Anda di halaman 1dari 12

Tata Cara Membentuk dan Mendirikan Usaha Baru

Mata Kuliah : Kewirausahaan

Dosen : Drs. I Komang Ardana, MM

Oleh :

Putu Yumeta Dewi Anjali 1807311003

Ni Putu Riska Pramana 1807311004

Sagung Riska Dwiyanti 1807311006

D3 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana
DAFTAR ISI

hal
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................3
1.1 Latar belakang........................................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................................3
1.3 Tujuan....................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1 Bagaimana Memulai Usaha...................................................................................................4
2.2 Beberapa Bidang Usaha.........................................................................................................4
2.3 Pengertian dan Jenis — Jenis Badan Usaha...........................................................................6
2.4 Proses Pendirian Badan Usaha...............................................................................................7
2.5 Faktor — Faktor Penyebab Kegagalan Usaha.......................................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
3.2 Saran.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berwirausaha merupakan salah satu cara seseorang untuk bekerja dan menitih karir untuk
kehidupan mereka di masa yang akan datang. Dengan berwirausaha dapat pula membukakan
lapangan pekerjaan baru bagi orang-orang yang membutuhkan atau sedang mencari sebuah
pekerjaan, selain itu dapat membantu tugas pemerintah dalam mengurangi pertumbuhan
pengangguran di negeri ini.

Yudha (2016), menyebutkan bahwa Indonesia masih membutuhkan jutaan wirausahawan


baru. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi)
Bahlil Lahadalia mengatakan, Indonesia masih kekurangan wirausaha. Dari total penduduk
sebanyak 250 juta jiwa, jumlah wirausaha tercatat hanya 1,56 persen. Menurut Bahlil, jumlah
minmal wirausaha yang ideal pada suatu negara adalah 2 persen dari total penduduk.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas ,maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana Memulai Usaha ?


1.2.2 Apa saja jenis Bidang Usaha ?
1.2.3 Apa Pengertian dan Jenis - Jenis Badan Usaha ?
1.2.4 Bagaimana Proses Pendirian Badan Usaha ?
1.2.5 Apa Faktor - Faktor Penyebab Kegagalan Usaha ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas ,maka diperoleh tujuan pembuatan
makalah sebagai berikut :

1.3.1 Untuk Mengetahui Bagaimana Memulai Usaha


1.3.2 Untuk Mengetahui Jenis Bidang Usaha
1.3.3 Untuk Mengetahui Pengertian Dan Jenis - Jenis Badan Usaha
1.3.4 Untuk Mengetahui Proses Pendirian Badan Usaha
1.3.5 Untuk Mengetahui Faktor - Faktor Penyebab Kegagalan Usaha
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bagaimana Memulai Usaha
Ada bebarapa sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya, yaitu faktor keluarga
pengusaha, sengaja terjun menjadi pengusaha, kerja sampingan (iseng), coba - coba, dan
terpaksa. Cara memulai usaha, yaitu :

1. Mendirikan usaha baru


Seorang mulai usaha dengan mendirikan perusahaan yang baru. Dalam hal ini yang harus
dilakukan adalah mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan badan usaha, mulai dari
akte notaris sampai ke departemen kehakiman.
2. Membeli perusahaan
Usaha ini dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah ada. Pembelian usaha
dilakukan terhadap perusahaan yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak aktif, tetapi
masih memiliki badan usaha.
3. Kerja sama manajemen dengan sistem waralaba (franchising)
Model ini dikembangkan dengan memakai nama manajemen perusahaan lain. Perusahaan
pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (fi•anc/lisor) dan perusahaan yang
menggunakan disebut franchise. Dukungan manajemen yang diberikan oleh franchisor berupa
pemilihan lokasi usaha, bentuk bangunan, lay out gedung dan ruangan, peralatan yang
diperlukan, pemilihan karyawan„ penentuaan atau penyediaan bahan baku atau produk, dan
iklan bersama
4. Mengembangkan usaha yang sudah ada
Pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada sebelumnya, baik
pengembangan berupa cabang atau penambahan kapasitas yang lebih besar.

2.2 Beberapa Bidang Usaha


Bidang usaha yang dapat digeluti untuk pemula sesuai dengan minat dan bakat, terutama
untuk usaha kecil dan menengah antara lain sebagai berikut :

1. Sektor kecantikan,
contohnya: salon dan spa.
2. Sektor keterampilan,
contohnya : service elektronik (TV, kulkas, radio, AC, dan lain-lain), service mesin motor, dan
sebagainya.
3. Sektor Konsultan,
contohnya: konsultan manajemen, konsultan hukum, konsultan psikiater dan konsultan lainnya.
4. Sektor Industri, akan menghasilkan suatu produk olahan. Untuk usaha kecil dan menengah
misalnya membuka pabrik makanan.
5. Sektor Tambang, dapat dilakukan untuk usaha kecil dan menengah seperti usaha
penambangan pasir.
6. Sektor Kelautan, usaha yang dapat dilakukan di sektor kelautan adalah usaha penangkapan
ikan baik untuk skala kecil maupun menengah.
7. Sektor Perikanan, usaha disektor perikanan antara lain membuka usaha tambak ikan atau
udang baik di air tawar maupun di air laut, dan juga dapat membuka usaha pemancingan
ikan dan budidaya ikan hias.
8. Sektor Agribisnis, usaha diagribisnis dapat dilakukan dengan membuka pertanian jangka
pendek misalnya usaha penanaman sayur mayur, jangka menengah misalnya penanaman
buah-buahan dan jangka panjang misalnya penanaman palawija.
9. Sektor perdagangan, usaha disektor perdagangan dapat dilakukan dengan membuka toko
atau kios.
10. Sektor pendidikan, usaha disektor pendidikan dapat dilakukan dengan membuka lembaga
penelitian atau kursus-kursus dan mendirikan sekolah atau perguruan tinggi.
11. Sektor percetakan, usaha di sektor percetakan dapat dilakukan dengan membuka usaha
fotocopy, sablon, percetakan buku, majalah, koran, atau Iainnya.
12. Sektor seni, usaha yang dapat dilakukan sektor seni antara Iain mengerjakan seni
lukis,musik, ukir, atau menjadi penulis cerita.
13. Sektor kesehatan, usaha di sektor kesehatan dapat dilakukan dengan membuka klinik-klinik
kesehatan, praktik dokter bersama rumah sakit,dan apotik.
14. Sektor pariwisata, usaha disektor pariwisata dapat dilakukan dengan membuka biro
perjalanan. Usaha wisata membuka tempat penginapan dan tempat-tempat hiburan.

Faktor — faktor untuk menentukan bidang usaha yang akan digeluti, antara lain :

a. Minat atau bakat


Seseorang yang memilki minat dari dalam atau bakat dari keturunan akan lebih mudah dan
lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan usahanya.
b. Modal
Dałam arti sempit modal dapat dikatakan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahliaan
tertentu seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memilki modal uang untuk
menjalankan usaha.
c. Waktu
Setiap usaha memiliki masa yang berbeda — beda ada yang dałam jangka waktu pendek
adapula dałam jangka waktu menengah atau panjang.
d. Laba
Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya margin laba yang diinginkan. Disamping
itu dałam hal laba yang perlu dipertimbangkan adalah jangka waktu memperoleh laba
tersebut.
e. Pengalaman
Pengalaman ini menłpakan pedoman atau guru agar tidak melakukakn kesalahan dałam
menjalankan usaha nantinya.
2.3 Pengertian dan Jenis — Jenis Badan Usaha
Badan usaha adalah payung hukum yang membawahi usaha yang akan dijalankan. Adapun
badan hukum yang ada adalah sebagai berikut :

1. Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan usaha milik pribadi artinya modal dimiliki Oleh
perseorangan. Kelebihan perusahaan perseorangan ini yaitu pendiriannya mudah, modalnya
relatif kecil, tidak diperlukan organisasi yang besar, semua wewenang keputusan manajemen ada
ditangan pemilik dan keuntungan sepenuhnya menjadi hak pemilik usaha. Kelemahan
perusahaan perseorangan ini adalah relatif sulit berkembang karena biasanya menggunakan
manajemen keluarga. Contoh perusahaan perseorangan ini adalah usaha dagang (UD) atau toko
bangunan (TB).

2. Firma(Fa)
Firma merupakan perusahaan yang pendiriannya dilakukan Oleh dua orang atau lebih dan
menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Kelebihan firma adalah manajemen lebih baik
dan perolehan dana dari pihak luar relatif lebih mudah. Dan bertujuan untuk mencari keuntungan
semata. Kelebihan firma adalah jka salah satu pemilik firma tidak ada, akibatnya kelanjutan
usahanya menjadi tidak menentu.

3. Perseroan Komanditer
Perseroan komanditer merupakan persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan. Tujuan
pendirian perseroan komanditer adalah memberikan peluang bagi perseorangan untuk ikut
menanamkan modalnya dengan tanggung jawab terbatas. Kelebihan perusahaan jenis ini adalah
dalam hal tanggung jawab terutama bagi sekutu aktif dan pasif.

4. Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan beberapa orang. Berikut ini beberapa
jenis-jenis koperasi yang dapat kita dirikan, yaitu koperasi produksi, koperasi 4 konsumsi,
koperasi jasa, koperasi serbaguna usaha, koperasi fungsional dan golongan masyarakat tertentu.

5. Yayasan
Merupakan badan usaha yang tidak bettujuan mencari keuntungan, tetapi lebih menekankan
usahanya pada tujuan sosial.

6. Perseroan Terbatas(PT)
Perseroan terbatas atau yang lebih dikenal dengan nama PT adalah badan hukum yang memiliki
tanggung jawab terbatas. Jenis-jenis perseroan terbatas di indonesia dilihat dari dua segi, yaitu
 Segi kepemilikan, terdiri dari tiga jenis, antara lain :
a. Perseroan Terbatas Biasa
Perseroan terbatas biasa adalah PT yang para pendiri, pemegang saham, dan pengurusnya
adalah warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia (dalam arti tidak ada modal
asing).

b. Perseroan Terbatas Terbuka

Perseroan terbatas terbuka merupakan PT yang didirikan dalam rangka penanaman modal
dan dimungkinkan warga negara asing dan atau badan hukum asing menjadi pendiri,
pemegang saham, dan atau pengurusnya.

c. Perseroan Terbatas (Persero)

Perseroan terbatas merupakan PT yang dimiliki oleh pemerintah melalui Badan Usaha Milik
Negara (BUMN).

 Segi status, dibagi dalam dua jenis, antara Iain :


a. Perseroan Tertutup
Perseroan tertutup merupakan perseroan terbatas yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertentu dan tidak melakukan penawaran umum.
b. Perseroan Terbuka
Perseroan terbuka adalah petseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya
memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal. Modal perseroan terbatas
terdiri dari tiga jenis, yaitu :
 Modal dasar (authorized capital)
 Modal ditempatkan atau dikeluarkan (issued capital)
 Modal Setor (paid-up capital)

2.4 Proses Pendirian Badan Usaha


Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan digambarkan oleh Byvrage menjadi
urutan langkah – langkah berikut ini :

1. Proses Inovasi (innovation)


2. Proses Pemicu (Triggering Event)
3. Proses Pelaksanaan ( Implementation)
4. Proses Pertumbuhan ( Growth )

Berikut ini cotoh untuk mendirikan badan usaha berbentuk persekutuan komanditer (CV),
Perseroan Terbatas (PT), dan yayasan.

1. Mengadakan rapat umum pemegang saham


2. Rapat ini dilakukan untuk membicarakan pembentukan usaha yang menyangkut hak dan
kewajiban pemegang saham yang nantinya hasil rapat tersebut dibuatkan notulennya sebagai
bukti kesungguhan untuk mendirikan badan usaha.
3. Dibuatkan akta notaris
4. Di dalam akta notaris, dicantumkan nama-nama pendiri, komisaris, direksi, bidang usaha
dan tujuan perusahaan didirikan. Hal ini dibuatkan setelah diadakannya kesepakatan untuk
mendirikan suatu badan usaha.
5. Didaftarkan di pengadilan negeri
6. Selanjutnya, akta notaris ini akan didaftarka ke pengadilan negeri untuk mendapatkan
pengesahan sebagai badan hukum yang sah.
7. Diberitakan dalam Iembaran negara
8. Badan usaha yang telah mempemleh legalitas clari Departemen Kehakiman akan diberitakan
dalam berita negara.

Misalnya, proses pendirian PT berawal dari pendaftaran nama perusahaan dan membuat akta
pendirian melalui Notaris, kemudian domisili perusahaan, pendaftaran perusahaan sebagai wajib
pajak (NPWP), pengesahan anggaran dasar perseroan terbatas oleh Menteri Hukum dan HAM
RI, kemudian proses izin usaha seperti SIUP dan pendaftaran perusahaan untuk mendapatkan
TI)P. Setelah TDP selesai selanjutnya adalah proses pengumuman dalam berita negara Republik
Indonesia

a) Pendaftaran nama perusahaan

Cek dan pendaftaran nama perusahaan diajukan kepada Notaris. Pendaftaran dilakukan oleh
pihak Notaris melalui SISMINBAKUM untuk mendapatkan petsetujuan dari Menteri Hukum
dan HAM RI tentang pemakaian nama perseroan terbatas.

b) Akta pendirian PT

Akta otentik sebagai akta pendirian PT dibuat dan ditandatangani oleh Notaris. Sebelum akta
ditandatangani oleh Notaris, para pendiri atau kuasanya harus menandatangani draf/minuta
anggaran dasar perseroan terbatas yang sama isinya dengan akta pendirian.

c) Domisili perusahaan

Permohonan surat keterangan domisili perusahaan diajukan melalui Kantor Kelurahan setempat
sesuai dengan alamat kantor perusahaan berada. Domisili perusahaan dibutuhkan sebagai bukti
keterangan alamat perusahaan untuk proses pendaftaran dan perizinan lainnya.

d) NPWP-Nomor pokok wajib pajak

Pendaftaran wajib pajak diajukan melalui kantor pelayanan pajak sesuai domisili perusahaan
untuk mendapatkan, NPWP, dan Surat keterangan terdaftar wajib pajak. NPWP dibutuhkan
sebagai indentitas badan usaha untuk melaporkan pajak kepada negara

e) SK Menteri Hukum dan HAM RI


Tahap ini sangat penting bagi perusahaan untuk mendapatkan status sebagai badan hukum.
Permohonan ini diajukan melalui Notaris kepada Menteri Hukum dan HAM RI untuk
mendapatkan pengesahan anggaran dasar perseroan (Akta Pendirian) sesuai

f) Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

SIUP-Surat Izin Usaha Perdagangan, proses permohonan SIUP diajukan melalui dinas
perdagangan Kota/Kabupaten untuk golongan SIUP menengah dan kecil, atau Dinas
Perdagangan Propinsi untuk SIUP besar sesuai dengan tempat kedudukan perusahaan berada,

g) TDP-Tanda Daftar Perusahaan

Permohonan pendaftaran perusahaan untuk mendapatkan T DP diajukan kepada Pendaftaran


Perusahaan yang berada di Kota/Kabupaten Dinas Perdagangan. Proses TDP diajukan setelah
perusahaan mendapatkan pengesahan dari menteri dan miliki SIUP atau Izin Usaha yang lain,

h) P KP- Pengusaha Kena Pajak

Pendaftaran pengusaha kena pajak (PKP) diajukan melalui kantor pelayanan pajak sesuai dengan
NPWP. PKP dibutuhkan untuk menerbitkan faktur perusahaan dalam rangka menjual produk
atau jasa dengan PPN (Pajak Pertambahan Nilai),

i) Berita Negara Republik Indonesia

Status perusahaan sebagai badan hukum telah sempurna setelah di umumkan dalam berita acara
negara Repbulik Indonesia. Permohonan ini dapat diajukan setelah perusahaan memiliki T DP
dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM RI.

2.5 Faktor — Faktor Penyebab Kegagalan Usaha


Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap hasil yang dicapai meskipun
telah dilakukan studi dan perhitungan secara benar dan sempurna adalah sebagai berikut

1. Data dan informasi tidak lengkap


Pada saat melakukan perencanaan, data dan informasi yang disajikan kurang lengkap
sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada.
2. Salah perhitungan
Kegagalan dapat pula terjadi karena salah dalam melakukan perhitungan, misalnya rumus atau
cara menghitung yang digunakan salah sehingga hasil yang dikeluarkan tidak akurat.
3. Pelaksanaan pekerjaan salah
Dalam hal ini, para pelaksana usaha (manjemen) di lapangan tidak mengerjakan usaha secara
benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, kemungkinan usaha tersebut
gagal sangat besar.
4. Kondisi lingkungan
Misalnya saja, pada saat melakukan penelitian dan pengukuran semuanya sudah selesai
dengan tepat dan benar, namun dalam perjalanannya terjadi perubahan lingkungan, seperti
perubahan ekonomi, politik, hukum dan sosial, ataupun perilaku masyarakat.
5. Unsur sengaja
Kegagalan yang sangat fatal disebabkan oleh adanya faktor kesengajaan. Artinya, karyawan
sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan
berbagai sebab.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada bebarapa sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya, yaitu faktor
keluarga pengusaha, sengaja terjun menjadi pengusaha, kerja sampingan, coba - coba, dan
terpaksa. Seorang memulai usaha dengan mendirikan perusahaan yang baru. Usaha ini dilakukan
dengan cara membeli perusahaan yang sudah ada. Model ini dikembangkan dengan memakai
nama manajemen perusahaan lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk
dan perusahaan yang menggunakan disebut franchise.

Badan usaha adalah payung hukum yang membawahi usaha yang akan
dijalankan. Pendaftaran wajib pajak diajukan melalui kantor pelayanan pajak sesuai
domisili perusahaan untuk mendapatkan, NPWP, dan Surat keterangan terdaftar wajib
pajak. NPWP dibutuhkan sebagai indentitas badan usaha untuk melaporkan pajak kepada
negara. Tahap ini sangat penting bagi perusahaan untuk mendapatkan status sebagai
badan hukum. Pendaftaran pengusaha kena pajak (PKP) diajukan melalui kantor
pelayanan pajak sesuai dengan NPWP. PKP dibutuhkan untuk menerbitkan faktur
perusahaan dalam rangka menjual produk atau jasa dengan PPN (Pajak Pertambahan
Nilai). Status perusahaan sebagai badan hukum telah sempurna setelah di umumkan
dalam berita acara negara Repbulik Indonesia.

3.2 Saran

Makalah ini penulis susun dengan sangat sederhana, sehingga besar kemungkinan banyak
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kebesaran
hati teman-teman dan pembaca agar kiranya memberikan kritik dan saran yang dapat melengkapi
kekurangan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alma,Buchari. 2005. Kewirausahaan. Bandung. Alfabeta

http://eprints.ums.ac.id/53985/3/BAB%20I.pdf (diakses tanggal 24 September 2020)

Noorlaila. 2015. Makalah Cara Mendirikan Usaha. (diakses tanggal 25 September 2020)

Anda mungkin juga menyukai