Anda di halaman 1dari 14

TUGAS BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN LAB

CARA MENDIRIKAN USAHA

DOSEN PEMBIMBING :
IDA AYU MADE SRI ARJANI, S.IP., M.Erg

OLEH :
KELOMPOK 7

1. NI PUTU AYU LINDAYANI (P07134019017)


2. NI KADEK WIDIASTUTI (P07134019021)
3. NI MADE NOVI PUJI WIDIASTUTI (P07134019030)
4. NI LUH INDAH CAHYANI (P07134019035)
5. NI KADEK AYU PUTRI PURNAMI (P07134019038)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2021
PENDAHULUAN

Indonesia adalah Negara dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia yaitu berjumlah
lebih dari 250 juta jiwa dan akan terus bertambah. Selain itu, Indonesia juga merupakan salah
satu negara yang memiliki sumber daya alam terkaya dan terlengkap di dunia. Namun, di
Negara ini pula masih terdapat banyak sekali pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan
sosial didalamnya. Ini dikarenakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia untuk
memaksimalkan pengelolaan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia.
Untuk menjadi sebuah Negara yang memiliki perekonomian yang stabil (sedikit
pengangguran, sedikit perekonomian, seimbang pendapatan negara), Indonesia setidaknya
memiliki paling tidak 2% dari jumlah penduduknya merupakan seorang entrepreneur. Namun
di Indonesia saat ini jumlah entrepreneurnya tidak lebih dari 0,01% dari jumlah
penduduknya. Ini dikarenakan oleh beberapa faktor, bisa dikarenakan tidak memiliki
keterampilan, tidak mengetahui pengetahuan berwirausaha, tidak memiliki modal, tidak
mampu mengolah SDA yang ada dan sebagainya.
Melihat realita di zaman sekarang sangat sulit mencari pekerjaan, karena lowongan
pekerjaan lebih sedikit dibandingkan pencari pekerjaan. Di desa maupun di kota sama- sama
sulit mencari pekerjaan. Kami mencoba untuk membahas cara mendirikan usaha, agar
muncul  usaha- usaha baru untuk para pencari kerja. Langkah pertama untuk mendirikan
usaha yaitu dengan mengetahui tata cara mendirikan suatu usaha baru. Maka dari itu kami
memilih membahas tentang “Cara Mendirikan Usaha“  untuk memperdalam materi bisnis dan
kewirausahaan.
Oleh karena itu diperlukan suatu gerakan untuk memberikan sosialisasi tentang cara
untuk merintis usaha baru agar para calon usahawan tidak keliru dengan usaha yang diambil
dan mereka juga memiliki pengetahuan akan kelebihan dan kekurangan bentuk usaha
maupun jenis perusahaan yang akan dia pilih. Hal tersebut yang kemudian menjadikan kami
(penyusun) untuk membuat ringkasan tentang merintis usaha baru.
PEMBAHASAN

A. Alasan Memulai Usaha


Ada lima sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya, yaitu:
1. Faktor keluarga pengusaha;
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
3. Kerja sampingan (iseng)
4. Coba – coba
5. Terpaksa 

B. Cara Memulai Usaha


Seseorang dapat menjadi pengusaha dengan kesabaran, keberanian, ketekunan,
dankepandaian dalam mengelola usaha. Setiap pengusaha memiliki waktu yang berbeda-
bedadalam hal mencapai kesuksesan di bidang usaha yang ditekuninya. Ada berbagai macam
faktor yang melatar belakangi seseorang merintis usahanya, seperti faktor keluarga, kerja
sampingan, coba-coba, terpaksa, dan bersungguh-sungguh untuk menjadi pengusaha. Selain
faktor yang melatar belakang seseorang terjun dalam dunia usaha, adapun cara
seseorangmemulai usaha yang lazim dilakukan baik secara berkelompok maupun
perseorangan, yaitu :
1. Mendirikan Usaha Baru
Seseorang yang memulai usaha dengan mendirikan perusahaan baru harus dapat
mengurus izin usaha dan mecari tempat yang strategis serta perlengkapan yang sesuai
dengan usahanya.
2. Membeli Perusahaan
Usaha ini dapat dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah berjalan
sebelumnya baik yang masih beroperasi maupun perusahaan yang tidak aktif namun
masih memiliki badan usaha. Pembelian perusahaan ini dapat berupa pembelian
saham maupun aset yang dimiliki perusahaan.
3. Kejasama Manajemen dengan Sistem Waralaba (Franchisting)
Kerjasama ini dilakukan dengan cara memakai nama dan manajemen perusahaan lain.
Perusahaan induk (franchisor) merupakan perusahaan pemilik nama, sedangkan
franchise merupakan perusahaan yang menggunakan nama tersebut. Contoh
perusahaan yang menggunakan kerjasama dengan sistem ini adalah McDonald,
Indomaret, dan Alfamart. Dukungan manajemen yang diberikan oleh franchisor
adalah pemilihan lokasiusaha, bentuk bangunan, peralatan yang diperlukan, pemilihan
karyawan, penentuan bahan baku atau produk, dan iklan bersama.
4. Mengembangkan Usaha yang Sudah Ada
Pengembangan usaha biasanya dilakukan oleh perusahaan keluarga. Pengusaha
melakukan pengembangan usaha yang sudah ada sebelumnya dengan cara
menambahkan cabang usaha atau penambahan kapasitas yang lebih besar.

C. Faktor Penentu Pemilihan Jenis Usaha


Sebelum memulai usaha, terlebih dahulu perlu pemilihan bidang yang ingin ditekuni. 
Faktor – faktor untuk menentukan bidang usaha yang akan digeluti : 
1. Minat atau bakat
Seseorang yang memilki minat dari dalam atau bakat dari keturunan akan lebih
mudah dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan usahanya. 
2. Modal
Dalam arti sempit modal dapat dikatakan sebagai keahlian seseorang. Dengan
keahliaan tertentu seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memilki modal
uang untuk menjalankan usaha.
3. Waktu
Setiap usaha memiliki masa yang berbeda – beda ada yang dalam jangka waktu
pendek adapula dalam jangka waktu menengah atau panjang. 
4. Laba
Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya margin laba yang diinginkan.
Disamping itu dalam hal laba yang perlu dipertimbangkan adalah jangka waktu
memperoleh laba tersebut. 
5. Pengalaman
Pengalaman ini merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukakn kesalahan dalm
menjalankan usaha nantinya. 

D. Beberapa Jenis Bidang Usaha


Dalam menentukan bidang usaha yang ingin di tekuni, seseorang harus memiliki
minat dan bakat dalam bidang tersebut. Tidak hanya minat dan bakat, seseorang juga harus
memiliki modal, baik dalam bentuk uang maupun pengalaman untuk menjadi pedoman dalam
menjalankan usaha. Untuk menjadi pengusaha yang baik, tentunya kita harus memperhatikan
laba yang akan diperoleh dan memerlukan waktu untuk mengolah bahan mentah menjadi
produk yang siap di jual. Adapun bidang usaha yang dapat diaplikasikan sesuai minat dan
bakat adalah sebagai berikut.
1. Sektor Kecantikan
Dalam bidang ini, pengusaha diharapkan memiliki keterampilan dalam hal kecantikan
dengan cara mengikuti kursus kecantikan terlebih dulu. Oleh karena itu, pengusaha
dapat mengelola usahanya sendiri tanpa memiliki ketergantungan dengan orang lain.
Contoh usaha dalam sektor kecantikan adalah salon dan SPA.
2. Sektor Keterampilan
Seseorang yang memilih untuk membuat usaha di bidang keterampilan, perlu
mengikuti kursus keterampilan sesuai bidang yang dimiliki terlebih dulu. Contoh
usaha dalam sektor keterampilan adalah sektor jasa perbaikan (service) elektronik,
motor, dan mesin.
3. Sektor Konsultan
Untuk menjadi seorang konsultan, seseorang harus memiliki latar belakang bidang
ilmu yang mendukung usahanya. Tugas seseorang yang mendirikan usaha dibidang
ini adalah memberi nasihat untuk berbagai bidang usaha. Contoh usaha dalam sektor
konsultan adalah konsultan bisnis, konsultan pajak, konsultan hukum dan lainnya.
4. Sektor Industri
Dalam sektor ini, pengusaha diharuskan untuk dapat memproduksi produk olahan.
Contoh usaha dalam sektor industri adalah pabrik makanan, minuman dan pakaian.
5. Sektor Tambang
Usaha sektor tambang dapat berupa hasil tambang siap pakai, seperti emas, batubara,
timah dan pasir.
6. Sektor Kelautan
Usaha ini dapat dilakukan dengan cara menyediakan kapal kecil maupun kapal besar
untuk menangkap ikan dan hasil laut lainnya.
7. Sektor Perikanan
Usaha di sektor ini dapat dilakukan dengan cara membuka tempat pemancingan ikan
atau budidaya ikan dan membuat usaha tambak ikan, baik ikan air tawar maupun ikan
air laut. Contohnya tambak ikan gurami, rumput laut dan mutiara.
8. Sektor Agribisnis
Dalam sektor ini, pengusaha dapat membuka usaha pertanian jangka pendek,
menengah, dan panjang. Contoh tanaman yang dapat kembangkan dalam usaha ini
adalah sayurmayur, jeruk dan cengkeh.
9. Sektor Perdagangan
Usaha di sektor perdangan dapat dilakukan dengan membuka toko atau kios,
membuka usaha makanan dan sektor perdagangan lainnya.
10. Sektor Pendidikan
Sektor ini meliputi mebuka kursus belajar, mendirikan sekolah dan perguruan tinggi.
11. Sektor Percetakan
Usaha ini dapat di realisasikan dengan cara membuka usaha fotocopy, sablon, dan
percetakan buku.
12. Sektor Seni Seseorang yang memiliki darah seni dapat membuat usaha seni, baik
membuat pameran lukisan sendiri, menciptakan musik, dan menulis cerita.
13. Sektor Kesehatan
Seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan dapat menciptakan
usaha, seperti membuat klinik kesehatan, rumah sakit, apotek serta praktik dokter
bersama.
14. Sektor Pariwisata
Usaha ini dapat dilakukan dengan cara membuka biro perjalanan, membuka tempat
penginapan dan tempat hiburan lainnya

E. Jenis-Jenis Bidang Usaha


1. Usaha Perseorangan
Usaha Perseorangan merupakan salah satu bentuk yang banyak sekali dipakai di
Indonesia. Bentuk ini biasanya dipakai untuk kegiatan usaha yang kecil, atau pada
saat permulaan mengadakan kegiatan usaha. Usaha perseorangan ini dimiliki oleh
seseorang, dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua risiko dan kegiatan
perusahaan.
 Kelebihan Usaha Perseorangan :
a. Seluruh laba menjadi miliknya
b. Adanya kepuasan pribadi
c. Kebebasan dan fleksibilitas
d. Lebih mudah memperoleh kredit
e. Sifat kerahasiaan
 Kelemahan Usaha Perseorangan :
a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
b. Sumber keuangannya terbatas
c. Kesulitan dalam manajemen
d. Kelangsungan usaha kurang terjamin
e. Kurangnya kesempatan pada para karyawan.

2. Firma (Fa)
Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
dengan nama bersama, dalam mana tanggung jawab masing-masing anggota firma
(disebut firman) tidak terbatas, sedangkan laba yang akan diperoleh dari usaha
tersebut akan dibagi bersama-sama. Demikian pula halnya jika menderita rugi,
semuanya ikut menanggung.
 Kelebihan Firma :
a. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah
untuk memperluas usahanya.
b. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial
yang lebih besar.
c. Kemampuan manajemennya lebih besar karena adanya pembagian kerja di
antara para anggota. Disamping itu, semua keputusan diambil bersama-sama.
d. Pendiriannya mudah, artinya tidak memerlukan akte.
 Kelemahan Firma :
a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh utang perusahaan.
b. Kelangsungan perusahaan tidak menentu sebab apabila salah seorang anggota
membatalkan perjanjian untuk menjalankan usaha bersama, maka secara
otomatis firma menjadi bubar.
c. Kerugian yang diakibatkan oleh seorang anggota harus ditanggung bersama
oleh anggota yang lain.

3. Perseoran Komanditer (CV)


Dalam perseoran komanditer yang juga disebut Commanditaire Vennootschaap (CV),
terdapat hal yang berbeda yakni salah satu atau beberapa anggota bertanggung jawab
tidak terbatas dan anggota yang lain bertanggung jawab secara terbatas terhadap
utangutang perusahaan. Jadi kesimpulannya CV adalah suatu bentuk perjanjian
kerjasama untuk berusaha bersama antara orang-orang yang bersedia memimpin,
mengatur perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya,
dengan orangorang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin
perusahaan serta bertanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan
dalam perusahaan tersebut.
 Kelebihan CV :
a. Modal yang dikumpulkan lebih besar.
b. Mudah memperoleh kredit.
c. Kemampuan manajemennya lebih besar.
d. Pendiriannya mudah.
 Kelemahan CV :
a. Sebagian anggota/sekutu mempunyai tanggung jawab tidak terbatas.
b. Kelangsungan hidupnya tidak menentu.
c. Sulit untuk menarik kembali modalnya, terutama bagi sekutu pimpinan.

4. Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan terbatas juga disebut NV (Naamloze Vennootschap) terdiri atas para
pemegang saham (persero/stockholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas
terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal yang mereka setorkan. Perseroan
terbatas ini merupakan suatu badan hukum karena memiliki kekayaan sendiri yang
terpisah dari kekayaan pribadi masing-masing pemegang saham.
 Kelebihan Perseroan Terbatas :
a. Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap utang-
utang perusahaan.
b. Kontinyuitas perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab tidak
tergantung pada beberapa peserta, pemilik dapat berganti-ganti.
c. Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham kepada orang
lain.
d. Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volume usahanya,
misalnya dengan mengeluarkan saham baru.
e. Manajemen dan spesialisasinya memungkinkan pengelolaan sumber-sumber
modal untuk tidak secara efisien.
 Kelemahan Perseroan Terbatas :
a. PT merupakan subyek pajak tersendiri, sedangkan dividen yang diterima oleh
para pemegang saham dikenakan pajak lagi sebagai pajak pendapatan dari
pemegang saham bersangkutan.
b. Pendiriannya lebih sulit, memerlukan akte notaris dan ijin khusus untuk usaha
tertentu.
c. Ongkos pembentukannya relatif tinggi.
d. Kurangnya rahasia perusahaan, disebabkan karena segala aktivitas harus
dilaporkan kepeda pemegang saham, terutama yang menyangkut laba
perusahaan.

5. Perseroan Terbatas Negara (Persero)


Merupakan salah satu bentuk perusahaan milik Negara yang sebelumnya bernama
Perusahaan Negara (PN). Umumnya persero ini terjadi dari Perusahaan Negara yang
kemudian diadakan penambahan modal yang ditawarkan kepada pihak swasta. Pada
nama perusahaan, PT-PT semacam ini biasanya diberi tanda kurung Persero
dibelakangnya. Contoh : PT (Persero) PK Blabak, PT (Persero) Pupuk Kujang, PT
(Persero) Aneka Gas dan lain-lain.

6. Perusahaan Negara Umum (Perum)


Seperti perusahaan lain pada umumnya. Perum bertujuan mencari keuntungan, tetapi
tidak mengabaikan kesejahteraan masyarakat. Struktur organisasinya juga tidak
berbeda dengan struktur organisasi yang dianut oleh perusahaan-perusahaan pada
umumnya. Contoh Perum antara lain : Perusahaan Umum Listrik Negara, Perusahaan
Umum Telekomunikasi dan sebagainya.

7. Perusahaan Negara Jawatan (Perjan) Contoh Perjan di Indonesia adalah Perusahaan


Jawatan Kereta Api (PJKA) yang mempunyai daerah operasi di Jawa dan Sumatera.
Kegiatan yang dilakukan terutama ditujukan untuk kesejahteraan umum (public
service) dengan memperhatikan segala segi efisiensinya. Berbeda dengan Perum yang
semua kekayaannya dipisahkan dari kekayaan Negara, maka Perjan dapat memiliki
fasilitas-fasilitas Negara sebab merupakan bagian dari Departemen/Direktorat Jendral.
8. Koperasi
Berdasarkan undang-undang Pokok Perkoperasian Nomor 12 tahun 1967 (disahkan
tanggal 18 Desember 1967). Koperasi Indonesia diartikan sebagai : Organisasi
ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan
hukum. Koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan dan kegotong-royongan. Agar tujuan koperasi
dapat tercapai, anggota-anggota yang menjalankannya harus aktif memajukan usaha
koperasi dan rajin menghadiri rapat kerja untuk memecahkan persoalan secara
bersama-sama, makin besarnya usaha koperasi dapat menimbulkan persoalan-
persoalan yang lebih besar.

9. Yayasan
Yayasan merupakan sebuah badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan. Tujuan
pendiriannya bukanlah untuk mencari keuntungan, melainkan lebih menitik-beratkan
pada usaha-usaha sosial. Misalnya: Yayasan Panti Asuhan, Yatim Piatu, Yayasan
Pemberi Beasiswa (supersemar) dan sebagainya. Jadi yayasan ini dibentuk sebagai
badan hukum yang sesuai untuk berbagai macam kegiatan yang akan dijalankan di
luar kondisi persaingan usaha.

F. Proses Pendirian Badan Usaha


Ketika akan mendirikan sebuah badan usaha, ada beberapa hal pokok yang harus
disiapkan. Di antaranya seperti modal, dokumen diri, serta jenis dan tujuan usaha. Setelah itu
harus melewati beberapa tahapan prosedur atau cara mendirikan badan usaha, yaitu :
1. Pembuatan Akta Perusahaan
Akta perusahaan ini berisi informasi lengkap tentang usaha. Mulai dari nama
perusahaan, bergerak di bidang usaha apa, nama pemilik modal, besaran modal dasar
dan disetor, serta struktur pengurus perusahaan (direktur, komisaris, dll). Akta
pendirian perusahaan ini harus dibuat dan ditandatangani oleh notaris, dengan
sebelumnya harus menyertakan fotokopi KTP si pendiri. Dalam proses selanjutnya
akan mendapatkan SK Pengesahan Akta Pendirian Perusahaan dari Departemen
Hukum dan HAM.
2. Mendapat Surat Keterangan Domisili
Usaha Untuk bisa mendapatkan surat keterangan ini harus mengajukan permohonan
kepada kelurahan atau kepala desa setempat. Dengan membawa persyaratan berupa
fotokopi bukti kepemilikan atau kontrak tempat usaha, surat keterangan dari pemilik
gedung jika menempati gedung perkantoran, serta fotokopi pembayaran pajak bumi
dan bangunan (PBB) tahun terakhir. Setelah proses selesai, akan mendapatkan bukti
keterangan alamat domisili.
3. Mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Langkah awal untuk bisa mendapatkan NPWP adalah dengan mendaftarkan diri
sebagai wajib pajak pada kantor pelayanan pajak (KPP) setempat. Anda harus
membawa persyaratan berupa; bukti kepemilikan/sewa tempat usaha, lampiran bukti
pajak pendapatan (PPN) atas sewa gedung, dan bukti pelunasan PBB. Setelah itu,
Anda akan mendapatkan NPWP beserta surat keterangan terdaftar sebagai wajib
pajak. Dengan nomor inilah, nantinya Anda bisa melaksanakan segala hak dan
kewajiban perpajakan.
4. Mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
SIUP adalah surat izin yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
sebagai tanda bahwa telah bisa menjalankan usaha di bidang perdagangan dan jasa.
Untuk bisa mendapatkannya harus mengajukan permohonan dengan persyaratan
berupa; surat izin tempat usaha (SITU) dan pas foto pimpinan perusahaan atau
direktur. Bagi pemilik usaha kecil dan menengah, permohonan bisa diajukan ke Dinas
Perdagangan tingkat kota/kabupaten. Sedangkan untuk golongan SIUP besar,
permohonan harus ditujukan kepada Dinas Perdagangan tingkat provinsi.
5. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Sesuai peraturan dan perundang-undangan, semua jenis bidang usaha wajib memiliki
TDP. TDP dianggap sebagai bukti nyata bahwa usaha telah terdaftar dan disahkan
oleh pejabat yang berwenang. Tanda daftar ini bisa didapatkan dengan mendaftarkan
diri ke Dinas Perdagangan sesuai alamat domisili perusahaan. Dokumen yang harus
disiapkan di antaranya adalah; Akta Pendirian, Surat Keterangan Domisili
Perusahaan, NPWP, pengesahan dari pengadilan, dan SIUP.

G. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Usaha


Berikut ini adalahs faktor- faktor penyebab kegagalan usaha secara umum, yaitu :
1. Usaha Tidak Jelas
Banyak pelaku usaha yang merintis usaha tanpa menentukan visi, misi,tujuan,dan
perencanaan sehingga baik pemilik maupun karyawan tidak tahu fokus usaha seperti
apa yang akan dijalankan.
2. Kekuranga Modal Kerja
Seringkali pelaku usaha mengalami kekurangan modal kerja saat tengah menjalankan
bisnisnya, sebagai akibat kurangnya kesabaran untuk segera memulai bisnis dan sikap
optimis yang berlebihan bahwa usaha yang dijalankan pasti dapat berjalan.
Seharusnya sebelum memulai usaha, pelaku usaha harus mengetahui secara detail
berapa jumlah modal yang dibutuhkan, agar tidak macet ditengah jalan.
3. Terlalu Cepat Mengembangkan Skala
Usaha Memang baik untuk mengembangkan skala usaha menjadi lebih besar, asalkan
pondasi yang dimiliki usaha tersebut telah kuat dan sulit untuk runtuh ketika
hambatan dating. Untuk mengembangjan skala usaha, perusahaan sangat
membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kecakapan, mampu bekerja
dengan baik, dan loyalitas yang tinggi.
4. Produk yang Tidak Menjual
Karena keinginan pribadi, seringkali pelaku usaha menambahkan karakteristik baru
pada produknya. Bukannya menambah nilai jual, karakteristik itu malah membuat
produk tersebut kehilangan nilai tambah. Dalam berwirausaha seorang pelaku usaha
harus mampu berinovasi. Dalam artian, produk yang dikembangkan harus memiliki
nilai tambah, nilai jual, dan manfaat yang lebih disbanding sebelumnya.
5. Tidak Memiliki Kehandalan
Umumnya pelaku usaha seperti ini tidak mudah merkrut karyawan, menangani
masalah keuangan, mencari pelanggan, dan menjalin relasi dengan pihak lain. Dalam
merekrut karyawan, anda tidak boleh hanya sembarang merkrut hanya untuk mengisi
kekosongan posisi. Pilihlah orang-orang terbaik yang juga tertarik dengan bisnis yang
anda jalankan.
PENUTUP

Simpulan
Ada berbagai macam faktor yang melatar belakangi seseorang merintis usahanya,
seperti faktor keluarga, kerja sampingan, coba-coba, terpaksa, dan bersungguh-sungguh
untuk menjadi pengusaha. Selain faktor yang melatar belakang seseorang terjun dalam dunia
usaha, adapun cara seseorangmemulai usaha yang lazim dilakukan baik secara berkelompok
maupun perseorangan, yaitu : mendirikan usaha baru, membeli perusahaan, kerjasama
manajemen dengan system waralaba atau franchising, dan mengembangkan usaha yang
sudah ada.
Dalam menentukan bidang usaha yang ingin di tekuni, seseorang harus memiliki
minat dan bakat dalam bidang tersebut. Tidak hanya minat dan bakat, seseorang juga harus
memiliki modal, baik dalam bentuk uang maupun pengalaman untuk menjadi pedoman dalam
menjalankan usaha. Untuk menjadi pengusaha yang baik, tentunya kita harus memperhatikan
laba yang akan diperoleh dan memerlukan waktu untuk mengolah bahan mentah menjadi
produk yang siap di jual. Sehingga hal tersebut dapat kita aplikasikan sesuai minat dan bakat
pada sector bidang usaha tertentu.
Adapun bentuk – bentuk perusahaan yang dapat dipilih untuk memulai usaha yaitu
Usaha Perseorangan, Firma, Perseoran Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), Perseroan
Terbatas Negara (Persero), Perusahaan Negara Umum (Perum), Perusahaan Negara Jawatan
(Perjan), Koperasi dan Yayasan. Dengan mengetahui bentuk – bentuk perusahaan tersebut,
kita dapat memilih salah satu bentuk perusahaan tersebut dengan memperhatikan kelebihan
dan kekurangan dari setiap bentuk perusahaan tersebut dan dengan memperhatikan tingkat
biaya yang diperlukan. Dengan begitu diharapkan calon usahawan dengan mudah memulai
usaha yang tepat untuk calon usahawan tersebut, sehingga diharapkan mucul usahawan –
usahawan baru yang akan menjadi tonggak perekonnomian dengan memajukan dan
meningkatkan pendapatan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Pranama, Aditya Putra., dkk. 2013. “Merintis Usaha Baru”. Program Studi Perpajakan.
Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya Malang. Available at :
http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/KELOMPOK-IV-KWU.pdf
Deasri, Dwita., Nila Virontina. 2020. “Tata Cara Mendirikan Usaha”. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Udayana. Available at :
https://www.coursehero.com/file/55602448/Kewirausahaan-Cara-Mendirikan-
Usahapdf/
Kasmir. 2006. KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: Rajawali Pers.
Legalo. 2019. “Kenali Jenis dan Prosedur Pendirian Badan Usaha di Indonesia”. Available
at : https://legalo.id/2019/09/27/pendirian-badan-usaha/

Anda mungkin juga menyukai