Anda di halaman 1dari 18

October 13, 2017

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PELUANG USAHA BARU

A.    Pengertian Identifikasi Peluang Usaha

       Identifikasi peluang usaha adalah pengenalan pengetahuan seseorang tentang peluang-


peluang usaha, baik usaha yang ada di sekitarnya maupun yang ada diluar daerahnya ataupun
usaha yang sudah di ketahui sampai yang belum diketahui.

       Identifikasi berarti tanda kenal diri, atau penetapan identitas seseorang, benda atau
sebagainya. Sedangkan peluang berarti kesempatan baik yang jangan disia-siakan. Usaha
merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai suatu
tujuan. [1]

       Jadi, identifikasi peluang usaha merupakan penetapan kesempatan yang baik untuk
menciptakan suatu kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai
tujuan tertentu.

B.     Cara Mengidentifikasi Dan Menganalisis Peluang Usaha Baru

       Tidak selalu jelas apakah keadaan tertentu yang dihadapi seorang entrepreneur merupakan
sebuah masalah atau sebuah peluang (opportunity). Peluang yang tidak dimanfaatkan,
merupakan masalah bagi entrepreneur.

       David B. Gleicher mengungkapkan bahwa sebuah masalah merupakan suatu hal yang
mengurangi kemampuan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya. Sedangkan peluang
merupakan sesuatu yang memberikan kesempatan untuk melampaui sasaran yang ditetapkan. [2]

Peluang usaha bukanlah peluang jika kita tidak sanggup menemukan tindakan yang mungkin dan
layak untuk mewujudkannya. Adapun persyaratan pokok dalam memanfaatkan peluang usaha
pada masa depan ialah berfikir positif, optimisme, bersedia bekerja keras dan mau mendengarkan
orang lain, mengakui kesalahan, dan mau percaya bahwa pada hari ini harus lebih baik dari pada
hari kemarin.

Cara mengidentifikasi peluang usaha atau bisnis yang ada bisa dicari, asal saja wirausahawan itu
bekerja keras, ulet dan percaya kepada kemampuan sendiri. Setiap wirausahawan sebenarnya
mempunyai peluang (opportunity) untuk maju. Untuk menggali dan memanfaatkan peluang
usaha atau bisnis, seorang wirausahawan harus berfikir secara positif dan kreatif di antaranya :
1.      Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan.

2.      Harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis.

3.      Harus mendengarkan saran-saran orang lain.

4.      Harus mempunyai etos kerja yang tinggi.

5.      Pandai berkomunikasi.

Resep Dr. D. J. Schwartz tentang cara memanfaatkan peluang bisnis adalah sebagai berikut :

1.      Percaya dan yakin bahwa usaha bisa di laksanakan.

2.      Janganlah hadiri lingkungan yang statis yang akan melumpuhkan pikiran wirausahawan.

3.      Setiap hari bertanyalah pada diri sendiri, “ bagaimana saya dapat melakukan usaha lebih baik
?”

4.      Bertanya dan dengarkanlah.

5.      Peluas pikiran anda.

Dalam memanfaatkan peluang usaha Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan yang
mencakup 4 unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan :

1.      Work hard (kerja keras)

2.      Work smart (kerja cerdas)

3.      Enthusiasm (kegairahan)

4.      Service (pelayanan)[3]

Sebelum memulai bisnis, perhatikan situasi lingkungan secara cermat. Langkah pengamatan
dengan cara  menjawab pertanyaan barikut : Apakah  ada peluang usaha seperti yang diinginkan?
Apakah liku-liku bisnis yang akan di lakukan telah diketahui benar, mulai dari cara
mengawalinya , membuat, menjual, menyimpan, sampai cara mendapatkan modal usaha?
Adakah pesaing dan calon pesaing di lapangan bisnis itu dan sejauh mana para pesaing itu tidak
dikenal? Seberapa besarkah pasar yang hendak digarap?  Bila bisnis yang akan di kerjakan
memerlukan pemasok, sudahkah diketahui benar siapa yang bakal menjadi suplier dan apakah
ada suplier  potensial lainnya? Bila bisnis itu berups barang sudahkan diketahui tehnik  perbuatan
barang yang di maksud? Seberapa banyak modal sudah di tangan atau bagaimana pula bila
memerlukan pinjaman untuk penambahan modal? Bagaimana cara mendapatkan tenaga kerja
yang diperlukan? Apakah sudah dapaat ditemukan dan ditentukan lokasi usahanya? Apakah
sudah dimengerti seluk beluk peralatan yang diperlukan? Apakah sudah diketahui segala
peraturan dan ketentuan yang menyangkut bidang usaha, seperti UU gangguan, izin usaha, pajak
resmi, kebersihan, tata kota, dan sebagainya?

Daftar pertanyaan tersebut yang masih dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan
dan sifat usaha yang diinginkan sangat membantu identifikasi peluang bisnis. Inti dari daftar
pertanyaan itu adalah situasi lingkungan usaha harus diperhatikan dengan seksama sebelum
memtuskan jenis usaha apa yang akan dikerjakan. [4]

Dari hasil penelitian, terdapat berbagai cara dan sebab untuk memulai usaha baru, diantaranya :

1.      Faktor keluarga

2.      Sengaja terjun menjadi pengusaha

3.      Kerja sampingan (iseng)

4.      Coba-coba

5.      Terpaksa.[5]

Tindakan mengidentifikasi sebuah peluang merupakan pekerjaan yang sangat sulit. Yang harus
diperhatikan sebelum memulai usaha adalah pemilihan bidang usaha. Hal ini dilakukan agar kita
mengenal seluk beluk usaha dan mampu mengelolanya. Pemilihan bidang usaha disesuaikan
dengan beberapa faktor, diantaranya :

1.      Minat dan bakat seseorang.

      Minat atau bakat seseorang ada dan dapat timbul dari dalam diri seseorang. Artinya,
ketertarikan pada suatu bidang sudah tertanam dalam dirinya. Karena ini merupakan salah satu
faktor penentu dalam menjalankan usaha.

2.      Modal

      Dalam arti luas modal berarti uang. Karena diperlukan sejumlah uang untuk memulai usaha.
Dalam arti sempit, modal berarti keahlian seseorang. Dimana dengan keahlian, seseorang dapat
bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang untuk menjalankan usaha.

3.      Waktu

      Yaitu masa seseorang untuk menikmati hasil dari usahanya. Setiap usaha memiliki waktu
yang berbeda-beda, ada yang dalam jangka waktu pendek, menengah, dan jangka panjang.

4.      Laba

Yaitu jumlah keuntungan yang akan diperoleh dalam menjalankan usaha baru.

5.      Pengalaman
Pengalaman pribadi pengusaha atau pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam melakukan
usaha. Dimana hal ini dapat dijadikan pedoman untuk meminimalisir kesalahan.

       Berikut ini peluang usaha yang dapat digeluti untuk pemula, terutama untuk usaha kecil dan
menengah :

1.      Sektor kecantikan

2.      Sektor keterampilan

3.      Sektor konsultan

4.      Sektor industri

5.      Sektor tambang

6.      Sektor kelautan

7.      Sektor perikanan

8.      Sektor agribisnis

9.      Sektor perdagangan

10.  Sektor pendidikan

11.  Sektor percetakan

12.  Sektor seni

13.  Sektor kesehatan

14.  Sektor pariwisata. [6]

Berikut ini cara menganalisis peluang usaha :

1.      Analisis peluang usaha berdasarkan jenis produk atau jasa :

a.       Minat seseorang, misalnya berminat dalam dunia perdagangan, jasa atau bidang lainya.

b.      Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, baik dalam bentuk uang maupun
barang atau mesin.

c.       Relasi, apakah ada keluarga atau teman yang sudah terlebih dahulu menekuni usaha yang
sama.

Di samping itu, memiliki bidang usaha juga harus mempertimbangkan hal berikut:

a.       Pengaruh lingkungan sekitar.


b.      Banyak sedikitnya poermintaan masyarakat terhadap jenis usaha yang akan kita pilih.

c.       Kecocokan antara kebutuhan masyarakat dengan jenis usaha tertentu.

d.      Banyak sedikitnya pesaing.

e.       Adanya kemampuan untuk bertahan dan memenangkan persaingan.

Contoh peluang usaha dibidang biasa yang sangat dibutuhkan masyarakat, antara lain sebagai
berikut :

a.       Jasa servis

b.      Jasa hiburan. Contoh: bioskop, diskotik, kafe, layar tancap, dan sebagainya.

c.       Jasa transportasi. Contoh: menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah, rental mobil,
dan sebagainya.

d.      Jasa perantara. Contoh: membantu masyarakat yang akan menjual atau membeli barang,
seperti tanah, rumah, sawah, kendaraan bermotor dan mobil.

e.       Jasa kesehatan. Contoh: memberikan sarana kebugaran, kesehatan, dan kecantikan, seperti
fitness, SPA, pijat refleksi, dan pengobatan alternatif.

f.       Jasa yang lain. Contoh: jasa penitipan anak, katering, tenanga kebersihan, penulisan atau
pengetikan karya tulis, dan sebagainya.

Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat yang penuh kesibukan sekarang ini dapat di
kelompokkan menjadi seperti berikut :

a.       Produk yang mampu mempermudah pekerjaan dirumah. Contoh: alat pemasak nasi
sekaligus penyimpan dan pemanas nasi beserta sayur.

b.      Produk yang mampu mempermudah pekerjaan diluar rumah. Contoh: tas multifungsi, yang
bisa di pakai buat kerja, tetapi juga buat membawa pakaian atau buat perjalanan, yang bisa
dilipat atau dimodifikasi dan lain sebagainya.

c.       Produk lainnya yang dibutukan tanpa mengenal tempat. Contoh: air dalam kemasan, mie
instan, tas, dan sebagainya.

2.      Analisis Peluang Usaha Berdasar Minat dan daya beli Konsumen


Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang kita dirikan, kita bisa
melakukan observasi. Observasi ini bisa dilakukan dengan cara :

a.       Mengadakan pengamatan langsung ke pasar.

b.      Melakukan wawancara.
c.       Memberikan angket untuk diisi oleh calon konsumen.

Cara kedua yaitu kita harus meneliti siapa konsumen yang akan menggunakan produk kita.
Hubungan antara minat, daya beli dan kelangsungan usaha adalah dapat digambarkan sebagai
berikut :

a.       Minat besar, daya beli kuat, kelangsungan usaha terjamin.

b.      Minat besar, daya beli rendah, kelangsungan usaha terhambat.

c.       Minat rendah, daya beli rendah, usaha tidak dapat berlangsung.

Kesimpulan bahwa agar produk yang kita ciptakan mampu menarik minat konsumen dan
terjangkau oleh mereka, maka kita harus :

a.       Memilih dan membuat produk yang bermanfaat, berkualitas dan laku dijual dengan harga
bersaing.

b.      Membuat desain yang baru dan harga terjangkau.

c.       Membuat produk lebih cepat dan lebih murah.

d.      Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan.

C.    Sumber-Sumber Potensial Peluang

Menurut Zimmer dalam  Suryana (2001), ide-ide yang berasal dari wirausahawan dapat
menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan real di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai
potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan
nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausahawan perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi
semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara:

1.      Mengantisipasi banyaknya risiko yang dapat dieliminisasi melalui strategi proaktif.

2.      Penyebaran risiko pada aspek yang paling mungkin.

3.      Mengelola risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.

Ada 3 risiko yang dapat dievaluasi, yaitu:

1.      Risiko pasar atau risiko persaingan, yang terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar, seperti
faktor lingkungan, ekonomi, teknologi,demografi, dan sosial politik.

2.      Risiko finansial, terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya.

3.      Risiko teknik, terjadi sebagai akibat adanya kegagalan teknik.


Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001), kreativitas sering kali muncul dalam bentuk
ide-ide untuk menghasilkan barang-barang dan jasajasa baru. Ide itu sendiri bukanlah peluang
dan tidak akan muncul apabila wirausahawan tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara
terus-menerus.

Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besarpeluang tercipta ketika wirausahawan
memiliki cara pandang baru terhadapide yang lama. Terdapat beberapa cara agar ide dapat
menjadi peluang, antara lain:

1.      Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau metode yang lebih
baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.

2.      Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.

3.      Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan atau
modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.

Agar ide-ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis real maka wirausahawan harus
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide
potensial menjadi produk dan jasa real dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1.      Menciptakan produk baru dan berbeda

Ketika ide dimunculkan secara real, seperti dalam bentuk barang dan jasa baru maka produk dan
jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa
tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau penggunanya. Oleh sebab itu, wirausahawan
harus mengetahui secara terperinci perilaku konsumen di pasar. Berikut hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam mengamati perilaku pasar.

a.       Permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, baik dalam jumlah dan mutunya.

b.      Waktu permintaan dan penyerahan barang dan jasa.

2.      Mengamati pintu peluang

Wirausahawan harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya kemungkinan


pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk
baru, dukungan keuangan, dan keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan pesaing
untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan dan risiko
pesaing dalam menanamkan modal barunya.

Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing dan peluang yang
dapat kita peroleh, didasarkan pada beberapa pertanyaan penting, seperti berikut ini:

a.       Pertanyaan untuk mengetahui teknik yang dimiliki pesaing dalam pengembangan produk.
1)      Bagaimana kemampuan teknik yang dimiliki pesaing dalam pengembangan produk jika
dibandingkan dengan yang wirausahawan miliki?

2)      Bagaimana reputasi (track record) pesaing untuk mencapai sukses dalam pengembangan
produk?

b.      Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing tentang kapabilitas dan
sumber-sumber yang dimiliki.

1)      Sejauh mana kemampuan dan kesediaan pesaing untuk melakukan investasi?

2)      Keunggulan pasar apa yang dimiliki pesaing?

c.       Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau tidak.

1)      Sejauh mana kecepatan perusahaan membawa produk ke pasar dapat mendahului pesaing?

2)      Apakah kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan cukup untuk membawa
produk ke pasar yang sedang dikuasai pesaing?

3)      Apakah perusahaan memiliki kekuatan yang cukup untuk menguasai serangan pesaing.

Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001) beberapa keadaan yang dapat menciptakan


peluang adalah sebagai berikut.

a.    Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.

b.    Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik harus dipertimbangkan
sebelumnya.

c.    Keadaan di mana pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya.

d.   Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya.

e.    Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk


barunya.

3.      Analisis produk dan proses produksi secara mendalam

Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan
memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah
biaya yang kita keluarkan lebih efisien dari biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?

4.      Menaksir biaya awal

Berapa biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru, dari mana sumbernya dan untuk apa
digunakan? Berapa yang diperlukan untuk operasi, untuk perluasan dan untuk biaya lainnya?
5.      Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi

Risiko yang harus diperhitungkan terdiri atas risiko teknik, risiko finansial, dan risiko pesaing.

a.       Risiko teknik, berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang
diharapkan dan sesuai dengan kapabilitas serta karakteristiknya sehingga produk tersebut dapat
diterima pasar.

b.      Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial baik pada
saat pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan
dalam memberikan dukungan biaya produk baru.

c.       Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya
di pasar. Risiko pesaing terdiri atas:

1)      kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk antara yangn dikembangkan wirausahawan


dengan yang dikembangkan pesaing;

2)      tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya;

3)      seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru dan produk
yang dilempar ke pasar;

4)      apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-serangan pesaing?[7]

D.    Faktor Penyebab Kegagalan Dan Keberhasilan Usaha Baru

Kegagalan dalam memilih peluang bisnis baru biasanya disebabkan oleh  :

1.      Kurangnya obyektivitas

2.      Kurangnya kedekatan dengan pasar

3.      Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai

4.      Diabaikannya kebutuhan finansial

5.      Kurangnya diferensiasi produk

6.      Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai

Adapun faktor-faktor penunjang kesuksesan usaha baru meliputi:

1.      Superioritas atau kualitas produk dalam hal fitur, manfaat, keunikan, corak atau model, dan
sebagainya.

2.      Keunggulan ekonomis bagi konsumen, berupa value for money.


3.      Sinergi antara produk baru dan perusahaan secara keseluruhan, terutama dalam hal
pemanfaatan ketrampilan pemasaran, keterampilan manajerial, dan pengetahuan bisnis yang
telah mapan.

4.      Kompatibilitas teknologi dengan kapabilitas riset dan pengembangan, rekayasa, dan produksi
perusahaan.

5.      Familiaritas bagi perusahaan.

6.      Kebutuhan, pertumbuhan dan ukuran pasar yang mencerminkan peluang pasar.

7.      Situasi persaingan.

8.      Jenis peluang yang tersedia, yaitu apakah produk baru tersebut memiliki pasar yang telah
mapan ataukah benar-benar produk inovatif yang pasarnya juga belum berkembang.

3.      Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai


PELUANG DAN RISIKO
A. KEMAMPUAN DALAM PEMANFAATAN USAHA
 Pentingnya informasi dalam peluang usaha :

a. Dapat mengiri dan materi informasi peluang usaha melalui berbagai media
b. Meningkatkan kerjasama para wirausahawan
c. Untuk mempercepat pengambilan keputusan dalam menentukan peluang usaha
d. Membuka pemanfaatan peluang usaha yang ada
e. Menggali peluang usaha, menyusun konsep usaha dan menciptakan nilai tambah yang
menguntungkan

 Hal yang perlu dicermati dalam mencari peluang usaha :

1. Informasi terhadap minat dan daya beli konsumen


2. Informasi Seluk beluk pemasaran produk/jasa
3. Informasi mengenai penjualan produk/jasa
4. Informasi mengenai produk/jasa
5. Informasi mengenai manajemen usaha
6. Informasi mengenai modal usaha
7. Informasi mengenai Tenaga kerja
8. Informasi mengenai perawatan peralatan
9. Informasi mengenai adaministrasi pembukuan
10. Informasi mengenai penelitian pengembangan

 Sumber Informasi Peluang usaha

a. Persyaratan sumber informasi peluang usaha, data informasi peluang usaha harus lengkap
dipercaya dan harus berlaku
b. Perolehan sumber informasi peluang usaha

- Dari pemasaran dan penjualan - Dari pesaing


- Dari kedudukan perusahaan dipasar - Dari wilayah niaga
- Dari bagian pembukuan - Media masa
- Dari hasil penelitian pasar - Pemerintah
- Dari konsumen - Dan lain-lain
- Dari hasil penelitian pemasaran

 Ada 2 kelompok memperoleh sumber informasi peluang usaha :

a. Sumber informasi primer ( konsumen/pelanggan, pedagang, perantara, penjual enceran }


b. Sumber informasi sekunder ( catatan intern wirausahawa, pemerintah, data Biro Statistik,
Kamar Dagang dan Industri/KADIN, media masa }
B. MENGIDENTIFIKASI PELUANG USAHA
 Mengidentifikasikan peluang usaha dapat dilakukan dengan cara

a. Belajar ilmu manajemen usaha


b. Meminta jasa konsultan manajemen
c. Memeinta jasa keluar dan kenalan yang pintar dalam usaha

Dengan adanya informasi wirausaha dapat mengetahui peluang, ancaman usaha,


kekuatan, kelemahan usaha (SWOT)

 Persyaratan utama untuk menggali peluang usaha untuk menggali


peluang usaha :

a. Kerjasama e. Bekerja prestatif


b. Optimisme f. Mendenganrkan saran orang lain
c. Keterbukaan g. Mengakui kesalahan sendiri dan percaya diri
d. Kreatif

 Menurut Charlap 4 unsur yang harus dimiliki wirausahawan ;

a. Work Hard (kerja keras)


b. Work smart (kerja keras)
c. Enthusiasme(kegairahan)
d. Service(Pelayanan)

C. MENANGKAP PELUANG USAHA


Meningkanya muncul peluang usaha :

a. Meningkatnya system distribusi yang didasarkan atas informasi


b. Adanya deregulasi
c. Berkurangnya hambatan perdagangan
d. Meningkatknya teknologi informasi
e. Perkembangan pasar modal
f. Konsumen semakin menghargai nilai dan waktu

 Mengidentifikasi peta peluang usaha


Ada 2 komponen membuka peluang usaha:

1. Peluang usaha yang diharapkan


2. Peluang usaha yang tersedia

Menurut Howard H Stevenhenson 6 dimensi dalam identifikasi peta peluang usaha


Atau bisnis :

1. Orientasi strategi terhadap usahanya


2. Komitmen terhadap peluang usaha yang ada
3. Pengawasan terhadap sumber daya usaha
4. Melaksanakan konsep manajemen usaha
5. Adanya kebijaksn balas jasa

 Faktor-faktor Identifikasi peta peluang usaha

1. Adanya persaingan didunia kehidupan masyarakat


2. Adanya sumber daya alam
3. Adanya latihan /kursus
4. Adanya kebijakan pemerintah

D. ANALISIS PELUANG USAHA


1. Persiapan dan langkah-langkahnya:

Persiapan dalam melaksanankan analisis usaha :

a. Meneliti luas usaha yang dipilih


b. Bentuk usaha
c. Jenis usaha yang ditekuni
d. Mengenal informasi usaha yang diterima
e. Memiliki peta peluang usaha yang menguntungkan

Langkah-langkah peluang usaha :

a. Membuat sketsa bidang usaha yang ditekuni g. Menetapkan lokasi


b. Penyediaan modal h. Menetapkan metodelogi
c. Mengurus izin usaha i. Menetapkan teknologi usaha
d. Menyiapkan tenaga kerja j. Menetapkan manajemen
e. Menyiapkan sarana k. Mencari mitra usaha
f. Menyiapkan bahan baku

Menganalisis peluang usaha diawali melalui analisis SWOT :


S = Strenght (Kekuatan )
W = Weakness(Kelemahan)
O = Opportunity(Peluang)
T = Threat(Ancaman)
Proses analisis peluang usaha secara sistematis:

1. Menentukan tujuan usaha


2. Mengumpulkan fakta
3. Mengadakan analisis mengenai fakta-fakta,data-data informasi
4. Merumuskan secara tegas , tepat dan bertanggung jawab
5. Merumuskan berbagai alternative
6. Merumuskan rencana strategi
7. Merumuskan rencana taktis
8. menyusun anggaraan belanja

2. Menganalisis peluang usaha berdasarkan produk/jasa  ;


a. Menganalisis bidang produk

Ada 3 kalsifikasi produk :

1. Produk primer (penggalian SDA)


2. Produk sekunder(Pengolahan /proses bahan baku)
3. Produk tersier (Peralatan dan Pelayanan Jasa )

Tujuan diadakan analisis terhadap jenis produk:

1. Memenuhi keinginan dn minat konsumen


2. Memenangkan persaingan
3. Meningkatkan jumlah penjualan
4. Mendayagunakan sumber-sumber produksi
5. Mencegah kebosanan konsumen

Menganalisis bidang jasa :


Jasa adalah hasil produksi yang tidak mempunyai bentuk.
Upaya dibidang usaha jasa dapat menarik konsumen ;

1. Memasang reklame/iklan yang mencolok dan menarik


2. Memasang lampu yang terang dan menarik
3. Menyebar pamphlet
4. Mengadakan demonstrasi
5. Memberikan potongan harga

Hal yang harus dipertimbangkan wirausahawan agar berhasil dalam bidang jasa :

1. Pengetahuan tentang selera dan minat calon konsumen


2. Mengetahui bidang jasa yangm paling laku
3. Menjaga hubungan harmonis dengan pensuplai

E. KEMAMPUAN MENGAMBIL RESIKO DALAM PELUANG


USAHA
Resiko usaha dapat diatasi dengan cara :

1. Keahlian mengambil resiko dalam usaha


2. Resiko diketahui sebelumnya
3. Resiko pertengahan usaha
4. Resiko inisiatif dalam usaha
5. Resiko di asuransikan
6. Resiko usaha yang tidak diasuransikan
7. Resiko dalam Persaingan
8. Resiko dalam keuangan usaha
9. Resiko dalam Pemasaran

Prosedur Menganalisis Resiko:

a. Tujuan dan sasaran usaha


b. Meneliti alternative resiko
c. Merencakan dan melaksanakan sebuah alternative
d. Taksiran risiko usaha
e. Mengumpulkan informasi usaha
f. Mengurangi resiko usaha

F. MENGEMBANGKAN IDE DAN PELUANG USAHA


1. Tujuan mengembangkan ide dan peluang usaha :

a. Ide dalam pembuatan produk atau jasa yang diminati konsumen


b. Ide dalam pembuatan produk/jasa dapat memenangkan persaingan
c. Ide dalam pembuatan dan mendayagunakan sumber produksi
d. Ide dapat mencegah kebosanan konsumen dalam pembelian dan penggunaan produk
e. Ide dalam Pembuatan desain

2. Langkah pengembangan ide dan peluang usaha :


I. Tetapkan dengan jelas pengembangan ide usaha
II. Tentukan tujuan khusus dalam pengembangan ide usaha
III. Berupaya supaya karyawan memahami setiap perkembangan ide
IV. Buat dan laksanakan system pencatatan prestasi pengembangan ide usaha
V. Memberikan penghargaan kepada karyawan agar prestasi perkembangan ide usaha menjadi obsesi
VI. Upaya agar para karyawan perusahaan

3. Contoh pengembangan ide dan peluang usaha :

a. Bidang usaha Perawatan computer


b. Bidang usaha pembekalan
c. Bidang usaha Promosi penjualan
d. Bidang usaha angkutan
e. Bidang usaha pelayanan SDM
f. Bidang usaha Cinderamata
g. Bidang usaha perkreditan
h. Bidang usaha olahan
i. Bidang usaha Rekruitmen
j. Bidang usaha tata boga
k. Dan bidang usaha lainnya
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA
A. Bentuk-bentuk badan Usaha
1. Bentuk-bentuk badan usaha dilihat dari segi Pemiliknya
a. Badan Usaha Negara adalah:
Semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modalnya secara keseluruhan merupakan
kekayaan Negara
b. Badan Usaha Swasta adalah
Badan usaha kepunyaan swasta yang seluruh modalnya diperoleh dari pihak
swasta.
c. Badan Usaha Campuran adalah
Badan usaha yang sebagian besar modalnya dari pemerintah dan sebagian lagi dari pihak swasta
d. Badan Usaha Daerah adalah
Badan usaha yang dimiliki atau dibiayai oleh pemerintahan daerah
2. Bentuk-bentuk Badan Usaha di lihat dari system pengelolaannya
a. Badan Usaha industri
b. Badan Usaha Perniagaan
c. Badan Usaha Agraris
d. Badan Usaha Ekstraktif
e. Badan Usaha Jasa (financial dan Non financial)
3. bentuk-bentuk Badan Usaha dilihat dari Legalitas Hukum
a. Badan Usaha Perorangan adalah
Badan yang didirikan oleh seseorang dan ia sendiri yang memimpinnya, pemiliknya dan
bertanggung jawab atas segala pekerjaan.
b. Persekutuan Firma adalah
Badan Usaha yang didirikan oleh lebih dari satu orang untuk menjalankan perusahaan sengan
nama bersama, serta mereka pemiliknya.
c. Persekutuan Komanditer (CV)
Suatu perkumpulan dimana satu atau lebih mengikat diri. Untuk menyerahkan modalnya ke
dalam perusahaan yang dijalankan oleh satu orang atau lebih dengan nama bersama dan mereka
pemiliknya
d. Perseroang Terbatas (PT) adalah
Suatu perseroan yang memperoleh modalnya dengan mengelusrksn sero-sero (saham) dimana
setaip orang dapat memiliki satu atau lebih serta bertanggung jawab sebanyak modal yang
diberikan .
e. Perkumpulan Koperasi
merupakan perkumpulan orang-orang yaitu organisasi ekonomi rakyat yang berwatak social
yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hokum yang merupakan tata susunan
ekonomi rakyat sebagai usaha atas asas kekluargaan.
B. Cara Usaha Subkontrak
Adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar yang
dalam hubungan kemitraan usaha kecil memproduksi komponen-komponen yang
diperlukanusaha menengah dan usaha besar sebaga bagian dari produksinya
C. Usaha Waralaba(Frnachise)
Uasaha waralaba adalah hubungan kemitraan yang didalammya pemberi waralaba
penggunaan lisensi , merek degang, saluran distribusi perusahaan kepenerima waralaba dengan
disertai bimbingan manajemen . Atau dengan kata lain waralaba adalah hubungan kemitraan
antara usahawan yang usahanya kuat dan besar serta sukses dengan usahawan yang relative baru
atau lemah usahanya.
Tujuan diadakan waralaba adalah saling menguntungkan, khususnya dalam bidangan usaha
penyediaan produk dan jasa langsung ke konsumen .
Karakteristik pokok yang terdapat dalam system bisnis waralaba Mnurut V. Winarto:
1. Adanya kesepakatan kerjasama yang tetulis
2. Selama kerjasama pihak pengwaralaba mengizinkan pewaralaba penggunaan merek yang
disepakati
3. Selama kerjasama pengwaralaba memberikan jasa penyimpanan usaha dan melakukan
pendamping berkelanjutan pada waralaba
4. Pengwaralaba harus mengikuti ketentuan yang telah disusun pewarala
5. Pengwaralaba melakukan pengendalian hasil dan kegiatan dalam kedudukannya sebagai pimpinan
system kerjasama
6. Kepemilikan usaha sepenuhnya ada pada waralaba
Dlam system Waralaba ada 2 pihak yang terlibat :
1. Franchisor yaitu wirausaha sukses pemilikproduk , jasa ayau system operasi yang khas dengan
merek tertentu yang telah dipatenkan
2. Franchise yitu pihak perorangan atau pengusaha lain yang dipilih oleh Franchisor atau yang
dietujui permohonannya untuk menjalankan usaha dengan menggunakan nama dagang/merek
dan memberikan imbalan kepada franchisor
Dalam pembentukan waralaba ada beberapa aspek yang harus diperhatikan :
1. Organisasi ( Bentuk organisasi yang cocok untukmengembangkan usaha
2. Masalah perjanjian
3. Modifikasi ( produk yang dijual harus mengalami modifikasi )
Kelebihan dari Waralaba :
1. Pelatihan yang khusus diberikan oleh pemegang lisensi
2. Adanya bantuan keuangan untuk kemajuan usaha
3. Umumnya perusahaan pemberi lisensi memiliki jaringan yang kuat
4. Penggunaan merek yang terkenal lebih mudah memasarkan produknya
Kekurangan Bentuk Raralaba:
1. Kontrol dari perusahaan pemegang paten yang ketet
2. Kontrol serta pemenuhan janji-janji pemegang paten yang biasanya tidak ditepai
3. Biaya paten yang harus dibayar oleh pemegang lisensi
D. Prinsip Bermitra
Tahap hubungan kemitraan ::
1. Mengidentifikasi industri-industri kecil yang memeng mempunyai potensi untuk tumbuh dengan
ketat
2. Membina industri-indutri kecil sampai mereka ketingkat kemandirian
3. Mengembangkan industr0industri kecil yang mandiri
4. Menjalin kemitraan antra usaha baesar dan usaha kecil
Konsep Kemitraan Menurut UU No 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil :
1. Usaha menengah dan usaha besar melaksanakannkemitraan dengan usaha kecil
2. Pembinaan terhadap usaha tersebut diharapkan memiliki hubungan keterkaitan usaha
3. Adanya pembinaan dang pengembangan
4. Kedua belah pihak mempunyai kedudukan hukum yang setara
Keterkaitan dan kemitraan bertujuan untuk :
1. Meningkatkan nilai tambah ekonomi dan social
2. Meningkatkan sumbangan bagi pertumbuhan produksi nasional
Azas dan prinsip yang dipergunakan dalam keterkaitan dan kemitraan adalah sebagai berikut:
1. Saling-membutuhkan
2. Saling memperkuat
3. Saling menguntungkan
E. Struktur Organisasi Usaha
1. Prinsip-prinsip Organisasi :
a. Pokok dasar organisasi (perencanaan/sasaran yang akan dicapai)
b. Merangkaikan pekerjaan menjadi satu system
c. Kesatuan dalam perintah
d. Memelihara kemampuan pengawasan
e. Menyusun tatanan dan sekema jabatan
Prinsip kerjasama dalam organisasi :
1. Prinsip tujuan dalam usaha dan bisnis
2. Prinsip pengelompokan dan pembagian kerja
3. Prinsip pendelegasian wewenang dai dalam bekerja
4. Prinsip pengendalian dakam bekerja
5. Prinsip kesederhanaan dalam organisasi
6. prinsip koordinasi di dalam bekerja
7. Prinsip kesatuan dalam berkerja
8. Prinsip karyawan/pegawai di dalam usaha ayau bisnis
Fungsi penyusunan struktur organisasi usaha :
1. Dapat menentukan pedoman kerja
2. Dapat mengatur cara bekerja dalam kerjasama
3. Dapat menjaga kesimpang siuran di dalam bekerja
4. Dapat mencegah kelambatan dan kesulitan dalam bekerja

Anda mungkin juga menyukai