaha-usaha bisnis yang baru.
 Perpindahan kepemilikan. Para investor di perusahaan besar dan terbuka biasanya dapat
menjual saham mereka dalam hitungan menit dengan menghubungi pialan mereka atau
menjualnya secara online melalui internet. Sebaliknya, para pemilik dari kepemilikan
perseoranga atau persekutuan kemunkinan akan mengalami kesulitan dalam menjual
bagian kepemilikan mereka atas bisnis.

Kerugian Perseroan Terbatas

 Biaya organisasi yang tinggi. Pengorganisasian suatu perseroan terbatas biasanya lebih
mahal daripada pembentukan kepemilikan dengan yang lain karena adanya kebutuhan
pembuatan akta pendirian perseroan dan mencatatkannya ke Negara bagian.
 Pengungkapan keunagan. Ketika saham dari perseroan terbatas diperdagangkan secara
terbuka, maka masyarakat investasi memiliki hak, dalam batasan-batasan tertentu, untuk
memeriksa data-data keuangan perusahaan .
 Masalah perwlian. Perseroan terbatas terbuka biasanya dijalankan oleh para manajer yang
bertanggung jawab dalam melakukan pengambilan keputusan bagi bisnis yang akan
melayani kepentingan para pemiliknya. Nmaun para manejer ini tidak selalu bertindak
dengan kepentingan para pemegang saham. Masalah perwakilan memiliki peluang terjadi
pada bentuk kepemilikan perseorangan karena pemilik tunggal juga dapat berperan sebagi
manajer tunggal dan melakukan sebagian besar atau seluruh pengambilan keputusan di
perusahaan.
 Pajak yang tinggi. Oleh karena perseroan terbatas adalah entitas yang terpisah, maka
perusahaan akan dikenakan pajak secara terpisah dari para pemiliknya . Tarif pajak
perseroan berbeda dengan tarif pajak perseorangan. Laba setelah pajak dibayarkan
kepada para pemilik sebagai deviden, maka deviden tersebut akan mencerminkan
penghasilan pribadi bagi para pemegang saham. Para pemegang saham akan
membayarkan pajak penghasilan pribadi atas deviden.

Membandingkan Berbagi Bentuk Kepemilikan Bisnis

Tidak ada sutu bentuk kepemilikan bisnis yang ideal bagi seluruh pemilik bisnis.
Beberpa orang yang memutuskan memiliki binis kecil secara bersama-sama mungkin akan
memilih persekutuan. Namun, jika mereka ingin membatasi kewajiban yang mereka tanggung
mereka mungkin akan memutuskan untuk mendirikan perseroan terbatas tertutup. Jika
persertoan terbatas ini lama kelamaan tumbuh secara substansial dan membutuhkan jutaan
dollar untuk mendukung tambahan ekspansi bisnisnya, maka ia dapat berubah menjadi
perseroan terbatas terbuka sehingga dapat memperoleh dana dari para pemegang saham.

Bagaimana Kepemilikan Bisnis dapat Berubah

Pada saat kepemilikan bisnis berubah dari persekutuan menjadi perseroan terbatas .
Bentuk kepemilikan perseroan terbatas memungkinkan bisnis mengalami ekspansi.
Organisasinya dapat menjadi jauh lebih rumit dibandingkan dengan ketika masih berbentuk
kepemilikan perseorangan.

Pengaruh Kepemilikan terhadap Pengembalian dan Risiko

Potensi pengembalian dan risiko dari berinvestasi di suatu bisnis akan dipengaruhi oleh
bentuk kepemilikannya. Jadi, para pengusaha hendaknya mempertimbangkan bagaimana
bentuk kepemilikan akan memengaruhi potensi pengembalian dan risiko ketika memutuskan
untuk memilih bentuk kepemilikan yang optimal bagi bisnis mereka.

Dampak Kepemilikan pada Pengembalian Investasi

Pengembalian investasi sebuah perusahaan diperoleh dari laba perusahaan (yang juga
disebut “keuntungan” atau “penghasilan”. Ketika sebuah perusahaan menghasilkan laba, maka
perusahaan akan membayarkan sebagian ke kantor pajak (IRS) sebagai pajak penghasilan.
Sisa laba (setelah pajak) menunjukan pengembalian kepada para pemilik bisnis. Akan tetapi,
jumlah laba setelah pajak sebuah perusahaan tidak selalu dapat diartikan sebagai suatu alat
ukur atas kinerja perusahaanyang memanfaatkan kecuali jika ia telah disesuaikan dengan
ekuitas (equity) perusahaan, yang merupakan total investasi dari para pemegang saham
perusahaan. Para pemilik bisnis lebih memilh mengukur profitabilitas perusahaan dengan
menggunakan pengembalian atas ekuitas (return on equity-ROE) yang merupakan proporsi
laba terhadap ekuitas:o

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌


𝑹𝑶𝑬 =
𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔

Pengembalian Atas Ekuitas (ROE)

Perseroan terbatas memiliki investasi ekuitas tiga kali lebih besar darpada persekutuan .
Pengembalian atas ekuitas menjadi jauh lebih tinggi pada persekutuan jika dibandingkan
dengan perseroan terbatas karena persekutuan mampu mencapai tingkat laba yang sama
dengan investasi ekuitas yang lebih kecil.

Dampak Kepemilikan terhadap Risiko

Risiko (risk) dari sebuah perusahaan mewakili tingkat ketidakpastian akan laba
perusahaan di masa mendatang, yang mencerminkan ketidakpastian pengembalian bagi para
pemiliknya. Kepemilikan perseorangan cenderung berupa bisnis kecil dengan dana yang cukup
terbatas, maka mereka pada umumnya lebih berisiko dibandingkan dengan bisnis besar seperti
misalnya persekutuan dan perseroan terbatas. Semakin banyak jumlah pemilik, maka semakin
besar jumlah dana yang dapat diakses , tetapi semakin besar pula jumlah orang yang ikut
berbagi kinerja bisnis. Jadi, kepemilikan perseorangan akan dapat mengurangi risikonya
dengan berubah bentuk menjadi perseroan terbatas sehingga dapat mengakses lebih banyak
modal.

Memperoleh Kepemilikan atas Bisnis yang Sudah Berjalan

Berikut ini metode umum yang digunakan di mana seorang dapat menjadi pemilik dari
bisnis yang sudah berjalan

Mengambil Alih Kepemilikan sebuah Bisnis Keluarga

Banyak orang yang bekerja pada sebuah bisnis keluarga dan setelah beberapa waktu
mengambil alih kepemilikannya. Keputusan –keputusan penting yang berkaitan dengan proses
produksi dan operasi perusahaan lainnya telah ditentukan terlebih dahulu. Alternatifnya jika
perusahaan mengalami kinerja yang buruk,maka pemilik baru harus mengubah kebijakan
manajemen, kebijakan , pemasaran, dan kebijakan keuangan.

Membeli bisnis yang sudah berjalan

Seseorang yang mempertimbangkan untuk membeli sutu bisnis yang sedang berjalan
harus memutuskan apakah mereka memiliki cukup keahlian untuk untuk menjalankan bisnis
tersebut minimal mengawasi manajer-manajernya dengan baik. Mereka harus membandingkan
dengan ekspektasi keuntungan bisnis tersebut dengan biaya awal yang digunakan untuk
membelinya.

Waralaba

Waralab (franchise) adalah kesempatan dimana pemilik suatu bisnis yang disebut
pewaralab (franchisor) memperkenalkan pihak lainnya terwaralaba (franchisee) menggunakan
merek dagang,nama dagang, atau hak ciptanya, dengan syarat-syarat tertentu. Setiap waralaba
beroperasi sebagai suatu bisnis yang independen dan pada umumnya dimiliki oleh pemilik
perseorangan. Adapan jenis waralaba

 Dalam pendistribusian (distributorship), perusahaan pengecer diperkenankan untuk


menjual sebuah produk yang diproduksi oleh perusahaan produsen
 Dalam bisnis rantai took (chain-style business), sebuah perusahaan diperkenankan untuk
menggunakan nama dagang sebuah perusahaan dan mengikuti panduan-panduan yang
berhubungan dengan penentuan harga dan penjualan.
 Dalam kesempatan produksi (manufacturing arrangement), sebuah perusahaan
diperkenankan memproduksi suatu produk dengan mengguanakn formula yang diberikan
perusahaan lain.

Keuntungan wiralaba

 Gaya manajemen yang telah teruji. Sasaran utama wiaralaba adalah mencontoh bisnis
yang sudah teruji di lokasi tertentu. Waralaba adalah jenis usaha yang tidak begitu beresiko
jika dibandingkan denga jenis bisnis yang sama sekali baru dan masih tinggi tingkat
kegagalannya.
 Pengakuan nama.Kebanyakan waralaba telah dikenal secara nasional karena iklan
franchisor. Hal ini meberikan pengakuan nama bagi franchisee, yang secara signifikan akan
dapat meningkatkan permintaan produknya.
 Dukungan keuangan. Beberpa waralaba memberikan dukungan keuangan dari para
franchisor, yang dapat memastikan tersedianyamodal awal bagi franchisee.

Kerugian wiralaba

 Berbagi keuntungan
 Kurangnya pengendalian
KESIMPULAN

Dalam menjalankan suatu bisnis akan dikelola oleh pemilik yang akan bertanggung
jawab terhadap bisnis tersebut. Kepemilikan bisnis bisa berupa perseorangan dimana
pembayaran terhadap kreditor,kerugian akan di tanggung sendiri, begitupula jika bisnis tersebut
mengalami laba maka tidak perlu untuk dibagi. Kepemilikan bisnis bentuk persekutuan, dimana
stiap sekutu meiliki tanggung jawab atas seluruh kewajiban perusahaan. Kepemilikan bisnis
bentuk perseroan terbatas , dimana pemiliknya memiliki kewajiban yang terbatas pemilik tidak
bertanggung jawab secara pribadi karena pemiliknya atau pemegang saham secara hokum
terpilih dari entitas.
DAFTAR PUSTAKA

Madura, J., 2007, Introduction To Bussiness Pengantar Bisnis, Jakarta : Salemba Empat
http://rhurhy.blogspot.co.id/2012/07/memilih-bentuk-kepemilikan-bisnis.html

http://nurlindanakumar.blogspot.co.id/2013/05/makalah-bentuk-bentuk-kepemilikan-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai