Anda di halaman 1dari 5

Nama : Risna Erika

Nim : A31115024

BIDANG MASALAH YANG LUAS DAN MENENTUKAN RUMUSAN MASALAH

BIDANG MASALAH YANG LUAS

Awal dari sebagian besar penelitian dimulai dari keinginan untuk menghadapi
masalah, kekhawatiran, dan konflik di dalam perusahaan atau lingkungannya. Dengan kata
lain, penelitian berawal dari sebuah masalah.
Sebuah “masalah” tidah harus berarti bahwa terdapat hal yang salah dengan situasi
saat ini yang perlu segera diperbaiki. Masalah dapat juga menunjukkan ketertarikan pada
suatu isu di mana dengan menemukan jawaban yang tepat dapat membantu meningkatkan
situasi saat ini. Sehingga, sebaiknya masalah didefinisikan sebagai situasi di mana terdapat
perbedaam antara keadaan aktual dan kemungkinan terbaik yang diinginkan.

Ketika kita mengidentifikasi masalah manajemen, masalah tersebut perlu


disederhanakan menjadi topik yang dapat diteliti dalam studi.

PENGUMPULAN INFORMASI AWAL

Sifat Informasi yang Dikumpulkan

Pengumpulan informasi awal melalui introspeksi, wawancara tidak terstruktur,


wawancara terstruktur, dan/atau tinjauan melalui sumber informasi yang ada, seperti artikel
berita, buku teks, penyelenggaraan konferensi, dan internet, akan membantu peneliti untuk
mempersempit bidang masalah yang luas dan menentukan rumusan masalah yang spesifik.
Meskipun sifat informasi tertentu yang diperlukan untuk tujuan ini bergantung pada jenis
masalah yang dihadapi oleh seseorang, hal tersebut secara umum dapat diklasifikasikan ke
dalam dua hal;

1. Latar belakang informasi pada organisasi dan lingkungannya, yaitu faktor kontekstual.

2. Literatur jumlah informasi yang tersedia atau sudah diketahui dan ditulis bersifat relevan
dengan proyek penelitian Anda.

Jenis informasi tertentu, seperti rincian latar belakang perusahaan dapat diperoleh dari
catatan yang dipublikasikan, situs web perusahaan, arsip perusahaan, dan sumber lain. Jenis
informasi tertulis lainnya, seperti kebijakan, prosedur, dan peraturan perusahaan dapat
diperoleh dari catatan dan dokumen perusahaan. Data yang diperoleh dari sumber-sumber
yang ada semacam itu disebut data sekunder. Data sekunder (secoundary data) yaitu data
yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan oleh peneliti. Sebaliknya, jenis informasi tertentu
lainnya paling baik diperoleh dengan mengamati peristiwa, orang, dan objek; atau dengan
menyebarkan kuesioner kepada orang-orang. Data primer (primary data) merujuk pada
informasi yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri melalui instrumen seperti survei,
wawancara, kelompok fokus, atau observasi.

Informasi Latar Belakang dalam Organisasi

Penting bagi peneliti atau tim peneliti, khususnya juga yang melakukan penelitian
adalah agensi dari luar untuk mengetahui dengan baik latar belakang perusahaan atau
organisasi yang dipelajari. Informasi latar belakang seperti itu mungkin meliputi, di
antaranya, faktor kontekstual di bawah ini yang dapat diperoleh dari berbagai sumber yang
dipublikasikan.

1. Asal usul dan sejarah perusahaan; kapan perusahaan berdiri, jenis bisnis, tingkat
pertumbuhan, kepemilikan serta kontrol, dan seterusnya.

2. Ukuran dalam hal karyawan, aset, atau keduanya.

3. Piagam; tujuan dan ideologi.

4. Lokasi; regional, nasional, atau lainnya.

5. Sumber daya; manusia dan lainnya.

6. Hubungan saling ketergantungan dengan institusi lain dan lingkungan eksternal.

7. Posisi keuangan selama 5 hingga 10 tahun terakhir, dan data keuangan yang relevan.

8. Informasi pada faktor struktural (misalnya, peran dan posisi dalam organisasi dan jumlah
karyawan pada setiap tingkat pekerjaan, arah komunikasi, sistem pengendalian, sistem
arus kerja).

9. Informasi pada filosofi manajemen.

Informasi yang dikumpulkan pada faktor-faktor terkait akan berguna untuk berbicara
dengan manajer dan keryawan lain dalam perusahaan dengan banyak informasi dan
menyatakan persoalan-persoalan tepat yang terkait dalam masalah.
Literatur – Jumlah Informasi yang Tersedia

Literatur – jumlah informasi yang tersedia bagi seorang peneliti; dapat membantu
dalam memikirkan atau memahami masalah dengan lebih baik. Tinjauan pada buku teks,
jurnal, penyelenggaraan konferensi, dan materi lain yang dipublikasikan atau tidak
dipublikasikan memastikan bahwa memiliki kesadaran dan pemahaman menyeluruh pada
penelitian terkini dan pendapat pada area subjek tersebut. Hal ini akan membantu untuk:

1. Menyusun penelitian pada penelitian yang sudah dilakukan, atau dengan kata lain
untuk melakukannya pada dasar informasi yang sudah ada;
2. Membuat rumusan masalah dengan tepat dan jelas.

MENENTUKAN RUMUSAN MASALAH

Setelah mengumpulkan informasi awal, peneliti berada pada tahap mempersempit


masalah dari dasar awal yang luas dan menentukan fokus masalah dengan lebih jelas.
Menjadi hal penting bahwa rumusan masalah (problem statement) bersifat tidak ambigu,
spesifik, dan fokus, dan bahwa masalah tersebut dibahas dalam perspektif akademik tertentu.

Membuat Rumusan Masalah yan Baik

Rumusan masalah yang baik melibatkan rumusan tujuan penelitian dan pertanyaan
penelitian. Penelitian yang baik memiliki fokus dan tujuan. Di mana tujuan penelitian dasar
dalam bisnis berkaitan dengan pengembangan informasi (dari proses) bisnis dan manajemen
secara umum, tujuan dari penelitian terapan adalah untuk menjelaskan masalah tertentu yang
terjadi dalam lingkup pekerjaan.

Rumusan masalah berkaitan dengan “mengapa” (maksud atau tujuan tertentu dari
studi) dan “apa” (pertanyaan penelitian utama atau serangkaian pertanyaan penelitian) dari
penelitian tersebut. Terdapat tiga kriteria utama untuk menilai kualitas rumusan masalah:
rumusan masalah harus relevan, dapat dilakukan, dan menarik.

PROPOSAL PENELITIAN

Sebelum memulai penelitian, harus ada kesepakatan antara orang yang mengesahkan
studi dengan peneliti tentang masalah yang akan diteliti, metodologi yang akan digunakan,
lama (waktu) studi, dan biayanya. Hal ini memastikan bahwa tidak terjadi kesalahpahaman
atau kekecewaan di kemudian hari di antara kedua pihak.
Proposal penelitian (research proposal) yang disusun oleh peneliti merupakan hasil
dari usaha yang terencana, terorganisasi, teliti, dan pada dasarnya meliputi hal-hal berikut:

1. Judul penelitian.

2. Latar belakang studi.

3. Rumusan masalah:

a. Tujuan studi

b. Pertanyaan penelitian.

4. Cakupan studi.

5. Relevansi studi.

6. Desain penelitian, memberikan rincian tentang:

a. Jenis studi; eksploratif, deskriptif, dan/atau kausal

b. Metode pengumpulan data

c. Desain pengambilan sampel

d. Analisis data.

7. Kerangka waktu studi, termasuk informasi mengenai kapan laporan tertulis akan
diserahkan kepada sponsor.

8. Anggaran yang merinci biaya dengan keterangan poin pengeluaran yang spesifik.

9. Bibliografi yang dipilih.

IMPLIKASI MANAJERIAL

Memahami urutan penyebab-masalah-konsekuensi,dan mengumpulkan informasi


yang relevan untuk menemukan pemahaman masalah yang sebenarnya sangat membantu
untuk menunjukkan masalah dengan tepat. Input dari manajer membantu peneliti untuk
mendefinisikan bidang masalah yang luas.

ISU ETIKA DALAM TAHAP AWAL INVESTIGASI


Informasi awal dikumpulkan oleh peneliti untuk mempersempit bidanga masalah
yang luas dan menentukan rumusan masalah yang spesifik. Pada banyak kasus, peneliti
mewawancarai pembuat keputusan, manajer, dan karyawan lain untuk mendapatkan
informasi terkait situasi sehingga dapat memahami masalah dengan lebih baik. Ketika
masalah sudah dijelaskan dan rumusan masalah ditentukan, peneliti perlu menilai
kemampuan penelitiannya; jika peneliti tidak memiliki keahlian atau sumber untuk
melakukan proyek, dia seharusnya menolak proyek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai