Anda di halaman 1dari 9

October 13, 2017

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PELUANG USAHA BARU

A. Pengertian Identifikasi Peluang Usaha


Identifikasi peluang usaha adalah pengenalan pengetahuan seseorang tentang
peluang-peluang usaha, baik usaha yang ada di sekitarnya maupun yang ada diluar
daerahnya ataupun usaha yang sudah di ketahui sampai yang belum diketahui.
Identifikasi berarti tanda kenal diri, atau penetapan identitas seseorang, benda
atau sebagainya. Sedangkan peluang berarti kesempatan baik yang jangan disia-
siakan. Usaha merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan
untuk mencapai suatu tujuan. [1]
Jadi, identifikasi peluang usaha merupakan penetapan kesempatan yang baik
untuk menciptakan suatu kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan
untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Cara Mengidentifikasi Dan Menganalisis Peluang Usaha Baru
Tidak selalu jelas apakah keadaan tertentu yang dihadapi seorang entrepreneur
merupakan sebuah masalah atau sebuah peluang (opportunity). Peluang yang tidak
dimanfaatkan, merupakan masalah bagi entrepreneur.
David B. Gleicher mengungkapkan bahwa sebuah masalah merupakan suatu hal
yang mengurangi kemampuan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya.
Sedangkan peluang merupakan sesuatu yang memberikan kesempatan untuk
melampaui sasaran yang ditetapkan. [2]
Peluang usaha bukanlah peluang jika kita tidak sanggup menemukan tindakan
yang mungkin dan layak untuk mewujudkannya. Adapun persyaratan pokok dalam
memanfaatkan peluang usaha pada masa depan ialah berfikir positif, optimisme,
bersedia bekerja keras dan mau mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, dan
mau percaya bahwa pada hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin.
Cara mengidentifikasi peluang usaha atau bisnis yang ada bisa dicari, asal saja
wirausahawan itu bekerja keras, ulet dan percaya kepada kemampuan sendiri. Setiap
wirausahawan sebenarnya mempunyai peluang (opportunity) untuk maju. Untuk
menggali dan memanfaatkan peluang usaha atau bisnis, seorang wirausahawan
harus berfikir secara positif dan kreatif di antaranya :
1. Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan.
2. Harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis.
3. Harus mendengarkan saran-saran orang lain.
4. Harus mempunyai etos kerja yang tinggi.
5. Pandai berkomunikasi.
Resep Dr. D. J. Schwartz tentang cara memanfaatkan peluang bisnis adalah
sebagai berikut :
1. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa di laksanakan.
2. Janganlah hadiri lingkungan yang statis yang akan melumpuhkan pikiran
wirausahawan.
3. Setiap hari bertanyalah pada diri sendiri, “ bagaimana saya dapat melakukan usaha
lebih baik ?”
4. Bertanya dan dengarkanlah.
5. Peluas pikiran anda.
Dalam memanfaatkan peluang usaha Paul Charlap mengemukakan sebuah
rumusan yang mencakup 4 unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan :
1. Work hard (kerja keras)
2. Work smart (kerja cerdas)
3. Enthusiasm (kegairahan)
4. Service (pelayanan)[3]
Sebelum memulai bisnis, perhatikan situasi lingkungan secara cermat. Langkah
pengamatan dengan cara menjawab pertanyaan barikut : Apakah ada peluang
usaha seperti yang diinginkan? Apakah liku-liku bisnis yang akan di lakukan telah
diketahui benar, mulai dari cara mengawalinya , membuat, menjual, menyimpan,
sampai cara mendapatkan modal usaha? Adakah pesaing dan calon pesaing di
lapangan bisnis itu dan sejauh mana para pesaing itu tidak dikenal? Seberapa
besarkah pasar yang hendak digarap? Bila bisnis yang akan di kerjakan memerlukan
pemasok, sudahkah diketahui benar siapa yang bakal menjadi suplier dan apakah
ada suplier potensial lainnya? Bila bisnis itu berups barang sudahkan diketahui
tehnik perbuatan barang yang di maksud? Seberapa banyak modal sudah di tangan
atau bagaimana pula bila memerlukan pinjaman untuk penambahan modal?
Bagaimana cara mendapatkan tenaga kerja yang diperlukan? Apakah sudah dapaat
ditemukan dan ditentukan lokasi usahanya? Apakah sudah dimengerti seluk beluk
peralatan yang diperlukan? Apakah sudah diketahui segala peraturan dan ketentuan
yang menyangkut bidang usaha, seperti UU gangguan, izin usaha, pajak resmi,
kebersihan, tata kota, dan sebagainya?
Daftar pertanyaan tersebut yang masih dapat ditambah atau dikurangi sesuai
dengan kebutuhan dan sifat usaha yang diinginkan sangat membantu identifikasi
peluang bisnis. Inti dari daftar pertanyaan itu adalah situasi lingkungan usaha harus
diperhatikan dengan seksama sebelum memtuskan jenis usaha apa yang akan
dikerjakan. [4]
Dari hasil penelitian, terdapat berbagai cara dan sebab untuk memulai usaha
baru, diantaranya :
1. Faktor keluarga
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
3. Kerja sampingan (iseng)
4. Coba-coba
5. Terpaksa.[5]
Tindakan mengidentifikasi sebuah peluang merupakan pekerjaan yang sangat
sulit. Yang harus diperhatikan sebelum memulai usaha adalah pemilihan bidang
usaha. Hal ini dilakukan agar kita mengenal seluk beluk usaha dan mampu
mengelolanya. Pemilihan bidang usaha disesuaikan dengan beberapa faktor,
diantaranya :
1. Minat dan bakat seseorang.
Minat atau bakat seseorang ada dan dapat timbul dari dalam diri seseorang.
Artinya, ketertarikan pada suatu bidang sudah tertanam dalam dirinya. Karena ini
merupakan salah satu faktor penentu dalam menjalankan usaha.
2. Modal
Dalam arti luas modal berarti uang. Karena diperlukan sejumlah uang untuk
memulai usaha. Dalam arti sempit, modal berarti keahlian seseorang. Dimana dengan
keahlian, seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang
untuk menjalankan usaha.
3. Waktu
Yaitu masa seseorang untuk menikmati hasil dari usahanya. Setiap usaha
memiliki waktu yang berbeda-beda, ada yang dalam jangka waktu pendek,
menengah, dan jangka panjang.
4. Laba
Yaitu jumlah keuntungan yang akan diperoleh dalam menjalankan usaha baru.
5. Pengalaman
Pengalaman pribadi pengusaha atau pengalaman orang lain yang telah berhasil
dalam melakukan usaha. Dimana hal ini dapat dijadikan pedoman untuk meminimalisir
kesalahan.
Berikut ini peluang usaha yang dapat digeluti untuk pemula, terutama untuk usaha
kecil dan menengah :
1. Sektor kecantikan
2. Sektor keterampilan
3. Sektor konsultan
4. Sektor industri
5. Sektor tambang
6. Sektor kelautan
7. Sektor perikanan
8. Sektor agribisnis
9. Sektor perdagangan
10. Sektor pendidikan
11. Sektor percetakan
12. Sektor seni
13. Sektor kesehatan
14. Sektor pariwisata. [6]
Berikut ini cara menganalisis peluang usaha :
1. Analisis peluang usaha berdasarkan jenis produk atau jasa :
a. Minat seseorang, misalnya berminat dalam dunia perdagangan, jasa atau bidang
lainya.
b. Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, baik dalam bentuk uang
maupun barang atau mesin.
c. Relasi, apakah ada keluarga atau teman yang sudah terlebih dahulu menekuni
usaha yang sama.
Di samping itu, memiliki bidang usaha juga harus mempertimbangkan hal berikut:
a. Pengaruh lingkungan sekitar.
b. Banyak sedikitnya poermintaan masyarakat terhadap jenis usaha yang akan kita
pilih.
c. Kecocokan antara kebutuhan masyarakat dengan jenis usaha tertentu.
d. Banyak sedikitnya pesaing.
e. Adanya kemampuan untuk bertahan dan memenangkan persaingan.
Contoh peluang usaha dibidang biasa yang sangat dibutuhkan masyarakat, antara
lain sebagai berikut :
a. Jasa servis
b. Jasa hiburan. Contoh: bioskop, diskotik, kafe, layar tancap, dan sebagainya.
c. Jasa transportasi. Contoh: menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah,
rental mobil, dan sebagainya.
d. Jasa perantara. Contoh: membantu masyarakat yang akan menjual atau membeli
barang, seperti tanah, rumah, sawah, kendaraan bermotor dan mobil.
e. Jasa kesehatan. Contoh: memberikan sarana kebugaran, kesehatan, dan
kecantikan, seperti fitness, SPA, pijat refleksi, dan pengobatan alternatif.
f. Jasa yang lain. Contoh: jasa penitipan anak, katering, tenanga kebersihan,
penulisan atau pengetikan karya tulis, dan sebagainya.
Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat yang penuh kesibukan sekarang ini
dapat di kelompokkan menjadi seperti berikut :
a. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan dirumah. Contoh: alat pemasak
nasi sekaligus penyimpan dan pemanas nasi beserta sayur.
b. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan diluar rumah. Contoh: tas
multifungsi, yang bisa di pakai buat kerja, tetapi juga buat membawa pakaian atau
buat perjalanan, yang bisa dilipat atau dimodifikasi dan lain sebagainya.
c. Produk lainnya yang dibutukan tanpa mengenal tempat. Contoh: air dalam
kemasan, mie instan, tas, dan sebagainya.
2. Analisis Peluang Usaha Berdasar Minat dan daya beli Konsumen
Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang kita dirikan,
kita bisa melakukan observasi. Observasi ini bisa dilakukan dengan cara :
a. Mengadakan pengamatan langsung ke pasar.
b. Melakukan wawancara.
c. Memberikan angket untuk diisi oleh calon konsumen.
Cara kedua yaitu kita harus meneliti siapa konsumen yang akan menggunakan
produk kita. Hubungan antara minat, daya beli dan kelangsungan usaha adalah dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Minat besar, daya beli kuat, kelangsungan usaha terjamin.
b. Minat besar, daya beli rendah, kelangsungan usaha terhambat.
c. Minat rendah, daya beli rendah, usaha tidak dapat berlangsung.
Kesimpulan bahwa agar produk yang kita ciptakan mampu menarik minat
konsumen dan terjangkau oleh mereka, maka kita harus :
a. Memilih dan membuat produk yang bermanfaat, berkualitas dan laku dijual dengan
harga bersaing.
b. Membuat desain yang baru dan harga terjangkau.
c. Membuat produk lebih cepat dan lebih murah.
d. Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan.
C. Sumber-Sumber Potensial Peluang
Menurut Zimmer dalam Suryana (2001), ide-ide yang berasal dari wirausahawan
dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan real di pasar. Ide-ide itu
menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam
mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha),
wirausahawan perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua risiko yang mungkin
terjadi dengan cara:
1. Mengantisipasi banyaknya risiko yang dapat dieliminisasi melalui strategi proaktif.
2. Penyebaran risiko pada aspek yang paling mungkin.
3. Mengelola risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.
Ada 3 risiko yang dapat dievaluasi, yaitu:
1. Risiko pasar atau risiko persaingan, yang terjadi akibat adanya ketidakpastian
pasar, seperti faktor lingkungan, ekonomi, teknologi,demografi, dan sosial politik.
2. Risiko finansial, terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya.
3. Risiko teknik, terjadi sebagai akibat adanya kegagalan teknik.
Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001), kreativitas sering kali muncul
dalam bentuk ide-ide untuk menghasilkan barang-barang dan jasajasa baru. Ide itu
sendiri bukanlah peluang dan tidak akan muncul apabila wirausahawan tidak
mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus-menerus.
Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besarpeluang tercipta ketika
wirausahawan memiliki cara pandang baru terhadapide yang lama. Terdapat
beberapa cara agar ide dapat menjadi peluang, antara lain:
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau metode
yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi
kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan atau
modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.
Agar ide-ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis real maka
wirausahawan harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-
menerus. Proses penjaringan ide potensial menjadi produk dan jasa real dapat
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menciptakan produk baru dan berbeda
Ketika ide dimunculkan secara real, seperti dalam bentuk barang dan jasa baru
maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada di
pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau
penggunanya. Oleh sebab itu, wirausahawan harus mengetahui secara terperinci
perilaku konsumen di pasar. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati
perilaku pasar.
a. Permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, baik dalam jumlah dan
mutunya.
b. Waktu permintaan dan penyerahan barang dan jasa.
2. Mengamati pintu peluang
Wirausahawan harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya
kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan
dalam mengembangkan produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan yang
dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar
dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan dan risiko pesaing dalam
menanamkan modal barunya.
Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing dan
peluang yang dapat kita peroleh, didasarkan pada beberapa pertanyaan penting,
seperti berikut ini:
a. Pertanyaan untuk mengetahui teknik yang dimiliki pesaing dalam pengembangan
produk.
1) Bagaimana kemampuan teknik yang dimiliki pesaing dalam pengembangan produk
jika dibandingkan dengan yang wirausahawan miliki?
2) Bagaimana reputasi (track record) pesaing untuk mencapai sukses dalam
pengembangan produk?
b. Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing tentang
kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki.
1) Sejauh mana kemampuan dan kesediaan pesaing untuk melakukan investasi?
2) Keunggulan pasar apa yang dimiliki pesaing?
c. Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau tidak.
1) Sejauh mana kecepatan perusahaan membawa produk ke pasar dapat mendahului
pesaing?
2) Apakah kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan cukup untuk
membawa produk ke pasar yang sedang dikuasai pesaing?
3) Apakah perusahaan memiliki kekuatan yang cukup untuk menguasai serangan
pesaing.
Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001) beberapa keadaan yang dapat
menciptakan peluang adalah sebagai berikut.
a. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
b. Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik harus
dipertimbangkan sebelumnya.
c. Keadaan di mana pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi
produknya.
d. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya.
e. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan
produk barunya.
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk
yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat
produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisien dari biaya yang
dikeluarkan oleh pesaing?
4. Menaksir biaya awal
Berapa biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru, dari mana sumbernya dan
untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan untuk operasi, untuk perluasan dan
untuk biaya lainnya?
5. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi
Risiko yang harus diperhitungkan terdiri atas risiko teknik, risiko finansial, dan
risiko pesaing.
a. Risiko teknik, berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok
dengan yang diharapkan dan sesuai dengan kapabilitas serta karakteristiknya
sehingga produk tersebut dapat diterima pasar.
b. Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial
baik pada saat pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan
mempertahankan perusahaan dalam memberikan dukungan biaya produk baru.
c. Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan
posisinya di pasar. Risiko pesaing terdiri atas:
1) kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk antara yangn dikembangkan
wirausahawan dengan yang dikembangkan pesaing;
2) tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya;
3) seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru dan
produk yang dilempar ke pasar;
4) apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-serangan
pesaing?[7]
D. Faktor Penyebab Kegagalan Dan Keberhasilan Usaha Baru
Kegagalan dalam memilih peluang bisnis baru biasanya disebabkan oleh :
1. Kurangnya obyektivitas
2. Kurangnya kedekatan dengan pasar
3. Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai
4. Diabaikannya kebutuhan finansial
5. Kurangnya diferensiasi produk
6. Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai
Adapun faktor-faktor penunjang kesuksesan usaha baru meliputi:
1. Superioritas atau kualitas produk dalam hal fitur, manfaat, keunikan, corak atau
model, dan sebagainya.
2. Keunggulan ekonomis bagi konsumen, berupa value for money.
3. Sinergi antara produk baru dan perusahaan secara keseluruhan, terutama dalam
hal pemanfaatan ketrampilan pemasaran, keterampilan manajerial, dan pengetahuan
bisnis yang telah mapan.
4. Kompatibilitas teknologi dengan kapabilitas riset dan pengembangan, rekayasa,
dan produksi perusahaan.
5. Familiaritas bagi perusahaan.
6. Kebutuhan, pertumbuhan dan ukuran pasar yang mencerminkan peluang pasar.
7. Situasi persaingan.
8. Jenis peluang yang tersedia, yaitu apakah produk baru tersebut memiliki pasar yang
telah mapan ataukah benar-benar produk inovatif yang pasarnya juga belum
berkembang.

Anda mungkin juga menyukai